Ratusan Pemanjat Muda Berlaga di Kejuaraan Panjat Tembok Nasional

The Spider Kid 2025

EIGER Tropical Adventure menggelar The Spider Kids 2025 serentak di empat kota, meliputi kota Surabaya, Bandung, Makassar dan, Bali. Kompetisi panjat tebing usia anak-anak ini diselenggarakan pada 22-23 Februari 2025. Eiger Adventure Service Team Advisor, Galih Donikara, salah satu departemen di EIGER yang bertanggung jawab terhadap pembinaan panjat tebing mengatakan, kompetisi The Spider Kids adalah agenda rutin yang diselenggarakan EIGER setiap tahun berturut-turut sejak belasan tahun silam. “Kompetisi ini dibuat EIGER di berbagai kota di Indonesia dalam berbagai seri. Untuk menampung minat para pemanjat usia dini. Bagian dari upaya EIGER untuk mendukung Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) mencetak atletnya sejak usia dini. Mulai dari kategori Youth E di usia tujuh tahun, bahkan lebih muda lagi,” ungkap Galih Donikara, ditemui di acara pembukaan The Spider Kids 2025 di Surabaya, Sabtu (22/2/2025). Kota Surabaya menjadi istimewa, sebab di kota ini menjadi kota dengan peserta terbanyak. Kurang kebih 126 anak-anak usia paling muda tujuh tahun di ketegori Youth E, usia 10 hingga 11 tahun di kategori Youth D dan, usia 12-13 tahun kategori Youth C berlomba di jalur Lead, kompetisi panjat tebing The Spider Kids 2025. Antusiasme yang membeludak ini disebut oleh FPTI Kota Surabaya sebagai kondisi nyata tingginya animo masyarakat terhadap klub panjat di Jawa Timur. Muhammad Efendi, Technical Delegate FPTI Kota Surabaya yang bertugas dalam The Spider Kids 2025 mengatakan, kompetisi yang dibuat oleh EIGER ini adalah salah satu barometer kompetisi panjat di Surabaya, bahkan di kota-kota lain di Indonesia. “Kompetisi bergengsi The Spider Kids 2025 sangat ditunggu oleh berbagai klub panjat di Jawa Timur, karena menjadi ajang untuk menunjukkan kemampuan para klub. Bukan hanya atletnya, namun juga pelatihnya, gengsi dan kemampuan antar atlet dan pelatih diadu di kompetisi EIGER ini,” ungkap Efendi. Bertahun-tahun kompetisi The Spider Kids digelar di Surabaya, menurut Efendi, telah melahirkan juara dari berbagai klub yag berbeda. Persaingan sangat ketat dan pembinaan atlet usia dini menyebabkan banyak atlet baru bergantian muncul sebagai pemenang. “Yang mengejutkan adalah, usia atlet-atlet cilik ini masih sangat muda, pembinaan masih bisa sangat panjang. The Spider Kids 2025 di Surabaya mempertandingkan kategori lead, dengan tingkat kesulitan, siapa paling tinggi dia yang menang sampai ke babak final dengan jalur yang terus berubah, juga pemenang yang selalu bergantian antar klub panjat,” ungkap Efendi. Sebagai kompetisi resmi panjat tebing di Indonesia untuk pembinaan atlet usia dini, EIGER mengundang FPTI sebagai techninal delegate dalam The Spider Kids 2025 di empat kota berbeda. Kebutuhan pengawasan, keamanan, penilaian kompetisi seluruhnya dikawal oleh FPTI tiap kota atau kabupaten, melalui rekomendasi dari FPTI provinsi hingga ke pusat. Salah satu pelatih juga orang tua dari peserta datang jauh dari Kota Pasuruan, dua jam perjalanan darat dari Surabaya. Agung, selaku pelatih Arjuna Rock Climbing asal Pasuruan mengatakan, ia berangkat jauh dari luar Surabaya membawa tiga orang atlet andalannya. Tahun ini merupakan momen kedua ia beradu teknik dan strategi melawan klub panjat lain dalam kompetisi The Spider Kids 2025. “Tahun lalu saya cuma bawa satu atlet, tahun ini saya alhamdulillah bisa membawa tiga atlet ke kompetisi EIGER di Surabaya ini. Usia paling muda bahkan tujuh tahun! Kami membina atlet panjat tebing sejak usia dini karena program jangka panjang, mencetak prestasi atlet bahkan ada yang sudah dimulai sejak empat tahun usianya. Dukungan dari orang tua membawa anak-anak ini dari sekadar coba-coba, hingga keinginan untuk berprestasi dan menjadi atlet,” ungkap Agung. Sebanyak 126 anak-anak yang mengikuti The Spider Kids 2025 di Surabaya benar-benar menunjukkan kemampuan mereka, sebagai atlet masa depan Indonesia. Seperti yang ditampilkan oleh Zahwa, remaja perempuan usia 12 tahun asal Tumpang Climber Club, sebuah klub panjat asal Malang. “Aku suka manjat sejak umur tujuh tahun. Seru dan menantang. Aku anaknya nggak bisa diam, coba ikut panjat eh ternyata suka. Ketika sudah di papan panjat aku nggak takut sama sekali, bahagia sekali bisa ikut kompetisi EIGER ini, kenalan dengan anak-anak asal klub panjat kota lain di Jawa Timur,” cerita Zahwa. Sumber: Times Indonesia

