Heru Jatmiko, Atlet Lontar Martil Andalan Merah Putih di ASEAN School Games 2019

Heru Jatmiko andalan Indonedia di ajang ASEAN School Games 2019. (Kemenpora)

Jakarta – Segudang prestasi berhasil ditorehkan Heru Jatmiko dari cabang atletik di nomor lontar martil. Berkat prestasinya itu, ia menjadi salah satu atlet muda andalan Indonesia di ASEAN Schools Games (ASG) 2019, yang akan dihelat di Kota Semarang, Jawa Tengah, 17-25 Juli mendatang. Soal persiapan, Heru mengatakan sudah mencapai 80% dan siap diturunkan pada hari pelaksanaan. Remaja yang pernah menyumbangkan medali emas di Thailand Sport Schools Games 2018 itu cukup yakin bisa memberikan yang terbaik pada ASG 2019 nanti. “Persiapan sudah matang pokoknya. 80% lah, jadi tinggal menunggu hari H-nya saja,” ujar Heru. Remaja kelahiran Lampung, 13 Februari 2002 itu, berharap seluruh anak muda dan masyarakat Indonesia dapat memberikan doa dan dukungan bagi dirinya dan seluruh atlet pelajar Indonesia agar sukses dan mampu mempersembahkan yang terbaik bagi Indonesia di pertandingan nanti. “Saya berharap didoakan untuk karir ke depan, semoga makin baik, membanggakan orangtua, dan negara. Bagi anak muda Indonesia, siapapun yang ingin menjadi atlet berlatihlah dengan sungguh-sungguh jangan malas, ingat orangtua, selalu berdoa, bahagiakan mereka, teruslah berlatih, raih mimpimu setinggi-tingginya,” lanjut Heru. Heru merupakan salah satu atlet junior cabang olahraga lontar martil yang kini masih menjalani studinya di Sekolah Khusus Olahragawan (SKO) Ragunan, dan duduk di bangku tingkat 3 Sekolah Menengah Atas (SMA) itu. Sejak kelas 1 SMA, Heru sudah mendalami latihan cabang olahraga lontar martil. Sebelumnya, ia pernah menggeluti bidang olahraga serupa namun beda cabang seperti tolak peluru, lempar lembing, lempar cakram, dan terakhir ia mantap menekuni cabor lempar cakram. “Awalnya kelas 2 SMP ikut atletik itu tolak peluru, terus meningkat ke lempar lembing, lempar cakram, dan saat masuk SKO Ragunan saya tertarik ikuti lompar martil,” tutur remaja yang hobi travelling itu. Baginya, mendalami suatu cabang olahraga yang sesuai dengan bidangnya merupakan hal yang penting. Setelah bergabung sebagai siswa di SKO Ragunan, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Heru akhirnya memutuskan fokus di cabang olahraga lontar matil. Ia mengakui bahwa salah satu motivasi besar dirinya memilih untuk menekuni lontar martil adalah karena faktor tubuh. Postur tubuh yang memang tergolong lebih besar dibandingkan remaja lain seusianya, membuat Heru mantap menekuni olahraga lontar martil. Sebab, cabang atletik lain yang sempat ia tekuni sebelumnya seperti lempar lembing justru membutuhkan speed yang tinggi sehingga agak sulit bagi Heru. “Mengenali potensi diri sangat diperlukan. Dengan demikian, kita tidak perlu menunggu orang lain untuk mengarahkan apa yang harus dijalani dalam hidup. Memahami apa yang mampu dilakukan oleh diri sendiri justru mempermudah seseorang untuk menemukan lingkungan dan orang-orang yang tepat untuk mewujudkan apa yang dicita-citakan,” tukas Heru. (Adt)

Logo dan Maskot ASEAN School Games 2019 Resmi Diluncurkan, Gambarkan Multi Etnis

Logo dan maskot ASEAN School Games 2019 resmi diluncurkan di Jakarta. (Adt/NYSN)

