Windy Cantika ke Kejuaraan Dunia Junior Sebelum SEA Games 2021

Windy Cantika ke Kejuaraan Dunia Junior Sebelum SEA Games 2021

Lifter putri Windy Cantika Aisah bakal terjun di Kejuaraan Dunia Junior sebelum tampil di SEA Games 2021. Ajang itu hanya sebagai sasaran antara. Kejuaraan Dunia Junior akan berlangsung di Heraklion, Yunani, mulai 2-10 Mei mendatang. Kemudian dua hari berikutnya, SEA Games 2021 Hanoi dimulai sampai 23 Mei mendatang. Meskipun waktunya mepet, PB PABSI tetap mengirimkan atletnya untuk mengikuti dua event tersebut. Termasuk salah satunya Windy Cantika Aisah. Pelatih Nasional Angkat Besi, Dirdja Wihardja mengatakan, ada lima lifter yang dikirim ke kejuaraan tersebut, namun hanya dua di antaranya yang lanjut ke multievent di Vietnam, pada 12 -23 Mei mendatang. “Dari kelima atlet itu hanya (Windy) Cantika dan Rizky (Juniansyah) yang ikut di SEA Games. Sementara tiga lainnya hanya untuk Kejuaaran Dunia Junior saja, di antaranya Muhammad Faathir dan Juliana Klarisa,” kata kata Dirdja ketika ditemui di Mess Kwini, Rabu (6/4/2022). Sebagai informasi, Rizki merupakan juara dunia junior 2021 di kelas 73 kg. Ia mendapatkan meraih medali emas pada angkatan snatch 155 kg dan clean and jerk 194 kg. Sementara Windy Cantika selain peraih medali emas SEA Games di kelas 49 kg, ia juga pemegang gelar juara dunia di angkatan snatch dengan angkatan terbaik 86 kg dan angkatan clean ad jerk 105 kg. “Yang jelas tujuannya untuk menambah jam terbang atlet karena tahun ini cukup berat. Sebab, November ini sudah mulai kualifikasi Olimpiade lagi,” Dirdja menegaskan. “Kami akan fokus raih tiket dulu semaksimal mungkin, kalau SEA Games dan Kejuaraan Dunia hanya sasaran antara saja,” dia mempertegas. Dirdja juga mengatakan tak akan mematok target khusus buat Windy dkk. Ia hanya ingin lifter-nya bisa tampil terbaik dengan persiapan yang sudah dijalani semaksimal mungkin selama Pelatnas ini.

Windy Cantika Akan Berlaga di Yunani dan SEA Games Vietnam

Windy Cantika Akan Berlaga di Yunani dan SEA Games Vietnam

Lifter muda Indonesia, Windy Cantika Aisah, direncanakan bakal berlaga dalam beberapa kejuaraan bergengsi. Diantaranya adalah Kejuaraan Dunia Junior di Yunani dan SEA Games Vietnam pada bulan Mei 2022 mendatang. Atlet berusia 20 tahun tersebut memohon doa dan dukungan dari masyarakat Indonesia. Sebelumnya, lifter muda asal Kabupaten Bandung itu berhasil menorehkan sejarah dengan meraih medali pertama untuk Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020 di kelas 49 kg, cabang olahraga angkat besi. “Yang paling dekat ada event kejuaraan dunia junior di Yunani bulan Mei awal, dari situ enggak pulang ke Indonesia langsung ke Vietnam SEA Games. Jadi, SEA Games-nya bulan Mei juga, jadi punya waktu 2 minggu dari kejuaraan dunia ke SEA Games,” ujar Windy di Cimaung, Minggu (30/1). “Mohon doa dan dukungan, semoga Windy sehat selalu, dan mendapatkan yang terbaik,” sambungnya. Pada ajang SEA Games sebelumnya, Windy berhasil meraih emas. Windy tak mengungkapkan secara gamblang target untuk SEA Games selanjutnya. Atlet asal Kabupaten Bandung itu hanya meminta doa agar bisa memperoleh medali emas lagi. “Insyaallah mohon doanya saja (dapat emas). Rival terberat ada yaitu dari Thailand,” ungkap Windy. Windy memberikan pesan kepada generasi muda yang ingin menjadi atlet. Yang pertama adalah meminta restu dan doa orang tua. Selanjutnya, adalah harus berusaha dan berlatih semaksimal mungkin. “Minta restu kedua orang tua juga, minta doa orang tua juga, itu yang utamanya, keduanya kita yang harus berusaha, kita yang berlatih semaksimal mungkin, makan yang baik, istirahat yang baik kalau jadi atlet,” pungkasnya.

Atlet Muda Dominasi Pelantas Angkat Besi 2022

Atlet Muda Dominasi Pelantas Angkat Besi 2022

PB PABSI akan melakukan pemanggilan pelatnas pada minggu pertama Januari mendatang. Kabidbinpres PABSI Hadi Wihardja menyatakan, saat ini pihaknya mengajukan 23 atlet untuk Pelatnas 2022. Jumlah tersebut mengalami penambahan jika dibandingkan dengan pelatnas tahun ini yang berisi 16 atlet. “Mengingat tahun depan ada SEA Games dan Asian Games 2022. Tapi, belum tahu berapa jumlah yang akan disetujui pemerintah. Misalnya cuma disetujui 18, ya lima sisanya gugur,” ujar Hadi. Dia menjelaskan bahwa sebagian besar atlet pelatnas tahun depan akan didominasi lifter muda. Sebab, selama setahun ini, mereka menunjukkan prestasi yang menonjol jika dibandingkan dengan lifter-lifter senior. Sebagaimana Windy Cantika Aisah yang meraih perunggu Olimpiade Tokyo 2020, Rizki Juniansyah yang tahun ini menjadi juara dunia junior kelas 73 kg. Kemudian, ditutup raihan Rahmat Erwin Abdullah yang meraih gelar juara dunia 73 kg senior pada pekan lalu. “Kami cermati selama setahun ini, raihannya seperti apa. Lifter remaja dan junior raih hasil bagus. Prinsipnya, penempatan bergantung penampilan,” lanjut Hadi. Meski begitu, Hadi tetap membuka peluang bagi lifter yang tidak masuk daftar. Bagi lifter yang terdegradasi, mereka akan kembali ke daerah masing-masing. Jika ada peningkatan, mereka bisa saja dipanggil ke pelatnas lagi. Apalagi, ada tes angkatan rutin tiap bulan untuk memantau progres atlet. “Intinya, meski terdegradasi, mereka tidak berhenti berproses. Pemanggilan kami usahakan secepatnya karena akan lebih baik untuk melanjutkan program,” imbuhnya.

