Ingin Naik Kelas, Kaenan Rito Sini Incar Formula 4

Ingin Naik Kelas, Kaenan Rito Sini Incar F4 SEA

Pegokart junior asal Indonesia, M Kaenan Rezka Rito Sini saat ini tengah mengincar untuk bisa ke jenjang yang lebih tinggi. Kaenan yang baru berusia 13 tahun itu dalam waktu dekat akan menjajal level Formula 4 SEA (South East Asia). Ini merupakan tahun ke-5 Kaenan berkarir sebagai pegokart. Selama 5 tahun itu pula Kaenan membangun pondasi awal untuk bisa ke jenjang selanjutnya yaitu F4 SEA. Seperti yang diutarakan oleh sang ayah, Rito Sini, yang terus melihat bakat dan antuias putranya di ajang balap. “Insyaallah, Kaenan nanti akan menjajal ke ajang F4. Paling dekat F4 SEA, ya,” ujar Rito Sini, dikutip dari mobilinanews. Jika tidak ada halangan, tahun depan Kaenan dijadwalkan untuk mengikuti F4 yang merupakan jenjang awal ke single seater sebelum F3, F2, dan F1. Artinya, ada langkah berikutnya yang dilakukan dan ini merupakan sebuah keputusan tepat untuk diambil demi kemajuan karir Kaenan. “Masak mau di sini (Sentul International Karting Circuit) terus, sih?” ujar Rinto Sini sembari tersenyum. Kaenan bukan pegokart asal Indonesia pertama yang mencicipi level F4 SEA. Sebelumnya ada beberapa nama diantaranya yaitu Kezia Santoso, Keanon Santoso, Perdana Putra Minang dan Presley Martono. Kaenan merupakan anak pertama dari 3 bersaudara pasangan Rito Alam Rizal Sini dan Bulan Sini. Ia lahir pada tanggal 25 Juli 2007 dan saat ini masih duduk sebagai siswa kelas 8 Global School Bintaro, Tangerang Selatan. Kaenan rupayanya tidak sendiri yang menekuni hobi olahraga. Sang adik, Sitti Anselma Shaumita Sini, merupakan atlet ice skating figure mewakili BX Ring. Sedangkan adik bungsunya, M Oliveri Saadie Rito Sini yang baru berusia 8 tahun juga menekuni gokart dan berkiprah di kelas Cadet. Meski baru memulai karir di gokart, Oliver sudah memboyong trofi juara 2 kelas Cadet pada seri 2 Eshark Rok Cup, Maret lalu. Saat ini, Kaenan dan Oliver Rito Sini saat ini sama-sama dilatih Uut Pontoh dengan manajer Taufik “Bapik” Sugiharto.

Usai Diinspeksi CIK, Sirkuit Gokart Sentul Siap Gelar Ajang Internasional di 2020 Mendatang

Perwakilan The Commission Internationale de Karting ( CIK ) saat melakukan inspeksi terhadap Sirkuit Internasional Karting Sentul pada akhir pekan lalu.

