ASEAN University Games 2024: Zohri Sumbang Emas untuk Indonesia

Lalu Muhammad Zohri, pelari Indonesia berbakat asal Lombok Utara, mencatatkan namanya dalam sejarah atletik Indonesia dengan meraih medali emas pada cabang lari 100 meter putra dalam ASEAN University Games (AUG) 2024. Keberhasilan ini diraih Zohri setelah mengalahkan pesaing-pesaingnya dengan waktu yang mengesankan di Lapangan Atletik Universitas Negeri Surabaya (Unesa), pada Selasa, (2/7/2024). Perlombaan ini menunjukkan dominasi Zohri sejak awal. Sebagai salah satu favorit, Zohri tampil dengan start yang kuat dan mampu mempertahankan kecepatannya hingga mencapai garis finis. Dengan catatan waktu 10,19 detik, Zohri tidak hanya merebut medali emas untuk Indonesia, tetapi juga menegaskan posisinya sebagai salah satu sprinter terbaik di kawasan ASEAN. AUG 2024 di Surabaya menjadi panggung bagi Zohri untuk menunjukkan kemampuannya yang telah terbukti sejak usia muda. Dilahirkan di Lombok Utara, Zohri telah menunjukkan bakatnya sejak awal karier atletiknya. Dengan pelatihan yang intensif dan komitmen yang tinggi, Zohri berhasil melampaui ekspektasi dan meraih prestasi gemilang di tingkat internasional. “Meraih medali emas di ASEAN University Games ini adalah impian yang menjadi kenyataan bagi saya. Saya bersyukur atas dukungan dari keluarga, pelatih, dan semua pihak yang telah membantu saya mencapai titik ini,” ujar Zohri dengan penuh rasa bangga usai lomba. Kemenangan ini bukan hanya mengukuhkan Zohri sebagai pahlawan bagi atletik Indonesia, tetapi juga memberikan semangat baru bagi perkembangan olahraga lari di Tanah Air. Dengan prestasinya, Zohri menginspirasi generasi muda untuk mengejar mimpi mereka dalam bidang olahraga, serta menunjukkan bahwa dengan kerja keras dan dedikasi, segala hal adalah mungkin. Prestasi Zohri juga menjadi bukti bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam menghasilkan atlet-atlet berkelas dunia. Dukungan dari pemerintah, federasi olahraga, dan masyarakat sangat penting untuk membangun infrastruktur olahraga yang mendukung perkembangan atletik di Indonesia. AUG 2024 tidak hanya menjadi ajang untuk meraih prestasi, tetapi juga sebagai wadah untuk mempererat hubungan antarnegara ASEAN melalui olahraga. Kompetisi yang sengit dan sportivitas tinggi di antara atlet-atlet dari berbagai negara menjadi cerminan semangat persatuan dan persaudaraan di kawasan ASEAN. Sebagai bagian dari persiapan dan dukungan untuk atlet-atlet muda, Indonesia terus meningkatkan infrastruktur olahraga dan program pembinaan atletik. Hal ini dilakukan dengan harapan agar Indonesia dapat terus bersaing di panggung internasional dan menghasilkan lebih banyak prestasi yang membanggaka Kemenangan Muhammad Zohri di AUG 2024 tidak hanya merupakan capaian pribadi, tetapi juga kemenangan bagi semua orang Indonesia. Semangat juang Zohri dan dedikasinya dalam mencapai prestasi tertinggi adalah cerminan dari nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia. Dengan dukungan terus-menerus dari seluruh pihak, Indonesia dapat melahirkan lebih banyak lagi atlet-atlet berbakat yang mampu bersaing di kancah internasional.

Kharisma Evi Pecah Rekor di Kejuaraan Para Atletik Dunia

Dengan penampilan yang tetap mengenakan kerudungnya, para sprinter Kharisma Evi Tiarani berhasil mengharumkan nama Indonesia di ajang Kejuaraan Para Atletik Dunia 2024 di Kobe, Jepang pada Selasa (21/5/2024). Dirinya sukses meraih juara di nomor lari 100 meter T63 sekaligus memecahkan rekor baru, yakni berhasil finish dengan catatan waktu 14,65 detik. Sebelumnya, pada ajang yang diselenggarakan di Uni Emirat Arab (UEA) tahun 2019 lalu, Kharisma Evi Tiarani juga berhasil meraih juara dengan rekor catatan waktu 14,72 detik. Rekor di UEA itu kini telah ia pecahkan dengan rekor terbarunya di Jepang. Dengan gelar juara terbarunya di Jepang, itu artinya Evi telah menambah satu slot lagi bagi tim Indonesia pada ajang Paralimpiade di Paris, Agustus mendatang. Sebab sebelumnya dirinya telat lolos kualifikasi Paralimpiade melalui jalur lainnya. Pencapaian yang dibuat oleh Evi itu tentu menuai pujian dari berbagai pihak. Itu salah satunya datang langsung dari sang pelatih Purwo Adi Sanyoto. ”Tentu ini sangat luar biasa sekali hasil yang diraih Evi. Ini membuatnya menjadi juara dunia dalam nomor 100 meter T63. Tentunya, ini merupakan gelar juara dunia Evi yang kedua setelah di Dubai pada 2019,” kata Pelatih Para Atletik Purwo Adi Sanyoto. Tak mau puas dengan prestasi yang didapatnya, atlet binaan National Paralympic Committee (NPC) itu mengatakan jika kemenangannya bakal menjadi motivasi untuk mencatatkan waktu yang lebih baik lagi di turnamen berikutnya. ”Ini menjadi motivasi untuk bisa membuat catatan waktu yang lebih baik ke depannya. Rencana selanjutnya adalah menyiapkan diri untuk berlaga di Paralimpiade 2024 di Paris,” ujar Evi saat berbicara mengenai rekor yang dicapainya. Sebagai informasi, Evi merupakan atlet kelahiran 19 Januari 2001. Wanita yang lahir di Boyolali, Jawa Tengah itu terlahir dengan gangguan perbedaan panjang kaki. Evi pun diketahui telah mengikuti ajang olahraga para-atletik sejak tahun 2014 di Pusdiklat Jawa Tengah.