Jakarta- Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) bersama Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) dan Lembaga Pengelola Dana dan Usaha Keolahragaan (LPDUK), resmi meluncurkan logo serta maskot ASEAN School Games (ASG) 2019, di Jakarta. ASG 2019 akan berlangsung di Semarang, Jateng, pada 17-25 Juli mendatang, dan diikuti para pelajar dari 10 negara di kawasan Asia Tenggara. Imam Nahrawi, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), memuji makna dari logo dan maskot ASEAN School Games 2019. Menurutnya, logo dan maskot yang menggambarkan Kota Semarang, yakni ‘Warak Ngendog’ ini adalah keterpaduan yang sangat luar biasa tentang kebersaman dari perbedaan yang ada. “ASEAN School Games ingin mengabarkan pada dunia, khususnya di ASEAN, kalau ingin belajar tentang memaknai penghormatan, tentang perbedaan, maka belajarlah ke Indonesia,” ujar Imam, Selasa (25/6). Sementara itu, Taj Yasin Maimoen, Wakil Gubernur Jateng, menyebut ‘Warak Ngendog’ melambangkan Semarang yang multi etnis dan terdiri atas masyarakat yang heterogen. “Kami dari dulu duduk bersama dan terbiasa hidup dalam Unity, Spirit and Respect (tema ASEAN School Games) untuk membangun peradaban,” ungkap Taj. Taj juga mengucapkan rasa terima kasih-nya karena Semarang, Jateng, dipercaya sebagai tuan rumah ASEAN School Games 2019. “Kami berterima kasih mendapatkan penghormatan karena ditunjuk untuk menjadi lokasi terselenggaranya ASEAN School Games 2019 yang ke-11. Kami sampaikan bahwa Semarang sudah melakukan persiapan sejak jauh-jauh hari dan siap menyambut ini bersama Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Jateng, Sinung N Rachmadi, agar bisa terlaksananya acara ASEAN School Games, dimana seluruh persyaratan kami sudah persiapkan, utamanya tempat-tempat atau lokasi-lokasi diselenggarakannya ASEAN School Games 2019,” lanjut Taj. Ditambahkan Taj, bahwa Spirit, Unity, dan Respect yang diangkat pada tema ASEAN School Games 2019 ini akan memberitahukan kepada dunia bahwa Indonesia, khususnya di Jawa Tengah, sangat menjunjung tinggi persatuan, “Kami juga menjunjung sportifitas yang sudah dilakukan oleh bangsa dan negara Republik Indonesia, sekaligus persahabatan”, tukas Taj. (Adt)

Pemerintah Harap ASEAN School Games 2019 Jadi Spirit Atlet Pelajar Berprestasi

Menpora Imam Nahrawi ketika menerima laporan persiapan ASG 2019 dari jajaran Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora. (Kemenpora)

Jakarta- Pemerintah melalui Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi berharap para pelajar Indonesia yang ikut bertanding di ajang ASEAN School Games (ASG) 2019 bisa menjadi atlet yang berprestasi. Selain itu, Imam meminta para pelajar menunjukkan spirit dan respek dalam mengikuti kejuaraan pelajar Asia Tenggara tersebut. Hal itu ditegaskan Menpora ketika menerima laporan persiapan ASG 2019 dari jajaran pejabat Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora, di Kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta, Senin (27/5). “Semoga ASG ini menjadi modal penting untuk persiapan prestasi atlet dimasa depan. Segala sesuatu harus disiapkan dengan matang. Saya tidak ingin ini sekadar rutinitas, tapi ada spirit pelajar Indonesia agar bisa menjadi atlet prestasi. Semangat ASG harus digaungkan merebut juara umum agar kita semakin bangga,” ujar Menteri asal Bangkalan, Madura, Jawa Timur itu. Hadir dalam kesempatan tersebut Sesmenpora (Sekertaris Menteri Pemuda dan Olahraga) Gatot S Dewa Broto, Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga Raden Isnanta, Staf Ahli Bidang Politik Yuni Poerwanti, Staf Ahli Bidang Ekonomi Kreatif Jonni Mardizal, Staf Ahli Bidang Hukum dan Olahraga Samsudin, Staf Khusus Pemuda Anggia Erma Rini, serta Staf Khusus Bidang Komunikasi dan Kerjasama Zainul Munasichin. Sementara itu, Asisten Deputi (Asdep) Pembibitan dan Iptek Olahraga, Washington, dalam pemaparannya menyampaikan rangkaian ASG akan berlangsung di Semarang, Jawa Tengah, pada 17-25 Juli 2019. Adapun acara pembukaannya bertempat di Holy Stadium. Sedang penutupannya akan diselenggarakan di Lapangan Lumbini, Candi Borobudur. “Kami sampaikan, adapun tag line-nya yaitu unity, spirit, dan respect. Penyelenggaraan ASG kali ke-11 di Semarang yang mengusung tema ‘Menuju Kesatuan melalui Olahraga’ ini menelurkan gagasan ‘Warak Ngendog’ yang merupakan sebuah simbol persatuan tiga etnis dan budaya di Kota Semarang,” cetus Washington. (Adt)