JAKARTA, 6 Desember 2019 – Federasi tertinggi dunia untuk olahraga gokart, The Commission Internationale de Karting atau yang lebih dikenal dengan nama CIK, baru saja melakukan inspeksi terhadap Sirkuit Internasional Karting Sentul yang diadakan pada Jumat (29/11) akhir pekan lalu. Setelah dilakukan riset dan pengembangan beberapa waktu terakhir, tahun depan sudah dikonfirmasi bahwa akan ada empat ajang internasional yang siap diselenggarakan di Sirkuit Internasional karting Sentul, yang terdiri dari dua putaran Asia Rok Cup, satu putaran X30 Asia Cup, serta Asia Karting Open Championship (AKOC) (yang sebelumnya pernah diselenggarakan di Sentul sepuluh tahun silam). Kali ini, CIK melakukan inspeksi guna meninjau kelayakan Sirkuit Internasional Karting Sentul untuk meraih predikat dan lisensi CIK-FIA. Beberapa faktor yang ditinjau oleh pihak CIK di antaranya faktor keamanan, kelengkapan fasilitas, serta tata kelola balapan. Namun satu yang menjadi perhatian lebih CIK, yaitu faktor keselamatan karena ini adalah poin utama yang dinilai oleh CIK dalam memberikan lisensi. Direktur Sirkuit Internasional Karting Sentul, Kemas Haikal, mengatakan, “Saya selaku pengelola sirkuit gokart merasa sangat puas dengan feedback dari inspeksi CIK. Usaha yang telah dilakukan selama ini mendapat sambutan positif dengan tujuan membawa Sirkuit Karting Sentul menjadi Sirkuit yang berstandar internasional sekaligus rumah bagi para pebalap nasional.” Haikal menambahkan jika secara keseluruhan Sirkuit Karting Sentul dalam kondisi baik. Pihak CIK juga melihat bahwa Sirkuit Karting Sentul secara teknis sangat memungkinkan unutk dapat menyelenggarakan kejuaraan dunia. Sementara itu, Rifat Sungkar sebagai salah satu Ketua Komisi Roda Empat di Ikatan Motor Indonesia (IMI) Pusat yang memiliki kepedulian terhadap perkembangan olahraga menyambut positif hasil inspeksi yang dilakukan CIK. Rifat mengungkapkan, “Saya yang memulai karier balap ketika itu dari olahraga gokart, sangat bangga dengan renovasi yang dilakukan Sirkuit Gokart Sentul. Para pengelolanya saat ini memiliki visi dan misi yang sama dengan saya, yaitu ingin mengembangkan potensi pebalap Indonesia menuju dunia internasional melalui kejuaraan-kejuaraan internasional yang digelar. “Untuk menunjang itu, dibutuhkan standarisasi dan Sirkuit Karting Sentul telah memenuhi syarat dan ketentuan yang diperlukan untuk menyelenggarakan kejuaraan internasional,” tambah Rifat. Meski begitu, masih ada beberapa catatan inspeksi terkait riset dan pengembangan yang perlu dilakukan, di antaranya diperlukan penambahan ban di seputar drainase yang terdapat di dalam lintasan, selain itu diperlukan juga perataan atau leveling antara aspal trek dengan tanah dan rumput. CIK sendiri telah memberikan waktu sebanyak enam bulan untuk melakukan perbaikan sebelum lisensi diterbitkan.

Qarrar Firhand, Titisan Lewis Hamilton Yang Jadi Kuda Hitam Dari Kelas Cadet

Ternyata ada kemiripan wajah antara juara dunia F1, Lewis Hamilton, dengan pegokart cilik asal Jakarta, Qarrar Firhand. Tentu saat keduanya seusia, sekitar 8 tahun. Tak hanya wajah, bahkan rambutnya pun sama keriting. (instagram)