Atlet Muda Indonesia Raih Prestasi di Kejuaraan Atletik Asia U-20

Tim Atletik muda Indonesia telah menyelesaikan perlombaan di ajang 21st Asian U-20 Athletics Championships yang diselenggarakan di Dubai Police Stadium, pada 24 hingga 27 April yang lalu. Ajang ini adalah agenda penting dalam kalender Asosiasi Atletik Asia (AAA), dengan partisipasi 36 negara dan lebih dari 1.500 atlet yang berkompetisi dalam 48 nomor perlombaan. Maria Andriani Melabessy, atlet berusia 18 tahun dari Jakarta, berhasil membawa pulang medali perunggu dari nomor lompat galah. Usaha keras Maria terbayar dengan lompatan terbaiknya yang mencapai 360 cm. Atlet Lompat Jauh dan Lompat Jangkit asal Kalimantan Barat, Katyea Ebri Safitri berhasil memecahkan Rekor Nasional Junior Indonesia untuk nomor Lompat Jauh. Dengan lompatan 5,97 meter, Katyea melampaui rekor sebelumnya (5,75 meter) yang dipegang oleh Maria Natalia Londa sejak tahun 2007. Katyea juga hampir meraih medali di nomor Lompat Jangkit dengan lompatan 12.39 meter, yang menempatkannya di posisi keempat. Di lintasan 1.500 meter, Mutiara Oktarani dari D.I. Yogyakarta, mencatat waktu Personal Best (PB) baru dengan catatan 4 menit 32,99 detik, memperbaiki catatan PB sebelumnya di 4 menit 38,64 detik. Demikian pula dengan Maulana Ismail dari Jawa Timur, yang memperbaiki catatan waktu PB-nya di nomor lari 400 meter menjadi 48,18 detik, dari sebelumnya 48,33 detik. Maulana juga turun di nomor lari 200 meter dan finish dengan catatan waktu 22,50 detik. Shava Salvia dan Hoshi Fatiha tampil kompetitif di nomor sprint. Shava mencatat waktu 12,79 detik di 100 meter dan 25,97 detik di 200 meter, sedangkan Hoshi mencapai waktu 12,66 detik di 100 meter dan 26,65 detik di 200 meter. Di lintasan lain, atlet Pelatnas Atletik Desentralisasi Mimika, Eqman Yance, mencatat waktu 49,24 detik di nomor lari 400 meter. Dalam nomor lomba lapangan, atlet tolak peluru Afrizal Faiz mencatatkan lemparan dengan jarak 14,03 meter. Sementara atlet lempar lembing Zaenuri mencatat lemparan 52,32 meter. Sekretaris Umum PB PASI, Tigor Tanjung, mengungkapkan bahwa prestasi ini patut disyukuri namun tetap akan dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk memantau efektivitas program pembinaan atlet muda. “Mengikuti kejuaraan internasional memberikan pengalaman berharga bagi atlet muda kita dan membantu kita dalam mengevaluasi serta meningkatkan program pembinaan di level junior,” ujar Tigor dalam keterangan resmi. Tigor menambahkan bahwa masih banyak ruang untuk peningkatan. Upaya mendorong bibit-bibit muda perlu untuk dilakukan sambil terus mengevaluasi perkembangannya. PB PASI sendiri sangat fokus dengan pengembangan atlet-atlet muda sejak beberapa tahun belakangan. Salah satunya dengan menggandeng DBL Indonesia dalam menyelenggarakan kejuaraan atletik pelajar terbesar di Indonesia, Student Athletics Championship (SAC). PB PASI juga mendapatkan dukungan dari MIND ID untuk mendukung upaya atlet-atlet berkompetisi di kejuaraan nasional dan internasional, termasuk melangsungkan Pusat Pelatihan Atletik Nasional di Pangalengan, Jawa Barat. Selain itu PB PASI juga berkolaborasi dengan PT Freeport Indonesia untuk mengadakan program Pelatnas Atletik Desentralisasi di Mimika, Papua. “Kita perlu lebih aktif dan agresif dalam mempersiapkan atlet muda, sejalan dengan apa yang dilakukan oleh negara lain. Dan ini yang juga akan terus kita lakukan, karena kita tidak bisa terus menerus bergantung pada atlet-atlet senior,” pungkasnya. Sumber: Detiksport

Hasil Kejuaraan Atletik Pelajar Jakarta-Banten

Hasil Kejuaraan Atletik Pelajar Jakarta-Banten

Energen Champion Student Athletics Championships (SAC) Indonesia 2022 – kualifikasi wilayah DKI Jakarta dan Banten tuntas. Berikut hasil lengkapnya! Ajang ini berlangsung selama tiga hari pada 18-20 November 2022. Pada kategori putri, podium juara disapu bersih pelajar yang mewakili SMAN 2 Tangsel. Mereka adalah Dhavina Novia Putri, Anggita Salsabilla dan Ajeng Lintang Rahayu. Dhavina finis tercepat dengan waktu 3 menit 5,89 detik disusul Anggita 37 detik lebih lambat (runner-up). Sedangkan Ajeng finis ketiga dengan torehan waktu 4 menit 3,49 detik. SMAN 2 Tangsel kian membuktikan sukses menjalankan pembinaan pada nomor lari jarak menengah. Seiring keberhasilan menempatkan siswanya di podium juara kategori putra. Taffarel Juan sukses finis pertama dengan 2 menit 55,78 detik. Disusul siswa SMAN 2 Tangsel lainnya,Regi Elfianto. Sedangkan peringkat ketiga menjadi milik Iqbal Satria Ikhsan dari SMA Pattimura Jakarta Selatan yang mengemas waktu 2 menit 57,87 detik. Dengan demikian, kuota lolos ke National Championship mewakili Jakarta & Banten untuk nomor lari jarak menengah 1.000 meter baik putra dan putri, seluruhnya diisi oleh perwakilan dari SMAN 2 Tangsel. Sebagai informasi, para pelajar yang tampil sebagai juara dan runner-up khusus jenjang SMA dari semua nomor di sembilan wilayah qualifiers akan melaju ke National Championship yang rencananya digelar di Jakarta, 9 hingga 11 Desember 2022. Pemenang di tingkat nasional nantinya akan diberangkatkan ke Australia, untuk menjalani training camp di fasilitas sport science ternama di Negeri Kanguru itu. Wakil Ketua Umum KONI DKI Jakarta, I Gede Sarjana, memuji kompetisi atletik yang digelar hasil kerja sama Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) dan DBL Indonesia. “Dengan cara-cara seperti ini kita bisa mendapatkan atlet-atlet muda. Saya tadi melihat dari tiga sampai empat rombongan sudah bagus sekali. Nah anak-anak itu tinggal dipoles saja. Dari kompetisi seperti ini harapannya mereka bisa berprestasi dan berkaliber internasional,” katanya. I Gede Sarjana juga berharap ada tindak lanjut bagi para pelajar yang sudah menorehkan prestasi. Seperti halnya Hana Hany Sormin, yang sukses naik podium juara nomor tolak peluru putri sekaligus memecahkan rekor dengan jarak tolakan 8,59 meter mengalahkan rekor sebelumnya atas nama Asri Tri Handayani, wakil SMAN 2 Sumbawa yang menciptakan jarak 8,53 meter saat tampil pada Bali-Nusra Qualifiers di Mataram, 30 September hingga 2 Oktober lalu. Prestasi yang ditorehkan pelajar dari Jakarta & Banten Qualifiers ini tak kalah hebat. Misalnya catatan waktu milik Dwi Prasetyo. Siswa SMAN 29 Jakarta yang menjuarai nomor bergengsi 100 meter putra dengan perolehan waktu 11,67 detik. Catatan waktu itu mendekati perolehan M. Fahril Wardanang, 11,15 detik, siswa SMAN 1 Woja dari Bali-Nusra Qualifiers. “Saya kira, banyak anak-anak muda di Indonesia yang punya potensi di cabang olahraga atletik. Tetapi harus didorong dan dibuatkan panggung untuk mengangkat potensi-potensi itu. Seperti melalui kompetisi seperti (Energen Champion SAC Indonesia) ini,” tambah I Gede Sarjana. Wakil Jakarta & Banten Qualifiers yang ke National Championship: Lompat Jauh Putri (SMA) 1. Vallenxia Tanza Gracia (North Jakarta Intercultural School) – 4,35 meter 2. Diva Rahmawati Sangaji (SMAN 110 Jakarta) – 4,21 meter Lompat Jauh Putra (SMA) 1. Fadhil Muhammad Rizky (SMAN 13 Jakarta) – 6,01 meter 2. Abdillah (SMAN 1 Jakarta) – 5,97 meter Tolak Peluru Putri (SMA) 1. Hana Hany Sormin (SMAN 104 Jakarta) – 8,59 meter (REKOR) 2. Jesselyn Felicia Eirnyfer (SMAN 5 Jakarta) – 7,89 meter Tolak Peluru Putra (SMA) 1. Iga Septianto Nugroho (SMAN 2 Krakatau Steel Cilegon) – 13,32 meter 2. Reno Wiranata (MAN 18 Jakarta) – 10,86 meter Lari 100 Meter Putri (SMA) 1. Calista Esther Emily (SMA IGN Slamet Riyadi) – 13,71 detik 2. Zahra Triani (SMAN 24 Jakarta) – 14,11 detik Lari 100 Meter Putra (SMA) 1. Dwi Prasetyo (SMAN 29 Jakarta) – 11,67 detik 2. Fadlan Fachri Fauzi (SMAN 2 Pandeglang) – 11,89 detik Lari 4×100 Meter Putri (SMA) 1. SMAN 75 Jakarta – 59,35 detik 2. SMA Tzu Chi PIK – 01;03,69 Lari Estafet 4×100 Meter Putra (SMA) 1. SMAN 39 Jakarta (C) – 50,33 detik 2. SMAN 12 Kota Tangsel – 50,47 detik Lari 1.000 Meter Putri (SMA) 1. Dhavina Novia Putri (SMAN 2 Tangsel) – 03;35,89 2. Anggita Salsabilla (SMAN 2 Tangsel) – 03;42,80 Lari 1.000 Meter Putra (SMA) 1. Taffarel Juan C. (SMAN 2 Tangsel) – 02;55,78 2. Regi Elfianto (SMAN 2 Tangsel) – 02;57,82

