Rio Waida Amankan Tiket Olimpiade Paris 2024

Atlet selancar muda Indonesia, Rio Waida berhasil mengamankan tiket Olimpiade Paris 2024. Peselancar berusia 24 tahun itu memastikan lolos ke pesta olahraga terakbar di dunia mengoleksi tiket dari ajang kualifikasi ISA Wolrd Surfing Games 2024 di Arecibo, Puerto Rico, Minggu (3/3/2024) dini hari WIB. Rio mendapatkannya setelah menyelesaikan babak Repechage 10 di urutan kedua dengan raihan 10,93 poin, yang membuatnya melaju ke babak Repechage 11. Kendati demikian, perjuangan Rio untuk mendapatkan tiket ke Paris 2024 harus melewati jalan yang terjal lebih dulu. Pasalnya, atlet kelahiran Jepang itu harus melalui babak Repechage usai keluar dari babak utama. Kondisi itu terjadi setelah Rio berada di urutan ketiga pada babak keempat sehingga dia terlempar ke Repechage 6. Selepas itu, dia berjuang keras melewati babak demi babak sampai akhirnya sukses mengamankan tiket ke Paris 2024 dari enam slot putra yang tersedia di Repechage 9. Ini menjadi kali kedua secara beruntun, Rio lolos ke Olimpiade di bawah bendera Tim Merah-Putih. Sebelumnya, pada edisi Tokyo 2020 dia berhasil menembus babak 16 besar. Meski sudah lolos ke Paris 2024, Rio masih akan melanjutkan perjuangannya di ISA World Surfing Games 2024. Pada edisi 2022 lalu di Amerika Serikat, dia mampu mendapatkan medali perak meski juga harus berjuang lewat babak repechage lebih dulu. Selain Rio, Indonesia juga mengirimkan tiga atlet selancar lainnya untuk mengikuti ajang kualifikasi terakhir menuju Olimpiade Paris 2024 dari cabang olahraga surfing itu, yakni I Ketut Agus Aditya Putra, Dhany Widianto dan Jasmine Michelle Studder. Namun sayang, mereka gugur di babak awal. Sumber: Sindo News

PB PSOI Gelar Kejurnas Cari Potensi Atlet Selancar Ombak

Pengurus Besar Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PB PSOI) menggelar kejuaraan nasional (Kejurnas) 2022 di Pantai Pererenan, Canggu, Bali, Selasa, yang diharapkan dapat melahirkan talenta baru dalam cabang olahraga selancar ombak. Ketua Umum PB PSOI, Arya Subyakto, mengatakan Kejurnas pertama yang digelar oleh federasi tersebut bertujuan sebagai ajang silaturahmi sekaligus melihat potensi atlet di masing-masing daerah. “Ini Kejurnas pertama yang di bawah PSOI, tujuannya di sini untuk silaturahmi, saling mengenal, dan untuk daerah-daerah untuk bisa ukur kekuatan lawan dan belajar dengan sistem surfing profesional internasional rules,” ujar Arya dalam sambungan telepon kepada ANTARA di Jakarta, Selasa. Sejumlah provinsi yang mengikuti Kejurnas, yang berlangsung pada 4-5 Oktober 2022, tersebut di antaranya Bali, DKI Jakarta, Jawa Barat, Sumatera Barat, Papua, Lampung, Aceh, NTT, Jawa Timur, dan Banten. Kejurnas selancar ombak tidak diikuti oleh seluruh provinsi di Tanah Air mengingat cabang olahraga tersebut memiliki keterbatasan dalam hal geografis. “Harus diingat bahwa surfing itu karena faktor geografisnya tidak mungkin bisa seluruh Indonesia,” kata Arya. Kejurnas selancar ombak mempertandingkan empat nomor, yaitu longboard putra dan putri, serta shortboard putra dan putri, dengan peserta paling muda berusia sembilan tahun asal DKI Jakarta. Soal potensi atlet, Arya melihat selancar ombak saat ini tidak melulu didominasi oleh provinsi Bali, NTB dan Jawa Barat. “Sekarang aku lihat luar biasa perkembangannya ya, ada atlet-atlet dari daerah lain itu peningkatannya banyak. Dulu itu yang menyumbang prestasi dari kita bikin WSL 1000 dan selanjutnya, itu biasanya cuma Bali, NTB, Jawa Barat, dan Sumut yang diwakili atlet Nias-nya,” kata Arya. Arya juga meminta provinsi untuk menggelar perlombaan antarklub setidaknya lima perlombaan setiap tahunnya dengan sistem kategori umur, terutama dari kategori di bawah 10 tahun untuk pencarian talenta baru, dan agar anak-anak terbiasa dengan sistem pertandingan internasional. “Agar mereka saling terpacu. Kalau enggak ada pertandingan tidak ada tantangan, tidak ada target,” ujar Arya. Dia juga menambahkan bahwa melalui Rio Waida, dan kawan-kawan, yang berhasil menempatkan tim putra Indonesia di urutan ketiga turnamen kualifikasi Olimpiade Paris 2024 pertama yang berlangsung di Huntington Beach, California, Amerika Serikat, September lalu, menjadi momentum luar biasa. Rio bahkan berhasil mempersembahkan medali perak bagi Indonesia pada ajang yang diikuti oleh 144 atlet putra dari 51 negara itu. Selanjutnya, Arya mengatakan PB PSOI tahun depan akan menggelar kualifikasi untuk Pekan Olahraga Nasional (PON) yang akan digelar di Aceh-Sumatera Utara pada 2024.