Rahmat Erwin Sabet 2 Emas Pada Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2021

Rahmat Erwin Abdullah kembali mengharumkan Indonesia di kancah internasional. Baru-baru ini, ia menyabet dua medali emas masing-masing pada angkatan clean and jerk dan total angkatan dalam persaingan kelas 73 kg putra Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2021 yang berlangsung di Tashkent, Uzbekistan, Jumat malam WIB. Dalam perebutan medali angkatan clean and jerk, lifter 21 tahun itu menjadi yang terbaik setelah pada angkatan ketiga mengangkat beban 192 kg. Rahmat Erwin membuka angkatan pertama dengan 180 kg dan kedua dengan 186 kg. Rahmat Erwin mengalahkan lifter Albania Briken Calja yang membawa pulang perak setelah membukukan angkatan terbaik clean and jerk 186 kg. Sementara perunggu diraih lifter Korea Selatan Hansol Jeong dengan angkatan terbaik 181 kg. Namun pada angkatan snacth, Rahmat Erwin hanya mampu menempati posisi kelima. Dia membuka laga dengan melakukan angkatan snacth 142 kg. Kemudian pada percobaan kedua dia mengangkat beban 147 kg dan terakhir 151 kg. Sementara medali emas angkatan snacth diraih Briken Calja dengan 156 kg. Suttipong Jeeram dari Thailand meraih perak dengan 154 kg dan Sergei Petrov wakil dari Federasi Angkat Besi Rusia membawa pulang perunggu usai mengangkat 153 kg. Dengan hasil tersebut, secara keseluruhan atau gabungan dari angkatan snacth dan clean and jerk, Rahmat Erwin memastikan medali emas dengan total angkatan 343 kg. Sementara perak diraih Calja Briken dengan total angkatan 342 kg dan Jeeram Suttipong membawa pulang perunggu setelah membukukan total angkatan 334 kg. Pelatih Kepala Pelatnas, Dirja Wihardja mengatakan dua emas yang diraih Rahmat Erwin merupakan konsistensi prestasinya setelah Olimpiade Tokyo 2020. “Total angkatan yang diraih Rahmat Erwin Abdullah mengalami peningkatan 1kg dari Olimpiade Tokyo 2020 lalu,” kata Dirja Wihardja dalam keterangan tertulis, Sabtu dini hari. Pada Olimpiade Tokyo, Rahmat Erwin Abdullah meraih perunggu dengan total angkatan 342 kg (150 kg snatch dan 190 kg pada clean and jerk). “Dengan penerapan strategi yang mumpuni tim pelatih dan sang ayah Erwin Abdullah berhasil membawa anaknya menjadi juara dunia, sehingga tahun ini komplet Indonesia memiliki dua juara dunia di dua kategori yakni junior adalah Rizky Juniasyah dan pada senior Rahmat Erwin Abdullah,” kata Kabid Binpres PABSI, Hadi Wihardja. Dalam Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2021, Pengurus Besar Perkumpulan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABSI) mengirim 14 atlet ke Tashkent. Mayoritas adalah lifter muda. Pada bagian putri ada nama Juliana Klarisa (kelas 55 kg), Sarah (59 kg), Najla Khoirunnisa (45 kg), Nelly (59 kg), Siti Nafisatuh Hariroh (49 kg), Tsabitha Alfiah Ramadani (64 kg), Restu Anggi (64 kg), dan Nurul Akmal (+87 kg). Sementara untuk putra selain Rahmat Erwin Abdullah, ada Muhammad Faathir (61 kg), Mohammad Yasin (67 kg), Triyatno (67 kg), Muhammad Zul Ilmi (89 kg), dan Satrio Adi Nugroho (55 kg).

Bogor Tuan Rumah Kejurnas Angkat Besi Remaja dan Junior 2021

Kejurnas-Angkat-Besi-Remaja-dan-Junior

Mulai hari ini, Minggu (21/11) hingga Rabu (24/11) mendatang, Kota Bogor, Jawa Barat, menjadi tuan rumah Kejuaraan Nasional Angkat Besi Remaja dan Junior. Kejuaraan ini terasa spesial, mengingat ini merupakaan kejuaraan angkat besi pertama yang digelar sejak pandemi covid-19. Berlokasi di Hotel Lorin, Sentul, Bogor, kejuaraan ini diikuti 160 atlet. Dari jumlah itu, ada 79 atlet remaja dan 81 atlet junior. “Ini merupakan program pembinaan kami,” kata Ketua Panitia Penyelenggara, Sonny Kasiran. Lantaran alasan pandemi, peserta kejuaraan nasional (kejurnas) ini hanya dibatasi delapan atlet dari setiap pengurus provinsi. Kepala Bidang Prestasi PABSI, Hadi Wihardja, dalam kesempatan itu menyebut kejurnas akan menjadi lumbung atlet pelapis yang bisa menggantikan atlet putri Windy Cantika Aisah yang kini menjadi atlet pelatnas. Hadi Wihardja menyebut kejurnas juga akan menghasilkan banyak rekor baru dari angkatan snatch serta clean and jerk maupun total angkatan. Kejurnas Angkat Besi Remaja dan Junior 2021 mempertandingkan 14 kelas yakni 7 putri dan 7 putra baik kategori remaja maupun junior. “Kami menerjunkan tim pemandu bakat pada kejurnas ini,” ucap Hadi Wihardja. Untuk remaja putri ada laga kelas 40 kilogram hingga +64 kilogram. Di kelompok remaja putra ada kelas 49 kilogram hingga +81 kilogram. Kemudian, di kelompok junior putri ada kelas 45 kilogram hingga +71 kilogram. Ada juga pertandingan kelas 55 kilogram dan +89 kilogram putra di kelompok junior putra.