Semarang Tuan Rumah ASEAN School Games 2019, Indonesia Masukan Cabor Pencak Silat

Indonesia memasukkan pencak silat sebagai cabang olahraga pilihan dalam gelaran ASEAN School Games (ASG) pada Juli 2019, di kota Semarang, Jawa Tengah. (tempo.co)

Jakarta- Gelaran ASEAN School Games (ASG) 2018 resmi ditutup oleh Dato’ Menteri Besar Selangor Amirudin bin Shari, di ICC Selangor, Malaysia, pada Kamis (26/7). Penutupan sekaligus ditandai dengan penyerahan bendera kejuaraan dari perwakilan ASG kepada Mulyana (Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga/Kemenpora), sebagai perwakilan Indonesia pelaksanaan ASG berikutnya. Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) akan menjadi tuan rumah kejuaraan khusus pelajar di kawasan Asia Tenggara pada bulan Juli 2019. Pada ASG 2018, tim Indonesia sukses mengoleksi 31 emas, 36 perak, dan 31 perunggu, melampaui target awal sedikitnya 26 emas. Hasil itu membuat Indonesia duduk diposisi runner up, sedangkan tuan rumah Malaysia sebagai juara umum dengan raihan 37 emas, 34 perak, dan 31 perunggu. Pada edisi ke-11 pelaksanaan ASG 2019 di Semarang, mempertandingkan cabang olahraga yang hampir sama dengan ASG di Selangor, Malaysia. Namun, sebagai tuan rumah, Indonesia berhak memasukkan satu cabang olahraga pilihan. Syaratnya, harus sesuai dengan aturan yang harus dipenuhi. Rencananya sembilan cabang akan dipertandingkan di ASG 2019 yakni atletik, bola voli, basket, bulutangkis, tenis meja, tenis, sepak takraw, dan renang. Hal ini disampaikan Washinton, Asisten Deputi Pembibitan dan Ilmu Pengetahuan serta Teknologi Kemenpora. “Nanti ada satu cabang pilihan tuan rumah. Kami memilih pencak silat. Dan, pilihan ini sudah diterima oleh calon negara peserta ASG 2019,” ujar Washinton disela-sela penutupan, Kamis (26/7). Pada ASG 2018, Malaysia memasukkan squash sebagai cabang pilihan. Alhasil, Negeri Jiran tampil dominan dengan mengoleksi 6 emas, 5 perak, dan 1 perunggu. Meski bisa memilih cabang olahraga yang nanti akan dipertandingkan, namun Washinton mengungkapkan bila nomor pertandingan tak boleh lebih dari sepuluh. Komplek Olahraga Stadion Jatidiri, Semarang, dipastikan sebagai venue pusat pelaksanaan ASG 2019, serta beberapa lokasi lain sesuai kebutuhan. Mulyana menjelaskan persiapan pelaksanaan ASG 2019 telah dilakukan dengan melakukan koordinasi dengan pemerintah Provinsi Jawa Tengah, maupun pemerintah kota Semarang. Sebagai tuan rumah ASG 2019, Indonesia diharapan mampu menjadi juara umum. Pada event yang sama di Surabaya, Jawa Timur (Jatim) 2012, pasukan Garuda Muda harus puas menjadi runner up di bawah Thailand. Indonesia justru menjadi juara umum pada ASG 2015, saat pelaksanaan dihelat di Negeri Jiran, Brunei Darussalam. “Intinya semuanya siap mendukung. Kami ucapkan selamat datang para peserta di Indonesia,” tegas Mulyana. (Adt)

