Proliga 2019 Siap Dihelat di Yogyakarta, Tim Debutan Jakarta Garuda Andalkan Skuat 20 Tahunan

Hanny S. Surkatty, Direktur Proliga (tengah), bersama perwakilan sponsor pada acara preskon kick-off Proliga 2019, di Kantor PBVSI, Pancoran, Jakarta Selatan, pada Rabu (28/11). (Adt/NYSN)

Jakarta- Proliga musim 2019 siap dihelat di Gelanggang Olahraga (GOR) Amongrogo, Yogyakarta, pada 7-9 Desember 2018. Terdapat enam tim putra dan lima tim putri yang akan meramaikan persaingan kompetisi kasta tertinggi bola voli Tanah Air itu. Tim putra yaitu Surabaya Bhayangkara Samator, Palembang Bank SumselBabel, Jakarta Pertamina Energi, Jakarta BNI 46, Jakarta Garuda, dan Sidoarjo Aneka Gas Industri. Sedangkan tim putri yaitu Jakarta Pertamina Energi, Jakarta PGN Popsivo Polwan, Bandung Bank bjb Pakuan, Jakarta BNI 46, dan Jakarta Elektrik PLN. Selain Kota Yogyakarta, pelaksanaan Proliga 2019 akan melewati tujuh kota lainnya. Diantaranya di GOR Tridharma Gresik-Jawa Timur (14-16 Desember 2018), GOR C’Tra Arena Bandung-Jawa Barat (21-23 Desember 2018). Ini untuk putaran pertama. Kemudian berlanjut dengan putaran kedua, di Gedung PSCC Palembang-Sumatera Selatan (11-13 Januari 2019), GOR Bulutangkis Pekanbaru-Riau (18-20 Januari 2019), dan GOR Sritex Arena Solo-Jawa Tengah (25-27 Januari 2019). Dan dilanjutkan dengan Final Four pertama di GOR Joyoboyo Kediri-Jawa Timur (8-10 Februari 2019). Lalu, edisi Final Four kedua di GOR Ken Arok Malang-Jawa Timur (15-17 Februari 2019), serta ditutup Grand Final di GOR Amongrogo (23 dan 24 Februari 2019). Hanny S. Surkatty, Direktur Proliga, mengatakan jika babak Grand Final Proliga musim lalu hanya digelar satu hari, maka Proliga 2019 akan diselenggarakan babak Grand Final selama 2 hari, yaitu pada 23-24 Februari 2019. “Pelaksanaan final yang biasanya berlangsung hari Minggu, untuk perebutan juara putra dan putri. Maka kali ini final putri berlangsung pada hari Sabtu dan final putra dilaksanakan pada hari Minggu,” ujar Hanny, di Kantor Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI), Pancoran, Jakarta Selatan, pada Rabu (28/11). “Selain itu, perebutan peringkat ketiga dan keempat yang tadinya diperebutkan saat laga final four, kini dilangsungkan pada grand final dimana putri pada Sabtu dan putra pada Minggu,” lanjutnya. Dipilihnya Yogyakarta sebagai laga pembuka dan penutup Proliga 2019, diungkapkan Hanny, karena animo masyarakat Kota Gudeg itu sangat besar. Selain itu, kapasitas GOR Amongrogo yang mampu menampung 7 ribu penonton. “Ini kapasitas terbesar di Indonesia. Sama seperti di Istora, setelah direnovasi. Sebenarnya ada venue lainnya yang dapat menampung jumlah penonton yang besar yaitu di GOR Jatidiri Semarang malah bisa sampai 10 ribu penonton. Tapi sudah tiga tahun direnovasi belum selesai direnovasi sampai sekarang,” tambah Hanny. “Kenapa kami tidak di Jakarta? Selain penonton di Yogyakarta besar, juga soal dana operasional. Di Jakarta, biaya sewa gedungnya mahal, bisa 20 kali lipat dari harga sewa di Yogyakarta. Biaya sebesar itu lebih baik untuk pembinaan,” terang pria yang juga Ketua III Bidang Pertandingan dan Kompetisi PP (Pengurus Pusat) PBVSI itu. Sementara itu, pada Proliga 2019 ini terdapat tim debutan yang akan memanaskan persaingan, yakni tim putra Jakarta Garuda dan Sidoarjo Aneka Gas Industri. Pada Proliga 2019, Jakarta Garuda tak memasang target muluk. Sebab, tim yang diarsiteki Eko Waluyo itu, hampir seluruhnya dihuni pemain junior. “Persiapan kami sejak awal November, dan sudah 75 persen. Karena pemain junior, maka target juga tidak muluk. Dan, kami akan lihat penampilan mereka diputaran pertama sebagai bahan evaluasi,” tutur Eko. Menurut Eko, anak didiknya itu rata-rata masih berusia 20 tahun, dan mereka diambil dari seluruh pelosok Nusantara. “Sebagai persiapan menghadapi Proliga 2019, kami sudah melakukan latih tanding dengan tim Divisi Satu, yakni tim Mabes TNI Jakarta, kami kalah 2-3. Saya harapkan pemain-pemain junior ini bisa tampil maksimal di kompetisi nanti,” tukas Eko. (Adt)

Sukun Muda Jawa Timur dan Bandung Tectona Kampiun Kejurnas Bola Voli U-17, PBVSI Saring 30 Atlet untuk Kejuaraan Asia 2019

Tim putra Sukun Muda Jawa Timur menjadi kampiun Kejurnas Bola Voli Usia (U)-17 Tahun, usai mengalahkan Elektrik PLN Sulawesi Utara, dengan skor 3-2 (20-25, 25-18, 25-14, 23-25, dan 17-15). di Gelanggang Olahraga (GOR) Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pada Sabtu (24/11). (Adt/NYSN)

