Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Atletik, 06-11 Agustus 2022, berakhir. Sejumlah rekor-rekor baru lahir dari aksi atlet-atlet junior kelompok umur U-18 dan U-20.
Pengurus Besar Persatuan Atletik Indonesia (PB PASI) mengaku bangga dengan hasil akhir Kejurnas Atletik yang berlangsung di Stadion Tri Lomba Juang, Semarang, Jawa Tengah. PASI menilai pemecahan rekor oleh atlet-atlet muda menandakan Indonesia memiliki bibit potensial.
Berdasarkan laporan tertulis PB PASI, Jumat (12/08/2022), sebanyak 1.500 atlet dari 34 provinsi mengikuti Kejurnas Atletik yang melombakan kategori U-18, U-20, senior, dalam 124 nomor.
Valentine Vanesa Lonteng, atlet asal Minahasa Selatan, menjadi contoh atlet yang memecahkan rekor. Lonteng memecahkan rekor Kejurnas U-18 nomor 100 meter putri, dengan catatan waktu 11,61 detik.
Catatan yang pecah pada hari pertama Kejurnas, mengungguli rekor sebelumnya milik Nurul Imaniar dengan catatan waktu 11,97 detik pada 2010.
Lonteng juga memecahkan rekor Kejurnas U-18 nomor 200 meter putri atas namanya sendiri. Lewat catatan waktu 24,37 detik, dia memecahkan rekor sebelumnya 24,84 detik saat Kejurnas Atletik 2019 di Pakansari, Bogor, Jawa Barat.
Rekornas lain hadir dari lontar martil U-20 oleh atlet putra asal Lampung, Dedy Yusuf. Dengan jarak lemparan sejauh 56,91 meter, Dedy mematahkan rekor yang telah bertahan selama 5 tahun milik Denny Putra asal Riau, dengan jarak lemparan 56,38 meter.
Pada nomor U-20 putri, Natasya Mahdalita asal Jawa Barat menorehkan lontaran 49,98 meter, memecahkan rekor sebelumnya yang sudah bertahan delapan tahun atas nama Tresna Puspita dari provinsi yang sama.
Nomor lompat tinggi U-20 putri juga menghadirkan rekornas baru. Nabila Fafriliani, asal Jawa Timur, mencatatkan lompatan setinggi 1,73 meter. Dia memecahkan rekor 1,72 meter milik Nadia Anggraini dari DKI Jakarta pada 2014.
Sebagai bentuk apresiasi, Ketua Umum PB PASI Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan menyiapkan bonus untuk atlet yang memecahkan rekornas, di luar hadiah kejuaraan.
“Bonus ini hanya sebagai tambahan motivasi. Saya ingin atlet-atlet bisa berprestasi dengan baik dan punya harapan ke depan. Kami tidak ingin memberikan uang saja atau fasilitas lain, tapi juga mendorong mereka mendapatkan pendidikan yang bagus,” ujar Luhut Pandjaitan, melalui keterangan tertulis.
Jawa Timur menjadi juara umum Kejurnas Atletik dengan raihan 24 emas, 25 perak, dan 17 perunggu. Jawa Tengah menyusul di posisi kedua dengan 16 emas, 19 perak, dan 18 perunggu. Jawa Barat melengkapi urutan posisi ketiga dengan 12 emas, delapan perak dan sembilan perunggu.