Ratusan Atlet Muda Ramaikan Kejuaraan Nasional TDP UI Open Junior

Universitas Indonesia (UI) kembali menunjukkan komitmennya terhadap pembinaan olahraga nasional dengan menggelar Kejuaraan Nasional TDP UI Open Junior 2025. Turnamen tenis junior ini digelar di Lapangan Tenis UI, Kampus Depok, mulai 7 hingga 13 Juli 2025. Sebanyak 125 atlet muda dari berbagai daerah di Indonesia ambil bagian dalam kejuaraan ini. Mereka bersaing dalam kategori usia 12, 14, dan 16 tahun, mewakili 25 kota besar di Indonesia. Kejuaraan ini merupakan bagian dari rangkaian turnamen resmi hasil kerja sama UI dengan Persatuan Tenis Seluruh Indonesia (PELTI). Selain sebagai ajang kompetisi, turnamen ini juga menjadi wadah penting dalam membentuk karakter dan menanamkan nilai-nilai sportivitas sejak usia dini. Tujuannya selaras dengan misi kampus UI Open, yakni menyediakan ruang bagi para petenis muda untuk mengasah kemampuan, meraih poin, membangun mental bertanding, serta menjadi bagian dari pembinaan nasional. “Selaku civitas akademika UI, kami merasa punya tanggung jawab untuk bersama-sama PELTI menyiapkan dan membangun talenta-talenta muda tenis yang kelak akan berkontribusi di tingkat lokal, nasional, regional, bahkan internasional,” ujar Ketua Panitia Kejuaraan TDP UI Open Junior 2025 Rahmat dikutip dari Metro Sport Metro TV pada Selasa, 8 Juli 2025. Ia juga menambahkan bahwa persiapan para atlet sangat serius, meliputi latihan fisik, teknik servis, serta penguatan mental agar siap bersaing dalam kompetisi bertaraf nasional. Kejuaraan ini diharapkan mampu mencetak generasi atlet tenis berprestasi yang siap tampil di berbagai ajang besar seperti Pekan Olahraga Nasional (PON), SEA Games, Asian Games, hingga Olimpiade di masa mendatang.

Sirkuit Nasional C FISIP UI Open 2025 Resmi Ditutup, Tegaskan Komitmen Pembinaan Atlet Pelajar