Champion SAC Indonesia 2022 Papua Qualifiers Telah Tuntas

Champion SAC Indonesia 2022 Papua Qualifiers Telah Tuntas

Kompetisi atletik pelajar terbesar di tanah air, Energen Champion Student Athletics Championships (SAC) Indonesia 2022 – Papua Qualifiers telah mencapai puncaknya pada Minggu (9/10). Mimika Sports Complex dibanjiri ribuan penonton yang antusias menyaksikan final delapan nomor pada hari penutupan ini. Didominasi nomor lari, mulai dari estafet (relays) hingga final nomor bergengsi 100 meter putra dan putri. Untuk kategori atlet pelajar dari tingkat SD hingga SMA atau sederajat. SMAN 1 Mimika mendominasi dengan mengantarkan para atlet pelajarnya naik podium juara. Dari nomor bergengsi lari 100 meter putra, lompat jauh putri, serta kawin gelar nomor estafet 4×100 meter putra dan putri. Kaleb D. Kehek (SMAN 1 Mimika) finis terdepan nomor 100 meter dengan mengukir catatan waktu 12,32 detik. Disusul Benediktus Tsolme (SMA YPPK Tiga Raja) pada urutan kedua dengan 12,57 detik, serta Okilik Kakolik (SMKN 1 Mimika Teknologi dan Rekayasa) pada tempat ketiga dengan catatan waktu 12,67 detik.Sementara itu, Fransiska dari SMK Tunas Bangsa Timika tampil sebagai ratu di nomor lari 100 meter setelah mencatat waktu 14,94 detik. Tempat kedua dihuni Nita Kaneyerali dari SMAN 2 Mimika. Dia mengantongi catatan waktu 14,98 detik. Selisihnya cukup tipis dengan milik Fransiska. Yakni 0,04 detik. Nita dan Fransiska akan melaju ke babak National Championships yang akan dihelat di Jakarta pada Desember mendatang. Tidak hanya berjaya di nomor 100 meter putra, wakil-wakil SMAN 1 Mimika juga menyapu bersih gelar juara di nomor estafet 4×100 meter putra dan putri. Regu putra SMAN 1 Mimika berhasil mencatatkan waktu tercepat 51,06 detik. Sedangkan regu putrinya menjadi champion dengan catatan waktu 1 menit 5,06 detik. Atlet pelajar dari SMAN 1 Mimika juga menjuarai nomor lompat jauh putri. Melalui Zentike yang naik podium juara setelah mencatatkan lompatan terbaik sejauh 2,96 meter. Disusul rekannya, Jesi Maya Simyapen pada posisi runner-up dengan lompatan sejauh 2,70 meter. Keduanya berhak terbang ke Jakarta Desember mendatang untuk bersaing dengan champion dan runner-up dari berbagai wilayah pada babak National Championhip. Energen Champion SAC Indonesia 2022 merupakan kompetisi atletik antarpelajar terbesar di tanah air menyasar pelajar tingkat SD, SMP hingga SMA. Hasil kolaborasi antara Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) dan DBL Indonesia, serta didukung penuh oleh PT Mayora Indah Tbk dengan produk Energen Champion, minuman coklat berenergi yang mengandung susu. Energen Champion SAC Indonesia 2022 digelar total di sembilan wilayah penyelenggaraan. Dibuka di Mataram (Bali-Nusra Qualifiers) pada 30 September hingga 2 Oktober lalu. Dilanjutkan di Mimika (Papua Qualifiers) pada 7 hingga 9 Oktober. Secara maraton akan bergulir di Yogyakarta (DI Yogyakarta) pada 21-23 Oktober mendatang. Disusul kemudian di Banjarmasin (Kalimantan), Surabaya (Jawa Timur), Medan (Sumatera Utara), Jakarta (DKI Jakarta & Banten), Semarang (Jawa Tengah), dan Bandung (Jawa Barat). Kualifikasi di sembilan wilayah itu, merupakan tahapan awal untuk menyaring para atlet pelajar muda potensial. Mereka yang keluar sebagai terbaik untuk champion dan runner-up tingkat SMA dari masing-masing wilayah, akan bersaing di babak puncak National Championship di Jakarta pada Desember mendatang. Para pemenang tingkat nasional rencananya akan diberangkatkan keluar negeri untuk mengikuti training camp. Sementara untuk tingkat SD dan SMP, para pemenang tidak diberangkatkan ke National Championship. Namun, para atlet pelajar muda potensial yang muncul dari ajang ini akan dibina oleh Pengurus Provinsi (Pengprov) PASI masing-masing wilayah. Dipersiapkan sebagai calon atlet masa depan. Dari penyelenggaraan kualifikasi wilayah di Papua ini misalnya, muncul nama Meliaton Kum. Siswa dari SMPS Petra Timika yang membuat gempar pada nomor tolak peluru. Meski masih duduk di bangku SMP, Meliaton Kum berhasil membuat rekor mencatatkan lemparan dengan jarak sejauh 11,25 meter. Padahal, ia baru coba-coba menekuni tolak peluru. Semata-mata menghadapi ajang Energen Champion SAC Indonesia 2022 yang baru kali pertama digelar ini. Setelah sebelumnya dia lebih lama menekuni olahraga rugby. “Kompetisi atletik tingkat sekolah ini misi utamanya menjadi booster partisipasi atletik bagi pelajar mulai SD hingga SMA. Harapannya, bisa membantu PB PASI dalam melebarkan jala untuk menemukan bibit-bibit potensial atletik di Indonesia. Tentunya kami ikut senang apabila dari event ini bisa muncul atlet masa depan yang bakal berprestasi di kancah internasional kelak,” ujar Azrul Ananda, CEO & Founder DBL Indonesia.