Rio Waida, Satu-satunya Atlet Indonesia Pada Kompetisi Selancar Dunia Banyuwangi 2022

Kompetisi selancar Dunia atau World Surf League (WSL) 2022 Championship Tour (CT) mulai diselenggarakan dengan 36 peserta dari berbagai negara, Sabtu (28/5/2022). Kompetisi dibagi menjadi dua, yakni Roxy Pro G-Land untuk 12 peserta perempuan, dan Quiksilver Pro G-Land untuk 24 peselancar laki-laki. Dari semua peserta, Rio Waida (22), muncul sebagai satu-satunya atlet dari Indonesia yang berlaga di Pantai G-Land, Taman Nasional Alas Purwo (TNAP), Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, itu. Sementara negara-negara lain dalam kompetisi yang sama diwakili beberapa atlet, seperti Australia dengan 5 orang, Brasil dengan 8 peselancar, dan Amerika Serikat sebanyak 5 atlet. INamun pun begitu, dalam pembukaan kompetisi, Rio menyampaikan, bersemangat untuk menjalani kompetisi dan berharap mendapatkan nilai terbaik. Semangat Waida tersebut nampaknya berbuah hasil, Rio berhasil mengalahkan peselancar peringkat satu dunia, Felipe Toledo di hari pertama ajang WSL, Sabtu (28/5/2022). Hasil ini membuat Rio melaju ke babak 16 besar. Menurut Rio di penampilan hari pertamanya tersebut tidak ada kendala yang berarti. “Tidak ada banyak kendala, yang penting percaya diri saja,” kata Rio usai pertandingan. Di WSL kali ini Rio diharapkan bisa menjadi juara. Berbekal juara di kejuaraan bergengsi Sydney Surf Pro 2022 nomor Open Mens yang digelar di Manly Beach, Australia pada 17-24 Mei 2022 lalu, Rio optimistis bisa meraih juara di WSL tahun ini. “Saya senang berada di sini, dan saya datang ke sini untuk menang. “Saya akan berusaha keras untuk bisa menjadi juara di Indonesia,” kata Rio Waida. Pelatih Rio, Tipi Jabrik mengaku tidak terlalu terkejut dengan hasil yang ditorehkan Rio di hari pertama. Menurutnya performa Rio setelah kembali dari Olimpiade 2020 di Tokyo, kepercayaan dirinya telah berada di atas rata-rata. “Saya tidak terlalu terkejut Rio bisa mengalahkan peringkat satu dunia. Setelah kembali dari Olimpiade, kepercayaan diri Rio di atas rata-rata. Di pertandingan ini saya menilai performa Rio 80 persen,” kata Tipi. Pria yang juga Sekjen Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PSOI) itu mengatakan, Rio telah mampu mengubah tekanan menjadi motivasi. Namun Tipi mengingatkan agar Rio tetap fokus ke pertandingan selanjutnya. “Yang Rio butuhkan adalah fokus, karena 24 peselancar di WSL ini semua hebat-hebat,” katanya. Tipi yang juga mantan atlet selancar tersebut mengatakan, sangat sulit memprediksi hasil di selancar. Karena selain harus mengalahkan diri sendiri dan lawan, ada faktor lainnya yakni alam karena selancar arenanya adalah alam. “Memprediksi surfing susah sekali. Pertandingan di alam, sehingga peluangnya sama 50-50 (fifty-fifty),” tambah Tipi. Sementara itu, Bupati Banyuwangi, Ipuk Fistiandani mengatakan, akan memanfaatkan even bergengsi Dunia ini untuk meningkatkan minat anak-anak muda Banyuwangi pada cabang olahraga selancar ombak. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi bakal menggelar pelatihan selancar ombak untuk 50 pelajar dari tingkat SD, SMP, dan SMA, selama satu hari, dengan instruktur peselancar profesional lokal. Mereka mendapatkan materi-materi tentang pengenalan alat (surfing board), teknik selancar ombak, hingga praktik langsung di laut dengan pendampingan instruktur. Dia berharap akan muncul minat dan bakat dari anak-anak tersebut, untuk mengikuti jejak Rio dengan serius berlatih dan mengikuti kompetisi-kompetisi bergengsi selancar ombak. “Ini menjadi momentum bagi Banyuwangi untuk kembali mencari bibit atlet selancar. Sudah selayaknya kita punya atlet selancar karena Banyuwangi punya garis pantai yang panjang. Area latihannya melimpah,” kata Ipuk.