Sirkuit Nasional C FISIP UI Open 2025

Turnamen bulu tangkis Sirkuit Nasional C FISIP UI Open 2025 resmi ditutup pada hari Minggu (29/6) di Balairung Universitas Indonesia. Ajang yang berlangsung selama tujuh hari ini mempertandingkan 1.068 laga dari 13 kategori usia, mulai dari kelompok usia dini hingga remaja, dengan melibatkan 1.215 atlet muda dari berbagai daerah di Indonesia. Diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI), turnamen ini telah menyandang status Sirkuit Nasional C, sebuah pengakuan atas konsistensi dan kualitas penyelenggaraan yang terus meningkat dari tahun ke tahun. FISIP UI Open tak hanya menjadi arena kompetisi, tetapi juga wahana pembinaan karakter, sportivitas, dan semangat kompetitif para atlet pelajar Indonesia. Dalam sambutannya, Dekan FISIP UI, Prof. Dr. Semiarto Aji Purwanto, mengungkapkan apresiasinya terhadap seluruh pihak yang berkontribusi dalam keberhasilan acara ini. “Kami bersyukur turnamen Sirkuit Nasional C FISIP UI Open 2025 berjalan lancar, dengan partisipasi 1.215 atlet. Dari waktu ke waktu, kualitas penyelenggaraan terus meningkat. Ini tidak mungkin tercapai tanpa dukungan berbagai pihak, termasuk kolaborasi dengan Pemerintah Kota Depok yang sangat kami apresiasi,” ujar Prof. Aji. Prof. Aji menambahkan, “Untuk penyelenggaraan tahun-tahun berikutnya, kami berharap akan tetap mendapatkan dukungan, support dari semua pihak, termasuk dukungan langsung dari Wali Kota Depok seperti tahun ini.” Turnamen tahun ini juga menunjukkan penguatan kolaborasi strategis, termasuk dengan sponsor utama Yonex Sunrise Indonesia, serta dukungan dari Pemerintah Kota Depok, PP PBSI, dan komunitas bulu tangkis nasional. Prof. Herman Subarjah, Kepala Bidang Turnamen PBSI Pusat, menyatakan dukungan penuh atas kontribusi FISIP UI dalam pengembangan bulutangkis nasional. “PBSI sangat mengapresiasi inisiatif ini. Ini adalah salah satu contoh nyata kontribusi perguruan tinggi terhadap pembinaan bulutangkis Indonesia. Turnamen seperti ini menjadi sarana penting bagi atlet muda untuk mengukur kemampuan dan memperkuat jalur prestasi mereka, dan saya yakin kejuaraan ini akan menghasilkan atlet-atlet potensial di masa yang akan datang” ujarnya. Komitmen FISIP UI dalam mendukung pembinaan olahraga melalui pendekatan akademik dan sosial terus diperkuat. Turnamen ini selaras dengan visi FISIP UI sebagai institusi pendidikan yang aktif berkontribusi dalam pembangunan karakter generasi muda, termasuk melalui olahraga. Pada tahun ini, Jaya Raya Jakarta menjadi juara umum dengan meraih tiga gelar dari 13 kategori yang dipertandingkan, yaitu Alesa Sri Renata Azzahra/Wafa Hasnidya dari kategori Ganda Remaja Putri, Calista Fakasyiffa Putri/Puri Kania Candrakanti dari kategori Ganda Pemula Putri, serta Khoirul Dwi Fahmi dari kategori Tunggal Anak-Anak Putra. Sebagai bentuk penghargaan, para pemenang FISIP UI Open 2025 memperoleh uang pembinaan senilai total Rp126 juta, medali, sertifikat prestasi, hadiah perlengkapan bulu tangkis dari Yonex, serta poin peringkat nasional. Sertifikat prestasi tersebut dapat digunakan untuk jalur prestasi dalam seleksi pendidikan, baik di tingkat sekolah maupun perguruan tinggi, termasuk Universitas Indonesia. Acara penutupan FISIP UI Open 2025 ini juga dihadiri oleh Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kota Depok Eko Herwiyanto, Ketua KONI Depok Herry Suprianto, Ketua PBSI Depok Abednego Setiawan, penggagas FISIP UI Open Prof. Bambang Shergi Laksmono, serta perwakilan dari sponsor, yaitu Berry Tamba selaku Perwakilan Yonex Sunrise Indonesia. Dengan berakhirnya FISIP UI Open 2025, harapan besar ditanamkan agar turnamen ini dapat terus berlanjut sebagai agenda tahunan dan menjadi tonggak penting dalam mencetak bibit-bibit unggul bulutangkis Indonesia.

