Ingin Naik Kelas, Kaenan Rito Sini Incar Formula 4

Ingin Naik Kelas, Kaenan Rito Sini Incar F4 SEA

Pegokart junior asal Indonesia, M Kaenan Rezka Rito Sini saat ini tengah mengincar untuk bisa ke jenjang yang lebih tinggi. Kaenan yang baru berusia 13 tahun itu dalam waktu dekat akan menjajal level Formula 4 SEA (South East Asia). Ini merupakan tahun ke-5 Kaenan berkarir sebagai pegokart. Selama 5 tahun itu pula Kaenan membangun pondasi awal untuk bisa ke jenjang selanjutnya yaitu F4 SEA. Seperti yang diutarakan oleh sang ayah, Rito Sini, yang terus melihat bakat dan antuias putranya di ajang balap. “Insyaallah, Kaenan nanti akan menjajal ke ajang F4. Paling dekat F4 SEA, ya,” ujar Rito Sini, dikutip dari mobilinanews. Jika tidak ada halangan, tahun depan Kaenan dijadwalkan untuk mengikuti F4 yang merupakan jenjang awal ke single seater sebelum F3, F2, dan F1. Artinya, ada langkah berikutnya yang dilakukan dan ini merupakan sebuah keputusan tepat untuk diambil demi kemajuan karir Kaenan. “Masak mau di sini (Sentul International Karting Circuit) terus, sih?” ujar Rinto Sini sembari tersenyum. Kaenan bukan pegokart asal Indonesia pertama yang mencicipi level F4 SEA. Sebelumnya ada beberapa nama diantaranya yaitu Kezia Santoso, Keanon Santoso, Perdana Putra Minang dan Presley Martono. Kaenan merupakan anak pertama dari 3 bersaudara pasangan Rito Alam Rizal Sini dan Bulan Sini. Ia lahir pada tanggal 25 Juli 2007 dan saat ini masih duduk sebagai siswa kelas 8 Global School Bintaro, Tangerang Selatan. Kaenan rupayanya tidak sendiri yang menekuni hobi olahraga. Sang adik, Sitti Anselma Shaumita Sini, merupakan atlet ice skating figure mewakili BX Ring. Sedangkan adik bungsunya, M Oliveri Saadie Rito Sini yang baru berusia 8 tahun juga menekuni gokart dan berkiprah di kelas Cadet. Meski baru memulai karir di gokart, Oliver sudah memboyong trofi juara 2 kelas Cadet pada seri 2 Eshark Rok Cup, Maret lalu. Saat ini, Kaenan dan Oliver Rito Sini saat ini sama-sama dilatih Uut Pontoh dengan manajer Taufik “Bapik” Sugiharto.

Qarrar Firhand, Titisan Lewis Hamilton Yang Jadi Kuda Hitam Dari Kelas Cadet

Ternyata ada kemiripan wajah antara juara dunia F1, Lewis Hamilton, dengan pegokart cilik asal Jakarta, Qarrar Firhand. Tentu saat keduanya seusia, sekitar 8 tahun. Tak hanya wajah, bahkan rambutnya pun sama keriting. (instagram)