Kejurnas Atletik Berakhir, Atlet-atlet Muda Pecahkan Rekor-rekor Nasional

Kejurnas Atletik Berakhir, Atlet-atlet Muda Pecahkan Rekor-rekor Nasional

Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Atletik, 06-11 Agustus 2022, berakhir. Sejumlah rekor-rekor baru lahir dari aksi atlet-atlet junior kelompok umur U-18 dan U-20. Pengurus Besar Persatuan Atletik Indonesia (PB PASI) mengaku bangga dengan hasil akhir Kejurnas Atletik yang berlangsung di Stadion Tri Lomba Juang, Semarang, Jawa Tengah. PASI menilai pemecahan rekor oleh atlet-atlet muda menandakan Indonesia memiliki bibit potensial. Berdasarkan laporan tertulis PB PASI, Jumat (12/08/2022), sebanyak 1.500 atlet dari 34 provinsi mengikuti Kejurnas Atletik yang melombakan kategori U-18, U-20, senior, dalam 124 nomor. Valentine Vanesa Lonteng, atlet asal Minahasa Selatan, menjadi contoh atlet yang memecahkan rekor. Lonteng memecahkan rekor Kejurnas U-18 nomor 100 meter putri, dengan catatan waktu 11,61 detik. Catatan yang pecah pada hari pertama Kejurnas, mengungguli rekor sebelumnya milik Nurul Imaniar dengan catatan waktu 11,97 detik pada 2010. Lonteng juga memecahkan rekor Kejurnas U-18 nomor 200 meter putri atas namanya sendiri. Lewat catatan waktu 24,37 detik, dia memecahkan rekor sebelumnya 24,84 detik saat Kejurnas Atletik 2019 di Pakansari, Bogor, Jawa Barat. Rekornas lain hadir dari lontar martil U-20 oleh atlet putra asal Lampung, Dedy Yusuf. Dengan jarak lemparan sejauh 56,91 meter, Dedy mematahkan rekor yang telah bertahan selama 5 tahun milik Denny Putra asal Riau, dengan jarak lemparan 56,38 meter. Pada nomor U-20 putri, Natasya Mahdalita asal Jawa Barat menorehkan lontaran 49,98 meter, memecahkan rekor sebelumnya yang sudah bertahan delapan tahun atas nama Tresna Puspita dari provinsi yang sama. Nomor lompat tinggi U-20 putri juga menghadirkan rekornas baru. Nabila Fafriliani, asal Jawa Timur, mencatatkan lompatan setinggi 1,73 meter. Dia memecahkan rekor 1,72 meter milik Nadia Anggraini dari DKI Jakarta pada 2014. Sebagai bentuk apresiasi, Ketua Umum PB PASI Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan menyiapkan bonus untuk atlet yang memecahkan rekornas, di luar hadiah kejuaraan. “Bonus ini hanya sebagai tambahan motivasi. Saya ingin atlet-atlet bisa berprestasi dengan baik dan punya harapan ke depan. Kami tidak ingin memberikan uang saja atau fasilitas lain, tapi juga mendorong mereka mendapatkan pendidikan yang bagus,” ujar Luhut Pandjaitan, melalui keterangan tertulis. Jawa Timur menjadi juara umum Kejurnas Atletik dengan raihan 24 emas, 25 perak, dan 17 perunggu. Jawa Tengah menyusul di posisi kedua dengan 16 emas, 19 perak, dan 18 perunggu. Jawa Barat melengkapi urutan posisi ketiga dengan 12 emas, delapan perak dan sembilan perunggu.

Waspadai Pelari Tuan Rumah, Sri Mayasari Siap Sumbangkan Medali Emas SEA Games Vietnam

Waspadai Pelari Tuan Rumah, Sri Mayasari Siap Sumbangkan Medali Emas SEA Games Vietnam

Sri Mayasari menjadi salah satu atlet yang diharapkan bisa mendulang medali emas di SEA Games 2021 Vietnam dari nomor 400 meter. Untuk mewujudkan target tersebut, Sri terus meningkatkan volume latihannya hingga 97 persen. “Latihan sudah, semuanya sudah dimaksimalkan termasuk juga meningkatkan speed. Semua aman dan siap merebut medali emas, semoga rezeki,” kata Sri saat saat ditemui usai latihan di Stadion Madya, Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (19/4). Pemecah rekor nasional dalam waktu 53,22 detik pada nomor lari 400 meter putri PON Papua 2021 ini mewaspadai kekuatan dari atlet tuan rumah. Menurutnya, Vietnam meraih hasil baik dalam edisi SEA Games sebelumnya di Filipina. “Saingan terberat memang tuan rumah. Pasti dia akan habis-habisan. Meski demikian, saya tetap optimis bisa dapat emas,” ujar Sri. Dalam latihan terakhirnya, wanita 28 tahun tersebut mencatatkan waktu yang cukup baik. Sri berhasil membukukan 52,66 detik. Catatan waktu ini jelas lebih baik dari hasil yang diraihnya saat PON di Papua tahun lalu. “Semoga dengan latihan yang telah dijalani ini membuahkan hasil,” jelas Sri. Terpisah, pelatih Sri, Bastoni cukup percaya diri jika Sri akan mendapatkan hasil terbaik di SEA Games Vietnam. Dia bilang Sri sudah menjalani latihan secara serius. “Sudah sembilan puluh tujuh persen voume latihannya. Sekarang ini tinggal menambah dan mematangkan speednya. Dia sangat menikmati saat-saat latihan dan enjoy menjalaninya. Semoga target emas bisa dicapai,” pungkas Bastoni.