Jakarta- Tim putra Sukun Muda Jawa Timur dan tim putri Tectona Bandung, sukses menjadi kampiun Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Bola Voli Usia (U)-17 Tahun, di Gelanggang Olahraga (GOR) Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pada Sabtu (24/11). Kemenangan itu membuat masing-masing tim berhak membawa pulang hadiah uang tunai senilai Rp 10 juta. Memainkan laga final, Sukun Muda mematahkan peforma klub Elektrik PLN Sulawesi Utara, dengan skor 3-2 (20-25, 25-18, 25-14, 23-25, dan 17-15). Indrajaya, juru racik Sukun Muda, mengaku puas dengan performa anak didiknya di pertandingan final ini. Terlebih, ungkapnya, pertandingan kedua tim berjalan ketat dan seru. “Kami akui lawan layak menjadi finalis. Apalagi kekuatan kedua tim sama kuat,” ujar Indrajaya usai tim-nya meraih kemenangan, pada Sabtu (24/11). Diakuinya, salah satu pemain lawan memiliki kemampuan di atas rata-rata, yakni Jordan. Ia menginstruksikan anak didiknya untuk ‘mematikan’ Jordan. “Alhamdulilah anak-anak bisa menjalankan itu. Sebenarnya keunggulan kami itu ada pada tosser dengan postur yang tinggi, sehingga bisa menekan lawan,” lanjut Indrajaya. Sementara itu, Tectona Bandung yang bermaterikan pemain debutan berhasil menyudahi perlawanan Bharata Muda Jakarta dengan skor 3-2 (16-25, 23-25, 25-15, 25-22, dan 15-4). Emiel Sanger, arsitek Tectona Bandung, mengatakan kemenangan anak didiknya itu merupakan sebuah kejutan. “Ini surprise bagi kami selaku pelatih. Karena secara umur mereka masih bisa bermain kembali di Kejurnas U-17 tahun depan. Dan, hampir semua pemain adalah wajah-wajah baru. Tapi, kami bisa menang di Kejurnas tahun ini. Sangat luar biasa,” tegas Emiel. Menurutnya, dengan materi pemain muda dan baru pertama kali mengikuti Kejurnas ini, maka yang dibutuhkan adalah ketenangan untuk bisa memenangi setiap laga. “Secara materi pemain berimbang, tapi kami punya kelebihan di quicker, serta kami bermain cepat pada saat lawan tertekan,” cetusnya. Usai Kejurnas Bola Voli U-17, Pengurus Pusat (PP) PBVSI (Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia) bakal menjaring 30 atlet untuk dipersiapkan menghadapi Kejuaraan Junior Asia pada 2019. “Setelah Kejurnas ini kami akan menjaring 30 atlet yang akan kami persiapkan untuk menghadapi Kejuaraan Junior Asia tahun depan. Kejurnas ini menambah motivasi bagi para atlet muda untuk terus giat berlatih,” terang Denny Hendri Wijaya, Ketua Panitia Pelaksana 2018 Kejurnas Bola Voli U-17 itu. Kembali, Indrajaya menyambut baik keinginan PP PBVSI yang akan menjaring 30 atlet guna menghadapi Kejuaraan Asia. “Sangat bagus karena memotivasi pembina bola voli di daerah untuk terus melakukan pembinaan atlet usia dini. Apalagi atlet-atlet muda potensial justru paling banyak berada di daerah,” tegas Indrajaya. Hal senada dikatakan Emiel. Menurutnya, hal itu akan memotivasi atlet-atlet muda untuk semangat berlatih. “Pembinaan memang harus terus berjalan. Sedangkan bagi kami akan terus melakukan pembinaan, sehingga regerasi atlet voli nasional terus terjaga,” tukas Emiel. (Adt) Hasil Final Kejurnas Bola Voli U-17: Putra Juara I: Sukun Muda Jawa Timur Juara II: Elektrik PLN Sulawesi Utara Juara III: Rajawali Yogyakarta Juara IV: Vobgard Jakarta Putri Juara I: Tectona Bandung Juara II: Bharata Muda Jakarta Juara III: Jenggolo Jawa Timur Juara IV: GMSBS Musi Banyuasin

Tampil Superior, Tectona Bandung dan Vobgard Jakarta Melenggang ke Semifinal Kejurnas Bola Voli U-17

Tim putri Tectona Bandung (hijau/kanan) lolos ke semifinal Kejurnas Bola Voli U-17 usai mengalahkan Yuso Sleman dengan skor 3-0 (25-21, 25-19, 25-17), di GOR Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pada Jumat (23/11). (Adt/NYSN)

Jakarta- Tim putri Tectona Bandung dan tim putra Vobgard Jakarta, tampil superior pada laga perempat final Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Bola Voli Usia (U)-17 Tahun, pada Jumat (23/11). Bertanding di Gelanggang Olahraga (GOR) Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Tectona tanpa kesulitan membungkam Yuso Sleman dengan skor 3-0 (25-21, 25-19, 25-17). Emiel Sanger, Arsitek Tectona Bandung, mengatakan kemampuan anak didiknya sedikit di atas lawan. “Jadi memang secara recieve maupun spike kami lebih unggul dibandingkan lawan. Apalagi block lawan juga kurang rapat, sehingga saya biarkan anak-anak main secara terbuka di pertandingan tadi,” ujar Emiel usai laga, pada Jumat (23/11). Diakui Emiel, pihaknya belum menerapkan strategi khusus pada pertandingan kontra Yuso. “Kami tidak ada strategi khusus untuk pertandingan tadi. Yang kami lakukan ada melakukan bongkar pasang pemain. Jadi siapa yang siap dan tidak siap untuk dimainkan pada semifinal nanti,” lanjutnya. “Selain untuk menghemat fisik dan tenaga mereka menghadapi laga selanjutnya,” tambahnya. Memainkan laga semifinal, Emiel meminta anak didiknya bermain tenang. “Jangan sampai mainnya terburu-buru, dan benar-benar konsentrasi ke pertandingan,” tegas Emiel. Sementara itu, Vobgard menghentikan kekuatan Borneo Kalimantan Timur, dengan skor 3-0 (25-18, 25-20, 25-21). Ikhsan Pascal, arsitek Vobgard Jakarta, mengapresiasi anak didiknya yang bermain gemilang di pertandingan ini. “Kekhawatiran kami soal fisik tak terbukti di pertandingan hari ini. Mereka sangat fight menghadapi Borneo,” cetus Ikhsan. Bermain di semifinal, Ikhsan tak ingin anak didiknya itu menganggap remeh lawan. Menurutnya, semua tim yang melaju ke semifinal merupakan tim-tim terbaik. “Pertandingan selanjutnya pasti akan sulit, karena tim yang lolos semifinal adalah tim kuat dan terbaik. Apalagi kami juga belum tahu kekuatan lawan yang kami hadapi nanti. Sehingga kami belum bisa menyusun strategi guna menghadapi semifinal pada sore (Jumat, 23/11) nanti,” jelas Ikhsan. (Adt)

Libas Mitra Utama Jawa Timur 3-0, Vobgard Jakarta Kunci Predikat Juara Pool Kejurnas Bola Voli U-17

Tim putra Vobgard Jakarta (kanan) membukukan kemenangan ketiga pada laga penyisihan grup Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Bola Voli Usia (U)-17 Tahun. Melakoni laga di GOR Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pada Kamis (22/11), anak didik Ikhsan Pascal itu melibas Mitra Utama Jawa Timur dengan skor 3-0. (Adt/NYSN)

Jakarta- Tim putra Vobgard Jakarta membukukan kemenangan ketiga pada penyisihan grup Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Bola Voli Usia (U)-17 Tahun. Melakoni laga di GOR Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pada Kamis (22/11), anak didik Ikhsan Pascal itu melibas Mitra Utama Jawa Timur dengan skor 3-0. Pada set awal pertandingan berjalan seru, silih berganti serangan demi serangan dilancarkan kedua tim. Namun, Vobgard lebih siap dalam mengantisipasi kekuatan lawan. Hasilnya, set pertama berakhir dengan skor 25-21. Tak ingin mengulang kesalahan, Mitra Utama berusaha bangkit di set kedua. Bahkan smash keras dan tajam yang dilancarkan para pemain wakil Jawa Timur itu memundi angka. Namun, hal itu belum cukup untuk menghentikan perlawanan Vobgard. Tampil tenang serta percaya diri dalam mengeksekusi bola membuat wakil ibukota itu kembali membukukan kemenangan di set kedua dengan skor 25-20. Kembali Vobgard menunjukkan kelasnya sebagai tim juara bertahan. Memainkan set ketiga, Vobgard terus memimpin perolehan angka. Mitra Utama berusaha memangkas angka dengan lawan. Namun, kerja keras mereka belum membuahkan hasil. Vobgard justru mengunci kemenangan di set ini, dengan skor 25-23. Dengan hasil tiga kali menang atas Mitra Utama, dan sebelumnya dengan tim Maluku (Selasa, 20/11), serta tim Perkasa (Rabu, 21/11), otomatis Vobgard berhak menyandang predikat juara pool. Usai laga, Ikhsan mengaku senang tim-nya sukses meraih kemenangan ketiga pada laga penyisihan. Kendati demikian, ia menilai kondisi fisik anak didiknya itu menurun dibanding dua penampilan sebelumnya. “Alhamdulillah anak-ank bermain dengan baik di pertandingan tadi. Tapi memang kondisi fisik anak-anak tidak bisa dibohongi. Penampilan mereka menurun dibanding laga sebelumnya,” ujar Ikhsan. “Kami mampu menjadi juara pool, tapi tak otomatis kami mudah menghadapi laga berikutnya di fase gugur. Banyak yang harus diperbaiki. Semua tim yang lolos ke fase gugur pasti telah mempersiapkan diri dengan baik. Dengan sisa waktu yang ada akan kami manfaatkan sebaik-baiknua untuk recovery fisik,” terangnya. Ikhsan menambahkan pendeknya waktu persiapan menghadapi Kejurnas Bola Voli U-17 ini menjadi bahan evaluasia bagi tim pelatih. Bahkan, ia mengungkapkan kerap melakukan bongkar pasang tim inti hingga mengatur strategi jitu demi memaksimalkan performa anak asuhnya itu. “Karena mereka pelajar, sehingga fokus dan konsentrasinya terbagi antara sekolah dan pertandingan. Berbeda dengan atlet profesional yang fokus bertanding. Mungkin ini salah satu kendala yang kami hadapi, namun kami tidak ingin hal itu sebagai alasan. Semoga kami bisa tetap tampil baik hingga final nanti,” tukas Ikhsan. Kejurnas Bola Voli U-17 adalah ajang kejuaraan yang digagas Ikatan Atlet Voli Indonesia (IAVI) dan mendapatkan dukungan dari PB (Pengurus Besar) PBVSI (Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia) serta Kemenpora (Kementerian Pemuda dan Olahraga). Bahkan, Kejurnas Bola Voli U-17 sudah masuk dalam kalender resmi PBVSI dalam rangka pembinaan usia dini. Tahun ini merupakan edisi keempat yang sudah berlangsung sejak 2015. Sebelumnya event ini dihelat di Malang, Jawa Timur (2015, 2016), dan Yogyakarta (2017). Kali ini, Jakarta mendapat kehormatan sebagai tuan rumah. Ajang ini mengikutsertakan 16 tim putra dan 16 tim putri. Tak hanya dari Jawa, peserta juga muncul dari berbagai wilayah Indonesia seperti Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Tujuan utamanya adalah mencari atlet muda berbakat yang tersebar di seluruh Indonesia sekaligus mengukur pembinaan yang telah dilakukan di level klub. (Adt)