Incar Regenerasi, PABSI Gelar Kejurnas Angkat Besi Remaja dan Junior 2021

Incar Regenerasi, PABSI Gelar Kejurnas Angkat Besi Remaja dan Junior 2021

Pengurus Besar (PB) Perkumpulan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PABSI) menggelar Kejuaraan Nasional Angkat Besi Remaja dan Junior 2021. Tujuan utama dari ajang ini adalah untuk menjaring atlet-atlet muda potensial yang diproyeksikan untuk menjadi penerus para atlet senior. Kejurnas Angkat Besi yang bergulir tanpa penonton ini digelar di Hotel Lorin Sentul, Bogor, Jawa Barat, mulai 19-24 November mendatang. Total ada 133 atlet dari 18 Pengprov PABSI. Rinciannya, 79 atlet remaja dan 81 atlet junior. Ketua Panitia Penyelenggara Kejurnas, Sonny Kasiran, mengatakan kejuaraan ini merupakan bagian program pembinaan PABSI yang sempat tertunda karena Pandemi COVID-19. Tujuannya, memberikan ruang aktualisasi bagi para atlet muda supaya semangatnya tidak padam karena mereka terus melakukan latihan spartan meski terhalang pandemi, namun mereka juga butuh kompetisi. Namun, imbas pandemi yang belum sepenuhnya mereda pihaknya terpaksa membatasi jumlah atlet masing-masing Pengrov hanya membawa atlet 8 orang. “Ini kami sesuaikan dengan status level Pandemi COVID-19 di arena pertandingan untuk membatasi kerumunan dan tentunya tanpa penonton,” kata Sonny dalam keterangan tertulisnya, Jumat (19/11/2021). Kejurnas angkat besi remaja dan junior ini juga akan melibatkan tim khusus yang bertugas untuk memantau kiprah dan talenta para lifter muda yang diharapkan bisa jadi penerus Windy Cantika di masa depan. Kepala Bidang Prestasi (Binpres) PABSI, Hadi Wihardja berharap kejuaraan ini melahirkan bibit-bibit atlet pelapis yang kelak akan menggantikan posisi Windy Cantika Aisyah dan kawan-kawan untuk bergabung di Pelatnas Angkat Besi Kwini, Jakarta Pusat. “Mudah-mudahan banyak terjadi pemecahan rekornas baik dari Angkatan Snatch maupun Clean & Jerk, ataupun Total Angkatan dari Kejurnas kali ini. Untuk menjaring mereka kami juga menerjunkan Tim Pemandu Bakat yang akan memantau jalannya Kejurnas,” ucap Hadi. Kejurnas Angkat Besi Remaja & Junior akan mempertandingkan 14 kelas di kategori remaja terdiri dari 7 putra dan 7 putri, dan 14 kelas untuk kategori junior yang juga terdiri dari 7 putra dan 7 putri. Adapun kelas-kelas yang dipertandingkan di antaranya, kelas remaja putri dari kelas 40 kg hingga +64 kg, pemaja putra dari kelas 49 kg hingga +81 kg. Sedangkan junior putri, kelas yang dipertandingkan 45 kg hingga +71 kg putra, dan di bagian putra, kelas 55 kg hingga + 89 kg. “Kami membawa 6 lifter yang semuanya adalah atlet PPLP, salah satunya adalah lifter putri peraih perunggu di PON 2020 Papua di kelas 49 kg,” kata Mujianto, Manajer Tim Angkat Besi dari Kalimantan Selatan.

Luar Biasa! Rahmat Erwin Tambah Koleksi Medali Indonesia

Luar Biasa! Rahmat Erwin Tambah Koleksi Medali Indonesia

Indonesia menambah perunggu dari cabang olahraga angkat besi putra kelas 73 kg putra Olimpiade Tokyo 2020. Rahmat Erwin Abdullah yang menyumbang medali ketiga untuk tim Merah-Putih, Rabu (28/7). Rahmat Erwin meraih perunggu setelah memiliki total angkatan 342 kg. Lifter 20 tahun itu kalah bersaing dengan lifter Tiongkok, Shi Zhiyong yang meraih medali emas dengan total angkatan 354 kg dan Mayora Pernia Julio Ruben dari dari Venezuela di posisi kedua dengan total angkatan 346 kg. Pada pertandingan itu Zhiyong tidak saja meraih medali emas, tetapi juga memecahkan dua rekor Olimpiade, yaitu angkatan snatch 166 kg dan total angkatan 354 kg. Rahmat Erwin sukses dengan medali perunggu usai mengumpulkan 152 kg pada angkatan snatch dan 190 kg pada clean and jerk. Atlet asal Makassar itu gagal pada angkatan kedua clean and jerk dengan beban 190 kg. Pada percobaan ketiganya Rahmat sukses mengangkat beban 190 kg. Sementara itu, Zhiyong melangkah mulus pada angkatan snatch dengan mengumpulkan 166 kg yang juga jadi rekor baru Olimpiade. Sedangkan pada clean and jerk Zhiyong gagal pada angkatan kedua dengan beban 192 kg. Capaian serupa juga dimiliki Pernia yang sempurna pada angkatan snacth dengan 156 kg. Pernia lalu menggenapkan penampilannya dengan sukses pada tiga angkatan clean and jerk sehingga mengumpulkan total angkatan 346 kg. Medali perunggu ini melebihi target yang diusung Rahmat Erwin jelang Olimpiade Tokyo. Sebelumnya Rahmat Erwin hanya membidik posisi delapan besar di kelas 73 kg. Dengan perunggu yang diraih Rahmat Erwin, cabang angkat besi kini mempersembahkan tiga medali bagi kontingen Indonesia. Sebelumnya Eko Yuli Irawan lebih dahulu meraih perak di kelas 61 kg putra dan Windy Cantika Aisah meraih perunggu di kelas 49 kg putri. Sementara itu, Windy Cantika berpotensi meraih perak setelah lifter China Hou Zhihui yang meraih emas diduga menggunakan doping, sehingga Chanu Shaikhtom Mirabai dari India yang meraih perak berpotensi naik dengan mendapatkan medali emas.

Windy Sumbang Medali Olimpiade Tokyo Pertama Indonesia

Windy Cantika ke Kejuaraan Dunia Junior Sebelum SEA Games 2021

Luar biasa! Indonesia mendapatkan medali pertama di Olimpiade Tokyo 2020. Adalah lifter putri muda, Windy Cantika Aisah, yang berhasil menjadi atlet pertama yang menyumbangkan medali, Sabtu (24/7/2021) siang WIB. Bertanding di Tokyo International Forum, atlet 19 tahun itu merebut medali perunggu setelah mencatatkan total angkatan seberat 194 kg. Sementara itu, total angkatan snatch terbaik Windy Cantika Aisah adalah 84 kg yang didapat pada kesempatan kedua. Adapun total angkatan clean & jerk terbaik Windy Cantika adalah 110 kg yang didapat pada kesempatan ketiga. Windy Cantika Aisah completes the podium in the #Weightlifting women's -49kg with a total score of 194. Congratulations! 🏋️🥉@iwfnet @komiteolimpiade pic.twitter.com/QhKj8EaYOQ — The Olympic Games (@Olympics) July 24, 2021 Windy Cantika menempati peringkat ketiga tepat di bawah Hoi Zhihui (China) dan Chanu Mirabai (India). Hoi Zhihui berhak mendapat medali emas angkat besi putri kelas 49 kg dengan total angkatan terbaiknya adalah 210 kg. Di sisi lain, Chanu Mirabai sukses mendapatkan medali perak dengan total angkatan terbaiknya adalah 202 kg. Angkatan total Windy di Tokyo 2020 seberat 194 kg ini merupakan peningkatan besar dari event Kejuaraan Asia yang berlangsung di Tashkent, Uzbekistan, pada medio April 2021. Ketika itu, ia mengangkat total berat 189 kg dan berkat keberhasilan tersebut, Windy berhak mendapatkan satu tiket ke Olimpiade Tokyo ini. Windy juga merupakan pemenang medali emas pada SEA Games 2019. Hari Minggu (25/07/2021), kontingen Indonesia masih berpeluang menambah medali dari cabor angkat besi ajang Olimpiade Tokyo 2020. Karena Eko Yuli Irawan dan Deni yang diharapkan menyumbangkan medali bakal turun bertanding. Eko Yuli turun di kelas 61 kg putra, sementara Deni turun di kelas 67 kg putra.