Peselancar Muda Indonesia Pastikan Tiket Tampil di Olimpiade Tokyo

Peselancar Muda Indonesia Pastikan Tiket Tampil di Olimpiade Tokyo

Indonesia berhasil menambah kontingen yang berlaga di Olimpiade Tokyo 2020. Kali ini, kabar baik datang dari cabang olahraga surfing untuk nomor shortboard putra. Hal tersebut dikonfirmasi langsung oleh International Surfing Association (ISA). Adalah peselancar muda asal Bali, Rio Waida, yang dinyatakan lolos setelah dua peselancar Jepang Shun Murakami dan Hiroto Ohhara harus berebut satu slot tersisa Surf City El Salvador ISA World Surfing Games 2021. Adapun Rio tampil hingga perempat final. Meski lolos, Rio mengaku perjuangannya masih panjang dan tidak mudah. Ia berencana akan langsung mengebut persiapan setibanya di Bali. “Saya belajar banyak di kualifikasi Olimpiade di El Salvador, terutama mungkin mental saya. Lalu, saya juga lebih menguasai tingkatan ombak dan mempersiapkan yang sesuai dengan karakteristik ombak di Jepang yang tidak terlalu besar,” ujar Rio saat penyambutan kedatangan Tim Nasional Surfing Indonesia beberapa waktu lalu. Sementara itu, Pengurus Besar Persatuan Olahraga Selancar Ombak Indonesia (PB PSOI) merasa bahagia dengan hasil yang diraih oleh atletnya tersebut. “Kita bahagia sekali, surfing pertama kali masuk Olympic dan Indonesia berhasil menempatkan satu atletnya dan kita juga sangat senang karena kita baru dilantik anggota KONI belum setahun. Surfing cabor yang perlu dapat perhatian,” ujar Ketua Umum PB PSOI, Arya Subyakto. Berdasarkan aturan kualifikasi olimpiade, satu negara hanya boleh diwakili dua peselancar. Sementara Jepang sudah memiliki satu wakil yakni Kanoa Igarashi yang lolos usai masuk Top 10 Liga Surfing Dunia WSL 2019. Dengan demikian, tiket milik Jepang yang sempat diamankan Murakami di World Surfing Games 2019 dialokasikan untuk Rio yang menjadi terbaik kedua di zona Asia. Sementara itu, surfing menjadi salah satu cabang olahraga debutan pada Olimpiade 2020 Tokyo, yang akan dihelat Juli mendatang tersebut. Ada dua medali yang akan diperebutkan masing-masing untuk kategori putra dan putri. Surfing Olimpiade Tokyo akan digelar di Pantai Shidashita yang terletak sekitar 64km dari Tokyo. Olimpiade Tokyo 2020 juga akan kembali menampilkan para atlet pengungsi. IOC telah mengumumkan 29 nama atlet yang tergabung dalam Tim Olimpiade Refugee untuk Tokyo 2020. Sebelumnya sebanyak 55 atlet yang merupakan pengungsi mengikuti seleksi Tim Olimpiade Refugee dengan mendapat beasiswa untuk berlatih dari negara barunya. Sebanyak 29 atlet yang terpilih merupakan peningkatan dari 10 atlet yang sebelumnya tampil pertama kali di Olimpiade Rio 2016. Mereka berasal dari Afghanistan, Kamerun, Kongo, Republik Kongo, Eritrea, Iran, Irak, Sudan Selatan, Suriah, dan Venezuela. Mereka akan bertanding di cabang olahraga renang, atletik, tinju, kano, balap sepeda, judo, karate, menembak, angkat besi, dan gulat. Salah satu atlet yang kembali lolos adalah Kimia Alizadeh. Ia adalah atlet putri Iran pertama yang memenangi medali olimpiade di usia 18 tahun.