PP PBVSI Yakini Kejurnas Voli Antarklub U-17 Bakal Sengit, Menuju Persiapan Kejuaraan Junior Asia 2019

Tim Putra Vobgard DKI Jakarta (hijau) menjadi juara pada Kejurnas Voli Antarklub U-17, edis 2017 lalu, usai menekuk Pasundan Jabar dengan skor 3-0, di GOR Amongrogo, Yogyakarta. Pada 2018, event ini akan berlangsung di GOR Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pada 20-24 November 2018. (bolapsort.com)

Jakarta- Pengurus Pusat Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PP PBVSI) meyakini Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Bola Voli Antarklub U-17, pada 20-24 November, bakal berlangsung sengit. Hal itu dikatakan Hanny S. Surkatty, Ketua Bidang Pertandingan PP PBVSI, di Jakarta, pada Kamis (25/10). “Kejurnas U-17 lebih sengit, karena itu memang turnamen yang mempertemukan klub dengan materi pemain muda,” ujar Hanny. Diungkapkannya, saat ini negara lain di dunia tengah gencar melakukan pembinaan pemain usia muda. “Sekarang itu dunia memang sedang menggalakan pembinaan di bawah U-17. Sehingga mau tidak mau, Indonesia juga harus fokus untuk melakukan hal yang sama dengan negara-negara lain. Supaya nantinya jangan sampai tertinggal prestasinya,” jelasnya. Turnamen voli junior ini akan berlangsung di Jakarta, tepatnya di Gelanggang Olahraga (GOR) Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pada 20-24 November 2018. Ajang bergengsi yang masuk agenda PBVSI itu, akan melibatkan total 32 tim dari seluruh Provinsi di Tanah Air, dengan rincian, 16 tim putra dan 16 tim putri. Event ini sebelumnya dihelat di Malang, Jawa Timur (2015-2016), dan Yogyakarta (2017), serta diharapkan melahirkan bibit-bibit unggul voli Indonesia. “Dari event ini nantinya yang menjadi juara, akan kami ikutsertakan, pada Kejuaraan yunior Asia untuk tahun depan,” tukas Hanny. Untuk kategori U-17, beberapa klub tanah air sudah menyiapkan skuatnya. Diantaranya klub Maluku dan JVC, yang akan mewakili tim putra DKI Jakarta, pada event ini. Disusul Klub Vobgard dan Satria Muda, di bagian putri. Lalu Bali, yang akan diwakili Klub putra Kartini Batik Club (KBC) asal Gianyar. Sementara, tim asal Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), akan diwakili oleh tim Yuso Yogya putri remaja U-17, yang pada medio Juli 2018, berhasil menjadi juara pada event Kejurda bola voli remaja antarklub se-DIY. (Adt)

16 Tim Ramaikan Persaingan Livoli 2018, Ajang Seleksi Atlet Muda SEA Games 2019 Filipina

PP PBVSI kembali menggelar kejuaraan nasional Livoli 2018, pada 28 Oktober - 4 November 2018, sekaligus menjadi ajang seleksi atlet muda untuk SEA Games 2019, Manila, Filipina. (Adt/NYSN)

Jakarta- Pengurus Pusat (PP) Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) kembali menggelar kejuaraan nasional Livoli, pada 28 Oktober – 4 November 2018. Sebanyak 16 tim, terdiri dari 8 tim putra dan 8 tim putri bakal meramaikan persaingan event rutin tahunan itu. Sekaligus ajang seleksi jelang SEA Games 2019, Manila, Filipina. “Mudah-mudahan di ajang Livoli ini kami dapatkan pemain muda berbakat untuk regenerasi mengikuti event internasional. Ada waktu 10 bulan sebelum SEA Games Manila,” ujar Hanny S. Surkatty, Ketua Bidang Pertandingan PP PBVSI (demisioner), di Jakarta, Kamis (25/10). Livoli 2018 mengikutsertakan klub Divisi Utama dan Divisi Satu sebagai ajang pemanasan sebelum memulai Proliga 2019. PT Perusahaan Gas Negara (PGN) masih menjadi sponsor utama untuk Livoli 2018. Pada Livoli 2018, delapan tim putra akan tampil yakni Bhayangkara Samator Surabaya, TNI AU Jakarta, Indomaret Sidoarjo, Sukun Yuso Gunadarma Yogyakarta, Berlian Bank Jateng Semarang, Surya Muda Salatiga, dan dua tim promosi dari Divisi Satu, yakni PU Grobogan Jateng, serta Bina Cijaura Bogor. Sedangkan delapan tim putri adalah Bank Jatim Surabaya, PGN Popsivo Polwan, TNI AU Jakarta, Petrokimia Gresik, TNI AL Jakarta, Alko Bandung, serta dua tim promosi dari Divisi Satu, yaitu JWS Sulut, dan LNG Bontang. Untuk Livoli Divisi Utama bakal dihelat di Gelanggang Olahraga (GOR) Ki Mageti, Magetan, Jawa Timur, pada 28 Oktober – 4 November 2018. Dan, Livoli Divisi Satu bakal digelar di GOR Dimyati, Kota Tangerang, Banten, pada 12-18 November 2018. Hanny menegaskan Livoli tak kalah menarik dengan Proliga, sebab akan terjadi persaingan ketat diantara para peserta. Menurutnya, dua tim terbawah pada kejuaraan di Magetan, Jawa Timur, akan terkena degradasi ke Divisi Satu. Sedangkan dua tim teratas pada Livoli 2018 Divisi Satu, lanjut Hanny, bakal mendapatkan promosi di Divisi Utama. “Jadi dipastikan kejuaraan di Magetan nanti akan berlangsung ketat. Sebab, semua tim tidak ingin terlempar ke Divisi Satu,” tegas Hanny. Sementara itu, Santiaji Gunawan, Group Head Strategic Stakeholder Manajemen PT PGN, menyebut PGN Livoli memiliki peran strategis bagi pembinaan atlet nasional. Melalui kompetisi Livoli, ungkap Santiaji, para pemain muda dapat menimba ilmu dari para atlet senior yang telah berlaga di Proliga. “Seperti tahun lalu, Livoli juga berperan dalam meningkatkan kualitas para pemain untuk Asian Games. Kami menyadari untuk memajukan olahraga nasional khususnya bola voli dibutuhkan banyak kompetisi yang berjenjang, untuk itu PGN tetap berkomitmen menyelenggarakan PGN Livoli 2018,” terang Santiaji. (Adt)