Atlet Angkat Berat DKI Jakarta Sabet 2 Medali Emas dan 1 Medali Perak

Atlet Angkat Berat DKI Jakarta Sabet 2 Medali Emas dan 1 Medali Perak

Tim Perkumpulan Angkat Berat Seluruh Indonesia (Pabersi) DKI Jakarta sukses unjuk gigi pada event Invitasi Nasional Angkat Berat Remaja Junior Klasik 1 di Pringsewu, Lampung, 6-9 Juni 2021. Tampil tanpa target, Tim PABERSI DKI Jakarta sukses mengemas dua emas dan satu perak. Satu emas dipersembahkan Kintan Adelia C. Dia jadi terbaik pada kelas 84+ Junior Putri. Satu emas lainnya disumbangkan Andre. Dia mendapatkan emas dari kelas 83 Junior Putra. Sementara Jacqueline Donna Gani membawa pulang perak. Jacqueline Donna Gani berstatus runner-up di Kelas 63 Junior Putri. Raihan medali skuad PABERSI DKI Jakarta nyaris bertambah. Karena Sandy Yonathan menempati posisi keempat kelas 74 Junior Putra. Pencapaian ini disambut positif Kemalsyah Nasution selaku Ketua PABERSI DKI Jakarta. Ke depannya ia berharap olahraga angkat berat bisa semakin berkembang. “Kita berharap pembinaan prestasi mulai dari remaja agar ke depan semakin banyak atlet angkat berat yang go internasional dan mengharumkan NKRI,” Kemalsyah Nasution menuturkan. Sementara itu, Bendahara Umum PABERSI DKI Jakarta, Saviera menyebut hasil positif pada ajang Invitasi Nasional Angkat Berat Remaja Junior Klasik 1 merupakan persiapan sebelum menuju Kejuaraan Asia. “Dengan hasil kejuaraan ini, kami akan mempersiapkan para atlet muda ini menuju Kejuaraan Asia pada bulan Desember 2021 di lampung,” kata Saviera. “Semoga ada dukungan dari Disorda dan KONI DKI Jakarta perihal sarana peralatan latihan guna mendukung prestasi mereka,” tambahnya.

Hebat! Rizky dan Windy Sama-sama Boyong 3 Emas

Hebat! Rizky dan Windy Sama-sama Boyong 3 Emas

Kabar baik datang dari Tim Angkat Besi Indonesia yang saat ini tengah berjuang di Kejuaraan Dunia Angkat Besi Junior 2021 yang berlangsung di Tashkent, Uzbekistan. Kabar tersebut datang dari dua bintang muda Indonesia yakni Rizki Juniansyah dan Windy Cantika Aisah. Keduanya sukses memborong masing-masing 3 emas pada kejuaraan yang berlangsung sejak 21 Mei tersebut. Rizki turun di kelas 73 kg dan berhak atas tiga medali emas setelah menghasilkan angkatan total 349 kg, dari angkatan snatch 155 kg dan clean and jerk 194 kg, demikian catatan resmi IWF. Catatan tersebut mempertajam rekor sebelumnya yang dibukukan oleh lifter Amerika Serikat, Clarence Cummings Jr. pada 2019 lalu dengan angkatan total 347 kg, dari angkatan snatch 154 kg dan clean and jerk 193 kg. Dalam kejuaraan yang masuk dalam rangkaian kualifikasi Olimpiade 2020 Tokyo itu, Rizki dengan mulus mengangkat angkatan snatch dalam tiga kali percobaan, dimulai dari 142 kg, 146 kg, hingga 155 kg. Ia juga tak mendapati hambatan berarti saat melakukan angkatan clean and jerk dalam tiga kali kesempatan, dimulai dari 180 kg, 189 kg, dan 194 kg. Lifter berusia 17 tahun itu unggul jauh atas para pesaingnya, termasuk atlet angkat besi India peraih perak, Achinta Sheuli, yang meraih total angkatan 313 kg, dan lifter Rusia peraih perunggu Gevorg Serobian dengan angkatan total 308 kg. Namun, kesuksesan Rizki belum bisa diikuti lifter putra lain Indonesia yang bertanding di kelas yang sama, yakni Rahmat Erwin Abdullah gagal memenuhi target menembus angkatan total di atas 335 kg. Rahmat Erwin hanya mampu meraih angkatan total 331 kg, dengan rincian snatch 143 kg dan clean and jerk 188 kg dalam Kejuaraan Dunia Angkat Besi Junior 2021. Sementara itu, lifter muda Indonesia lainnya, Windy Cantika Aisah, juga sukses meraih 3 emas. Windy turun di kelas 49 kg, mencatat total angkatan 191 kg (86 kg snatch dan 105 kg clean and jerk). Lifter 18 tahun ini mengalahkan Mihaela Valentina Cambei (Rumania) dan Elizaveta Zhatkina (Rusia). Dengan 3 emas ini, Windy mampu perbaiki poin dan memantapkan posisi di 8 besar ranking dunia untuk Olimpiade Tokyo 2021. Selain itu, ia juga jadi lifter termuda dalam 5 besar ranking dunia.

Lifter Indonesia Siap Berjuang di Kejuaraan Dunia Angkat Besi Junior

Lifter Indonesia Siap Berjuang di Kejuaraan Dunia Angkat Besi Junior

Pengurus Besar (PB) Persatuan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PABSI) kembali mengirim lifter ke Kejuaraan Dunia Angkat Besi Junior 2021 di Tashkent, Uzbekistan, 21-31 Mei 2021 yang diikuti 360 lifter dari seluruh dunia. Total, tim Merah-Putih mengirimkan sembilan wakilnya yang terdiri dari tiga atlet putra dan enam atlet putri. Mereka ialah M. Faathir (61 kg), Rahmat Erwin Abdullah (73 kg), Rizki Juniansyah (73 kg), Najla K (45 kg), Siti Nafisatul (49 kg), Windy Cantika Aisah (49 kg), Juliana Klarisa (55 kg), Nelly (59 kg), dan Restu Anggi (64 kg). Adapun Erwin yang kini berusia 21 tahun mendapatkan undangan khusus dari panitia kejuaraan dunia karena tahun lalu tidak ada event junior dan terjadi pandemi Corona. Usia Erwin saat itu masih masuk level junior, sedangkan saat ini dia sudah naik kelas senior. “Makanya dia mendapat undangan khusus dari panitia untuk menambah poin Olimpiade, yang mana kualifikasinya berakhir Mei 2021,” kata Kepala bidang Pembinaan Prestasi PABSI Hadi Wihardja, dilansir dari detikSport. Erwin saat ini menempati peringkat 24 ranking kualifikasi Olimpiade. Namun, peringkat itu belum memangkas negara-negara lain yang sudah meloloskan atletnya lebih dari satu. Menyesuaikan aturan IWF, masing-masing negara hanya memperbolehkan mengikuti empat nomor dari tujuh kelas putra yang dipertandingkan di Olimpiade. “Semoga Erwin di Kejuaraan Dunia junior ini berhasil dan sangat diharapkan dia bisa menembus angkatan total 335 kg dan lebih baik dari hasil Kejuaraan Asia bulan lalu. Jika Erwin berhasil maka potensi besar untuk mendapatkan tiket Olympic Games 2020,” tutur Hadi. Sementara itu, PB PABSI tetap mengirimkan Windy Cantika Aisah yang belum lama ini sudah memastikan tiket Olimpiade Tokyo 2020. Lifter putri yang turun di kelas 49 kilogram (kg) tersebut berhasil mengamankan tiket Olimpiade Tokyo 2020 Tokyo saat meraih medali perak dengan angkatan terbaik untuk snacth 81 kg, clean and jerk 98 kg, dan total 179 kg pada Kejuaraan Asia Angkat Besi, bulan lalu. Lebih lanjut, alasan PB PABSI tetap mengikutsertakan Windy adalah agar ia dapat memperbaiki ranking dan memanfaatkan Kejuaraan Dunia Junior di Tashkent untuk mengasah kemampuan sebelum turun di Tokyo. “Windy Cantika memang sudah lolos ke Olimpiade. Namun, kami berharap ia terus memperbaiki peringkat,” ucap Hadi. “Sedangkan lifter lainnya Faathir yang baru menginjak tingkat junior (sebelumnya remaja 17 tahun) diharapkan mampu membuktikan diri untuk tetap masuk ranking tiga dunia. Begitu juga dengan Rizki yang selama ini merupakan pemegang rekor remaja dapat menunjukkan prestasi di junior,” pungkas Hadi.

