Pemerintah Minta Pelatih Harus Ikuti Perkembangan Teknologi Olahraga

Jakarta- Pemerintah melalui Kemenpora (Kementerian Pemuda dan Olahraga) meminta para pelatih untuk mengikuti perkembangan teknologi olahraga.

Jakarta- Pemerintah melalui Kemenpora (Kementerian Pemuda dan Olahraga) meminta para pelatih untuk mengikuti perkembangan teknologi olahraga. Hal itu dikatakan Chandra Bhakti selaku Plh. Deputi Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora pada acara Pelatihan Pelatih Lisensi B Asian Shooting Confederation (ASC) Tahun 2019, di Hotel The Belleza Suites, Jakarta, Senin (13/5). Menurut Chandra, seorang pelatih harus ‘melek’ teknologi, terlebih saat ini dunia memasuki era revolusi Industri 4.0. “Artinya, pelatih harus mengikuti perkembangan teknologi sport. Pelatih yang masih mengunakan manual, maka mereka bisa tertinggal jauh oleh pelatih dari negara lain. Terlebih menembak dengan nomor event yang begitu banyak, sehingga harus semakin canggih dan mampu menjadi cabor (cabang olahraga) unggulan,” ujar Chandra. Pada acara Pelatihan Pelatih Lisensi B ASC ini, tercatat sebanyak 50 pelatih menembak turut berpartisipasi. Chandra pun berharap para pelatih dapat mengikuti kegiatan ini dengan baik. “Kami berharap sebanyak 50 pelatih dapat mengikuti kegiatan ini dengan baik. Saya tahu masih banyak pelatih-pelatih yang kurang memahami fungsi pelatih. Karenanya, harapan saya setelah mengikuti pelatihan ini, pemahaman para pelatih akan terus meningkat,” lanjutnya. Dijelaskannya, fungsi pelatih menjadi sangat penting dalam membina para atlet. “Kita tahu bahwa proses pembinaan atlet Indonesia ini masih jauh dengan harapan. Selama ini pembinaan prestasi yang kita pahami hanya mengirim atlet ke Pelatnas,” terangnya. “Sesungguhnya Pelatnas itu tidak akan menghasilkan hasil yang optimal apabila tidak dibarengi dengan pembinaan jangka panjang,” tegas Chandra. Sementara itu, Mayjen TNI (Purn) Siswanto, Ketua Harian PB Perbakin, mengatakan pelatihan ini sangat penting bagi pelatih dalam rangka meningkatkan pelatih dari level nasional menjadi level Asia. “Dengan pelatihan ini, kami harapkan para pelatih mendapat pengetahuan yang cukup memadai untuk melatih di tingkat nasional maupun tingkat Asia,” tutur Siswanto. Diungkapkannya, pelatih memiliki andil besar terhadap prestasi atlet menembak dimana pelatih ibarat orang tua kedua untuk para atlet di dalam mencapai prestasi. “Pelatih harus bisa memahami karakteristik dan kebutuhan atlet serta harus memiliki insting dan feeling yang kuat terhadap atlet,” tukas Siswanto. (Adt)