Berstatus Sirkuit Nasional PBSI, Ribuan Atlet Siap Berlaga di FISIP UI Open 2025

FISIP UI Open 2025

Turnamen bulutangkis bergengsi, FISIP UI Open 2025 akan digulirkan tanggal 23 -29 Juni 2025. Turnamen ini akan menjadi ajang dari 1131 atlet muda berakat untuk unjuk gigi di cabang olahraga bulu tangkis. FISIP UI Open sendiri merupakan turnamen tahunan yang digelar oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. Di tahun kesembilannya, FISIP UI Open 2025 sudah diakui oleh PBSI sebagai bagian dari Sirkuit Nasional Tingkat C. Turnamen ini akan mempertandingkan beberapa nomor seperti usia dini, anak-anak, pemula, hingga remahak di bawah usia 17 tahun. Antusiasme peserta untuk turnamen ini sangat besar, karena tercatat 1131 atlet muda mendaftar untuk turnamen ini. Pihak penyelenggaran FISIP UI Open 2025 berharap bahwa turnamen ini bisa menjadi ajang untuk pembentukan karakter dan nilai-nilai sportivitas bagi atlet-atlet muda Indonesia. “Bulu tangkis adalah bagian penting dari identitas olahraga Indonesia. Melalui FISIP UI Open, kami ingin menciptakan ruang bagi generasi muda untuk tidak hanya berkompetisi dan menumbuhkan keterampilan bermain, tetapi juga membentuk karakter, mental baik saat menang maupun kalah, sportivitas, dan semangat juang. Ini selaras dengan visi FISIP UI untuk mendukung pembangunan manusia Indonesia melalui pendidikan, termasuk lewat olahraga,” ujar Prof. Dr. Semiarto Aji Purwanto, Dekan FISIP UI. Selain itu, Ketua Pelaksana Sirkuit Nasional C FISIP UI Open 2025, Ravinoldy Boer, mengatakan, “FISIP UI Open 2025 menitikberatkan kompetisi yang sejalan dengan sportivitas dan supportivitas, dan pengembangan kedua hal ini sejalan dengan support system yang didapatkan oleh para atlet, misalnya dari orang tua, pelatih, ahli gizi, dan orang-orang terdekat yang mendampingi atlet. Turnamen ini diharapkan menjadi momentum bagi generasi muda bulu tangkis Indonesia untuk berprestasi sekaligus memiliki nilai-nilai positif, di dalam maupun luar lapangan.” Pihak PBSI melalui sekjennya, Ricky Soebagja juga mengapresiasi digelarnya FISIP Open ini. Ia berharap dari turnamen ini akan muncul bibit-bibit atlet masa depan Indonesia. “Saya atas nama PP PBSI mengapresiasi FISIP UI yang konsisten mendukung pengembangan bulu tangkis melalui turnamen seperti ini. Ini menambah jam terbang atlet muda, menjadi ajang pembinaan, serta menciptakan suasana kompetitif yang sehat. iharapkan orang tua dan pelatih terus mendorong anak-anak untuk terlibat, karena bulu tangkis adalah cabang olahraga yang membanggakan bangsa dan negara,” imbuh Ricky. Sumber: Bola.net

Berkenalan Dengan Mahasiswa Berprestasi UI yang Sukses Jadi Atlet Sepatu Roda Nasional

Berkenalan Dengan Mahasiswa Berprestasi UI yang Sukses Jadi Atlet Sepatu Roda Nasional

Stigma berprestasi di olahraga akan susah berprestasi di akedimik mampu ditepis oleh atlet sepatu roda nasional, Barijani Mahesa Putra. Mahesa berhasil membuktikan dirinya mampu menuai presfasi baik di bidang olahraga atau akademik pendidikan. Pemuda yang masih menempuh pendidikan di Universitas Indonesia (UI), program studi (Prodi) Hubungan Masyarakat (Humas) ini berhasil meraih gelar Mahasiswa Berprestasi UI 2022 tingkat program Vokasi. Pria kelahiran 23 Januari 2002 ini juga akan mewakili kampusnya dalam Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Nasional program Diploma 2022. Tahapan ini meliputi seleksi wilayah dan seleksi nasional. “Saya ingin merubah stigma yang mengatakan bahwa, atlet hanya dapat berprestasi di bidang non akademik. Hal itu juga menjadi motivasi saya untuk menghapuskan stigma tersebut,” tutur Mahesa panggilan akrabnya. Prestasinya di bidang non akademik memang pantas diacungi jempol. Mahesa tercatat sebagai atlet sepatu roda DKI Jakarta dengan berbagai prestasi tingkat nasional dan internasional. Prestasi non akademik yang pernah ia torehkan diantaranya Juara 1 Team Time Trial (TTT) 10 km Putra dalam PON XX Papua 2021; Juara 1 Sprint 500M+D Putra dalam PON XX Papua 2021; meraih 2 emas, 2 perak dan 1 perunggu dari lima nomor pertandingan cabang sepatu roda di PON XX Papua 2021; Juara 1 3000m Rellay JIRTA Friendly Competition 2021. Di tingkat internaional diantaranya, menyumbangkan 2 medali emas dan 1 perak pada Malaysia Open 2013; 1 medali perak dan 1 medali perunggu pada Malaysia Open 2015; dan 1 medali emas pada Half Marathon 21km di New York, Amerika Serikat pada 2018. Ia juga beberapa kali mewakili Indonesia dalam kompetisi sepatu roda, seperti World Roller Games di Barcelona, Spanyol pada 2019 dan World Championship di Heerde, Belanda pada 2018. Tahun ini Mahesa terpilih jadi salah seorang atlet sepatu roda yang bakal berkompetisi ke Asian Games Hangzhou tahun 2023. Perjalananya menjadi atlet sepatu roda tak terlepas dari dukungan dan doa kedua orang tuanya dan juga latihan kerasnya. Sejak 2013 Mahesa telah fokus berlatih itensif di cabang olahraga sepatu roda. Hingga pada tahun 2016 lalu ia terpilih sebagai atlet DKI Jakarta cabor sepatu roda. Segudang prestasi yang ia raih merupakan hasil kerja keras Mahesa yang mampu menyeimbangkan kehidupan kampus dan kegemarannya berolahraga.