Kembar Ana dan Ani, Petenis Muda Andalan Merah Putih di ASEAN Schools Games 2019

Si kembar Ana dan Ani menjadi andalan Indonesia di ASG 2019, di Semarang, Jawa Tengah. (Kemenpora)

Nama lengkapnya Fitriana dan Fitriani, dua perempuan kembar yang biasa disapa Ana dan Ani ini menjadi salah satu atlet muda yang menjadi andalan Indonesia di cabang olahraga tenis. Salah satu ajang internasional yang akan dihadapi petenis remaja kelahiran Tangerang, Banten, 13 Februari 2001 itu, dalam waktu dekat yakni ASEAN Schools Games (ASG) 2019, di Semarang, Jawa Tengah (Jateng), pada 17-29 Juli. Berawal dari melihat sang kakak si Ani bermain tenis, Ana pun mulai tertarik dan mengikuti jejak sang kakak pada usia 8 tahun. Di situlah si kembar ini mulai dilatih oleh sang ayah, Nursalim yang juga pelatih untuk mulai menggeluti dunia tenis tersebut. “Motivasi awal terjun ke dunia olahraga tenis ini karena awalnya aku memang suka tenis, terus dilatih oleh ayah. Kemudian melihat aku mainnya bagus, banyak dikenal orang, Ana jadi ikutan main. Dari awal memang kami dilatih oleh Ayah. Ayah itu sabar banget, ngerti kalau kita lagi capek, lagi kurang bagus mood-nya. Nggak pernah dipaksa, cuma disemangatin terus,” ujar Ani dikutip dari situs resmi Kemenpora, Selasa (18/6/2018). Semenjak itu, di bawah bimbingan sang Ayah mulai mengikuti sejumlah kejuaraan tenis pada nomor ganda putri. Pada usia 15 tahun, Ana dan Ani berkesempatan mendalami karir sebagai atlet junior profesional di bawah binaan PPLP (Pusat Pembinaan dan Pelatihan Pelajar) Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Saat ini, si kembar Ana dan Ani sudah tercatat sebagai atlet junior lapis satu. Bakat yang dibina dan terus diasah sejak kecil akhirnya mulai menampakkan hasil yang gemilang. Pada usia 17 tahun Ana dan Ani menyumbangkan medali emas bagi Indonesia pada ajang multievent atlet pelajar ASG 2018, di Malaysia, pada nomor ganda putri. Sebelumnya, remaja kembar ini juga tercatat sebagai Finalist Double Women Circuit 15. Sampai sekarang remaja kembar tersebut mengaku masih dilatih dan terus dibimbing oleh Nursalim. Karena bagi Ana dan Ani apa yang mereka raih hari ini barulah awal dari sebuah perjuangan yang sebenarnya. Perjuangan yang lebih berat dan lebih panjang, sebab mereka memiliki cita-cita yang tinggi untuk mengharumkan nama Indonesia, khususnya melalui olahraga tenis lapangan. Sebagai salah satu langkah mewujudkan cita-cita tersebut, tahun ini Ana dan Ani dikabarkan akan kembali bertanding pada ajang ASG 2019 yang akan digelar pada Juli nanti di Semarang, Indonesia. “Kalau ASEAN School Games (ASG) mungkin persiapannya udah 90 persen ya, kebetulan 2 bulan besok (Juni sama Juli) kita juga ada tanding. Mungkin ASG itu penutupan,” tutur Ana. Hingga saat ini, keduanya konsisten untuk mempersembahkan yang terbaik bagi Indonesia. Ana dan Ani optimis dapat kembali menyumbangkan medali emas bagi Indonesia. Mereka mengaku bahwa sejauh ini persiapannya sudah matang, kendala-kendala selama latihan juga dapat teratasi dengan baik. Ana dan Ani menyatakan sudah siap diminta turun pada ASG 2019. Ke depannya, petenis kembar ini bercita-cita terus bermain bersama hingga go internasional. Keduanya juga berharap dapat bermain di salah satu kompetisi WTA (Women’s Tennis Association) serta menyumbangkan sebanyak mungkin medali emas untuk Indonesia.