Cedera Hamstring, Zohri Mundur dari Semifinal Kejuaraan Dunia Atletik Indoor

Cedera Hamstring, Zohri Mundur dari Semifinal Kejuaraan Dunia Atletik Indoor

Sprinter Indonesia Lalu Muhammad Zohri mundur dari semifinal nomor 60m putra Kejuaraan Dunia Atletik Indoor di Beograd, Serbia yang berlangsung pada Minggu 20 Maret. Itu terjadi karena dia mengalami cedera hamstring. Zohri lolos ke semifinal setelah finis ketiga dalam Heat 3 dan berada di urutan kesembilan dari keseluruhan heat dengan mencatatkan waktu 6,58 detik. Pada babak semifinal, Zohri bersaing dengan sprinter-sprinter dunia, seperti Marvin Bracy dan Christian Coleman dari AS, serta peraih emas Olimpiade Tokyo asal Italia Lamont Marcell Jacobs. Namun, Zohri tidak bisa melanjutkan pertandingan di semifinal demi menjaga cederanya tidak semakin parah dan menjaga peluang tetap tampil di SEA Games 2022 Vietnam. Zohri menjadi salah satu atlet yang diharapkan mampu menyumbangkan emas untuk Indonesia dalam SEA Games yang akan digelar pada 12-23 Mei nanti. Pelari berusia 21 tahun itu diperkirakan akan turun di nomor 100 meter putra, 200 meter, dan estafet 4×100 meter. “Tim medis bekerja sama dengan pembinaan dapat menangani cedera ini agar Zohri segera pulih. Kami tahu bahwa sudah beberapa kali Zohri mengalami kasus ini,” tulis sebuah pernyataan dalam rilis resmi PASI.

Zohri Siap Tampil Kejuaraan Dunia Atletik di Serbia

Zohri Bakal Ikuti Kejuaraan Dunia Atletik di Serbia

Atlet nasional asal Kabupaten Lombok Utara (Lotara), Lalu Muhammad Zohri, akan tampil di Kejuaraan Dunia Atletik Indoor 2022 atau World Athletics Indoor Championships 2022. Kejuaraan ini akan dihelat di Stark Arena Belgrade, Serbia 18-20 Maret. Pelari 21 tahun ini dijadwalkan akan turun pada nomor 60 meter putra. Zohri akan bersaing dengan atlet-atlet kelas dunia dalam olahraga ini. Sprinter muda ini terakhir kali tampil pada ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) di Papua 2-15 Oktober 2021 lalu. Dikutip dari Antara, Zohri mengaku, kondisinya sedang sehat dan bugar. “Tidak ada kendala apapun. Pada 2022 saya siap untuk bertanding,” katanya, Jumat (18/2). Zohri di awal tahun ini sebanarnya diagendakan tampil di ajang atletik internasional di Kazakhstan, namun itu ditunda karena tingginya Covid-19. “Februari saya sebenarnya tampil di Kazakhstan. Karena ada kendala jadinya batal, saya akan fokus untuk menghadapi kejuaraan dunia atletik di Serbia,” sambungnya. Zohri mengaku, sejauh ini persiapan telah dilakukan dengan baik. Dia bersama atlet lainnya menjalani pemusatan latihan nasional (pelatnas) di Stadion Madya Gelora Bung Karno. “Latihan normal setiap hari, kecuali hari minggu,” ucapnya. Atlet kelahiran 1 Juli 2000 ini pun berharap doa dan dukungan dari masyarakat Indonesia untuk dapat tampil maksimal di Serbia. “Semoga saya terus dapat memberikan prestasi membanggakan bagi Indonesia,” harapnya.

Profil Rezcan Mass, Pelari Muda Asal Medan

Profil Rezcan Mass Siregar, Pelari Muda Asal Medan

Sumatera Utara memang dikenal kerap menyumbang para atlet-atlet berbakat. Rezcan Mass Siregar merupakan satu di antara atlet muda berbakat asal Sumatera Utara. Ia merupakan pelari dengan nomor lomba, menengah dan jauh. Diakui Rezcan, ia memulai mengenal dunia atletik sejak masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Ia awalnya hanya ikut-ikutan. Namun, saat duduk di bangku kelas 2 SMP, ia mulai serius pada cabang olahraga (cabor) itu. “Pas SMP kelas 2, kalo gak salah tahun 2016. Alasannya karena termotivasi dari kakak saya sendiri yang juga menggeluti olahraga lari. Beliau pernah juara nasional maupun internasional,” ujar Rezcan, Minggu (4/7/2021). Diketahui, Rezcan merupakan adik kandung dari pelari wanita, Nyai Prima Agita Siregar. Nyai pernah menorehkan prestasi di berbagai kompetisi olahraga, diantaranya, meraih medali emas di nomor lari 10.000 meter puteri pada ajang Porwil Sumatera, tahun 2015, Bangka-Belitung. Prestasi-prestasi inilah yang memotivasi Rezcan semakin aktif menggeluti dunia atletik, khususnya lari. Ia mengatakan, pertama kali bergabung dengan atletik, di klub Parluatan Athletic Club. Rezcan mengisahkan tentang kompetisi yang paling berkesan menurutnya. Saat itu ia kali pertama menjadi perwakilan Indonesia di ajang kompetisi internasional. “Itu pas di Hongkong, kejuaraan Asian School Cross Country, tahun 2017. Alhamdulillah juara 1, di kategori 4 Km. Kenapa berkesan, karena waktu itu pertama kalinya berlomba di luar negeri. Jadi saya ngerasa sangat bangga, bisa berlomba untuk Indonesia dan alhamdulillah pertama kali ke luar negeri dapat medali emas,” katanya. Biodata: Nama: Rezcan Mass Siregar Tempat, Tanggal Lahir: Pintu Langit Jae, 13 Januari 2002 Daftar Prestasi: 1. Jatim Open – Remaja Junior (2016): Meraih medali emas lari 3.000 m. 2. Kejurnas Remaja Junior Jakarta (2016): Meraih medali emas lari 1.500 m & medali perunggu 3.000 m. 3. Popnas Jateng (2017): Meraih medali perak lari 5.000 m. 4. Kejurnas Antar PPLP Papua (2017): Meraih medali perak lari 5.000 m. 5. Asian School Cross Country Championship Hongkong (2017): Meraih medali emas lari 4 Km individu & medali perunggu di beregu (tim). 6. Kejurnas Antar PPLP Gorontalo (2018): Meraih medali emas lari 5.000 m. 7. SEA Youth Thailand (2018): Meraih medali perunggu lari 3.000 m. 8. Kejurnas Remaja Junior GBK (2018): Meraih medali emas lari 3.000 m & perak 1.500 m. 9. Kejurnas Antar PPLP Babel (2019): Meraih medali emas lari 5.000 m & perak 1.500 m. Sumber: Tribun Medan

Masuk Pelatnas, Atlet Muda Asal Tuban Berpeluang Tampil di Olimpiade dan SEA Games

Masuk Pelatnas, Atlet Muda Asal Tuban Berpeluang Tampil di Olimpiade dan SEA Games