Sukses Dihelat, Cimaja Surf Fest Pro 2020 Diharapkan Cetak Talenta Muda Surfing Kab. Sukabumi

Sukses Dihelat, Cimaja Surf Fest Pro 2020 Diharapkan Cetak Talenta Muda Surfing Kabupaten Sukabumi

Cimaja Surf Fest Pro 2020 sukses digelar di Pantai Cimaja, Desa Cimaja, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Kegiatan yang digelar oleh Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PSOI) Kabupaten Sukabumi tersebut, berlangsung pada 21-22 November 2020. Sekretaris Jenderal PSOI Kabupaten Sukabumi, Iman Nulhaki, menjelaskan jika Cimaja Surf Fest Pro 2020 merupakan bentuk kegiatan lanjutan yang berawal dari acara webinar ‘Surfing Talks: Cek Ombak Bali dan Cimaja’ yang digelar Kemenparekraf/Baparekraf RI untuk mempromosikan wisata selancar pada awal November 2020 lalu. Meski dilaksanakan saat pandemi Covid-19, Cimaja Surf Fest Pro 2020 digelar dengan menerapkan protokol kesehatan ketat, salah satunya dilakukan rapid test untuk seluruh panitia dan peserta, membatasi jumlah peserta lomba, tidak menciptakan kerumunan di lokasi acara, menerapkan jaga jarak selama kegiatan, menjaga higienitas tangan dan barang, serta memberlakukan aturan selalu pakai masker di tempat umum. Selain itu, acara ini menghadirkan tiga orang juri dari kalangan peselancar profesional yang memiliki sertifikat juri dari International Surfing Association (ISA), yakni Diki Zulfikar, Dede Suryana, dan Gigit Permana. Sedangkan peserta lombanya berjumlah 64 orang yang berasal dari berbagai wilayah Indonesia, yakni Mentawai, Bengkulu, Carita, Jakarta, Pangandaran, Batukaras, Yogyakarta, Pacitan dan Sukabumi. Ada juga beberapa peselancar mancanegara yang sedang tinggal di Indonesia turut mengikuti kegiatan ini. “Kegiatan ini dimulai tanggal 21 sampai 22 November. Kegiatan ini kelasnya nasional, jadi peserta ada yang dari Lombok, Padang, Cilacap, Pacitan, Parangtritis, Mentawai, Pangandaran, Batukaras, Anyer, Carita, Cimaja. Dan ada juga peserta internasional yang sedang berada di Jakarta,” ujar Imam melalui pesan singkat, Rabu (25/11/2020), dilansir dari Tribunjabar.id. Cimaja Surf Fest Pro 2020 ini, kata Iman, bertujuan untuk membina dan membimbing generasi muda untuk menjadi atlet baru surfing, serta mempromosikan wisata selancar Cimaja. “Diselengarakannya kegiatan ini bermaksud untuk membina dan membimbing generasi muda yang memiliki bakat dan skil untuk menjadi atlet-atlet nasional, yang suatu saat akan mewakili daerah dan negara yang berkibar di kejuaraan dunia,” katanya. “Selain dari pada membina atlet kegiatan ini untuk mempromosikan pariwisata di bidang minat khusus surfing, olah raga ini selain prestasi juga untuk rekreasi. Setelah kegiatan ini kami berharap pariwisata minat khusus ini berkembang dan maju, serta para atlet bisa mengikuti ajang kompetisi nasional dan internasional,” pungkasnya.