Lampung tuan rumah Invitasi Nasional Angkat Berat Junior

Lampung tuan rumah Invitasi Nasional Angkat Berat Junior

Pengurus Provinsi (Pengprov) Perkumpulan Angkat Berat Seluruh Indonesia (Pabersi) akan menggelar Invitasi Nasional Angkat Berat Junior 2021 yang direncanakan di Padepokan Gajah Lampung Pringsewu awal Juni 2021. “Saya mendukung kejurnas ini, namun perlu juga mempertimbangkan protokol kesehatan dengan ketat,” kata Bupati Pringsewu, Sujadi Saddad, dalam keterangannya di Pringsewu, Jumat. Pihaknya bersama masyarakat Pringsewu juga berterima kasih karena dipercaya sebagai tempat dilaksanakan event nasional ini. Sujadi mengingatkan panitia agar disiplin dalam menjaga kondisi pesertanya agar tidak berkerumun, jaga jarak dan wajib menggunakan masker. “Angkat berat kan bukan olahraga bela diri, jadi lebih mudah untuk mengontrol peserta dalam pelaksanaan pertandingannya,” tambahnya. Terkait penginapan sekitar 120-an atlet beserta pelatih dan osialnya, bisa diarahkan ke homestay milik masyarakat, sehingga selain harganya terjangkau, juga bisa membantu perekonomian masyarakat. Pemkab Pringsewu, tambah Sujadi, akan membantu panitia, terutama dalam hal penerapan dan pengawasan terhadap protokol kesehatan sebelum hingga sesudah invitasi. Panitia penyelenggara Eddy Sunarso mengatakan bahwa panitia sudah mempersiapkan teknis perlombaan yang sangat mencerminkan sterilisasi peralatan yang dipergunakan lomba. “Kami siapkan dengan prokes yang sangat ketat, apalagi ini semua peralatannya kan dari besi, sehingga akan disterilisasi dengan disinfektan sebelum dan sesudah dipergunakan,” ujarnya. Selain itu, seluruh lifter yang akan melakukan pengangkatan, sebelumnya juga diwajibkan mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan handsanitazer sebagai antisipasinya, ujar Eddy. Menurut data pendaftaran secara online, saat ini panitia sudah menerima sekitar 22 pengprov yang menyatakan akan mengirimkan atletnya, dan diperkirakan sekitar 120 lifter junior dalam invitasi itu nanti, baik pria maupun wanita. Bersamaan dengan invitasi nasional ini, panitia juga akan melaksanakan try-out untuk para lifter yang lolos PON Papua. “Rencananya even ini juga merupakan uji coba untuk lifter yang lolos PON Papua. Ada beberapa daerah yang ingin menjadi bagian dari even ini nanti, karena Lampung juga menginginkan adanya try-out ini. Mudah-mudahan semua berjalan lancar,” ujar Eddy. Direncanakan seluruh pertandingan akan dilakukan di Padepokan Gajah Lampung Pringsewu mulai 6 hingga 9 Juni 2021, dengan pembagian perlombaan yang akan segera dirilis kemudian. Sumber: Antara

Raih Perunggu Kejuaraan Asia, Rahmat Erwin Jaga Peluang ke Olimpiade Tokyo

Raih Perunggu Kejuaraan Asia, Rahmat Erwin Jaga Peluang ke Olimpiade Tokyo

Indonesia membuka peluang untuk menambah tiket Olimpiade Tokyo dari cabang angkat besi. Lifter putra Rahmat Erwin Abdullah meraih medali perunggu di nomor Clean and Jerk pada Kejuaraan Angkat Besi Senior Asia di Tashkent, Uzbekistan, Selasa, 20 April 2021. Bertanding pada kelas 73 kg, lifter berusia 21 tahun tersebut meraih medali perunggu untuk kategori clean and jerk dengan angkatan 187 kg yang dibukukannya pada upaya kedua. Ia gagal menambah berat beban menjadi 190 kg pada percobaan ketiga. Sementara pada kategori snatch, Rahmat menempati posisi kelima lewat 148 kg pada upaya kedua. Ia kembali gagal mengangkat beban seberat 150 kg pada kesempatan terakhir. Untuk kategori total angkatan, Rahmat berada di posisi keempat dengan 335 kg. Ia kalah bersaing dengan lifter asal China Shi Zhiyong yang mencatatkan 363 kg dan berhak atas medali emas. Medali perak untuk kategori total angkatan diraih oleh lifter Turkmenistan Meredov Maksad dengan 336 kg. Sedangkan medali perunggu direbut oleh Miyamoto Masanori asal Jepang dengan catatan 335 kg. Menurut Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PB PABSI, Hadi Wihardja dalam keterangan tertulisnya, total angkatan yang diraih oleh lifter yang juga putra dari mantan lifter nasional Erwin Abdullah itu menunjukkan grafik peningkatan sebanyak 6 kilogram. “Dalam hasil tes progres sebelum berangkat, ia mencatat total angkatan seberat 329 kilogram. Hasil ini cukup menggembirakan,” kata Hadi, Rabu, 21 April 2021. Ia juga mengatakan, dengan hasil ini Rahmat Erwin Abdullah berpeluang untuk menempati urutan 8 besar dunia dan lolos ke Olimpiade Tokyo. “Ia berhasil menambah Poin sebanyak 4332. Sementara saingannya peraih perak dari Turkmenistan baru meraih 4118 poin. Kemungkinan untuk lolos terbuka lebar dengan catatan kita juga harus memonitoring prestasi lifter dari kawasan lainnya seperti Amerika Latin dan Oceania, terutama lifter Kolombia yang juga menjadi saingan kuat,” lanjutnya. Sementara itu, pelatih angkat besi, Dirdja Wihardja mengatakan Rahmat masih ikut kembali pada Kejuaraa Dunia Junior 2021. “Kalau di Kejuaraan Dunia dengan total yang sama akan lolos ke Olimpiade,” ucap Dirdja kepada media, Rabu, 21 April 2021.