Ikuti 8 Cabor di Asean Schools Games X Malaysia 2018, Jawa Tengah Jadi Host Berikutnya

Malaysia menjadi tuan rumah Asean School Games ke -10 yang rencananya akan berlangsung di Selangor 19-27 Juli 2018. (net)

Selangor- Kontingen Pelajar Indonesia dipastikan mengikuti delapan cabang di Asean Schools Games (ASG) X yang digelar di Shah Alam, Selangor, Malaysia pada 19-27 Juli 2018. Kepala Bidang Pemanduan dan Pengembangan Bakat Kemenpora, Muhammad Aziz Ariyanto memastikan, ada delapan cabang olahraga yang diikuti kontingen merah putih yakni, atletik, badminton, bola basket, senam, sepak takraw, renang, squash dan bola voli. “ASG tahun ini digelar di Selangor, Malaysia. Namun, kontingen pelajar Indonesia tidak turun di cabang netball dan tenis meja,” jelas Aziz pada pertemuan CDM (Chef de Mission) Asean Schools Games ke 10 Malaysia 2018 di Hotel Blue Wave, Shah Alam Selangor, Malaysia, Kamis (12/4) pagi. Pada pertemuan CDM ASG X Malaysia 2018 yang diikuti 10 negara anggota yang tergabung dalam Asean Schools Sports Council (ASSC), sejak selasa (12/4), membahas berbagai hal. Diantaranya terkait jadwal dan venue laga, general rule and regulation, termasuk cabang dan nomor yang dipertandingan ASG X 2018. Dijelaskan Aziz, tujuan pertemuan CDM ASG X Malaysia 2018 ini juga sebagai ajang mempererat ikatan persahabatan, pengalaman dalam hal pendidikan dan kebudayaan. “Momen ini juga meningkatkan kemampuan skill dalam pembinaan prestasi dikalangan pelajar se Asia Tenggara,” tambahnya. Selain Aziz, delegasi Indonesia yang hadir dalam pertemuan CDM ASG X Malaysia 2018 adalah Putra Darmawan, Bambang Siswanto dan A. Wiratama Hulu. Selain itu, ada perwakilan dari Dinas Pemuda dan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Provinsi Jawa Tengah, Koncoro Dwi Wibowo. “Kami ajak perwakilan Disporapar Jateng, kerana event ASG XI 2019, akan berlangsung di Indonesia. Dan Jawa Tengah menjadi tuan rumah penyelenggaraannya,” pungkasnya. “ASEAN School Games” (ASG) atau yang disebut juga Youth SEA Games adalah pesta olah raga pelajar ASEAN untuk sekolah dan peguruan tinggi, yang berada di kawasan Asia Tenggara dan dibawah kewenangan Dewan Olahraga Sekolah ASEAN (ASSC). ASEAN School Games pertama kali berlangsung di Suphanburi, Thailand pada 2009. Pada ajang tahunan ini, prestasi Indonesia tergolong tidak istimewa. Tim pelajar Merah Putih, baru sekali merasakan gelar juara umum, pada 2015 silam, saat tampil di Brunei Darussalam. (Adt)