Jakarta- Ternyata ada kemiripan wajah antara juara dunia F1, Lewis Hamilton, dengan pegokart Qarrar Firhand. Tentu saat keduanya seusia, sekitar 8 tahun. Tak hanya wajah, bahkan rambutnya pun sama keriting. “Foto kembar” antara Hamilton dan Qarrar ini, ada di akun Instagram Qarrar_firhand yang diposting admin, pada Sabtu (12/1). “Secara kebetulan, tanggal lahir saya, sama dengan juara dunia, Lewis Hamilton. Pasti perlu kerja keras untuk bisa menjadi nomor satu seperti dia. Latihan keras penuh disiplin, dan usaha optimal untuk menjadi seorang pemenang,” begitu bunyi caption foto tersebut. Firhand Ali, ayahanda Qarrar pun mengaku baru ‘ngeh’, jika keduanya memiliki tanggal lahir yang serupa. Hal itu ia sadari saat Qarrar merayakan ultahnya sepekan lalu. Hamilton lahir 7 Januari 1985, sedang Qarrar pada 7 Januari 2011. “Foto Hamilton maupun Qarrar terlihat mirip saat sama-sama masih main gokart. Hamilton memulai karir balap uga di ajang gokart. Hanya saja, kalau diperhatikan, kulit Qarrar sedikit lebih putih dari juara dunia F1 asal Inggris itu,” ujar Firhand, yang juga mantan pegokart, pada Sabtu (19/1). Akankah Qarrar bisa mengikuti jejak “kembarannya”? Tidak ada yang tidak mungkin, alias sangat mungkin terjadi. Indonesia sudah pernah melahirkan pembalap F1 atas nama Rio Haryanto. Firhand dengan tim Tanada Racing, telah menggembleng Qarrar sejak 2 tahun lalu, saat usianya 6 tahun. Tapi, baru tahun lalu, Qarrar bisa mengikuti event resmi di Indonesia, dan Asia kala menginjak 7 tahun. Toh, tak menyurutkan langkah untuk “berlaga di Eropa”. Lantaran usia 7 tahun belum boleh turun bertanding, Qarrar hanya tampil di sesi Free Practice (latihan bebas), saat hari Jumat di beberapa event gokart di Italia. Tahun ini, saat menginjak usia 8 tahun, Tanada Racing kembali menyusun scheedule Qarrar kembali ke negeri Spaghetti itu. Kali ini, ia sudah bisa mengikuti event hingga tuntas. “Ada 9 kejuaraan gokart akan diikuti Qarrar di Italia pada tahun ini. Targetnya, menambah jam terbang saja,” terang Firhand. Sejumlah kejuaraan-kejuaraan di Italia yang akan jadi menu santapannya diantaranya adalah kejuaraan-kejuaraan lokal Italia dan seri-seri bergengsi di kejuaraan World Series Karting. Memasuki musim balap 2019, Qarrar dipastikan tampil pada Kejurnas Gokart Eshark dan akan berpartisipasi penuh di Kejuaraan Asia Rok Cup. Pada 2018, Qarrar memulai karir profesional di kelas Cadet. Di level nasional, Qarrar sudah mulai menunjukkan talentanya. Sejumlah prestasi ditorehkannya dalam catatan prestasinya, seperti gelaran Kejurnas Eshark Rok Cup 2018, dan Asia Rok Cup 2018 yang sempat diikutinya secara penuh. Prestasi membanggakan juga ia bukukan dalam Eshark Year End Race akhir tahun lalu. Kejuaraan ini cukup bergengsi mengingat ini adalah awal diterapkannya kejuaraan menggunakan dua jenis mesin yakni X30 dan Rok yang menjadi acuan dimusim balap 2019. Saat itu, Qarrar mampu bersaing dengan para seniornya yang menghuni kelas mini, dan mayoritas menggunakan mesin X30. Qarrar yang membesut mesin Rok, berhasil finish diposisi 3 dan merai 3 tropi sebagai Juara 3 Mini, Juara 1 Cadet, dan Juara 1 Cadet Rising Star. (Adt)

Makin Matang Berkat Latihan di Italia, Bocah 8 Tahun Resmi Balapan di 2019

Pembalap cilik, Qarrar Firhand (8 tahun) menunjukkan peningkatan kemampuan yang pesat, dalam penampilan akhir 2018, pasca mengikuti latihan di Italia pada Juni dan Juli serta Oktober 2018. (sindonews.com)