PABSI Siapkan Dua Atlet Untuk Kejuaraan Dunia Junior

Tim Angkat Besi Indonesia saat ini sedang menyiapkan dua atlet mereka untuk berlaga pada Kejuaraan Dunia Angkat Besi Junior di Jeddah, Arab Saudi. Adapun kejuaraan tersebut berlangsung pada 5-18 Maret 2021. “Kami menyiapkan Rizky Juniansyah,” kata Wakil Ketua Umum PABSI Djoko Pramono. Rizky yang menjadi juara bertahan pada kejuaraan dunia angkat besi remaja virtual di Peru, Oktober lalu akan naik kelas ke junior. Pada kelas junior, Rizky akan ditemani Rahmat Erwin Abdullah di kelas yang sama yakni 73 kilogram. Saat ditanya mengenai peluangnya di Kejuaraan Dunia Junior, Rizki Juniansyah yang mengatakan akan mencoba untuk memecahkan rekor dunia junior dengan angkatan 153 kg di angkatan snatch dan 193 di angkatan clean and jerk. Dalam hasil latihan dan tes progres Rizki telah berhasil melakukan angkatan snatch seberat 150 kg dan clean and jerk seberat 180 kg. “Tinggal saya fokus latihan lagi jelang kejuaraan dunia junior di Jeddah untuk menambah total angkatan seperti yang saya targetkan,” ungkapnya. Sementara itu, PABSI juga menargetkan untuk mendapatkan tambahan kuota lifter untuk tampil di ajang Olimpiade 2021 Tokyo mendatang. Peluang tersebut masih terbuka lebar melalui Kejuaraan Dunia Junior dan Kejuaraan Senior Asia di Uzbekistan, 15-25 April mendatang. Menurut Djoko Pramono, peluang untuk menambah kuota di Olimpiade sangat terbuka lebar. Bahkan, dia optimis ada atletnya bisa mencuri medali di dua kejuaran itu. Sedangkan Kejuaraan Senior Asia di Uzbekistan, Indonesia akan mempersiakan dua lifter yakni, Triyatno (73 kg) putra dan Nurul Akmal (87+ kg). Keduanya masih berpeluang untuk meraih tiket Olimpiade. “Saya lihat sepanjang tahun ini total angkatan mereka selama berlatih cukup meningkat,” ungkapnya. Di sisi lain, Djoko Pramono juga mengungkapkan kegembiraannya dengan prestasi para lifter junior yang mampu bersaing ketat dengan para lifter seniornya. “Sepanjang tahun ini praktis, mereka hanya berlatih saja, karena minimnya event akibat pandemi Covid-19. InsyaAllah mulai Januari tahun depan kami akan All-out menghadapi beberapa event penting dalam rangkaian persiapan menghadapi Olimpiade Tokyo dan SEA Games Vietnam,” paparnya. Kepala Tim Pelatih Pelatnas Angkat Besi, Dirdja Wihardja, mengatakan para lifter selama ini telah mengalami peningkatan dalam melakukan total angkatan dalam latihan. “Progresnya sekitar 80 persen dan kami optimistis mampu menambah kuota atlet yang akan mendampingi Windy Cantika Aisyah dan Eko Yuli di Tokyo nanti melalui dua event itu,” ucap Dirdja Wihardja.

IWF Nobatkan Rizky Juniansyah sebagai Lifter Remaja Terbaik

IWF Nobatkan Rizky Juniansyah sebagai Lifter Remaja Terbaik

Rizky Juniansyah dinobatkan sebagai lifter putra remaja terbaik versi Federasi Angkat Besi Internasional (IWF) pada Kejuaraan Dunia Angkat Besi Remaja Virtual yang dilangsungkan dari Lima, Peru, 11-15 Oktober 2020. Pada upacara penutupan yang dilangsungkan pada Kamis (19/11/2020) WIB, Rizky yang berada di kelas 73 kg itu sukses mendapatkan skor tertinggi, unggul tipis dari lifter Bulgaria di kelas 81 kg Nasar Karlos May Hasan. Capaian tersebut bukan tanpa pengorbanan. Sebab dalam pengakuannya, lantaran perbedaan waktu antara Peru dengan Indonesia, Rizky bertanding pada pukul 04.30. “Saya telah bertarung dengan selisih waktu 12 jam, saya mengangkat barbel pukul 4:30 pagi. Keberhasilan ini untuk semua Keluarga Angkat Besi di mana pun kalian berada,” ucap Rizki dalam tayangan IWF. Menurut manajer tim angkat besi Indonesia Sonny Kasiran dalam siaran persnya, Kamis, penilaian lifter terbaik di cabang angkat besi diambil berdasarkan perhitungan Formula Sinclair. Artinya berat badan dikonversikan terlebih dahulu ke tabel koefisien Sinclair lalu dikalikan dengan total angkatan. Skor tertinggi adalah yang terbaik. Dengan prestasi yang diraih Rizky, Sonny yakin bahwa lifter-lifter muda Indonesia juga tak kalah dengan lifter dari negara lainnya, termasuk China yang memiliki materi atlet elit dunia yang cukup banyak. Ia berterima kasih kepada Kemenpora yang sudah mendukung kebijakan PB PABSI yang menggabungkan berbagai kelompok usia atlet dalam melangsungkan pelatnas. “Dukungan Kemenpora terhadap pelaksanaan pelatnas tanpa henti sejak persiapan Asian Games dan keberanian kebijakan PB PABSI mengkombinasikan materi usia atlet pelatnas, serta tetap menjalankan pelatnas isolasi karena wabah COVID-19 sangat berpengaruh memproses melahirkan atlet-atlet elit muda usia tersebut,” kata Sonny. PB PABSI kini memiliki beberapa atlet-atlet muda sebagai lapis utama, kendati usianya tergolong muda namun sudah menjelma menjadi lapis elit nasional. Mereka adalah Windy Cantika Aisah (18) di kelas 49 kg putri, Rizki Juniansyah (17) kelas 73 kg putra dan Rahmat Erwin Abdullah (20) kelas 73 kg putra. Ia menambahkan bahwa masih ada PR bagi tim angkat besi Indonesia, yakni bagaimana mempersiapkan atlet-atlet muda tersebut bisa tembus ke ajang tertinggi Olimpiade pada 2024 mendatang, sambil terus menggali potensi-potensi atlet-atlet belia lainnya. Sebelumnya pada kejuaraan dunia yang pertama kali digelar online itu, Rizky Juniansyah sukses meraih tiga medali emas usai membukukan total angkatan seberat 325 kg, dengan rincian snatch 145 dan clean and jerk 180 kg. Selain merebut tiga medali emas, lifter berusia 17 tahun itu juga sukses melampaui enam rekor dunia remaja atas namanya sendiri yang diraihnya di Kejuaraan Dunia Junior dan Remaja 2020 di Uzbekistan Februari lalu. Rekor dunia remaja yang berhasil dipecahkan oleh Rizky, yaitu angkatan snatch dari 139 kg menjadi 145 kg, clean and jerk seberat 180 kg atau melampaui standar rekor dunia remaja, yakni 171kg, dan total angkatan dari 307 kg menjadi 325 kg.