Mengintip Kesibukan Atlet Wushu Edgar Xavier Marvelo Selama Pandemi COVID-19

Mengintip Kesibukan Atlet Wushu Edgar Xavier Marvelo Selama Pandemi COVID-19

Di tengah masa pandemi Corona, hampir semua kegiatan yang berada di luar rumah harus dibatasi, terkadang memang perlu ada ide-ide kreatif untuk mengusir rasa jenuh. Salah satu yang mungkin bisa dicontoh adalah hal yang dilakukan Edgar Xavier Marvelo Selama pandemi ini, Edgar sebisa mungkin tetap menyibukkan diri dengan kegiatan yang produktif selain latihan rutin. Salah satu hal yang dilakukan oleh atlet wushu asal DKI Jakarta ini adalah membuat camilan tiramisu. Tak hanya membuat, Edgar juga ternyata menjual tiramisu buatannya tersebut di Instagram. Hal itu terlihat dari salah satu postingannya di Instagram, tampak Edgar memposting foto tiramisu buatannya yang terlihat sangat enak dan menggugah selera lengkap dengan captions berbahasa Inggris. Wah, ternyata Edgar tak hanya handal saat berada di arena pertandingan, namun juga di dapur. Keren, ya! Edgar Xavier Marvelo merupakan atlet wushu kelahiran Jakarta, 16 Desember 1998. Edgar telah berlatih wushu sejak kecil, tepatnya sejak ia masih berusia 6 tahun. Ia mengaku terinspirasi dari film-film laga yang diperankan oleh Jet Li, Jackie Chan, hingga Bruce Lee yang sering ditontonnya ketika masih kecil. Namun, siapa sangka hal itulah menjadi motivasi Edgar untuk menekuni olahraga wushu. Sederet gelar bergengsi pun pernah diraih Edgar diusianya yang tergolong masih muda. Yang terakhir, Edgar berhasil membuat harum Indonesia pada gelaran SEA Games 2019 di Filipina dengan meraih dua medali emas dari wushu nomor taolu kombinasi daoshu dan gunshu. Berikut daftar prestasi yang telah didapatkan oleh Edgar Xavier Marvelo: Medali Emas Chang Quan Kejurnas Junior C 2009 Medali Perak Gunshu Kejurnas Junior C 2009 Medali Emas Gunshu Kejurnas Junior C 2010 Medali Perak Changquan Kejurnas Junior C 2010 Medali Emas Gunshu Kejuaraan Dunia Junior C 2010 Medali Emas Changquan Kejurnas Junior B 2011 Medali Emas Changquan Kejurnas Junior B 2012 Medali Perak Daoshu Kejurnas Junior B 2012 Medali Perak Gunshu Kejurnas Junior B 2012 Medali Emas Changquan Kejurnas Junior B 2013 Medali Emas Daoshu Kejurnas Junior B 2013 Medali Emas Gunshu Kejurnas Junior B 2013 Medali Emas Changquan Kejurnas Junior A 2014 Medali Emas Daoshu Kejurnas Junior A 2014 Medali Emas Gunshu Kejurnas Junior A 2014 Medali Emas Duilien Kejurnas Junior A 2014 Medali Emas Asean School Games Junior A 2014 Medali Emas Changquan Kejurnas Junior A 2015 Medali Emas Daoshu Kejurnas Junior A 2015 Medali Emas Gunshu Kejurnas Junior A 2015 Medali Emas Daoshu Kejuaraan Dunia Junior A 2016 Medali Perak Changquan Kejuaraan Dunia Junior A 2016 Medali Perak Gunshu Kejuaraan Dunia Junior A 2016 Medali Emas Changquan Kejurnas Junior A 2016 Medali Emas Daoshu Kejurnas Junior A 2016 Medali Perak Gunshu Kejurnas Junior A 2016 Medali Emas Changquan PARS Wushu Cup 2017 Medali Perunggu Daoshu PARS Wushu Cup 2017 Medali Perunggu ChangQuan 29th SEA Games 2017 Medali Perak Daoshu Kejuaraan Dunia Senior 2017 Medali Perak ChangQuan ASIAN GAMES 2018 Medali Emas Daoshu Kejurnas Senior 2019 Medali Emas Gunshu Kejurnas Senior 2019 Medali Perak Duilian Kejurnas Senior 2019 Medali Emas Kejuaran Dunia Shanghai China 2019 Medali Emas Gunshu SEA Games 2019 Medali Emas Taolu Duilian SEA Games 2019