Jakarta- Pembalap cilik, Qarrar Firhand menunjukkan peningkatan kemampuan yang pesat, dalam penampilan akhir 2018, pasca mengikuti latihan di Italia pada Juni dan Juli serta Oktober 2018. Program latihan sepanjang 2018 yang dirancang sang ayah, Firhand Ali, dan timnya, Tanada Racing, bertujuan untuk mematangkan mental dan teknik bertanding Qarrar, mulai membuahkan hasil yang diharapkan. Latihan yang dilakukan Qarrar di Italia menjadikannya matang karena iklim bertanding di negara pizza itu lebih berat daripada di Asia. Banyak ilmu dan pengalaman yang didapat dari program latihan ini. Memulai kompetisi balap gokart di kejuaraan nasional dan Asia pada awal 2018, Qarrar masih memiliki banyak kekurangan dan sering melakukan kesalahan pada saat balapan. Namun pasca latihan bebas pada 6 kejuaraan di Italia, berbagai kekurangan dan kesalahan tersebut perlahan mulai diperbaiki dan teratasi. Salah satu kunci adalah Iklim balap yang jauh lebih keras, membuat mental dan teknik bertanding Qarrar terus terasah. Selain mengikuti kejuaran nasional dan Asia pada musim balapan 2019, Tanada Racing mengagendakan Qarrar untuk mengikuti beberapa kejuaraan di Italia. Pelajar kelas 2 SD Al Azhar Pusat, Jakarta, pada 7 Januari 2019, akan genap berusia 8 tahun. Artinya Al—panggilan akrab Qarrar— memenuhi persyaratan usia mínimum peserta lomba. Sang Ayah, Firhand Ali berharap dengan seringnya berkompetisi kemampuan Qarrar akan terus teruji dan meningkat dalam setiap kejuaraan yang diikuti. Tercatat, ada sekitar 15 event gokart yang akan diikutinya, baik di dalam maupun luar negeri. “Kalau tahun lalu beberapa kali ke Italia hanya mengikuti sampai Free Practice (latihan bebas), tahun depan Qarrar sudah boleh mengikuti event. Karena usia minimalnya sudah memenuhi syarat,” ujar Faris Luthfi, manajer tim Tanada Racing. (Adt) Schedule Balap Qarrar Firhand di 2019 Indonesia 26-27 Januari Indonesia 23-24 Februari Singapura 3 Maret Malaysia 16-17 Maret Indonesia 30-31 Maret Singapura 14 April Italia 9 Juni Italia 23 Juni Indonesia 29 Juni Indonesia 27-28 Juli Singapura 18 Agustus Indonesia 7-8 September Italia 28-29 September Italia 5-6 Oktober Macau 7-8 Desember

Tiga Kali Berturut Sabet Gelar Juara Gokart Nasional, Calvin Wibowo Go Internasional Tahun Depan

Calvin Wibowo (9 th) kembali menerima penganugerahan IMI Award 2018, di Hotel Grand Jatra, Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu (15/12). Calvin meraih kemenangan tiga kali berturut-turut anugerah IMI Award, sebagai juara nasional gokart kelas cadet. (tribunnews.com)

Jakarta- Calvin Wibowo (9 tahun) mengantar Keluarga Wibowo mencetak kemenangan tiga kali berturut-turut anugerah IMI Award sebagai juara nasional gokart kelas cadet. Calvin kembali menerima anugerah IMI Award 2018 yang dilangsungkan di Hotel Grand Jatra, Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu (15/12). Sebelumnya, Calvin berhasil kembali menjadi juara nasional kelas Cadet Rok pada Kejurnas ESHARK Rok Cup 2018. Pebalap cilik andalan Gandasari Racing Team itu, berhasil mengumpulkan total poin 2.189 dari 6 seri yang dilewati. Pada seri 6, balapan dilangsungkan di Sentul Internatiomal Karting Circuit, Bogor, pada Minggu (2/3). Calvin mengungguli Dillan Tan. Dillan asal tim DT Racing, duduk sebagi runner up dengan koleksi total poin 2.117. Sementara R. Kimi Rae Fitriansyah (Mahata Racing Team) dengan 2.014. “Alhamdulillah dapat IMI Award lagi. Semoga tahun depan juga juara nasional lagi. Jadi, bisa dapat IMI Award lagi,” ujar Mpin, panggilan Calvin. Mpin adalah anak kedua dari empat bersaudara, pasangan pengusaha Andy Wibowo dan Nadia Frasiska, dan masih duduk di bangku kelas 4 SD Bakti Mulia, Pondok Indah, Jakarta. Tahun lalu, Mpin juga menyabet penghargaan IMI Award, sebagai juara nasional kelas Cadet di Crowne Plaza Hotel Jakarta. Aditya Wibowo, kakak Mpin, juga menerima IMI Award kelas yang sama pada di Ciater, Subang, Jawa Barat, Desember 2016. Prestasi Aditya (satu kali) dan Calvin (dua kali) dilakukan secara berturut-turut pada 2016, 2017, dan 2018. “Mereka masih akan berlomba di ajang gokart baik tingkat Kejurnas maupun international. Dan kami optimis prestasi akan makin berkembang dan maju lagi,” ungkap Andy, yang mendampingi duo pebalap cilik ini. Tahun depan, Calvin akan naik kelas Minirok. Selain itu, demi menambah jam terbang, ia diproyeksikan memperbanyak event balap gokart di luar negeri. Aditya & Calvin pun tetap memilih akan menggunakan mesin X30, pada Kejurnas Gokart 2019. “Mereka akan memakai X30, seperti yang dipakai pada Eshark End Year, di Sentul kemarin,” pungkas Andy. (Adt)