Faathir Sumbang Medali Bagi Merah-Putih

Faathir Sumbang Medali Bagi Merah-Putih

Lifter muda Indonesia, Muhammad Faathir, mampu menyumbang medali pada Kejuaraan Dunia Remaja Virtual 2020 yang digelar dari Lima, Peru, Jumat (13/11/2020) dini hari. Faathir yang tampil di kelas 61 kg putra berhasil mengibarkan bendera Merah-Putih dengan meraih 2 emas dan 1 perak. Faathir yang bertanding pukul 01.30 dini hari WIB itu meraih emas di angkatan clean and jerk seberat 150 kg dan total angkatan seberat 263 kg. Sementara perak diraihnya melalui angkatan snatch seberat 113 kg. Pada angkatan pertama Faathir berhasil melakukan angkatan seberat 112 kg, di angkatan kedua ia menaikan angkatannya seberat 1 kg menjadi 113 kg dan berhasil. Namun, sayangnya pada angkatan ketiga, Faathir yang mencoba untuk melampaui total angkatannya di kejuaraan sebelumnya di Uzbekistan seberat 119 kg menjadi 122 kg itu dianggap oleh wasit kurang sempurna. Medali emas untuk nomor snatch jatuh ke tangan lifter Meksiko Carrazco Cetz Herseleid Antonio dengan angkatan seberat 114 kg. “Tadi sebenarnya sudah kena, tapi oleh wasit kena diskualifikasi karena angkatan saya dianggap kurang sempurna karena dinilai press out pada tangan kanan saya, ketika mengangkat barbel,” tandas atlet kelahiran 21 Mei 2003 itu. Begitu juga ketika Faathir mencoba menaikan angkatan sebelumnya di Uzbekistan seberat 154 kg menjadi 155 kg, namun kembali upayanya itu gagal. “Saya sudah berupaya sebaik mungkin dan berusaha melampui angkatan sebelumya, namun belum beruntung, masih banyak yang harus saya perbaiki ke depannya dan harus berlatih lebih keras lagi agar target menambah beban angkatan bisa tercapai,” ungkapnya. Sementara itu sehari sebelumnya, lifter putri Indonesia Najla Khoirunnisa yang turun di kelas 45 kg harus puas berada di peringkat keenam pada Kejuaraan Dunia Remaja Virtual. Atlet berusia 15 tahun itu hanya membukukan total angkatan seberat 132 kg dengan snatch 59 kg dan clean and jerk 73 kg.

Lifter Indonesia Incar Rekor di Kejuaraan Dunia Remaja 2020

Lifter Indonesia Incar Rekor di Kejuaraan Dunia Remaja 2020

Jelang IWF Youth Wolrd Cup atau Kejuaraan Dunia Remaja Angkat Besi 2020 yang akan berlangsung secara virtual di Peru, 11-18 November, lifter Muda Indonesia, Muhammad Faathir, berpeluang besar mempertajam rekor dunia remaja atas namanya yang diciptakan pada Kejuaraan Asia Remaja di Tashkent, Uzbekistan, Februari lalu. Faathir dan tiga lifter lainnya akan mewakili Indonesia untuk bersaing dan memperebutkan medali emas. Faathir akan tampil di kelas 61 kg pukul 15.00 waktu Peru atau pukul 01.30 WIB dini hari. Saat ditanya mengenai persiapan apa saja yang sudah dilakukan untuk mengikuti Kejuaraan Dunia Remaja tahun ini, Faathir mengungkapkan, dirinya sudah siap. “Persiapan saya sudah oke semua tinggal nunggu tampilnya saja di hari-H,” kata Faathir, seperti dilansir detikSport, Selasa (10/11/2020). “Sejauh ini saya sudah adaptasi dengan latihan malam jadi tidak terlalu ada kendala. Tinggal tancap gas saja besok,” dia menambahkan. Menyoal persaingan, lifter atlet kelahiran Samarinda, 21 Mei 2003 ini, enggan memikirkannya. Ia memilih fokus untuk memecahkan rekor dunia remaja angkatan snatch. Syukur-syukur bisa sekaligus mempertajam rekor clean and jerk dan total angkatannya. Faathir saat ini masih memegang rekor rekor Asia dan dunia kategori remaja untuk angkatan clean and jerk 154 kg dan total angkatannya 273 kg. Prestasi itu ia peroleh saat tampil di Kejuaraan Asia Remaja & Junior yang berlangsung di Taskent, Uzbekistan, pada Februari 2020. Sedangkan untuk angkatan snacth, Faathir hanya memegang rekor Asia remaja dengan angkatan 119 kg saat bertanding di Asian Youth Championship pada Oktober 2019. Nah, untuk rekor dunia masih dipegang lifter Turki, Dogan Donen, dengan angkatan snatch terbaik 121 kg. “Makanya target saya mengamankan pecah rekor dulu dengan angkatan yang pulih. Harapannya clean and jerknya 162 kg dan snatchnya 122 kg,” ujarnya. “Untuk angkatan clean and and jerk sebenarnya 155 kg saja saya sudah mempertajam rekor remaja, tapi untuk rekor dunia juniornya kan 159 kg (Kim Chung guk, Korea Utara) makanya diusahakan memecahkan angkatan itu. Insya Allah bisa,” Faathir mengharapkan. Bersama Faathir, Rizky Juniansyah juga menjadi ujung tombak tim angkat besi Indonesia pada Kejuaraan Dunia Remaja Angkat Besi kali ini. Jika Faathir turun di kelas 61 kg, Rizky akan tampil di kelas 73 kg. Rizky juga merupakan pemegang dua rekor dunia remaja. Dua rekor yang dipecahkannya, yaitu snatch dari 138 kg menjadi 139 kg, serta total angkatan dari 306 kg menjadi 307 kg yang juga sama-sama diciptakan di Taskent, Uzbekistan. Sementara itu, tanpa mengecilkan keikutsertaan dua lifter putri yang baru bergabung di Pelatnas Kwini, Jakarta, yakni Najla Khoirunnisa (45 kg) dan Luluk Diana Triwijayana (49 kg), keduanya diharapkan mampu menembus peringkat lima besar dunia.