Jakarta- Ternyata ada kemiripan wajah antara juara dunia F1, Lewis Hamilton, dengan pegokart Qarrar Firhand. Tentu saat keduanya seusia, sekitar 8 tahun. Tak hanya wajah, bahkan rambutnya pun sama keriting. “Foto kembar” antara Hamilton dan Qarrar ini, ada di akun Instagram Qarrar_firhand yang diposting admin, pada Sabtu (12/1). “Secara kebetulan, tanggal lahir saya, sama dengan juara dunia, Lewis Hamilton. Pasti perlu kerja keras untuk bisa menjadi nomor satu seperti dia. Latihan keras penuh disiplin, dan usaha optimal untuk menjadi seorang pemenang,” begitu bunyi caption foto tersebut. Firhand Ali, ayahanda Qarrar pun mengaku baru ‘ngeh’, jika keduanya memiliki tanggal lahir yang serupa. Hal itu ia sadari saat Qarrar merayakan ultahnya sepekan lalu. Hamilton lahir 7 Januari 1985, sedang Qarrar pada 7 Januari 2011. “Foto Hamilton maupun Qarrar terlihat mirip saat sama-sama masih main gokart. Hamilton memulai karir balap uga di ajang gokart. Hanya saja, kalau diperhatikan, kulit Qarrar sedikit lebih putih dari juara dunia F1 asal Inggris itu,” ujar Firhand, yang juga mantan pegokart, pada Sabtu (19/1). Akankah Qarrar bisa mengikuti jejak “kembarannya”? Tidak ada yang tidak mungkin, alias sangat mungkin terjadi. Indonesia sudah pernah melahirkan pembalap F1 atas nama Rio Haryanto. Firhand dengan tim Tanada Racing, telah menggembleng Qarrar sejak 2 tahun lalu, saat usianya 6 tahun. Tapi, baru tahun lalu, Qarrar bisa mengikuti event resmi di Indonesia, dan Asia kala menginjak 7 tahun. Toh, tak menyurutkan langkah untuk “berlaga di Eropa”. Lantaran usia 7 tahun belum boleh turun bertanding, Qarrar hanya tampil di sesi Free Practice (latihan bebas), saat hari Jumat di beberapa event gokart di Italia. Tahun ini, saat menginjak usia 8 tahun, Tanada Racing kembali menyusun scheedule Qarrar kembali ke negeri Spaghetti itu. Kali ini, ia sudah bisa mengikuti event hingga tuntas. “Ada 9 kejuaraan gokart akan diikuti Qarrar di Italia pada tahun ini. Targetnya, menambah jam terbang saja,” terang Firhand. Sejumlah kejuaraan-kejuaraan di Italia yang akan jadi menu santapannya diantaranya adalah kejuaraan-kejuaraan lokal Italia dan seri-seri bergengsi di kejuaraan World Series Karting. Memasuki musim balap 2019, Qarrar dipastikan tampil pada Kejurnas Gokart Eshark dan akan berpartisipasi penuh di Kejuaraan Asia Rok Cup. Pada 2018, Qarrar memulai karir profesional di kelas Cadet. Di level nasional, Qarrar sudah mulai menunjukkan talentanya. Sejumlah prestasi ditorehkannya dalam catatan prestasinya, seperti gelaran Kejurnas Eshark Rok Cup 2018, dan Asia Rok Cup 2018 yang sempat diikutinya secara penuh. Prestasi membanggakan juga ia bukukan dalam Eshark Year End Race akhir tahun lalu. Kejuaraan ini cukup bergengsi mengingat ini adalah awal diterapkannya kejuaraan menggunakan dua jenis mesin yakni X30 dan Rok yang menjadi acuan dimusim balap 2019. Saat itu, Qarrar mampu bersaing dengan para seniornya yang menghuni kelas mini, dan mayoritas menggunakan mesin X30. Qarrar yang membesut mesin Rok, berhasil finish diposisi 3 dan merai 3 tropi sebagai Juara 3 Mini, Juara 1 Cadet, dan Juara 1 Cadet Rising Star. (Adt)

Makin Matang Berkat Latihan di Italia, Bocah 8 Tahun Resmi Balapan di 2019

Pembalap cilik, Qarrar Firhand (8 tahun) menunjukkan peningkatan kemampuan yang pesat, dalam penampilan akhir 2018, pasca mengikuti latihan di Italia pada Juni dan Juli serta Oktober 2018. (sindonews.com)

