ASEAN Schools Games 2024: Arya Pecahkan Rekor dan Raih Emas Pertama Indonesia

Cabang olahraga (cabor) mencatatkan emas pertama bagi kontingen Indonesia di 13th ASEAN Schools Games (ASG) 2024 Da Nang, Vietnam. Adalah Arya Adrean Putra Haryono yang mendulang emas perdana Indonesia dari nomor 50 meter gaya dada putra pada final yang berlangsung di Da Nang Swimming and Diving Club, Senin (3/6) malam. Arya yang berada di lintasan empat menjadi yang tercepat dengan torehan waktu 28.90. Catatan ini memecahkan rekor ASG tahun 2018 yang juga dicetak atlet Indonesia, Ahnaf Kamal Pasya yaitu 29.38. “Alhamdulillah senang banget bisa memberikan medali emas bagi Indonesia, apalagi ini emas pertama bagi tim Merah Putih, walaupun best time 28.52 tidak pecah, tapi sekali lagi alhamdulillah mendapat medali emas,” ungkap Arya. Atlet renang dari Perkumpulan Kaizen SC Bantul ini mengaku tidak puas atas catatan waktu yang dihasilkannya pada nomor final 50 meter gaya dada tersebut. Lantaran di babak eliminasi dirinya bisa membukukan catatan waktu lebih baik, yakni 28.70. Adapun medali emas yang direngkuh Arya ini masih bisa bertambah karena bakal kembali tampil di nomor final 100 dan 200 meter gaya dada putra. “Bismillah insyaallah bisa dapat medali emas lagi dengan target sekaligus bisa memecahkan best time dari 01.03,40 detik menjadi 01.02,00 detik di final nomor 100 meter gaya dada,” tekadnya. Atas prestasi medali emas pertama Indonesia ini, Manajer Tim Renang Indonesia di ASG 2024 Jonas Bain mengaku sangat bersyukur. Apalagi dalam pencapaian ini juga berhasil dipecahkan rekor ASG. “Kami bangga dan semoga apa yang telah dihasilkan oleh Arya ini mampu menjadi pemicu semangat bagi para atlet Indonesia lainnya yang tampil di ASG 2024 ini,” tutur Jonas. Emas Arya sendiri bukan satu-satunya emas yang didulang cabor renang pada hari pertama pertandingan. Emas kedua diraih Jeremy Elyon Master Ganesha di nomor 100 meter gaya bebas putra. Selain emas, hari pertama renang juga meraih dua medali perak dan tjga medali perunggu. Medali perak diraih Jason Donovan Yusuf di nomor 100 meter gaya bebas putra dan Adelia Chantika Aulia di nomor 200 meter gaya punggung putri. Sementara tiga medali perunggu didapatkan Adelia Chantika Aulia di nomor 100 meter gaya bebas putri, Muhammad Havis Rizal Wibisono di nomor 200 meter gaya punggung putra, serta di nomor estafet 4×200 meter gaya bebas putra oleh Liquor Harison Andoko, Samuel Maxson Septionus, Sebastian Frederick Harsono, dan Mochammad Akbar Putra Taufik. Adapun perolehan medali ini menjadikan Indonesia membukukan total 11 medali meliputi 2 emas, 4 perak, dan 5 perunggu untuk event ASG 2024 yang berlangsung Senin (3/6). Sumber: Kemenpora

Akuatik Indonesia Bantu Atlet Peroleh Beasiswa Demi Kualitas Renang

Pengurus Besar Akuatik Indonesia memastikan terus memfasilitasi beasiswa untuk atlet renang sebagai langkah membina mereka guna meningkatkan kualitas agar semakin kompetitif dalam berbagai kejuaraan. “Kami terus mencari dan memfasilitasi beasiswa untuk para atlet agar mereka bisa sekolah dan latihan di luar negeri yang prestasi olahraga renangnya sangat maju,” kata Wakil Ketua Umum PB Akuatik Indonesia, Harlin Rahardjo ketika dihubungi melalui sambungan telpon di Jakarta, Selasa. Dia menyampaikan hal itu berkaitan dengan langkah PB Akuatik Indonesia dalam membina atlet akuatik agar kualitas atlet renang Indonesia meningkat. Harlin mengatakan, beasiswa untuk atlet adalah salah satu langkah pembinaan penting karena atlet renang bisa belajar mengasah kemampuan di lingkungan yang kompetitif. Ia mencontohkan perenang Dwiki Rahardjo yang mendapat beasiswa dari World Aquatic untuk menjalani pelatihan di Australia setelah beasiswa itu diperjuangkan sejak 2023. “Itu kesempatan yang langka, kita cuma dapat satu kuota diawal, tetapi kalau ini sukses, mudah-mudahan tahun depan (2025) dapat lebih dari satu,” kata Harlin. Beberapa atlet lain juga difasilitasi untuk mendapatkan kesempatan berlatih di luar negeri, seperti Masinari Wolf yang berlatih di Jerman dan Felix Vitor Iberle di Malaysia. “Ada juga yang masuk universitas di Amerika, yang mendapatkan beasiswa dari Kemendikbud, dan sebagainya,” kata Harlin. Dia mengatakan, beasiswa dapat memacu atlet dalam meningkatkan kemampuan berenang karena meskipun mereka memiliki catatan prestasi di Indonesia, kemampuan mereka masih berada di bawah atlet-atlet luar negeri. Di sisi lain, kata dia, fasilitas beasiswa bisa menginspirasi para perenang muda lainnya untuk terus bekerja keras agar mendapatkan kesempatan belajar secara gratis di luar negeri. “Ada fasilitas beasiswa yang bisa didapat seperti dari World Aquatic, federasi negara lain seperti Hungaria, juga beasiswa di Indonesia seperti dari LPDP, Kemendikbud, dan kami harapkan dari beberapa BUMN juga,” pungkas Harlin. Sumber: ANTARA