Antiklimaks Takluk Dari Vietnam 1-3, Voli Putri Indonesia Gagal Kunci Posisi Enam Besar

Aprilia Santini Manganang (9) dkk gagal mengunci posisi enam besar cabang bola voli Asian Games 2018. Timnas voli putri Indonesia dipaksa menyerah 1-3 dari Vietnam, pada Jumat (31/8), di Volley Indoor, Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta. (Riz/NYSN)

Jakarta- Aprilia Santini Manganang dan kolega gagal mengunci posisi enam besar cabang bola voli Asian Games 2018. Timnas bola voli putri Indonesia itu dipaksa menyerah 1-3 dari Vietnam, pada Jumat (31/8), di Volley Indoor, Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta. Di pertandingan ini, kedua tim tampil percaya diri serta mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Di set pertama, Vietnam yang dimotori Dinh Thi Tra Giang mampu menyudahi perlawanan ketat tuan rumah dengan skor 29-27. Memainkan set kedua, Amalia Fajrina Nabila dan kawan-kawan berusaha bangkit. Bahkan kerap unggul dalam perolehan poin dengan lawan, serta berhasil mencuri kemenangan dengan skor jauh 25-18. Namun, anak asuh Mohamad Ansori tak mampu menjaga performa. Vietnam yang sempat tertekan di set kedua, justru balik menebar ancaman ke kubu Merah Putih diset ketiga. Berada di atas angin, Vietnam makin ‘gila’ dengan melancarkan smash keras menghujam yang tak mampu dibendung srikandi Merah Putih. Akhirnya, Vietnam merebut set ini dengan skor 25-22. “Set kedua kami bisa menang karena servis dan nyerang terus. Tapi, di set ketiga lawan mulai berani servis, sedangkan kami tidak siap dan kewalahan sendiri. Apalagi pertahanan kami terdapat banyak celah serta kurang cepat bisa baca lawan,” ujar Amalia, Kapten Timnas Bola Voli Putri Indonesia usai laga. “Jadi harusnya yang jadi patokan diam di situ, ini justru memposisikan dirinya belum jelas. Ini yang membuat Vietnam tahu kelemahan kami, begitu juga dengan blok-blok dari kami yang tidak sempurna,” tambahnya. Di set keempat, Manganang Cs sempat membentang asa. Meski perolehan poin sempat tertinggal dari Vietnam sejak awal laga, namun mereka berusaha mengejar poin hingga kedudukan 17-`18 dan 19-20. Akibat kurang tenang dalam menerima serta mengeksekusi bola, membuat timnas bola voli putri Indonesia harus mengakui ketangguhan Vietnam yang mengunci set ini dengan skor 22-25. Hasil tersebut membuat mereka gagal mengulang sukses di ajang SEA Games 2017, Kuala Lumpur, Malaysia. Ketika itu, timnas bola voli putri berhasil menaklukkan Vietnam, di semifinal, dengan skor 3-2. “Sebenarnya ini sesuai target delapan besar. Tapi, karena ketemu Vietnam, inginnya teman-teman menang, karena di SEA Games kemarin kami menang lawan mereka, apalagi masih sesama negara Asia Tenggara,” ungkap Amalia. “Ya, pinginnya bisa peringkat 5-6, tapi enggak bisa dan harus turun lagi. Ini kan kayak musuh bubuyutan. Dan, sekarang jadi 7-8 peringkatnya,” lanjutnya. Sementara itu, Manganang mengaku penampilannya di pertandingan kali ini berada di bawah performa terbaiknya. “Memang saya tampil tadi tidak maksimal. Mungkin ada faktor kelelahan juga karena jadwal pertandingannya kan sangat mepet waktunya. Soal stamina juga bisa jadi catatan tersendiri untuk kedepannya perlu diperhatikan,” tegasnya. Manganang Cs masih melakoni satu laga lagi menghadapi Kazakhstan untuk posisi 7 dan 8 pada Sabtu (1/9). Mohammad Ansori, Arsitek Tim, berharap timnya bermain bagus kontra Kazakhstan. “Soal peluangnya belum tahu, dilihat besok saja. Mudah-mudahan lebih bagus dari hari ini,” ucap Ansori. (Adt)

Manganang Cs Takluk 0-3 Dari Korea, Kalah Pengalaman dan Jam Terbang

Aprilia Santini Manganang (9) dan kawan-kawan, takluk 3-0 dari Timnas putri Korea Selatan, pada perempatfinal cabang bola voli, yang dihelat di Volley Indoor, Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Rabu (29/8). (Riz/NYSN)

Jakarta- Timnas putri Indonesia harus takluk dari Korea Selatan (Korsel) dengan skor 0-3, pada perempatfinal cabang bola voli, yang dihelat di Volley Indoor, Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Rabu (29/8). Aprilia Santini Manganang Cs dipaksa menyerah dalam pertarungan tiga set, 22-25, 13-25, dan 18-25 atas Negeri Ginseng, dalam waktu 76 menit. Amalia Fajrina Nabila, Kapten Tim, mengaku banyak pelajaran yang didapat dirinya dan kolega pada laga ini. Terlebih, menurut pemain bernomor punggung 7 itu, pertandingan kali ini menjadi pertemuan pertama bagi kedua tim setelah beberapa tahun Indonesia absen di kejuaraan Asia. “Ini baru pertama kali lagi kami bertemu dengan mereka setelah beberapa tahun Indonesia tidak pernah ikut kejuaraan Asia. Tapi, secara keseluruhan kami sangat puas untuk pertandingan hari ini,” ujar pemain berusia 24 tahun itu usai laga. Diakuinya, level Indonesia dengan Korsel berbeda. “Di pertandingan tadi kami sudah berusaha maksimal. Di Asian Games sebelumnya mereka itu juara dengan mengalahkan Jepang. Ya, bisa dlihat perjuangan kami serta salut juga buat teman-teman yang lain,” tambahnya. “Kami tidak pernah ikut kejuaraan. Dan sekalinya ikut di Asian Games, apalagi ketemunya Korsel. Mereka tim yang konsisten ikut Grand Prix bahkan Olimpiade. Yang pasti banyak pelajaran yang didapat terutama teknik dan mental,” ungkap Amalia. Sementara itu, kendati takluk dari Korsel, namun Aprilia Manganang mengaku puas dengan dengan pertandingan yang dilakoninya bersama tim. “Sangat puas pertandingan hari ini. Apalagi tadi poinnya juga rapat terus. Kami banyak mengambil pelajaran dari mereka. Yang pasti pengalaman mereka dengan materi pemain yang bagus-bagus,” jelasnya. “Tadi juga bisa dilihat mereka mainnya tenang karena mungkin dari pengalaman dan juga jam terbang. Jadi Indonesia harus banyak bertanding di luar untuk mengimbangi permainan seperti tim Korsel,” ungkapnya. Diketahui, Indonesia melaju ke perempatfinal setelah berhasil bertahan di posisi empat besar Grup A. Srikandi Merah Putih menduduki posisi ketiga di klasemen akhir Grup A dengan poin 6, hasil dari 2 kali menang dan 2 kali kalah. Pada pertandingan terakhir di babak penyisihan Grup A, Timnas Indonesia harus menyerah saat melawan Thailand dengan skor 1-3, pada Senin (27/8). Di pertandingan ini, Timnas Indonesia hanya bisa mencuri keunggulan di set kedua dengan skor 25-20. Pada tiga set lain, Thailand menang dengan skor 19-25, 13-25 dan 13-25. Hasil ini membuat Thailand mengoleksi 12 poin dari 4 laga sekaligus merebut puncak klasemen akhir Grup A. Sedangkan Mohammad Ansor, juru racik tim, menargetkan anak didiknya bisa finish diposisi 5 besar. “Kami yakin anak-anak bisa ambil posisi 5 atau 6. Itu memang target yang ingin dicapai,” tukas Ansori. (Adt)