Jakarta- Pembalap cilik, Qarrar Firhand menunjukkan peningkatan kemampuan yang pesat, dalam penampilan akhir 2018, pasca mengikuti latihan di Italia pada Juni dan Juli serta Oktober 2018. Program latihan sepanjang 2018 yang dirancang sang ayah, Firhand Ali, dan timnya, Tanada Racing, bertujuan untuk mematangkan mental dan teknik bertanding Qarrar, mulai membuahkan hasil yang diharapkan. Latihan yang dilakukan Qarrar di Italia menjadikannya matang karena iklim bertanding di negara pizza itu lebih berat daripada di Asia. Banyak ilmu dan pengalaman yang didapat dari program latihan ini. Memulai kompetisi balap gokart di kejuaraan nasional dan Asia pada awal 2018, Qarrar masih memiliki banyak kekurangan dan sering melakukan kesalahan pada saat balapan. Namun pasca latihan bebas pada 6 kejuaraan di Italia, berbagai kekurangan dan kesalahan tersebut perlahan mulai diperbaiki dan teratasi. Salah satu kunci adalah Iklim balap yang jauh lebih keras, membuat mental dan teknik bertanding Qarrar terus terasah. Selain mengikuti kejuaran nasional dan Asia pada musim balapan 2019, Tanada Racing mengagendakan Qarrar untuk mengikuti beberapa kejuaraan di Italia. Pelajar kelas 2 SD Al Azhar Pusat, Jakarta, pada 7 Januari 2019, akan genap berusia 8 tahun. Artinya Al—panggilan akrab Qarrar— memenuhi persyaratan usia mínimum peserta lomba. Sang Ayah, Firhand Ali berharap dengan seringnya berkompetisi kemampuan Qarrar akan terus teruji dan meningkat dalam setiap kejuaraan yang diikuti. Tercatat, ada sekitar 15 event gokart yang akan diikutinya, baik di dalam maupun luar negeri. “Kalau tahun lalu beberapa kali ke Italia hanya mengikuti sampai Free Practice (latihan bebas), tahun depan Qarrar sudah boleh mengikuti event. Karena usia minimalnya sudah memenuhi syarat,” ujar Faris Luthfi, manajer tim Tanada Racing. (Adt) Schedule Balap Qarrar Firhand di 2019 Indonesia 26-27 Januari Indonesia 23-24 Februari Singapura 3 Maret Malaysia 16-17 Maret Indonesia 30-31 Maret Singapura 14 April Italia 9 Juni Italia 23 Juni Indonesia 29 Juni Indonesia 27-28 Juli Singapura 18 Agustus Indonesia 7-8 September Italia 28-29 September Italia 5-6 Oktober Macau 7-8 Desember

Tiga Kali Berturut Sabet Gelar Juara Gokart Nasional, Calvin Wibowo Go Internasional Tahun Depan

Calvin Wibowo (9 th) kembali menerima penganugerahan IMI Award 2018, di Hotel Grand Jatra, Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu (15/12). Calvin meraih kemenangan tiga kali berturut-turut anugerah IMI Award, sebagai juara nasional gokart kelas cadet. (tribunnews.com)

Jakarta- Calvin Wibowo (9 tahun) mengantar Keluarga Wibowo mencetak kemenangan tiga kali berturut-turut anugerah IMI Award sebagai juara nasional gokart kelas cadet. Calvin kembali menerima anugerah IMI Award 2018 yang dilangsungkan di Hotel Grand Jatra, Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu (15/12). Sebelumnya, Calvin berhasil kembali menjadi juara nasional kelas Cadet Rok pada Kejurnas ESHARK Rok Cup 2018. Pebalap cilik andalan Gandasari Racing Team itu, berhasil mengumpulkan total poin 2.189 dari 6 seri yang dilewati. Pada seri 6, balapan dilangsungkan di Sentul Internatiomal Karting Circuit, Bogor, pada Minggu (2/3). Calvin mengungguli Dillan Tan. Dillan asal tim DT Racing, duduk sebagi runner up dengan koleksi total poin 2.117. Sementara R. Kimi Rae Fitriansyah (Mahata Racing Team) dengan 2.014. “Alhamdulillah dapat IMI Award lagi. Semoga tahun depan juga juara nasional lagi. Jadi, bisa dapat IMI Award lagi,” ujar Mpin, panggilan Calvin. Mpin adalah anak kedua dari empat bersaudara, pasangan pengusaha Andy Wibowo dan Nadia Frasiska, dan masih duduk di bangku kelas 4 SD Bakti Mulia, Pondok Indah, Jakarta. Tahun lalu, Mpin juga menyabet penghargaan IMI Award, sebagai juara nasional kelas Cadet di Crowne Plaza Hotel Jakarta. Aditya Wibowo, kakak Mpin, juga menerima IMI Award kelas yang sama pada di Ciater, Subang, Jawa Barat, Desember 2016. Prestasi Aditya (satu kali) dan Calvin (dua kali) dilakukan secara berturut-turut pada 2016, 2017, dan 2018. “Mereka masih akan berlomba di ajang gokart baik tingkat Kejurnas maupun international. Dan kami optimis prestasi akan makin berkembang dan maju lagi,” ungkap Andy, yang mendampingi duo pebalap cilik ini. Tahun depan, Calvin akan naik kelas Minirok. Selain itu, demi menambah jam terbang, ia diproyeksikan memperbanyak event balap gokart di luar negeri. Aditya & Calvin pun tetap memilih akan menggunakan mesin X30, pada Kejurnas Gokart 2019. “Mereka akan memakai X30, seperti yang dipakai pada Eshark End Year, di Sentul kemarin,” pungkas Andy. (Adt)