Masniari Wolf tak mau terbebani masuk proyeksi Olimpiade

Masniari Wolf tak mau terbebani masuk proyeksi Olimpiade

Perenang keturunan Indonesia-Jerman, Masniari Wolf, mengaku tidak mau terbebani oleh proyeksi untuk tampil di Olimpiade Paris 2024 atau Olimpiade Los Angeles 2028 menyusul keberhasilannya membawa pulang emas pada SEA Games Vietnam bulan lalu. “Saya mencoba untuk tidak terlalu memikirkannya, tetapi ada banyak orang di tim nasional, sehingga mereka dapat mendukung saya dan mereka juga mencoba untuk pergi ke Olimpiade, dan tekanan tidak hanya ada pada saya,” ujar Masniari saat melakukan bincang media secara daring, Selasa. Atlet berusia 16 tahun itu berhasil meraih emas nomor 50 meter gaya punggung putri pada SEA Games Vietnam, menjadi penyumbang medali emas pertama cabang olahraga renang. Kemenangan tersebut sekaligus mengakhiri penantian medali emas renang putri Indonesia selama 11 tahun sejak Yessy Yosaputra berhasil merebut emas pada nomor 200m gaya punggung SEA Games 2011 Palembang. “Saat raih medali emas nomor 50 meter saya cukup terkejut karena bisa berenang secepat itu. Selanjutnya saya ingin tampil di Kejuaraan Dunia junior dan tentu ingin di nomor 100 meter gaya punggung sampai Olimpiade nanti,” ucap Masniari. Perenang yang memiliki darah Batak itu bercerita bahwa dia melakukan pelatihan sendiri bersama klubnya dan bertolak ke Vietnam langsung dari Jerman bersama ibunya untuk mengikuti SEA Games. Bergabungnya Masniari dengan timnas pada menit-menit terakhir tersebut menurut Manajer Tim Renang Indonesia, Wisnu Wardhana, dikarenakan waktu yang dibutuhkan untuk konfirmasi dan koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dan panitia penyelenggara VISGOC. Wisnu mengatakan sebenarnya sudah melakukan kontak dengan Masniari sejak 2017 dan melakukan pertemuan pada 2019. Saat dunia dilanda pandemi COVID-19, Masniari terus berlatih dan catatannya hampir memecahkan rekornas, yang membuatnya lolos kualifikasi untuk masuk timnas. “Melalui proses panjang Masniari akhirnya bisa tampil di SEA Games dan meraih medali emas. Ini terobosan bagi renang Indonesia karena banyak diaspora Indonesia yang masih punya jiwa nasionalis,” kata Wisnu. “Setelah ini saya akan ke Jerman berharap bertemu pelatihnya langsung memprogramkan Masni untuk bisa masuk ke Olimpiade Paris.” lanjutnya. Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI), Harlin Rahardjo, mengatakan federasi akan terus memberikan kesempatan kepada perenang-perenang muda untuk bisa lebih berkembang. “Masniari ini menjadi project kita untuk menuju Olimpiade 2024 dan 2028 karena kita tidak ingin jago kandang atau pun di SEA Games, walaupun di SEA Games kita masih ketinggalan dari Singapura dan Vietnam,” kata Harlin. “Namun, kita juga punya cita-cita untuk meloloskan atlet untuk Olimpiade yang bukan melalui wildcard atau universality. Semoga ini bisa terwujud di 2024 atau 2028,” ujarnya menambahkan.