Atlet atletik lompat tinggi asal Kabupaten Tuban, Nabila Fafriliani Ardiyansyah, masuk dalam tim pelatnas yang akan diproyeksikan pada event Olimpiade Tokyo dan SEA Games 2021 di Vietnam. Masuknya Nabila berdasarkan surat keputusan Pengurus Besar PASI bernomor 311/PB.PASI/X/2020 tertanggal 1 Oktober 2020. Surat tersebut merupakan panggilan kepada Atlet Pelatnas Tim Atletik Indonesia Menuju Olympiade 2021 Tokyo dan SEA Games 2021 Vietnam-Gelombang Kedua. Nabila yang merupakan siswa di SMAN 2 Tuban ini telah menyumbangkan medali emas dalam Porprov Jatim 2019. Selain meraih emas, Perempuan kelahiran 9 April 2003, juga meraih medali perunggu untuk Tuban. Menanggapi itu, Kabid Olahraga Disparbudpora Tuban, Zainal Maftuhien mengatakan, atas nama Pemkab Tuban dan pecinta olahraga di Tuban merasa ikut bangga dengan capaian Nabila yang tergabung dalam Pelatnas untuk persiapan di ajang Internasional. Dengan prestasi tersebut, Zainal berharap ke depan muncul atlet lainnya yang bisa mengikuti jejak Nabila di Pelatnas. Dengan Potensi atlet Tuban saat ini, pihaknya optimis akan muncul atlet berprestasi lainnya. “Harapan kami capaian Nabila tersebut bisa menjadi inspirasi pemuda Tuban untuk semakin giat berolahraga. Utamanya di cabor atletik,” ujar Zainal dilansir dari laman resmi KONI Tuban. Sebelum berangkat menuju ibu kota pada hari Selasa mendatang, Pemkab akan memberikan dukungan berupa fasilitas dan reward pada Nabila agar semakin berprestasi dan bisa menjadi bintang Indonesia yang bisa membanggakan seluruh masyarakat Indonesia. “Prinsipnya Pemkab akan memberikan support dan mendukung keberadaan disana. Sebagai atlet berprestasi kita juga akan berikan reward nanti,” pesan Zainal. Sementara itu, Ketua Umum KONI Tuban, H Mirza Ali Manshur, ST.,MM juga mengaku bangga sekali dengan capaian Nabila di Pelatnas. “Syukur Alhamdulillah, kami semua bangga kepada ananda Nabilah Fafriliani Ardiansyah atlet atletik Puslatkab KONI Kabupaten Tuban dengan nomor andalan lompat tinggi dan lompat jauh yang dipanggil masuk Pelatnas Olympiade dan SEA Games Vietnam 2021,” tutur Mirza. Mirza berharap, apa yang dicapai oleh Nabila mampu menjadi pemicu bagi para atlet muda lain untuk lebih giat berlatih dan berprestasi. “Ya ini bisa jadi motivasi atlet lainnya. Semoga nanti ada atlet Tuban lagi yang masuk Pelatnas,” harap Mirza.

Gempa Guncang Lombok, Lalu Muhammad Zohri Tegar Berlatih Meski Ingin Pulang

Lalu Muhammad Zohri (berpeci putih) mendapat hadiah berupa umroh gratis dari ustadz Adi Hidayat, Direktur Quantum Akhyar Institute, usai menjadi juara dunia atletik U-20, di Finlandia. (Pras/NYSN)

Jakarta- Gempa bumi berkekuatan 7.0 skala richter (SR) dengan kedalaman 15 kilometer yang berpusat di darat 18 kilometer barat laut Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), mengakibatkan jatuhya korban jiwa dan sejumlah bangunan mengalami kerusakan. Atlet pemusatan latihan nasional (Pelatnas) kelahiran Lombok, NTB, 1 Juli 2000, Lalu Muhammad Zohri sempat terbersit untuk pulang ke kampung halamannya di Dusun Karang Pangsor, Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB). “Setelah mendapat kabar gempa itu saya sempat kepikiran dan langsung mau pulang. Saya ditelepon kakak dan teman sambil menangis. Mereka bilang masjid dan rumah-rumah sudah rata semua akibat gempa. Tapi Alhamdulilah rumah saya tak mengalami kerusakan,” ujar juara dunia atletik U-20, pada Rabu (8/8), di Stadion Madya Senayan, Jakarta. Meski mengalami kesedihan mendalam akibat musibah gempa yang menimpa kampung halamannya, namun tugas negara sudah menanti remaja yang akrab disapa Badok itu. Ia bakal mewakili Merah Putih di ajang Asian Games XVIII/2018, pada 18 Agustus – 2September mendatang. “Tapi ini ‘kan mau Asian Games. Takutnya malah bikin Indonesia kalah. Mungkin setelah Asian Games, saya segera pulang. Apalagi kakak, juga kasih semangat dan support agar tetap fokus ke Asian Games,” lanjut saudara kandung dari Baiq Fazilah, Lalu Ma’arif, dan Baiq Fujianti itu. Zohri mendapat suntikan semangat dari pemuka agama ustadz Adi Hidayat, Direktur Quantum Akhyar Institute. Ia hadir di Stadion Madya Senayan menepati janji memberikan hadiah berupa umroh gratis bagi Zohri, Eni Nuraeni (pelatih), dan Idan Fauzan Richsan (atlet lompat galah). “Saya datang sebagai putra bangsa dan ingin menepati janji saya untuk memberi hadiah umroh bagi Zohri, pelatih Zohri, dan Idan. Terlebih sebentar lagi ada Asian Games. Tentu perjuangan yang tidak biasa. Momen ini semoga bisa menjadi penambah semangat untuk semua atlet,” tutur Ustadz Adi. Tak hanya itu, Ustadz Adi menjanjikan akan memberikan hadiah bagi peraih medali di ajang Asian Games mendatang. “Untuk yang muslim saya akan hadiahkan umroh, dan untuk yang non muslim saya berikan apresiasi sebesar Rp 30 juta,” ungkapnya. “Terpenting guna menghadapi Asian Games nanti adalah mempersiapkan diri terutam fisik, intelektual, dan spiritual. Perhatikan lawan serta lintasan yang dilalui. Semoga dengan kekuatan spiritual akan memberikan ketenangan sehingga memiliki fokus lebih baik,” tuturnya. Kembali, Zohri mengaku bersyukur dengan apresiasi yang diberikan semua pihak, atas prestasi ia dan rekan-rekannya. “Saya sangat bersyukur sekali, apalagi dapat hadiah umroh gratis lagi. Bagi saya ini sangat luar biasa,” tutup Zohri. (Adt)

Tetesan Air Mata Lalu Muhammad Zohri, Apresiasi dan Beban Berat Di Pundaknya

Sprinter muda Lalu Muhammad Zohri siap berlaga di Asian Games 2018 usai menjadi juara dunia di Tampere, Finlandia. (Kemenpora)