Hajar Thailand 3-1, Timnas Voli Putra Indonesia Juara Turnamen Voli Di Vietnam

Aji Maulana dkk diminta tetap menjaga kekompakan hingga ke Asian Games 2018 usai juara di turnamen bola voli internasional Lienvietpostbank di Vietnam, Kamis (31/5) malam. (Adt/NYSN)

Ha Nam- Timnas Bola Voli putra Indonesia juarai Turnamen Bola Voli Internasional Piala Lienvietpostbank. Pada laga final di Ha Nam Sports Gymnasium, Vietnam, Kamis (31/5) malam, Tim Merah Putih mengalahkan musuh bebuyutan, Thailand dengan skor 3-1 (31-33, 25-18, 25-22, 25-23). Timnas Thailand sempat mengungguli Rendy Tamamilang dan kawan-kawan pada set pertama. Padahal tim besutan Samsul Jais itu sempat unggul dengan selisih empat angka atas Kitsada dan kawan-kawan. Gara-gara permainan mengendur, skor menjadi sama 20-20. Timnas Indonesia akhirnya kalah dengan skor 31-33. Beruntung, pada tiga set berikutnya Timnas selalu menang. Kemenangan ini merupakan yang kedua dibukukan Indonesia atas Thailand. Kedua tim juga bertemu pada babak penyisihan, 27 Mei 2018. Saat itu, Indonesia menundukkan Thailand 3-0 (25-23, 25-22, 25-22). “Hasil ini merupakan momentum penting untuk memberikan motivasi dan inspirasi baru bagi cabang olahraga lain. Tentunya, keberhasilan ini akan kami siapkan apresiasi,” ujar Imam Nahrawi saat menyambut kedatangan Timnas Bola Voli Putra Indonesia di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (1/6). Sementara, Aji Maulana, Kapten Timnas Bola Voli Indonesia, menegaskan kemenangan ini sangat penting dan menjadi modal berharga untuk persiapan ke Asian Games 2018, pada Agustus-September nanti. “Di ajang Asian Games ini persaingan sangat ketat. Sebab ada Jepang, Korea dan China. Sedangkan di turnamen kemarin cuma ada Kazakhstan, Thailand, Vietnam dan Myanmar. Dan, kami masih butuh kompetisi internasional lain untuk nambah pengalaman tanding serta jam terbang, ” cetus Aji. Pada turnamen internasional yang diikuti enam negara tersebut, timnas hanya sekali kalah, saat melawan Kazakhstan pada awal turnamen dengan skor 2-3. Namun, kekalahan itu mampu dibalas di semifinal, dengan skor telak 3-0. Empat negara lainnya, Myanmar, China Junior, Thailand, dan tuan rumah Vietnam juga berhasil dikalahkan Indonesia. Pada babak penyisihan, Thailand dilibas dengan skor 3-0. Myanmar dan Vietnam juga dikalahkan dengan tiga set tanpa balas. Sedangkan China yang datang dengan tim junior, dikandaskan dengan skor tipis 3-2. Samsul menyebut kemenangan atas Thailand ini sejatinya merupakan penantian yang cukup lama. “Terakhir Indonesia mengalahkan Thailand pada 2009. Di turnamen ini dua kali ketemu Thailand. Pertama menang 3-0, dan di final menang 3-1. Jadi menambah kepercayaan diri. Kalau dahulu ada trauma kalau ketemu Thailand,” jelasnya. “Dengan hasil yang kami capai mudah-mudahan bisa mewujudkan target cabang bola voli yang harus berada diperingkat tiga. Ini jadi motivasi semua pemain bisa menghasilkan yang terbaik,” tukas Samsul. (Adt)

Kalah Terhormat di Final Putri Proliga, BJB Ingin Tiru Semangat Pertamina Energi

Tim Putri Bandung Bank BJB Pakuan (biru) tak patah semangat walau kalah di partai final Putri Proliga 2018 dari Pertamina Jakarta Energi. (krjogja.com)

Yogyakarta- Dua tahun berturut-turut selalu gagal di partai final nyatanya tak membuat Jakarta Pertamina Energi menyerah. Di laga final Proliga 2018 yang yang dilangsungkan di GOR Amongraga, Yogyakarta, pada Minggu (15/4/), tim Pertamina mampu mengakhiri paceklik gelar. Merek sukses mengandaskan perlawanan Putri Putri Bandung Bank BJB Pakuan, tiga set langsung 25-20, 25-18 dan 25-17. Tangis haru tak terbendung ketika block Kyla di depan net membuat bola berbalik masuk ke lapangan Putri BJB Bandung. Tepat saat itu juga papan skor berubah 25 untuk Pertamina dan 17 untuk BJB yang secara langsung mengakhiri partai penentuan juara tersebut. Seluruh pemain Pertamina yang sepanjang pertandingan tampil minim kesalahan langsung tersungkur menangis terharu karena akhirnya menyudahi paceklik gelar selama dua tahun terakhir. Sejak 2016 dan 2017 putri Pertamina harus menelan pil pahit kalah di setiap laga final. Kapten tim Novia Andriyanti, saat bertemu dengan wartawan pun tak bisa banyak berkata. Ia merasa sangat bersyukur atas kemenangan di partai final hari ini. “Hari ini sangat ditunggu-tunggu selama dua tahun terakhir dan saya hampir tak bisa berbicara lagi. Kami bisa kompak hari ini dan suport serta doa keluarga dan suporter Pertamina menjadi berkah bagi kami,” ungkapnya tersenyum, pada Minggu (15/4). Manajer Putri Pertamina Energi Widi Triyoso, juga tak bisa menutupi rasa bahagia. Sembari menyeka keringatnya, Widi mengungkap rasa puas dengan raihan juara di tahun 2018. “Ini penantian cukup panjang kami dan kami bersyukur bisa juara. Manajemen sudah memastikan atas raihan juara ini, kami beri bonus dua kali lipat dari yang dibagikan di 4 besar kemarin,” ungkapnya, dilansir Kedaulatan Rakyat (KR). Sementara, kubu BJB Bandung yang dipaksa harus puas berada di tempat kedua. Mereka mengaku mendapat pengalaman berharga dari kekalahan melawan tim putri Pertamina. Terlepas dari hilangnya gelar juara pertama, BJB melalui Direktur Utama Ahmad Irfan mengaku sangat puas dengan raihan juara kedua Proliga 2018. “Tahun lalu kami gagal masuk final, dan sekarang dapat juara kedua. Alhamdulillah dengan hasil ini dan pengalaman luar biasa untuk tim kami,” terangnya usai laga. BJB pun menargetkan kompetisi Proliga tahun depan bisa meraih gelar juara pertama. (Art)

Tiga Kali Final Putri Proliga, Jakarta Pertamina Energi Akhirnya Boyong Gelar Juara di Yogya