Berkat Pesan Pelatihnya, Shinta Bisa Menemukan Bakatnya Yang Terpendam

Shinta (Berbaju Hijau) remaja putri yang jatuh cinta pada olahraga floorball

Olahraga Floorball yang belakangan ini ramai di perbincangkan sekilas lebih mirip hockey. Bola plastik ringan yang dilakukan di lapangan indoor lalu dimainkan dengan menggunakan tongkat komposit dengan ujung plastik yang melengkung, di mana tujuan permainan adalah untuk meletakkan ke dalam gawang lawan. Olahraga floorball ini juga mencuri perhatian Shintadewi Sondang, remaja putri ini lebih akrab dipanggil Shinta merupakan wanita kelahiran 15 Januari 1998. Ia mengungkapkan kepada NYSN tentang kesukaannya pada olahraga Floorball. “Awalnya aku cuma nyoba-nyoba aja. Ternyata banyak yang bilang kalau sebenernya aku punya bakat di olahraga ini. Tapi dengan cepatnya aku bisa jatuh cinta sama Floorball, yang bahkan aku nggak bisa gambarin, ada adrenalin yang begitu mendorongku setiap kali aku main Floorball. Seperti aku bisa menjadi diriku sendiri, aku merasa bebas. Dan menyenangkannya karena aku bisa melepas stress dan membakar kalori juga soalnya ukuran lapangannya super gede.” ungkapnya sambil tertawa. Mahasiswi universitas indonesia yang tinggal Pondok Jaya Bintaro Ini juga mengatakan mengawali kesukaannya pada Floorball sejak duduk di bangku SMA. Hingga kelas 11, Shinta dan timnya tidak pernah menang. Pada saat diadakannya Liga Penabur, Shinta dan kawan kawan harus menghadapi tim dari juniornya yang terbilang super hebat untuk bisa mewakili sekolahnya. Kala itu pertandingan yang berlangsung cukup sengit, namun juga ini adalah kesempatan terakhir bagi Shinta dan tim untuk mewakili sekolahnya, meski sempat tertinggal, Shinta mampu membantu timnya menyamakan kedudukan hingga terjadinya adu pinalti. Karena kegigihan yang dimiliki, mereka akhirnya berhasil unggul 1 poin dan mewakili sekolah dalam Liga Penabur. Tidak hanya itu, mereka pun akhirnya berhasil menang dan meraih Grand Champion Floorball Liga Penabur 2015. Gelar lain yang sempat diraih Shinta antara lain; Juara 1 Floorball Nasional UNJ 2013, Juara 2 Floorball Kalbis Institute Competition 2014 dan Juara 1 Floorball Mosaic 2015. Shinta mengakui bahwa ia dan tim bisa berhasil bukan hanya karena latihan rutin setiap seminggu sekali yang berupa teknik individu, teknik tim dan games. Namun ada satu pesan dari pelatihnya yang selalu ia ingat. “Coachku selalu bilang “lewati pertandingan demi pertandingan”, jadi kita nggak melulu memikirkan tentang final. Tapi kita jadi selalu berusaha melakukan yang terbaik, nggak peduli akan menang atau kalah. Dan itu juga yang menjadikan kita nggak ngeremehin lawan.” tutupnya.(sty/adt)