Sabet Poin tertinggi, Pegokart 9 Tahun Aditya Wibowo Juara Gokart Asia Termuda 2018 di Malaysia

Pegokart cilik Gandasari Racing Team, Aditya Wibowo (9 tahun) ditemani sang adik, Calvin Wibowo, meraih gelar juara Asia, setelah memenangi seri 6 kejuaraan Asia Max Challenge 2018, di sirkuit Elite Speedway Plus, Malaysia, pada Minggu (28/10) siang. (beritasatu.com)

Subang Jaya- Pegokart cilik Indonesia, Aditya Wibowo (9 tahun), sukses meraih gelar juara Asia, usai memenangi seri 6 kelas Micro Max seri Rotax Asia Max Challenge (AMC) 2018. di sirkuit Elite Speedway Plus, Subang Jaya, Malaysia, Minggu (28/10) siang. Aditya tampil dengan misi khusus dan bersemangat tinggi karena harus mengejar ketinggalan 4 poin dari pimpinan klasemen kelas Micro Max, Ranvir Singh dari India. Pada babak kualifikasi, pembalap Gandasari Racing Team ini berada pada posisi ketiga di bawah Adam Mikail (Malaysia) dan Ranvir Singh. Demikian pula pada sesi Pre-final, siswa kelas 5 SD Bakti Mulia, Pondok Indah, Jakarta Selatan itu harus puas finish ketiga. Namun, berkat dukungan moril keluarganya yang mendampingi langsung di sisi sirkuit dan mendapat suntikan semangat dari pegokart senior Senna SN, Aditya membalap dengan tanpa cela. Di akhir lomba, putra sulung pasangan pengusaha Andy Wibowo dan Nadia Fransisca itu finish pertama, diikuti Ranvir. “Di final, Adit mencoba atur ritme meninggalkan lawannya terutama pembalap tuan rumah. Namun, rekan tim Ranvir, yakni Adam Mikail (Malaysia), berusaha mengganggu Adit,” ujar sang ayah, Andy, di Jakarta. Setelah berhasil mengambil alih posisi kedua, balapan terjadi dengan seru. Tampak sekali, Ranvir dan Adam mencoba memainkan strategi team order, membuat sempat terjadi overtake di antara ketiga pembalap unggulan ini. “Kekompakan” pembalap Malaysia dan India dari DRM Team tersebut membuat Adit harus mengatur strategi lebih tajam dan cermat agar tidak terulang seperti kejadian seri 5 AMC lalu. Dengan fokus dan penetrasi yang tinggi, akhirnya Adit menembus finish pertama, diikuti Ranvir kedua, dan Adam ketiga. Kerasnya persaingan sangat jelas terjadi. “Kami belajar dari kasus kejadian pada seri 5 lalu, saat Adit sudah memimpin di depan, tapi dikeluarkan oleh pembalap tuan rumah, sehingga akhirnya hanya finish ketiga,” ungkap Andy. Saat itu, ia tak bisa mendampingi Adit berlomba karena ada urusan pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan. “Bercermin dari itu, kami upayakan harus ada di samping Adit ketika membalap untuk menambah kepercayaan diri dan meraih hasil terbaik,” terangnya. Hasil hitung-hitungan yang mengakumulasi 5 dari 6 seri poin terbaik, Adit mengoleksi nilai tertinggi sehingga, ia berhak menyandang gelar sebagai juara AMC 2018 untuk kelas Micro Max. Bukan itu saja, pelajar kelahiran Tanjung pinang, Kepri ini juga menjadi juara termuda di kelasnya. (Adt)