Tim Putri Jakarta Pertamina Energi (putih) sukses mengunci gelar Proliga 2018, usai menang telak 3-0 atas Bandung Bank BJB Pakuan. (detik.com)

Yogyakarta- Putri Jakarta Pertamina Energi menjadi kampiun kompetisi bola voli Proliga 2018. Dalam laga puncak, skuat racikan M Ansori ini mengalahkan Bandung Bank BJB Pakuan 3-0 (25-20, 25-18, 25-17) di GOR Among Rogo, Yogyakarta, Minggu (15/48). Hasil ini mengakhiri penanti Jakarta Pertamina untuk meraih gelar juara Proliga, setelah dua musim sebelumnya cuma menjadi runner-up. Ini adalah gelar kedua Jakarta Pertamina setelah pada 2014 lalu. Sejak game pertama, para pemain Jakarta Pertamina tampil percaya diri. Smes-smes keras Agustin Wulandari, Anna Stepaniuk, Kylia Elizabeth Richey, dan Novia Andriyanti kerap merepotkan para pemain BJB Pakuan. Sementara di kubu BJB Pakuan, buruknya penerimaan bola pertama membuat tim asuhan Octavian tersebut sulit melancarkan serangan. Ini tak lepas dari servis para pemain Jakarta Pertamina yang diarahkan kepada duo pemain asing BJB Pakuan, yakni Chantava Evangelia dan Diaiana Georgiana Muresan. Selain itu, sukses Jakarta Pertamina menjadi juara Proliga juga tidak lepas dari rapatnya blok. Berulang kali Agustin dan kolega mempu memblok smes-smes keras dari Chantava dan Diaina yang menghasilkan poin. Kalah pada dua set awal, pelatih BJB Pakuan Octavian coba mengubah pola serangan. Ia menginstruksikan Chantava dan Diaiana melancarkan smes dari garis tiga meter. Namun, pola serangan tersebut tidak memberi dampak besar pada permainan BJB Pakuan. Sebab, Jakarta Pertamina mampu membendungnya dengan blok dan pertahanan yang bagus. Bermain di final, BJB Pakuan kembali diperkuat Aprilia S Manganang yang sempat absen di dua laga terakhir final four putaran kedua karena cedera. Namun, penampilan April di bawah performa terbaiknya. Selain itu, umpan-umpan yang diberikan Yolana Betha kepada April kurang bagus sehingga tidak bisa melancarkan smes keras. Ini tak lepas dari buruknya penerimaan bola pertama. Pada set ketiga, April digantikan Dian Wijayanti. Namun, pergantian ini tidak berpengaruh banyak bagi permainan BJB Pakuan. (Art)

Adjie Loloskan Tim Pelajar Jakarta Lolos Babak Semi Final Voli Pantai

AdjieVoli-Pantai

Berhasil membawa tim ke babak semi final adalah kebanggaan. Terlebih jika mampu mengalahkan tim-tim terbaik dari antar wilayah. Seperti Muhammad Adjie Triantono, salah satu atlet voli pantai Indonesia. Cowok yang akrab di sapa Adjie ini sudah menekuni voli pantai sejak 3 tahun lalu. Salah satu momen yang ia ingat saat turnamen adalah ketika bertanding di ajang Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNas) 2017. Meski tanpa latihan di pasir, Adjie bersama tim Jakarta tetap lolos kebabak semi final. “Pas POPNas itu kita gak ada persiapan karena kita gak pernah latihan di pasir. Kita latihan di aspal, padahal kan POPNas itu event bergengsi dari kategori usia pelajar. Tapi saya buktiin kalau bisa berprestasi di POPNas walaupun fasilitas kita gak ada,” paparnya Adjie juga menambahkan tekadnya tersebut telah berhasil membawa nama Jakarta ke babak semi final pasca mengalahkan tim dari daerah lain yang ia anggap lebih bagus. “Alhamdulilah di POPNas dapat peringkat 4 padahal aku pesimis karena melihat tim Nusa Tenggara Barat dan Sumatera Selatan itu lebih bagus. Tapi mereka malah gak masuk semi final makanya aku bersyukur banget dapat peringkat 4,”tambahnya Siswa SMA Negeri Ragunan kelas 3 ini terlahir didalam keluarga yang menekuni voli. Tak hanya kedua kakaknya, tetapi juga orang tua Adjie yang merupakan atlet voli. Pada awalnya, ia menekuni voli indoor. Namun, berdasarkan arahan sang Ayah, Adjie lebih memilih untuk mengikuti voli pantai. “Tadinya sih aku jalankan voli indoor, terus bapak ngarahin aku ke voli pantai. Mungkin karena kalau pemain voli pantai pasti bagus kalau main di voli indoor juga. Tapi cenderung pemain voli indoor belum tentu bisa main di voli pantai. Dari situ aku milih voli pantai saja,”ujarnya Adjie yang lahir di Tangerang 28 Agustus 2001 ini juga menuturkan bahwa ada satu fenomena di Indonesia untuk cabang olahraga voli pantai yang sudah mendunia, tetapi hanya untuk turnamen dalam jumlah kecil yang dipertandingkan pada setiap tahunnya. “Voli pantai di Indonesia masih jarang. Padahal voli pantai lebih bagus prestasinya daripada voli indoor. Voli pantai sudah mendunia dan voli indoor masih asia. Tapi kenapa malah banyakan eventnya voli indoor,”tutupnya (put/adt)

Awalnya Terpaksa Bermain Voli, Tetapi Dinda Berhasil Raih Juara 1 di Pekan Olahraga Nasional Mahasiswa 2017

Adinda-Wibowo-Voli

Terpaksa mengikuti sesuatu yang awalnya tidak disukai memang tidak menyenangkan. Namun, jika kita tekun menjalankannya, maka kita bisa termotivasi untuk menghasilkan yang terbaik. Wanita belia ini bernama Adinda Wibowo, atau yang diakrab sebagai Dinda. Dinda sudah menjuarai berbagai turnamen seperti Pekan Olahraga Nasional Mahasiswa (POMNas), Kejuaraan Nasional Junior, Livoli Divisi 1, Princess Cup U-19 dan masih banyak lagi. Gadis berusia 19 tahun ini sempat berbagi cerita kepada nysnmedia.com, tentang bagaimana awal mula mengikuti voli. Orang tua dari Dinda merupakan atlet voli, tidak jarang orang tua Dinda mengarahkan agar ia juga mengikuti voli. Awalnya, Dinda terpaksa menjalani voli karena ia menyukai basket. Namun, berkat melihat permainan dari senior-seniornya, Dinda pun menjadi sangat menyukai voli. “Pertama tuh aku itu atlet basket, terus mama papaku atlet voli, mereka pengen aku jadi atlet voli. Padahal dulu aku gak suka voli, dan akhirnya dipaksa latihan. Dan sekarang malah jadi suka sama cabang olahraga voli. Aku melihat kakak-kakak senior mainnya bagus-bagus banget, malah jadi termotivasi untuk bisa kaya kakak senior itu,”ujarnya Dinda sudah menekuni voli sejak 5 tahun lalu. Ia juga menuturkan momen-momen berharga yang ia dapatkan sejak bergabung di cabang olahraga voli. “Banyak momen yang tak pernah terlupakan. Misalnya, saat bermalam bersama dengan teman-teman, saat itu rame-rame, sering ketawa sendiri kalau lagi ngebayangin, cerita-ceritanya seru. Kalau sedang latihan, misalkan 2 atau 3 bulan di mess gitu juga seru, ada saatnya bercanda dan saatnya serius. Bahkan sampai ada yang nangis, perjuangan banget, karena latihan itu di dedikasikan hanya untuk bisa jadi yang terbaik untuk tim,”tutur atlet perwakilan wilayah Jakarta ini Mahasiswi Manajemen Perbanas Institute ini juga sering mengalami kendala ketika harus menjalani pertandingan yang bentrok dengan jadwal kuliah. Namun, Dinda harus bertanggung jawab dan menerima segala konsekuensi atas apa yang ia jalankan. “Kalau waktunya bentrok antara kuliah dan pertandingan, kita harus tanggung jawab sih sebagai mahasiswa dan atlet. Harus rela meninggalkan ujian atau susulan. Kadang juga ada dosen yang gak mengizinkan. Ya kalau begitu harus menerima konsekuensinya baik sebagai atlet atau mahasiswa,”tutupnya(put/adt)