Hentikan Laga saat Azan, Mantan Wasit Liga Primer Inggris Banjir Pujian

Mantan Wasit Laga Primer Inggris, Mark Clattenburg, di banjiri pujian usai menghentikan pertandingan Piala Arab Saudi antara Al Feiha melawan Al Fateh, ketika azan berkumandang. Babak tambahan laga Al Feiha melawan Al Fateh yang berlangsung di Stadion King Salman, Al Majma’ah, Rabu (24/1),  baru berlangsung lima menit ketika Clattenburg tiba-tiba menangkat tangan meniup peluit. Para pemain kedua tim sempat bingung dengan tindakan Clattenburg karena wasit 42 tahun itu mebunyikan peluit saat tidak terjadi pelanggaran. Dikutip dari CNNIndonesia, sambil meminta bola Clattenburg lalu menjelaskan kepada para pemain bahwa keputusannya untuk menghentikan pertandingan karena terdengar suara Azan yang berkumandang dari masjid yang berada dari sekitar stadion. Pertandingan yang terhenti sekitar tiga menit. Setelah kumandang azan berhenti Clattenburg kemudian meniup peluit tanda pertandingan kembali dimulai. Ratusan penonton yang berada di Stadion King Salman pun memberi pujian atas keputusan Clattenburg dengan bertepuk tangan. Tak hanya mendapat pujian dari penonton di stadion, wasit terbaik dunia tahun 2016 itu juga dibanjiri pujian dari netizen di media sosial. Netizen merasa keputusan Clattenburg yang berani menghentikan pertandingan karena adzan berkumandang merupakan tindaknya yang patut di tiru oleh wasit lainnya. Mr @clattenburg1975 , What you did today in the Fayha vs Fateh game was really nice , It showed that you are very respectful and you indeed deserve the position you’re in , Good luck to you. — saud aljohani (@saudj99) January 24, 2018 Akun @saudj99 menulis, “Apa yang kamu lakukan di pertandingan Fayha vs Fateh sangat indah. Itu menunjukkan rasa hormat dan Anda memang pantas berada di posisi Anda saat ini.” Clattenburg terbilang memiliki karier yang cukup cemerlang. Wasit asal Consett, County Durham, itu sempat memimpin sejumlah pertandingan besar, seperti Final Liga Champions 2016 dan Final Piala Eropa 2016. Pada Februari 2017, Clattenburg mengambil keputusan mengejutkan. Ia meninggalkan posisi sebagai wasit Liga Primer Inggris dan menerima tawaran Asosiasi Sepak Bola Arab Saudi (SAFF). Clattenburg kini menjabat sebagai Kepala Wasit SAFF menggantikan posisi Howard Webb. Keputusan itu juga membuat Clatteburg kehilangan lencana wasit FIFA.

Para Wasit Perempuan Ini Siap Memimpin Jalannya Pertandingan Sepakbola di Inggris

Deliana-Wasit

Emansipasi perempuan saat ini sudah masuk ke dalam hampir seluruh segmen para laki laki, balap motor, balap mobil, basket, bahkan dalam olahraga tinju sekalipun wanita sudah mendominasi. Tak terkecuali dalam sepak bola, sudah banyak dalam suatu pertandingan menggunakan wasit perempuan. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa British Council dan Premier league sedang bekerjasama dengan wasit sepakbola Indonesia pada tahapan kursus pengembangan wasit premier skills yang pertama kali di adakan di Jakarta. Dalam kursus tersebut terdapat tiga level atau tiga tahapan dalam program pengembangan wasit, untuk tahun ini sebagai permulaan program level 2 dan 3 di lapangan ISCI Ciputat, Tangsel. Pada pengembangan level 1 adalah tentang pemahaman tentang pengantar peraturan standart law of the game (peraturan permainan) dan juga mengembangkan keterampilan praktis agar dapat memenuhi kualifikasi sebagai wasit. Sedangkan pada level 2 kursus tersebut lebih di tekankan pada jam terbang atau berpengalaman selama1-3 tahun di tiap pertandingan, dalam artian mereka terjun langsung memimpin pertandingan secara rutin. Rutinitas level 2 para wasit ini secara langsung mendemonstrasikan serangkaian kompetisi dan potensi sampai mereka lolos ke tingkat yang lebih tinggi. Dan pada level 3,selain terlibat secara rutin, mereka juga di tuntut untuk terlibat pembelajaran progresif dengan fase masa 4 tahun pengalaman. Serangkaian level tersebut sedang di jalani oleh calon wasit di program premier skills, dari banyaknya yang terlibat dalam program tersebut ada diantaranya 4 orang wasit perempuan. Dia bernama Mimin Mintarsih, Sumarni, Deliana Iman Dewi Gita, Gita Dewi Mulyani. Keempat wasit wanita ini akan di gadang menjadi wasit yang berskala international melalui program premier skills.(adt)