Dibalik Sosok Dhea Natasya, Peraih Medali Emas SEA Games 2019

Sosok Dhea Natasya, Peraih Medali Emas SEA Games 2019

Bali merupakan surga bagi para peselancar sekaligus gudang pencetak atlet-atlet selancar berprestasi bagi Indonesia. Salah satunya yaitu Dhea Natasya yang merupakan salah satu atlet perselancar muda kebanggaan Indonesia. Berbagai prestasi baik dalam dan luar negeri sudah diraih diusianya yang baru menginjak 19 tahun. Peselancar kelahiran 08 November 2000 itu mengaku jika pada awalnya ia menekuni olahraga selancar hanya untuk sebatas hobi. Bahkan, ia sempat tidak mau untuk meneruskan olahraga selancar karena mengalami trauma pada saat mencoba papan selancar untuk pertama kali. Ingin kenal lebih dalam sosok Dhea? Berikut hasil wawancara NYSN Media dengan peselancar muda yang sudah segudang prestasi ini. Bagaimana awalnya kamu bisa kenal sama olahraga surfing? Saya belajar surfing dari umur 9 tahun dan diajarin sama ayah, tapi pertama coba surfing saya belum bisa berenang jadi waktu jatuh gitu saya panik dan sempat enggak mau surfing lagi. Terus saya lihat adik saya ikut kompetisi surfing dan jadi juara saya termotivasi untuk belajar surfing lagi dan ayah ajarin saya lagi. Pada usia berapa akhirnya kamu memutuskan ingin menjadi atlet surfing? Dan sejak kapan kamu mulai mengikuti perlombaan surfing? Sebenarnya pertama itu surfing cuman hobi aja, saya mulai ikut lomba itu dari umur 10 tahun Bagaimana kegiatan selama pandemi virus corona, khususnya jadwal latihan kamu? Kalau di Bali waktu itu sempat di-lockdown hampir 1 bulan jadi saya engga bisa surfing karena pantainya ditutup, tapi sejak new normal, pantainya sudah dibuka dan sudah ada pelatnas jadi team-nya setiap hari tetap latihan. Dalam seminggu berapa kali kamu berlatih surfing? (Saat ini) latihan setiap hari. Biasanya kalau surfing pagi dari jam 8-11 terus siang surfing lagi jam 3-6. Tapi, tergantung situasi ombak juga. Sehari-hari latihan bareng pelatih atau sama ayah? Kalau sekarang karena ada pelatnas jadi (latihan) surfing sama pelatih. Ada pola-pola tertentu yang harus dijalani setiap sesi latihan? Jadi habis surfing itu dikasih tau aja, sih, apa yang harus diperbaiki atau kita harus lebih fokus sama trik (tertentu) yang harus dilakuin. Adakah pengalaman dari kejuaraan surfing yang paling berkesan buat kamu? Yang paling berkesan itu Sea Games 2019.  Menurut kamu, suka duka menjadi atlet surfing itu apa? Sukanya bisa kenal banyak orang dan bisa keluar negeri. Kalau dukanya menurut saya karena di Indonesia masih belum banyak yang mengerti surfing, jadi saya sering diremehin gitu, kayak bilang: “Apa sih surfing itu cuman buat (kulit) kamu hitam aja,”. Kenginan atau target apa yang ingin kamu capai? Kalau keinginan saya yaitu bisa dapat emas lagi dan bisa membanggakan Indonesia pastinya. (Target terdekat) ada Asian Beach Game. Sebutkan atlet surfing idola kamu dan lokasi surfing favorit. Dua-duanya boleh dari dalam atau luar negeri. Kalau idola dari luar, saya suka