Adanya Fasilitas Baru Lapangan Voli Pasir, Diharapkan Mampu Meningkatkan Prestasi Atlet

voli-pasir

Atlet voli di Tangsel rasanya sangat sumringah, pasalnya dengan adanya fasilitas lapangan voli pasir baru yang dimiliki oleh Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) Tangsel dapat meningkatkan kualitas atlet. Sarana tersebut terletak di kelurahan Lengkong Gudang, Serpong, Tangsel, lapangan voli pasir ini akan menjadi tempat latihan para atlet voli pasir. Ketua Umum I PBVSI Tangsel, AKP Lalu Hedwin H.SH.SIK mengatakan, prestasi atlet voli di Tangsel sangat bagus dan selalu menjadi juara umum dalam ajang Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda). “Saya melihat prestasi Tangsel ini sangat bagus, selama saya di PBVSI dua kali di Popda selalu juara umum, dan untuk voli pasir selalu juara,” ujar AKP Lalu. Namun, pada saat itu belum mempunyai fasilitas lapangan voli pasir. Melihat begitu bagus prestasi atlet voli pasir, PBVSI Tangsel kini mempunyai fasilitas lapangan voli pasir berkat dukungan dari berbagai pihak. “Jika prestasi bagus, tetapi tidak diimbangi dengan tempat latihan ya percuma. Dan, Alhamdulillah sekarang sarana untuk latihan bagi atlet voli pasir sudah ada berkat dukungan dari berbagai pihak,” tuturnya. AKP Lalu pun, berharap dengan adanya fasilitas lapangan voli ini diharapkan dapat menambah semangat atlet dalam berlatih dan dapat meningkatkan prestasi atlet voli Tangsel. “Saya berharap bisa meningkatkan prestasi atlet voli di Tangsel,” jelas Kasat Lantas Polres Tangsel ini. (pah/adt)

Dilema Olahraga Voli Yang Sering Di Alami Tacik

Eki-Ramdany-Fauzi-voli

Salah satu atlet voli Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNas) 2017, Eki Ramdany Fauzi atau yang akrab disapa Tacik berbagi cerita bagaimana ia melihat olahraga di Indonesia terutama olahraga voli. Ada beberapa atlet yang sengaja ditaruh di suatu tim berdasarkan kenalan dari pelatih. Ia berpendapat bahwa banyak atlet yang dipilih tidak berdasarkan kualitas namun berdasarkan kedekatan pelatih dengan atlet. “Jadi orang yang mempunyai kualitas bagus tidak bisa ikut di event-event yang bagus, cuma kalah sama orang-orang yang punya channel. Biasanya itu anak-anak titipan dari pelatih yang bisa ikut padahal kualitasnya biasa saja.”tuturnya Cowok yang berusia 19 tahun ini merasa bahwa kualitas atlet Indonesia tidak bisa maju jika hal ini terus terjadi. “Ya kapan bisa majunya kalau seperti itu. Kualitas pemain yang lebih penting daripada channel atau anak-anak titipan.”ujar Tacik Pada awalnya, mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Semarang ini bermain voli sejak duduk dibangku sekolah dasar. Ia juga baru mengetahui bahwa sang ayah juga mantan pemain voli. Sebagai seorang atlet, Tacik pun tidak jauh dari cedera yang pernah alami dibagian kaki. “Waktu itu pas main pertandingan di Maluku, aku ngeblock tapi gak tau ke injek atau nekuk, engkel aku bengkak dan gak bisa lanjut main lagi. Ya agak sedikit kecewa dan langsung kalah tim aku saat aku udah dibawa keluar lapangan.”tutupnya(put/adt)

Perjuangan Nandita Hingga Berhasil Mendapatkan Gelar Miss Volleyball Dalam Turnamen Bola Voli Internasional

Nandita-ayu-salsabila-atlet-voli

Buah jatuh tak jauh dari pohonnya, memang demikian pepatah yang cocok untuk Nandita. Atlet cantik yang menggeluti voli ini bernama panjang Nandita Ayu Salsabila, dirinya mengaku mengikuti jejak orang tua yang dulu merupakan mantan atlet tim nasional Indonesia. Saat itu, Nandita pun sangat termotivasi ingin mengukir prestasi seperti orang tuanya. “Mama dan papa saya adalah atlet, papa atlet sepakbola, dan mama atlet voli. Dari dulu sering diajak mama untuk lihat mama latihan. Disitu, mama yang sangat berperan ngelatih saya, dari mulai teknik dasar voli hingga tehnik lainnya. Kebetulan mama papa juga eks tim nasional juga kan jadi termotivasi.”ujarnya Tanpa ada paksaan, Nandita pun terus mengejar prestasi hingga menjadi Miss Volleyball 2016 dalam ajang turnamen Bola Voli Internasional di Vietnam. Ia tidak menyangka bisa menyabet gelar tersebut, dan mengalahkan kandidat dari negara-negara lain. “Saya mendapat penghargaan yaitu penobatan saya menjadi Miss Voli, itu gak nyangka sama sekali. Karena itu kan 1 peserta mewakili 1 negara. Nah kebetulan saya yang dipilih mewakili Indonesia. Saingannya juga dari Korea, Jepang, Vietnam, Thailand, China dan Hongkong. Ya tiba-tiba nama saya disebut menjadi Miss Volleyball 2016. Kaget aja kaya gak yakin saya bisa kepilih gitu.”tutur mahasiswi Manajemen Universitas Trisakti ini. Saat ini Nandita sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi Livoli dan Pro Liga. Sebelumnya, Nandita telah membawa pulang berbagai medali dalam beberapa turnamen nasional maupun internasional, seperti Sea Games tahun 2013, 2015 dan 2017 dan turnamen Asean School. https://www.instagram.com/p/BbTMzv0HYsX/?taken-by=nanditaayu17 Sebagai seorang atlet, Nandita pun merasa bangga bisa membawa nama Indonesia keberbagai negara dunia dan bertemu dengan teman sesama atlet. Namun, Nandita pun merasa bahwa menjadi atlet memang butuh kerja keras agar dapat membanggakan orang-orang. “Jadi atlet itu harus ngerasain yang namanya kerja keras, latihan pagi sore bahkan sampai nangis. Jadi atlet memang terpuruk kalau lagi cedera dan ya kalau menang dipuji, tapi kalau kalah di caci maki.”tutupnya (put/adt)

Cidera Saat Bermain Voli Tidak Menghalangi Tekad Angga Untuk Meneruskan Jejak Sang Ayah