Bocah Tujuh Tahun Kampiun Kelas Kadet, Qarrar Firhand Bidik Juara Gokart di Macau

Qarrar Firhand, siswa kelas 2 SD Al Azhar Pusat, Jakarta, yang akan berusia 8 tahun pada 7 Januari 2019, siap berlomba di AKOC (Asian Karting Open Championship) 2018, di Sirkuit Macau International, Macau, Sabtu-Minggu (8-9/12). (mobilinanews.com)

Jakarta- Acungan jempol layak ditujukan kepada Qarrar Firhand, pelajar kelas 2 SD Al Azhar Pusat, Jakarta. Usianya baru genap 8 tahun pada 7 Januari 2019, namun sudah menunjukkan bakat besarnya tiap balapan demi balapan, hingga menuai hasil spektakuler di akhir musim 2018. Tampil diajang ESHARK Year End Race 2018, pada Sabtu (1/12), di Sentul International Karting Circuit, Sentul, Qarraq menyabet 3 trophy kejuaraan. Yakni kampiun Kelas Kadet overall, lalu podium 2 kategori rising star Kelas Mini, dan peringkat 3 di kelas Kadet Mini. Bergabung dalam Tanada Racing Team, putra bungsu dari empat bersaudara pasangan Firhand Ali dan Aimma ini pantang menyerah. Menggeluti balap gokart sejak usia 5 tahun, Qarrar kecil bahkan harus menahan hatinya, karena diusia itu, jelas ia belum bisa mendapat izin lomba. Tapi, ambisinya begitu besar, sehingga ia tetap melakukan latihan sendiri dipandu sang ayah, hingga akhirnya mendapat izin lomba, saat berulang tahun yang ke-7, awal Januari 2018 lalu. Tahun pertama lomba, prestasi spektakuler ditoreh dengan mengunci titel Juara kelas Kadet overall di akhir musim, akhir pekan lalu. Bermodalkan prestasi itu, Qarrar pun melangkah pasti. Sejak Rabu (5/12), Qarrar bahkan sudah berada di Macau. Ia siap berlomba di ajang Kejuaraan internasional AKOC (Asian Karting Open Championship) 2018, di Sirkuit Macau International, Macau, pada Sabtu-Minggu (8-9/12). Qarrar tak main-main mempersiapkan diri. Latihan serius dilakukan, hingga ke Italia. Usai lebaran, pada Juni Lalu, selama sebulan penuh ia melakoni latihan di Sirkuit South Garda, Adria, Dan Castelletto. Dilanjutkan dua pekan berikutnya, juga berlatih di tiga sirkuit yang sama, hingga pertengahan Oktober Lalu. Tim Tanada berharap Qarrar meraih posisi terbaik di Macau. Sang Ayah, Firhand menyatakan optimisme tingi atas bungsunya Ini. “Kami serius dengan bakat dan potensi Qarrar. Selama 2018 ini, dia berlatih hingga dua kali di Italia. Kami tempa sejak awal tahun, kemampuan balapnya terus meningkat,” ungkap Firhand, pada Jumat (7/12). Tidak itu saja, proses penggemblengan untuk Qarrar akan terus berlanjut untuk musim balap tahun depan. Tercatat, ada sekitar 15 event gokart yang akan diikutinya, baik di dalam maupun luar negeri. “Bedanya, kalau tahun lalu beberapa kali ke Italia hanya bisa mengikuti sampai Free Practice (latihan bebas), tahun depan Qarrar sudah boleh mengikuti event. Karena usia minimalnya sudah memenuhi syarat,” ujar Faris Luthfi, manajer tim Tanada Racing. Di Macau, Qarrar akan bersaing ketat dengan sejumlah pembalap dunia dari Filipina, Malaysia, Cina, Jepang, Inggris, juga Amerika Serikat. Tapi, pengagum Lewis Hamilton dan ayahnya sendiri ini, menyatakan kesiapannya. “Saya siap bersaing dan melakukan yang terbaik untuk tim dan Merah Putih. Doain ya,” kata Qarrar. (Adt) Schedule Balap Qarrar Firhand di 2019 Indonesia 26-27 Januari Indonesia 23-24 Februari Singapura 3 Maret Malaysia 16-17 Maret Indonesia 30-31 Maret Singapura 14 April Italia 9 Juni Italia 23 Juni Indonesia 29 Juni Indonesia 27-28 Juli Singapura 18 Agustus Indonesia 7-8 September Italia 28-29 September Italia 5-6 Oktober Macau 7-8 Desember