Jakarta- Kedatangan Lalu Muhammad Zohri ke Tanah Air disambut meriah. Kalungan bunga dan uang pembinaan dari pemerintah sebesar Rp 250 juta serta tabungan emas 1 kg dari salah satu BUMN (Badan Usaha Milik Negara) didapat. Belum lagi beberapa sponsor yang lainnya. Bahkan, orang nomor satu di negeri ini, Presiden Joko Widodo, memerintahkan Basuki Hadimuljono, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Menpupera) untuk membangun rumah sprinter muda itu di Dusun Karang Pangsor, Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB). Itu semua ‘buah’ keberhasilannya sebagai juara dunia nomor 100 meter pada Kejuaraan Dunia Atletik U-20, di Tampere, Finlandia, pekan lalu. Dari catatan resmi Asosiasi Internasional Federasi Atletik (IAAF), dalam 32 tahun penyelenggaraan, prestasi terbaik Indonesia hanya mampu menembus peringkat 8 babak penyisihan, pada 1986. “Saya tak menyangka mendapat sambutan seperti ini. USoal pembangunan rumah, saya banyak kenangan dengan rumah itu, terutama ingat ibu dan bapak saya. Terima kasih kepada semuanya yang menyambut saya,” ujar Zohri lirih seraya meneteskan air mata, di Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (17/7) malam. “Saya tidak pernah menyangka (juara). Namun saya percaya diri dan yakin pertolongan Tuhan. Saya bersyukur kepada Allah bisa menjadi juara,” tuturnya. Lahir di Lombok, NTB, 1 Juli 2000, remaja yang akrab disapa Badok ini, merupakan anak ketiga dari Lalu Muhammad (ayah) dan Saeriah (ibu). Pria berpostur tegap itu ditinggal ibundanya sejak bangku SD (sekolah dasar). Dan, setahun yang lalu, ayahnya meninggal dunia. Ia kini tinggal bersama saudaranya yakni Baiq Fazilah, Lalu Ma’arif, dan Baiq Fujianti, di rumah sangat sederhana, di Karang Pangsor. Zohri bergabung di pelatnas atletik pada 2017. Adalah Mohammad Hasan, atau akrab disapa Bob Hasan, orang yang berjasa besar atas prestasi fenomenal Zohri. Ia merupakan Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI). Bob Hasan telah membina atletik selama empat dasawarsa. Bekerja denga hati. Menteri Perindustian dan Perdagangan era Presiden Soeharto itu melakuan pencarian talenta muda berbakat ke pelosok, serta pusat pendidikan latihan dan pelajar (PPLP), dan menggelar kejuaraan nasional (Kejurnas). Seluruh biaya dikeluarkan melalui kantong pribadi pria kelahiran 1931 ini. Soal prestasi Zohri, pria asal Semarang, Jawa Tengah itu mewanti-wanti, agar Zohri diberikan dukungan bukan pujian berlebihan. “Jangan dipuji-puji. Nanti kepalanya besar. Jadi tegang, malah kalah,” cetusnya, beberapa waktu lalu. Kini, Zohri menanggung beban berat dipundaknya. Kurang dari satu bulan, ia akan membela Merah Putih di ajang Asian Games 2018. Di pesta multievent empat tahunan itu punya tantangan besar. Sebab, berhadapan dengan pelari-pelari senior sekaligus para pesaingnya. Catatan waktu Zohri yakni 10,18 detik saat di Finlandia, masih kalah jauh dibandingkan Femi Ogunade. Sprinter asal Qatar ini adalah kampiun Asian Games 2014 pada nomor yang sama. Ogunade meraih emas dengan catatan waktu 9,93 detik. Tak hanya emas, tapi ia mencatatkan namanya dalam rekor pelari 100 meter tercepat di Asia. Di peringkat kedua, ada sprinter asal China, Su Bingtian. Rekor Su Bingtian adalah 10,10 detik. Diikuti Kei Takase dari Jepang, yang mendapat medali perunggu dengan waktu 10,15 detik. Dari statistik ini, Zohri belum memiliki catatan waktu yang lebih cepat, dari tiga besar juara nomor 100 meter Asian Games 2014 itu. (Adt) Catatan Prestasi Zohri: 1. Juara 1 Kejuaraan Nasional PPLP (Pusan Pendidikan dan Latihan Pelajar) nomor 100 meter (10,25 detik) 2. Emas Kejuaraan Atletik Asia Junior nomor 100 meter (10,27 detik) di Gifu, Jepang 3. Emas Westwood Rafer Johnson & Jackie Joyner-Kersee Invitational nomor 100 meter (10,36 detik) di Amerika Serikat 4. Perak Test Event Asian Games 2018 nomor 100 meter (10,32 detik) 5. Emas Kejuaraan Dunia Atletik U-20 nomor 100 meter (10,18 detik) di Tempere, Finlandia

Sampai di Jakarta, Zohri disambut Menpora Dengan seremonial di Bandara Soekarno-Hatta

Menpora Imam Nahrawi secara resmi menyambut kedatangan juara dunia lari 100 meter U-20 Lalu Muhammad Zohri di Bandara Soekarno Hatta Jakarta, Selasa. (Antaranews.com)

Jakarta- Kedatangan juara dunia lari 100 meter U-20, Lalu Muhammad Zohri disambut secara seremonial di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (17/7) dan dipimpin langsung Menpora Imam Nahrawi. Zohri tiba di Tanah Air menggunakan maskapai penerbangan Garuda Indonesia pada pukul 23.10 WIB. Setelah turun dari pesawat dan pengurusan imigrasi, pria yang disapa Badok ini dan rombongan, langsung ke lokasi penyambutan yang juga melibatkan kesenian dari Lombok. Menpora Imam Nahrawi yang sudah menunggu langsung bersalaman dan merangkul Zohri yang saat itu memakai jaket merah. Masyarakat yang berada di bandara juga antusias menyambutnya. Begitu juga dengan perwakilan PB PASI. Kalungan bunga melati juga tidak lupa disematkan ke Zohri oleh menpora. Sekjen PB PASI Tigor Tanjung, sang pelatih Eni Nuraini juga menyambut langsung atlet yang dalam satu pekan terakhir menjadi pantauan oleh masyarakat Indonesia itu. Meski terlihat lelah, Zohri tetap bersemangat untuk terlibat dalam penyambutan. Bendera Merah Putih juga tidak lepas dari pegangannya. Diatas panggung, Zohri langsung mendapat penghargaan dari Kemenpora serta predikat pemuda hebat. Penghargaan juga diberikan kepada pelatih Eni Nuraini serta pihak PB PASI. “Terima kasih kepada PASI. Kami berharap Zohri tetap konsisten untuk berlatih karena Asian Games sudah dekat. Saya berharap Zohri tetap rendah diri,” kata Menpora Imam Nahrawi. Zohri merupakan atlet Indonesia pertama yang sukses menjadi juara dunia lari 100 meter, meski untuk kategori U-20. Walau berada di lintasan delapan, Atlet berusia 18 tahun ini mampu menggebrak atlet negara lain yang selama ini menguasai nomor tersebut. Salah satu atlet yang disiapkan untuk Asian Games 2018 ini membukukan catatan waktu 10,18 detik. Zohri mampu mengalahkan dua sprinter asal Amerika Serikat, Anthony Schwartz dan Eric Harrison, yang masing-masing mencatatkan perolehan waktu 10,22 detik. Waktu yang dicatatkan oleh atlet asal Lombok Utara, Nusa Tenggara Timur ini hanya terpaut tipis, dengan catatan waktu mantan sprinter Indonesia, Suryo Agung Wibowo yaitu 10,17 detik, yang ditorehkan pada SEA Games 2009 di Laos. Atas prestasi tersebut, Zohri banyak mendapatkan apresiasi termasuk dari Presiden Joko Widodo. Bonus juga terus mengalir pada atlet yatim piatu ini. Kementerian Pemuda dan Olahraga memberi bonus Rp250 juta, selaih itu juga perbaikan rumahnya di Lombok Utara. (Ham)