Berburu Pelapis Eko Yuli, PB PABBSI Gelar Sentra Latihan di SKO dan PPLP

Para lifter dan pengurus PB PABBSI, usai menggelar Test Evaluasi Terakhir 2018 di Mess Marinir Kwini, Jakarta, Juma (21/12). PB PABBSI berencana membentuk sentra latihan di 7 daerah, guna mendukung latihan bagi atlet sekolah khusus olahraga (SKO) ataupun pusat pembinaan dan latihan olahraga pelajar (PPLP), mulai Januari 2019 demi percepatan proses pembinaan para atlet. (beritasatu.com)

Jakarta- Pengurus Besar Persatuan Angkat Berat, Binaraga, dan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABBSI) berburu atlet-atlet pelapis nasional. Langkah itu dilakukan dengan cara membentuk sentra latihan di 7 daerah, mulai Januair 2019, demi percepatan proses pembinaan para atlet. Wakil Ketua PB PABBSI, Djoko Pramono mengakui, selama 8 tahun ini nyaris tak ada atlet pelapis yang mendekati prestasi Eko Yuli Irawan, padahal ia sudah mencarinya ke berbagai daerah. Namun sayangnya, hingga saat ini belum kelihatan. Tujuh Sentra latihan angkat besi di daerah ini diproyeksikan akan mendukung latihan bagi atlet-atlet sekolah khusus olahraga (SKO) ataupun pusat pembinaan dan latihan olahraga pelajar (PPLP) di daerah. “Saya punya banyak alat latihan dan saya sudah melaporkan itu kepada Menteri Pemuda dan Olahraga. Kami ingin membuat sentra latihan di tujuh daerah, dengan menggunakan peralatan itu,” ujar Djoko, usai Tes Evaluasi Pelatnas Terakhir tahun 2018, Mess Marinir Kwini, Jakarta, pada Jumat (21/12). “PB PABBSI menargetkan sentra latihan di 7 daerah itu berjalan mulai Januari 2019. Kami sudah mengirim surat kepada Menteri Pemuda dan Olahraga sejak dua bulan lalu, dan kami masih menunggu persetujuan dari Menpora,” kata mantan Komandan Korps Marinir TNI Angkatan Laut itu. Pihaknya hanya membutuhkan lokasi latihan dan akan menyediakan peralatan, serta pelatih latihan di daerah-daerah. Aceh dan Bengkulu, kata dia, sudah sangat berminat dengan program sentra latihan daerah itu. Ia berharap ada sentra latihan di kawasan barat, kawasan tengah, dan kawasan timur Indonesia, dengan syarat tempat latihan. Djoko mengatakan, kehadiran sentra latihan angkat besi di 7 daerah di Indonesia ini, diharapkan segera mempercepat perkembangan latihan atlet-atlet daerah yang akan menjadi atlet-atlet nasional. PB PABBSI akan melanjutkan program pendirian sentra latihan di 7 daerah itu bersama pemerintah provinsi, serta Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) jika Kemenpora belum juga memberikan persetujuan hingga pertengahan Januari 2019. “Kami tidak ingin peralatan latihan angkat besi di sini mubazir dan tidak terpakai. Kami tidak ingin mencampuri program latihan PPLP ataupun SKO di daerah. Kami hanya ingin menyediakan peralatan latihan, program, dan pelatih saja,” katanya. Sementara itu, 14 atlet pelatnas PABBSI yang melakukan tes evaluasi prestasi akhir 2018 adalah enam atlet putri dan delapan atlet putra. Di sektor putri yakni Syarah Anggraini, Accedya Jaghaditha, Yurifah Melsandi, Desi Rahayu, Melinda Gusti, dan Nurul Akmal. Dan atlet putra, yaitu Muhammad Faathir, Surahmat, M. Furkon, Eko Yuli Irawan, Mohammad Yasin, Deni, Triyatno, dan Rahmat Erwin Abdullah. (Adt)

PABBSI Kirim 11 Lifter Ke Kejuaraan Dunia Turkmenistan, Atlet 17 Tahun Asal Sulsel Disiapkan Jadi Penerus

Atlet angkat besi asal Sulawesi Selatan (Sulsel), Rahmat Erwin Abdullah, yang masih berusia 17 tahun, gagal menyumbang medali pada Asian Games 2018. Pemuda kelahiran 13 Oktober 2000 itu, kini berangkat ke Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2018 di Ashgabat, Turkmenistan, 1-10 November. (Antaranews.com)

Jakarta- Pengurus Besar Persatuan Angkat Berat Binaraga dan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABBSI) mengirimkan 11 lifter terbaiknya ke IWF World Championships 2018 atau Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2018, di Ashgabat, Turkmenistan, 1-10 November. Wakil Ketua Umum PB PABBSI Joko Pramono, dalam keterangan resminya di Jakarta, Minggu (8/10), mengatakan bila kejuaraan dunia di Ashgabat ini sekaligus sebagai ajang kualifikasi Olimpiade 2020 Tokyo, Jepang. “Saya bersama jajaran PB PABBSI berharap bisa meloloskan atlet sebanyak mungkin demi menpertahankan tradisi medali Olimpiade. Makanya semuanya harus bisa meraih hasil maksimal,” katanya. 11 lifter Indonesia yang diberangkatkan ke Ashgabat adalah Eko Yuli Irawan dan Surahmat untuk kelas 61 kg, Deni kelas 67 kg, Triyatno dan Rahmat Erwin Abdullah kelas 73 kg. Selanjutnya Sri Wahyuni kelas 49 Kg, Yolanda Putri 49 Kg, Sarah Anggraeni kelas 55 Kg, Acchedya Jaggadhita kelas 59 Kg dan Nurul Akmal kelas + 87 Kg. Menurut Joko, tradisi meraih medali pada kejuaraan multi event terbesar di dunia itu memang harus dipertahankan. Salah satu upayanya adalah banyak menurunkan lifter pada kejuaraan yang masuk kualifikasi. Dan kegiatan tersebut dibarengi dengan proses regenerasi. Pada Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro Brazil, Indonesia mampu mengirimkan lima orang lifter dan dua diantaranya yaitu Eko Yuli Irawan dan Sri Wahyuni mampu menyumbang medali untuk kontingen Indonesia. Kini, dua lifter muda Indonesia yakni Rahmat Erwin yang baru berusia 17 tahun, kelahiran Makassar (Sulsel) 13 Oktober 2000, dan Yolanda asal Deli Serdang (Sumut) 23 Januari 2000, diharapkan bisa menjadi penerus era Eko Yuli dan Sri Wahyuni, di masa depan,. Sementara itu, Manajer tim angkat besi Indonesia, Sony Kasiran mengatakan, tim saat ini sudah bertolak menuju Ashgabat, dan sebelumnya dilepas oleh Ketua Umum PB PABBSI Rosan Perkasa Roeslani. “Yang menjadi fokus PB PABBSI adalah mengumpulkan poin sebanyak mungkin, untuk perebutan tiket ke Olimpiade Tokyo 2020,” katanya. (Adt)