Sabet Poin tertinggi, Pegokart 9 Tahun Aditya Wibowo Juara Gokart Asia Termuda 2018 di Malaysia

Pegokart cilik Gandasari Racing Team, Aditya Wibowo (9 tahun) ditemani sang adik, Calvin Wibowo, meraih gelar juara Asia, setelah memenangi seri 6 kejuaraan Asia Max Challenge 2018, di sirkuit Elite Speedway Plus, Malaysia, pada Minggu (28/10) siang. (beritasatu.com)

Subang Jaya- Pegokart cilik Indonesia, Aditya Wibowo (9 tahun), sukses meraih gelar juara Asia, usai memenangi seri 6 kelas Micro Max seri Rotax Asia Max Challenge (AMC) 2018. di sirkuit Elite Speedway Plus, Subang Jaya, Malaysia, Minggu (28/10) siang. Aditya tampil dengan misi khusus dan bersemangat tinggi karena harus mengejar ketinggalan 4 poin dari pimpinan klasemen kelas Micro Max, Ranvir Singh dari India. Pada babak kualifikasi, pembalap Gandasari Racing Team ini berada pada posisi ketiga di bawah Adam Mikail (Malaysia) dan Ranvir Singh. Demikian pula pada sesi Pre-final, siswa kelas 5 SD Bakti Mulia, Pondok Indah, Jakarta Selatan itu harus puas finish ketiga. Namun, berkat dukungan moril keluarganya yang mendampingi langsung di sisi sirkuit dan mendapat suntikan semangat dari pegokart senior Senna SN, Aditya membalap dengan tanpa cela. Di akhir lomba, putra sulung pasangan pengusaha Andy Wibowo dan Nadia Fransisca itu finish pertama, diikuti Ranvir. “Di final, Adit mencoba atur ritme meninggalkan lawannya terutama pembalap tuan rumah. Namun, rekan tim Ranvir, yakni Adam Mikail (Malaysia), berusaha mengganggu Adit,” ujar sang ayah, Andy, di Jakarta. Setelah berhasil mengambil alih posisi kedua, balapan terjadi dengan seru. Tampak sekali, Ranvir dan Adam mencoba memainkan strategi team order, membuat sempat terjadi overtake di antara ketiga pembalap unggulan ini. “Kekompakan” pembalap Malaysia dan India dari DRM Team tersebut membuat Adit harus mengatur strategi lebih tajam dan cermat agar tidak terulang seperti kejadian seri 5 AMC lalu. Dengan fokus dan penetrasi yang tinggi, akhirnya Adit menembus finish pertama, diikuti Ranvir kedua, dan Adam ketiga. Kerasnya persaingan sangat jelas terjadi. “Kami belajar dari kasus kejadian pada seri 5 lalu, saat Adit sudah memimpin di depan, tapi dikeluarkan oleh pembalap tuan rumah, sehingga akhirnya hanya finish ketiga,” ungkap Andy. Saat itu, ia tak bisa mendampingi Adit berlomba karena ada urusan pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan. “Bercermin dari itu, kami upayakan harus ada di samping Adit ketika membalap untuk menambah kepercayaan diri dan meraih hasil terbaik,” terangnya. Hasil hitung-hitungan yang mengakumulasi 5 dari 6 seri poin terbaik, Adit mengoleksi nilai tertinggi sehingga, ia berhak menyandang gelar sebagai juara AMC 2018 untuk kelas Micro Max. Bukan itu saja, pelajar kelahiran Tanjung pinang, Kepri ini juga menjadi juara termuda di kelasnya. (Adt)