Tampil di Nomor Sprint 100 Meter Asian Games 2018, Ini ‘Gilanya’ Catatan Waktu Para Pesaing Zohri

Catatan waktu 10,18 dari atlet muda Indonesia, Lalu Muhammad Zohri (merah), di Kejuaraan Dunia Atletik U-20 cabang 100 meter putra, ternyata kalah jauh dari rekor Asian Games 2014 milik sprinter asal Qatar, Femi Ogunade. (thejakartpost.com)

Jakarta- Torehan spektakuler sprinter muda Indonesia, Lalu Muhammad Zohri di Kejuaraan Dunia Atletik U-20 cabang 100 meter putra, membuka peluang Indonesia di Asian Games 2018. Namun, Indonesia punya banyak pesaing, jika berkaca pada Asian Games edisi sebelumnya dan SEA Games 2017. Zohri, yang baru berusia 18 tahun meraih catatan waktu impresif saat finish di urutan pertama 100 meter putra Kejuaraan Dunia, yakni 10.18. Namun, catatan waktunya itu masih kalah jauh, jika dibandingkan dengan sprinter asal Qatar, Femi Ogunade, yang menjuarai Asian Games 2014 pada nomor yang sama. Ogunade keluar sebagai juara pertama dengan catatan waktu 9.93. Tak hanya memboyong medali emas, tapi juga mencatatkan namanya dalam rekor pelari 100 meter tercepat di Asia. Di peringkat kedua ada sprinter asal China, Su Bingtian dengan catatan waktu 10.10. Kemudian diikuti Kei Takase dari Jepang, yang mengamankan medali perunggu dengan waktu 10.15. Dari statistik ini, dapat dilihat Zohri belum memiliki catatan waktu yang lebih cepat, dari tiga besar juara nomor 100 meter Asian Games 2014 itu. Di level Asia Tenggara, catatan waktu pria yang disapa Badok ini, mampu bersaing dengan pelari lainnya. Bukan tanpa alasan, pada SEA Games 2017 lalu, peraih medali emas cabang lari 100 meter asal Malaysia, Khairul Hafiz Jantan, cukup finish dengan waktu 10.38 mengamankan posisi pertama. Setelahnya ada Eric Shauwn Cray dari Filipina dan Kritsada Namsuwun dari Thailand, yang finish di waktu yang bersamaan, yakni 10.43. Indonesia pernah mempunyai sejarah bagus di level Asia Tenggara. Pada SEA Games 2009, sprinter Suryo Agung Wibowo berhasil mencatatkan rekor di nomor 100 meter putra, dengan catatan waktu 10.17. Catatan Suryo lebih cepat 0.01 detik, dibandingkan dengan Zohri. Dan hingga kini, belum ada atlet lari Asia Tenggara, yang mampu melebihi rekor tersebut. Prestasi yang diraih oleh Zohri, membawa angin segar di dunia atletik Indonesia. Bukan tak mungkin, dia masih bisa mempertajam catatan waktunya tesebut pada sisa waktu satu bulan ke depan sebelum Asian Games 2018 bergulir. Cabang olahraga atletik rencananya akan diperlombakan di Stadion Gelora Bung Karno, mulai 25 Agustus 2018. (art)

Jaga Konsistensi Prestasi, Pemerintah Bakal Kawal Lalu Muhammad Zohri Hingga Level Senior

Pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) akan mengawal prestasi Lalu Muhammad Zohri hingga ke level senior. (Adt/NYSN)

Jakarta- Muda dan berprestasi. Itulah sosok Lalu Muhammad Zohri. Berangkat ke Tampere, Finlandia, mengikuti Kejuaraan Dunia Atletik Under (U) 20 Tahun, tanpa ekspektasi. Memegang prinsip, berpartisipasi dahulu. Menang kalah soal nanti. Terlebih, ia memulai laga dari lintasan 8. Maklum, bukan favorit juara. Berbeda dengan pesaingnya duo Amerika Serikat (AS), Anthony Schwartz dan Eric Harrison. Mereka berada di lintasan tengah karena memang difavoritkan menjadi kampiun di ajang ini. Usai pistol start diletuskan, semua berjalan biasa, para sprinter tampak bersaing ketat. Namun, di detik-detik akhir, remaja kelahiran Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), 1 Juli 2000 itu mampu melesat. Mengukir catatan waktu 10,18 detik, ia finish terdepan. Remaja yang sehari-hari disapa Badok itu sukses menenggelamkan pamor sprinter unggulan Negara Paman Sam itu yang mencetak waktu 10,22 detik. “Tidak hanya disini (Kejuaraan Dunia Atletik U-20 Tahun). Saya ingin terus berprestasi. Alhamdulillah, banyak yang mengapresiasi prestasi saya. Semoga tidak ada yang berubah dengan saya. Saya tetap Zohri yang Insya Allah, tidak sombong. Saya akan terus berlatih meraih prestasi lebih tinggi lagi,” ujar sprinter yang pernah mengenyam pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Pemenang Barat, Kabupaten Lombok Utara, NTB, lewat sambungan telepon dengan Imam Nahrawi, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Jumat (13/7). Dan, demi menjaga konsistensi prestasi sensasional sprinter berusia 18 tahun itu, pemerintah berjanji mengawal Zohri hingga ke level senior. Zohri juga diharapkan memiliki motivasi tinggi untuk menjadi pelari tercepat di dunia. “Menjaga prestasi hingga seperti ini, Zohri harus dilatih dengan pelatih yang tepat serta program latihan yang baik serta berkesinambungan. Sehingga prestasinya bisa terjaga hingga ke level senior. Pemerintah akan terus mengawal Zohri,” terang Imam. “Harapannya masyarakat terus memberikan dukungan untuk Zohri yang saat ini berada di PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia) menjalani Pelatnas (pemusatan latihan nasional) jangka panjang. Selain itu, pelatihan yang dijalani harus menerapkan sport science secara tepat. Sehingga makin termotivasi menjadi pelari tercepat di dunia,” tambah menteri asal Bangkalan, Madura, Jawa Timur itu. (Adt)