Ini Komitmen Eiger Cetak Atlet Muda Panjat Tebing

Salah Satu Peserta Final Eiger Climbing Series 2024

Eiger Adventure mendukung perkembangan ekosistem olahraga panjat tebing di Indonesia lebih populer. Salah satunya dengan mencetak bibit muda atlet panjat tebing. Beberapa di antaranya adalah melalui Eiger Climbing Center (ECC) dan Kompetisi Eiger Climbing Series. ECC sendiri merupakan sekolah dan klub panjat tebing Eiger yang berdiri sejak tahun 2001 silam. ECC menjadi sebuah ruang untuk bertumbuh, serta sarana untuk melahirkan atlet-atlet muda pemanjat Indonesia. Mamay S. Salim salah satu penasihat Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) sekaligus Senior Advisor Eiger yang membidani lahirnya ECC menjelaskan, sekolah panjat tebing Eiger saat itu dibentuk pada tahun 2001, bertepatan dengan peresmian Eiger Adventure Flagship Store pertama di Cihampelas, Bandung dan kompetisi nasional Eiger Indenpendence Climbing Competition pertama. Eiger Cihampelas juga menjadi lokasi pertama di Indonesia yang pada tahun tersebut telah memiliki fasilitas dinding panjat dan ruang gimnasium sekelas internasional. Fasilitas ini kemudian meluas ke beberapa lokasi toko Eiger di Indonesia. Saat ini dinding panjat dapat ditemukan di Eiger Store Jalan Sumatra Bandung, Cihampelas Bandung, Seminyak Bali, Surabaya Barat, Andi Jemma Makassar, dan Radio Dalam Jakarta. Bahkan papan panjat di Eiger Flagship Store Jalan Sumatera, Bandung baru saja direnovasi berkelas internasional, salah satu yang terbaik di Jawa Barat bahkan Indonesia. Galih Donikara Advisor ECC menjelaskan, setiap tahunnya, Eiger menyelenggarakan serangkaian kompetisi panjat tebing di berbagai kota di Indonesia untuk kategori usia anak-anak yang diberi nama Eiger Climbing Series. Kompetisi ini digelar tahunan di berbagai kota sebagai ajang untuk menemukan bibit-bibit atlet panjat kelas dunia. Untuk tahun 2024 ini, Kompetisi Eiger Climbing Series digelar di Surabaya, Bandung, Bali, Makassar, Yogyakarta, Palembang, Manado. Galih menambahkan, metode pengajaran yang dilakukan oleh ECC adalah dalam bentuk program latihan yang disesuaikan dengan usia dan jenjang pembinaannya, mulai dari pemula, prestasi, atau bahkan hanya untuk rekreasi saja. “Bagi pemula yang akan melanjutkan ke bidang prestasi akan dibentuk program latihan khusus dengan kurikulum yang berbeda. Jumlah murid ECC saat ini sudah mencapai lebih dari 100 murid yang tersebar di empat kota berbeda. Tiap tahun kita buat kompetisi antar klub untuk bertanding,” cerita Galih Donikara dalam Konferensi Pers Putaran Final Eiger Climbing Series 2024 di Bandung, Selasa (19/11/2024). Galih menambahkan, target ECC ke depannya adalah untuk dapat memberikan ruang bagi anak Indonesia untuk lebih mengenal dunia panjat tebing baik sebagai rekreasi maupun sebagai prestasi. “Terlebih Proyeksi olahraga panjat tebing di Indonesia saat ini sudah berkembang dengan pesat, terutama pada kategori speed dan lead. Bankan saat ini panjat tebing sudah masuk ke cabang Olimpiade dan menghasilkan medali emas pertama bagi Indonesia di cabang Panjat Tebing pada Olimpiade Paris 2024 kemarin,” ujar Galih. Saat ini juga, tengah digelar Final Eiger Climbing Series yang pertemukan atlet pemanjat cilik. Dihelat 19-20 November 2024 Putaran final Eiger Climbing Series digelar. Kompetisi ini mempertemukan berbagai klub atau sekolah panjat asal berbagai daerah di Indonesia termasuk asal klub ECC. Total sebanyak 65 peserta usia 10-13 tahun berasal dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Bali, Sumatera Selatan dan Sulawesi Utara berangkat menuju Bandung, menjajal langsung papan panjat Eiger bertaraf internasional di Eiger Flagship Store Jalan Sumatera, Kota Bandung. Galih mengatakan, kompetisi Eiger Climbing Series juga jadi salah satu komitmen Eiger untuk membina dan menemukan bibit-bibit baru atlet panjat tebing level nasional. “Para finalis yang datang ke Bandung setelah melewati kompetisi di daerahnya masing-masing ini akan memainkan kategori Lead dan kategori Speed World Record Kids di bawah koordinasi dengan Federasi Panjat Tebing Indonesia, memperebutkan juara utama gelaran Eiger Climbing Series 2024 dengan total hadiah puluhan juta rupiah,” pungkas Galih. Sumber: Bisnis.com