Atlet 9 Tahun Kelahiran Kepri, Berpeluang Sabet Juara Gokart Asia 2018 di Malaysia

Pegokart cilik Indonesia andalan tim Gandasari Racing, Aditya Wibowo (9 tahun), berpeluang menjuarai kelas Micro Max seri Rotax Asia Max Challenge (AMC) 2018, di sirkuit Elite Speedway Plus, Subang Jaya, Malaysia, akhir pekan ini. (inilah.com)

Subang Jaya- Pegokart cilik dari Indonesia, Aditya Wibowo, berpeluang menjuarai kelas Micro Max seri Rotax Asia Max Challenge (AMC) 2018. Andalan tim Gandasari Racing kelahiran Tanjungpinang, Kepri, 30 Juli 2009, hanya berselisih 4 poin dari pimpinan klasemen, Ranvir Singh, asal India. Seri 6 yang merupakan penentuan balapan, akan dilangsungkan di sirkuit Elite Speedway Plus, Subang Jaya, Malaysia, pada Sabtu (27/10) dan Minggu (28/10). Peringkat siswa kelas 4 SD Bakti Mulia, Pondok Indah, Jakarta Selatan ini didapat, dengan asumsi menghitung 4 hasil balapan terbaiknya, dari 5 seri yang telah dilangsungkan. Seperti diketahui, regulasi penentuan juara umum AMC 2018, dengan menentukan 5 terbaik hasil balapan, dari total 6 seri yang telah diselesaikan. Dengan demikian, seri 6 pada akhir pekan ini, menjadi sangat menentukan. Saat ini, Ranvir mengumpulkan poin 346 berada pada peringkat pertama, lalu Aditya dengan 342 (kedua), serta pegokart Indonesia lainnya, Kimi Rae Fitriansyah dengan 321 (keempat), dan Calvin Wibowo dengan 316 (keenam). Sebenarnya, dengan perolehan poin yang relatif rapat ini, pegokart di posisi 6 besar, memiliki peluang hampir sama untuk menyandang gelar juara Asia 2018. Hanya saja, Aditya masih berusia 9 tahun ini, paling berpengalaman di antara 3 pegokart, yang berlaga di Micro Max tahun ini. Pada 2016 lalu, Adit, sapaanya, mencuri perhatian kalangan olah raga motor. Meski berusia 7 tahun, ia meraih IMI Award 2016, berkat prestasinya menjuarai sejumlah even gokart tingkat nasional dan level internasional. Salah satunya, menjadi juara nasional termuda kelas Kadet Rok Kejurnas Eshark Rok Cup National Championship 2016. (Adt)