PRSI Mulai Seleksi Perenang untuk SEA Games Vietnam

Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) menggelar seleksi untuk menentukan 16 perenang inti yang akan diboyong ke SEA Games 2022 Vietnam. Seleksi time trial (waktu ujicoba) digelar tiga hari di Stadion Akuatik GBK, Jakarta mulai 10 hingga 12 Maret 2022. “Seleksi ini bertujuan memilih 16 perenang inti timnas Indonesia yang akan bertanding di SEA Games sesuai kuota yang ditetapkan Kemenpora dan KOI. Setelah tiga hari time trial, nama-nama 16 perenang ini akan diserahkan ke panitia SEA Games,” Kata Wakil Ketua Umum PB PRSI, Harlin Rahardjo, di Jakarta, kemarin. Seleksi diikuti perenang pelatnas dan non pelatnas peringkat 10 besar nasional. Harlin mengatakan para perenang pelatnas meski masih mendominasi tetap mendapat perlawanan sengit dari perenang non pelatnas. Harlin berharap Kemenpora dan KOI dapat menambah kuota perenang yang dikirim ke SEA Games untuk mengakomodasi perenang-perenang muda berbakat tersebut untuk regenerasi. Pelatih Kepala, Albert Sutanto mengatakan para perenang pelatnas sebagian sudah mendekati waktu terbaiknya seperti Glen Victor Sutanto dan Patrisia Yosita. Ia mengatakan mereka masih menjalani latihan berat sehingga belum bisa dipaksa untuk menembus waktu tercepat. “Namun mereka sudah mengalami perkembangan. Kita atur ritmenya di sisa waktu 8 pekan, puncak performanya bisa meledak di SEA Games 2022, Mei nanti,” tutup Albert.

Tampil di Singapura, Pemuda 20 Tahun Asal Cirebon Pertajam Rekornas 800 Meter gaya Bebas Putra

Aflah Fadlan Prawira, pemuda 20 tahun asal Cirebon sukses mpertajam Rekornas 800 Meter gaya Bebas Putra atas namanya sendiri. (istimewa)

Singapura- Rekor nasional (rekornas) dipecahkan perenang pelatnas jelang bergulirnya Asian Games 2018. Para perenang pelatnas melakukan uji coba di ajang bertajuk NEO Garden 14th Singapura National Swimming Championship 2018, di OCBC Aquatic Center, Singapura, 20-23 Juni 2018. Selain Indonesia, beberapa negara peserta adalah Korea Selatan, Jepang, Thailand, Malaysia, India, tuan rumah Singapura, serta tim Victoria Swimming Australia. Di hari pertama, pada Sabtu (20/6), perenang pelatnas, Aflah Fadlan Prawira, memecahkan rekornas di nomor 800 meter gaya bebas putra. Fadlan mencatat waktu 8 menit 07,50 detik atau mempertajam rekornas lama, atas namanya sendiri, yakni 8 menit 12,54 detik. Menurut Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI), Harlin Rahardjo, Fadlan mengalami perkembangan pesat usai berlatih di Australia. Sehari-hari pemuda kelahiran Cirebon, 13 November 1997, berlatih di Bali, dibawah asuhan pelatih asal Perancis David Armandoni. Masih di nomor 800 meter gaya bebas, perenang Indonesia lainnya, Athalarik Maulidio mencatat waktu 8 menit 31,09 detik di posisi enam. Sementara Reza Bayu Prasetyo, finish ke sembilan, dengan waktu 8 menit 36,36 detik. Lalu, Agus Nuarta dengan waktu 8 menit 41,69 detik di peringkat 11. Nomor gaya bebas 1500 meter gaya bebas putri, perenang Indonesia Ressa Kania Dewi, mencatat waktu 17 menit 26,99 detik di peringkat dua. Perenang Australia Sophie Caldwell di peringkat pertama, dengan catatan 16 menit 51,69 detik. Pada Kamis (21/6), beberapa perenang tampil, diantaranya pada nomor 200 meter gaya bebas putri. Diantaranya Patricia Yosita, Sagita Putri, Adinda Larasati Dewi, Ressa Kania Dewi dan Prada Hanan. Untuk nomor 200 meter gaya bebas putra ada Agus Nuarta, Putra M.Randa, Fadlan, Alexander Damanik. Nomor 200 meter gaya punggung putra, Farrel Armandio Tangkas. Lalu perenang Pande Made Iron Digjaya, turun di nomor 100 meter gaya dada putra. Untuk 100 meter gaya kupu-kupu putri tercatat nama A.A. Istri Kania Ratih. Sementara Alexander Damanik, Reza Bayu, Muhammad Fauzan Martzah Azel Zelmi, Fadlan Prawira dan Danandra Damario, tampil untuk nomor gaya dada putra. (Adt)