Chloé Calmon. Lokasi surfing favorit di Pantai Halfway-Kuta, Bali. Apa harapan kamu sebagai atlet surfing? Harapan saya semoga lebih banyak orang yang kenal surfing dan perempuannya juga mau belajar surfing karena di Indonesia sedikit banget perempuan yang mau surfing padahal kita punya banyak pantai di Indonesia. Karir dan Prestasi Dhea Natasya: Posisi 2 – Surfer Girl Big Splash 2010 Posisi 2 – Surfer Girl Daddy and Daughter Competition 2010 MSC. posisi kedua, Under 14s Division, 31 Oktober 2010 MSC. posisi pertama, Under 10s Division, 22 Mai 2011 MSC. posisi kedua, Under 14sDivision, 31 Juli 2011 MSC. posisi pertama, Under 10sDivision, 21 Agustus 2011 MSC. posisi pertama, Under 10sDivision, 25 September 2011 MSC. posisi pertama, Under 10sDivision, 16 Oktober 2011 MSC. posisi pertama, Under 10sDivision, 13 Oktober 2011 Posisi 2 Women’s Division – Rip Curl Surf and Music Festival 2011 Posisi 1 – IPASC Open Division di Pulau Merah, Banyuwangi 2012 Posisi 3 Under 14s Division – MSC Billabong di Halfway, Kuta 2012 Posisi 4 Under 16s Division – ISC Rip Curl Grom Search di Padma Legian Posisi 2 Under 14s Division – MSC Billabong di Halfway Kuta 2012 Posisi 3 Open Division – Legian Beach Festival di Padma Legian 2012 Posisi 1 Under 14s Division – MSC Billabong di Halfway Kuta 2012 Posisi 4 – ISC Gromsearch Surf and Music Festival 2012 Posisi 2 Under 14s Division – MSC Billabong 2012 Posisi 2 Under 14 Girls Division – Rip Curl Grom Search III di Canggu 2013 Posisi 1 Under 14 Girls Division – Magicwave Billabong Comp 2013 Posisi 1 – Berawa Competition 2014 Posisi 4 – Rip Curl Music and Festival 2014 Posisi 4 – Halfway Kuta Board Rider 2014 Posisi 1 – Billabong Grommet Attack 2014 Posisi 3 – Rip Curl Grom Search 2015 Posisi 2 – Rip Curl Grom Search Padma 2015 Posisi 4 – Rip Curl Grom Search Krakal 2015 Posisi 1 – Volcom Competition di Lembeng 2015 Posisi 3 – Volcom Competition di Kuta 2015 Posisi 1 – Billabong Grom Attack 2015 Ranking 1 di Billabong Grommet Attack 2015 Posisi 1 – Pulau Merah Competition 2015 Rookie of The Year di Halfway Kuta Board Rider 2016 Posisi 1 – Halfway Competition Series 2016 Posisi 2 – Halfway Competition Series 2 2016 Posisi 1 – Billabong Grommet 2016 Posisi 1 – Volcom Tour 2016 Posisi 1 – Rip Curl Grom Search 2016 Posisi 1 – Rip Curl Grom Search National Final 2016 Ranking 1 Asian Surf Competition 2016 Posisi 1 – Rip Curl Gromsearch Lombok 2017 Posisi 1 – Billabong Grom Attack Series 1 2017 Posisi 2 – Billabong Grom Attack Series 2 2017 Posisi 1 – Billabong Grom Attack Series 3 2017 Posisi 2 – REnextop Asian Tour di Bali 2018 Posisi 2 – REnextop Asian Tour di Thailand 2018 Posisi 1 – REnextop Asian Surfing Tour di Malaysia 2018 Ranking 1 REnextop 2018 Best Female Surfer of The Year 2018 Posisi 2 Longboard Divison – REnextop Series 1 di Bali 2019 Posisi 1 Longboard Division – REnextop Series 2 di India 2019 Posisi 2 Shortboard Division – REnextop Series 3 di Malaysia 2019 Gold Medal Longboard Division di Sea Games 2019