Angga-Pratitis-Setyasa-Voli

Perjalanan mengejar cita-cita menjadi seorang atlet memang butuh perjuangan. Seperti cerita dari Angga Pratitis Setyasa yang merupakan salah satu atlet cabang olahraga voli di ajang Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNas) 2017. Cowok yang akrab disapa Angga ini merupakan wakil dari wilayah Jawa Tengah yang membawa pulang medali perak. Berawal dari cerita sang ayah yang merupakan pemain voli didaerah asalnya, Angga mulai tertarik untuk mengikuti jejak sang ayah. Saat naik ke kelas 3 Sekolah Menengah Pertama, Angga bertekad untuk mendaftar masuk klub voli, Bina Taruna. Dengan kondisi hujan dan hari sudah mulai malam, Angga bersama ayahnya tetap berangkat untuk mendaftar klub yang berada tidak jauh dari kediamannya tersebut. “Saya suka bermain voli karena dengar cerita Bapak yang dulu pemain voli di kampung. Saat naik kelas 3 SMP, saya diantar bapak daftar di klub yang ada di Semarang, Bina Taruna. Saya ingat pada waktu itu daftarnya malam-malam, dengan kondisi hujan pula,”tuturnya Pintu untuk mengikuti berbagai kompetisi voli mulai terbuka, setelah Angga mendaftar di klub Bina Taruna. Saat kelas 1 SMA, ia terpilih dalam seleksi Pusat Pendidikan Latihan Pelajar (PPLP) di Jawa Tengah dan menang juara 1 dalam kompetisi Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNas). Tak hanya itu, setelah lulus SMA prestasi Angga semakin gemilang. “Setelah lulus SMA, saya diambil klub senior Semarang Bank Jawa Tengah dan alhamdulilah masih disana sampai sekarang. Selama kuliah juga saya pernah menang juara 1 Pekan Olahraga Mahasiswa Daerah (POMDA) se-Jawa Tengah, juara 2 POMNas 2017 dan kemarin baru saja saya mengikuti Pra Pekan Olahraga Provinsi (PorProv) alhamdulilah juga juara 2,” ucapnya kepada nysnmedia.com View this post on Instagram A post shared by Angga Setyasa (@anggasetyasa1) Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 jurusan Administrasi Bisnis ini pernah mengalami cedera dibagian engkel kaki, dan ia membutuhkan pemulihan selama 2 bulan. Ia juga sempat berbagi cerita saat ia bertanding di Cilacap. “Saya pernah main di Cilacap jadi saya ngeblock pakai kepala saya tapi di spike sama lawan. Kepala saya langsung pusing, tapi permainan tetap berlanjut.”tutupnya(put/adt)

Bagi Ajeng, Ucapan Sang Ibu Menjadi Obat Penenang Saat Bertanding Voli

Egidia-ajeng-rista-Voli

Menjadi seorang atlet memang perlu kekuatan fisik maupun batin. Tidak jarang para atlet sering mendapatkan ucapan yang tidak enak dari lawan dan saingan sesama atlet. Seperti yang sempat dialami oleh Ajeng, yang merupakan atlet voli asal Pontianak. Sering mendapatkan ucapan yang tidak enak dari lawan memang menjadi suatu tantangan tersendiri bagi gadis yang memiliki nama lengkap Egidia Ajeng Resta. “Omongan dari orang yang gak suka sama kita tuh jadi tantangan, yang bagiku merupakan tantangan paling berat. Ajeng selalu curhat sehabis pulang latihan sama Ibu terus Ibu bilang “mbak, kalau mau sukses kamu harus ngadepin hal seperti ini. Ini masih langkah awal, nanti semakin tinggi dan semakin hebat, kamu akan lebih banyak lagi omongan yang lebih dari ini. Orang hanya iri dan gak mau kamu sukses.” Jadi kalau sekarang masih ada yang begitu, Ajeng selalu ingat perkataan Ibu.” Ujar Ajeng Gadis yang sekarang duduk dibangku kelas 2 SMAN 7 Pontianak ini mengikuti 2 cabang olahraga, yaitu voli umum dan voli pantai. Pada awalnya, ia hanya mengikuti cabang olahraga voli, namun ketika ia diminta oleh sekolah untuk ikut cabang olahraga voli pantai dan ternyata ia berhasil menyabet juara 1 di Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS) dan Kejuaraan Daerah di Sintang. Bahkan ia menganggap bahwa saat bertanding voli pantai lebih sulit dibandingkan voli biasa. “Sebenarnya bertanding voli pantai lebih susah karena perlu kekompakan dan kerja sama yang maksimal. Misalnya skor kita baru 10 pasti udah capek banget soalnya memang fisik kita harus lebih kuat.” ucapnya Ajeng juga menambahkan bahwa ia merasa berkesan ketika kumpul dengan timnya baik saat menang maupun kalah. “Buat Ajeng yang berkesan selama main voli ya kalau kita menang selalu langsung kumpul dan makan bareng. Tapi kalau kita kalah juga harus kumpul dan ngomongin kesalahan saat pertandingan.”tutupnya (put/adt)

Sempat Cuti Main Bola Voli Selama Dua Tahun, Mela Kejar Prestasi Yang Sempat Lepas.

Mela-atlet-Voli

Pada umumnya manfaat olahraga termasuk main bola voli tidak hanya bertujuan memperoleh jasmani yang sehat, tetapi juga memiliki jiwa dan kepribadian yang baik dan sesuai norma dalam kehidupan. Perlu kita contoh semangat dari gadis cantik bernama lengkap Mela Ropikawati atau Mela. Mela yang ternyata sempat cuti atau absen selama 2 tahun bermain voli karena faktor ekonomi, dan Ia terpaksa bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kuliahnya saat merantau di Jogja,  namun hal itu tidak membuatnya patah semangat untuk melanjutkan prestasinya dengan bermain voli. Pada bulan agustus lalu, barangkali menjadi saat terindah baginya, karena ia berhasil kembali untuk bermain voli bahkan langsung mengikuti turnamen Kejuaraan Daerah Senior Antar Club di Yogyakarta. “Mulai Agustus kemarin saya keluar dari pekerjaan saya karena gak tahan pengen main voli. Saya lihat teman-teman udah pada sukses di voli. Dapat panggilan main sana sini. Kan enak tuh hobi yang di bayar,”ujar Mela Mahasiswi Manajemen Universitas Teknologi Yogyakarta ini juga menceritakan bagaimana perjuangannya yang harus cuti voli ketika pindah ke Yogyakarta dari Ciamis. View this post on Instagram A post shared by MR7store (@mela.rofikawati) “Saya orang Ciamis dan orang tua di Ciamis. Saya pindah ke Jogja untuk kuliah. Saya masuk kuliah karena keinginan sendiri, daftar awalnya saja saya nyari duit sendiri dari hasil bermain voli. Di Jogja dapat teman main bola voli dan di ajak masuk club. Setelah jalan 2 bulan, saya berhenti karena sulit mengatur waktu. Saya kuliah sambil kerja untuk biaya hidup di Jogja. Orang tua saya cuma sanggup membiayai kuliah saya. Tapi alhamdulillah akhirnya dapat dukungan. Bapak saya juga dulunya pemain voli meskipun cuma sampai tingkat daerah,” katanya Ia juga menambahkan perasaannya ketika harus menghadapi kenyataan bahwa ia tidak bisa melanjutkan lagi bermain bola voli. “Cuma bisa iri saja. Lihat teman-teman di Instagram dan denger cerita mereka yang udah sukses. Lama-lama malah termotivasi pengen aktif lagi,” ucapnya Tak hanya itu, dara cantik ini juga menjelaskan kepada nysnmedia.com, tentang bagaimana ia bisa mengikuti voli. “Dari kecil suka voli, cuma karena tinggal di kampung, jadi gak ada yang latih . Ekskul di sekolah juga cuma gitu aja. Sebenarnya saya mulai tau voli saat masuk SMK itu terus ikut seleksi. Dan saat SMK saya pindah ke kota, ngekost sendiri dan pengen serius di voli. Saya dapat beasiswa sekolah 3 tahun gratis. Sering mewakili ajang turnamen antar sekolah juga dan saya dapat beberapa sertifikat juga.”tutupnya (put/adt)