Perolehan Medali di Klasemen Akhir Popnas XIV 2017

Kontingen pelajar Provinsi Jawa Barat (Jabar) mendapat gelar juara umum Popnas XIV 2017. Jabar berhasil memenangi klasemen akhir dengan perolehan 58 medali emas, 45 medali perak, dan 54 medali perunggu. Menurut lansiran dari solopos.com (21/09/2017), Jabar baru naik menduduki urutan pertama pada hari terakhir pelaksanaan Popnas, Rabu, (20/9). Selama pelaksanaan pesta olahraga multievent bagi pelajar Indonesia tersebut posisi pertama klasemen sementara selalu dikuasai kontingen DKI Jakarta. Namun, pada klasemen akhir DKI Jakarta menempati posisi runner up dengan perolehan medali menutup catatan akhir dengan 56 medali emas, 44 medali perak dan 43 medali perunggu. Sedangkan, tuan rumah, Jawa Tengah tetap bertahan di peringkat ketiga dengan 40 emas, 39 perak, dan 55 perunggu. Sedangkan di posisi keempat klasemen akhir perolehan medali Popnas XIV 2017 ditempati kontingen Jawa Timur dengan 33 emas, 29 perak dan 48 perunggu, sedangkan Riau berada pada posisi kelima dengan 14 emas, 15 perak dan 15 perunggu. Popnas XIV resmi ditutup oleh Sekretaris Kementrian Pemuda dan Olahraga Gatot S.Dewabroto . Gatot pun menyampaikan terima kasih kepada Jawa Tengah sebagai tuan rumah telah menyukseskan pergelaran ini. “Dengan alokasi yang tidak seberapa, Jateng sanggup menjadi tuan rumah yang sukses,” kata Gatot menurut lansiran dari solopos.com (sebagaimana dikutip Kantor Berita Antara). Ia juga mengapresiasi sportivitas Jawa Tengah yang tidak memaksa juara umum meski sebagai tuan rumah. Serta mengaku akan mengusulkan Jateng sebagai tuan rumah Asean School Games. Hingga akhirnya, Gatot pun menyampaikan sampai jumpa pada Popnas 2019 di Papua. Ini Dia Perolehan Medali pada Klasemen Akhir Popnas XIV 2017: No. Kontingen Emas Perak Perunggu 1 Jawa Barat 58 45 54 2 DKI Jakarta 56 44 43 3 Jawa Tengah 40 39 55 4 Jawa Timur 33 29 48 5 Riau 14 15 15 6 Lampung 11 9 8 7 Banten 10 15 14 8 Sumatra Barat 8 6 21 9 DI Yogyakarta 7 6 18 10 Kalimantan Timur 7 3 18 11 Sumatra Utara 4 10 16 12 Sulawesi Selatan 4 10 15 13 Nusa Tenggara Barat 4 5 6 14 Maluku 4 3 1 15 Kalimantan Barat 4 2 5 16 Bali 3 10 14 17 Nusa Tenggara Timur 3 5 7 18 Kalimantan Tengah 3 2 0 19 Sulawesi Barat 3 0 1 20 Kalimantan Selatan 2 5 9 21 Bangka Belitung 2 3 3 22 Sumatra Selatan 2 1 9 23 Bengkulu 2 1 5 24 Jambi 1 5 7 25 Maluku Utara 1 3 1 26 Kepulauan Riau 1 0 2 27 Sulawesi Tengah 0 5 4 28 Aceh 0 2 5 29 Papua 0 1 7 30 Sulawesi Utara 0 1 4 31 Sulawesi Tenggara 0 1 3 32 Gorontalo 0 1 3 33 Kalimantan Utara 0 0 1 34 Papua Barat 0 0 0