Rio Waida, Peselancar Muda Asal Bali Penuh Prestasi

Rio Waida merupakan salah satu peselancar muda asal Bali yang saat ini baru genap 20 tahun. Namun, dibalik usianya yang masih muda tersebut, Rio berhasil menaklukkan berbagai kejuaraan mulai dari kategori Boys, Junior hingga Men’s. Rio mengaku jika ia menemukan kedamaian dan ketenangan dengan berselancar. Deretan prestasi pun menjadi pelengkap hobi yang ditekuninya sejak dini. Ditambah ia tinggal di “surga” bagi para peselancar dan juga keluarga yang menyukai selancar. Hal tersebut yang seakan menjadi pendukung bagi Rio. Namanya mulai mencuat saat meraih posisi keempat untuk leg pertama even Billabong Grommet Attack tahun 2015 lalu. Sejak saat itu, karirnya terus menanjak. Beberapa kali ia mampu merasakaan naik ke atas podium. Ia bahkan pernah membuat kejutan saat mengalahkan juara dunia dua kali, Gabriel Medina, pada ajang World Surf League (WSL) 2019. Di tahun yang sama, Atlet kelahiran 25 Januari 2000 ini juga menjadi salah satu atlet Indonesia yang mampu menyumbang medali pada gelaran SEA Games 2019 di Filipina. Di babak final, Rio bersaing ketat dengan sesama atlet Indonesia asal NTB Hairil Anwar. Karir dan Prestasi Rio Waida: Posisi 3 – Corona Open China 2020 Medali Perak SEA Games 2019, Filipina Juara Billabong Junior Series Ballito 2018 Posisi 2 – Minami Boso Junior Pro Juara Ise Shima Pro Junior 2018 Posisi 3 – Taiwan Open World Junior Championships – Men’s 2018 Posisi 2 – NIB Pro Junior 2017 Posisi 3 – Ise Shima Pro Junior 2017 Posisi 3 – Minami Boso Junior Pro 2016 Posisi 4 – Rip Curl GromSearch International 2016 Juara Quiksilver Young Guns Surf 2016 Posisi 3 – Rote Open International Surfing 2015 Posisi 1 – Final Leg Billabong Grommet Attack 2015 Posisi 2 – Quiksilver Canggu Challenge 2015 Posisi 4 – First Leg Billabong Grommet Attack 2015

Wow, Ajang Surfer Dunia Ada Lagi di Indonesia, Nias Pro 2018

Sobat muda NYSN, tahukah kamu tentang kompetisi olahraga yang sedang dilaksanakan di Nias? Ajang ini tak kalah hebat loh dari Asian Games 2018. Ajang Nias Pro 2018 yang  berlangsung pada 24-28 Agustus 2018 di Pantai Sorake, Kabupaten Nias Selatan, ini ternyata telah berdampak hebat ke Indonesia. Ajang surfer dunia ini sampai bisa ditonton ke netizen dunia, loh. Nias Pro secara langsung disiarkan di web resmi World Surf League (WSL) dan Asian Surfing Championship (ASC). Menurut lansiran dari krjogja.com, Ketua Tim Percepatan Pengembangan Wisata Bahari, Indroyono Soesilo, berkata dampak dari penayangan tersebut luar biasa. Penonton via live streaming internet di web resmi pada tanggal 24 Agustus saja, tembus 1,9 jutaan viewer netizen di luar negeri. Nias Pro yang merupakan lanjutan dari event tahun lalu yaitu Nias Selatan Open Surfing Contest 2017 memang menjadikan membuka kesempatan atlet surfing Indonesia untuk berkompetisi di tingkat internasional. Tak hanya sampai disitu, kamu harus tau nih, kalau kejuaraan surfing tahun 2018 ini dibuat lebih besar, dengan target peserta minimal 100 orang dari 20 negara dan melibatkan World Surf League (WSL), dan Asian Surfing Championship (ASC). Banyak surfer terbaik dari mancanegara yang ikut berkompetisi loh.. Keren bukan? Nias Pro 2018 juga bukan hanya semata-mata kejuaraan internasional, lansiran dari liputan6.com, Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional I Kementerian Pariwisata Masruroh, berkata, ajang ini juga untuk memperkenalkan kekayaan potensi bahari Indonesia dan destinasi wisata surfing berkelas dunia. sport tourism memang memiliki nilai yang tinggi. selain bisa memperkenalkan destinasi, bisa juga jadi ajang prestasi. Fyi buat kamu sobat muda NYSN, karakteristik atlet surfing itu sangat berbeda dengan olahraga lain. Soalnya kalau atlet sudah suka dengan venue atau ombaknya, maka ia pun akan tertantang menaklukan ombak tersebut. Berdasarkan lansiran, maka Nias dikatakan Menteri Hukum dan HAM RI Yassona Laoly, menjadi surga bagi para surfers. nilai pelaksanaan Nias Pro 2018 menjadi bukti jika Nias menjadi tujuan para surfer dunia. Pulau Nias dikenal dengan keindahan pantai yang membuat terpukau. Tidak kalah dengan Pulau dewata, Lombok, dan lain-lain. Setelah baca info tadi, jadinya apa kamu tergiur untuk datang mengunjungi Nias, baik untuk mencoba ombaknya ataupun menikmati keindahannya? Sangat keren kan event Nias Pro 2018 ini, ayo kita harus sama-sama support, maju terus Indonesia!!!     (liputan6.com, krjogja.com)