Laga Tensi Tinggi di Final IBL 2018/19, Pertarungan Mental Stapac Jakarta Kontra Satria Muda Pertamina Demi Podium Juara

Rivalitas abadi kembali tersaji pada laga final IBL Pertamax 2018-2019, pada 21-24 Maret 2019 antara Stapac Jakarta kontra Satria Muda Pertamina. (Adt/NYSN)

Jakarta- Laga tensi tinggi bakal tersaji antara Stapac Jakarta dengan Satria Muda Pertamina di final IBL (Indonesian Basketball League) Pertamax 2018-2019. Satria Muda menjadi tuan rumah pada laga pembuka di Britama Arena, Mahaka Square, Sport Mall Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (21/3). Dan, Stapac memilih C’Tra Arena Bandung, Jawa Barat, sebagai markas dalam menjamu lawan, Sabtu (23/3). Jika kedudukan imbang, laga penentu juara akan berlangsung di C’Tra Arena, Minggu (24/3). Stapac mendapat hak dua kali menjadi host karena peringkat tim ibukota itu di babak reguler lebih baik dari Satria Muda. Duel kedua tim di partai puncak terjadi setelah terakhir kali berjumpa pada 2014. Bagi kedua tim, final kali ini akan menjadi pertemuan kesepuluh di final kompetisi bola basket tertinggi Indonesia dengan sama-sama mendapatkan lima kemenangan. Pertarungan final terakhir dimenangkan Aspac (nama sebelumnya dari Stapac) di laga final pada 2014. Stapac memiliki rekor juara 5 kali, sedangkan Satria Muda juga memiliki rekor 5 kali juara. Sehingga laga final kali ini sayang untuk dilewatkan. Dipastikan kedua tim akan berusaha maksimal serta memberikan yang terbaik untuk membuktikan siapa yang layak meraih podium juara di kasta tertinggi bola basket di Tanah Air itu. Bukan perjalanan yang mudah di musim ini untuk Satria Muda karena sempat terseok di babak reguler dengan menelan sembilan kekalahan dari 18 gim. Namun Satria Muda akhirnya berhasil melaju ke final setelah menundukkan NSH Jakarta dalam tiga gim sengit dan kembali membuktikan kelasnya sebagai klub dengan mental juara. Sedangkan Stapac dalam dua tahun terakhir bahkan tidak menjadi klub yang tampil di final, namun tahun ini terbukti dengan hasil memukau dan konsisten. Kaleb Ramot Gemilang dan kolega mencatat hasil gemilang dimana sampai dengan babak semifinal, Stapac sudah mengantongi 19 kemenangan beruntun. Sebuah rekor baru bagi klub IBL. Satu-satunya kekalahan diderita dari Bogor Siliwangi saat membuka laga kompetisi musim ini. “Pertandingan IBL Pertamax setiap tahunnya selalu semakin menarik untuk disaksikan. Kali ini di puncak musim 2018-2019, dua tim terbaik akan berebut gelar juara. Laga klasik Stapac lawan Satria Muda sudah pasti dinantikan, apalagi di partai final. Britama Arena dan C’Tra Arena akan jadi saksi, siapa yang bakal juara kali ini,” ujar Hasan Gozali, Direktur IBL, Selasa (19/3). Sementara itu, Youbel Sondakh, Pelatih Satria Muda, mengatakan melawan Stapac selalu sengit karena menyangkut harga diri. Terlebih, ini menjadi laga klasik dari dua tim besar. “Pertandingan final lebih pada masalah mental. Kami juga tak ambil pusing dengan rekor musim reguler membuat tim kami sebagai Underdogs,” terang Youbel. Disisi lain, Giedrius Zibenas, Pelatih Stapac, menganggap Satria Muda justru lebih baik sebagai tim dibandingkan dengan skuatnya. “Tim Satria Muda lebih bagus dibanding kami. Stapac adalah underdog di laga final,” tegas Zibenas. Kendati menang dua gim langsung atas Pacific Caesar di babak semifinal, namun Zibenas mengaku tak puas dengan performa anak didiknya tersebut. “Kami masih harus kerja keras dua minggu menjelang final. Anak-anak masih sering melakukan kesalahan,” tambah Zibenas. Duel menarik akan terjadi di bawah ring antara big man Stapac, Savon Goodman melawan raksasa Satria Muda, Dior Lowhorn. Tak hanya itu, akan tersaji pula adu ketajaman tembakan tiga angka dari para pemain kedua tim. Dalam kesempatan itu, Arifun Dhalia, VP Promotion dan Marketing Communication PT Pertamina Persero, menyatakan Pertamina melalui produk Pertamax mendukung penuh terselenggaranya acara ini dari tahun ke tahun agar dapat memicu semangat berkompetisi antar pemain bola basket muda kalangan milenials untuk siap berkompetisi di level nasional bahkan internasional secara sportif. “Pertamina mengapresiasi acara IBL Pertamax 2018/2019 ini sukses menampilkan acara menghibur lainnya untuk menginspirasi kalangan anak muda Indonesia,” tutur Arifun. Senada, Kristy Nelwan, VP Corporate Communications Gojek, menerangkan pihaknya senang bisa terus mendukung kompetisi IBL hingga mencapai final. “Kami berharap kompetisi IBL dapat terus memberikan kontribusi positif bagi kemajuan olahraga basket Tanah Air, serta turut menghasilkan bibit unggul yang nantinya akan mengharumkan nama bangsa,” tukas Kristy. (Adt)

Lantai Gedung PSCC Licin, Hangtuah Hijrah Ke Batam Demi Semifinal Kandang

Konpres Semifinal Indonesian Basketball League (IBL) 2017-2018 yang mempertemukan empat tim. (Art/NYSN)

Jakarta- BSB Hangtuah Sumsel siap menggelar laga kandang semifinal Indonesian Basketball League (IBL) 2017-2018 di Batam, Riau. Hangtuah adalah tim basket asal Palembang, Sumatera Selatan. Namun, kondisi lapangan di Palembang Sport and Convention Center (PSCC) yang tak memenuhi standar, Hangtuah hijrah ke Hi-Test Arena, Batam. “Awalnya kami main di PSCC, tapi lantainya tak standar. Venuenya mendukung, tapi floor-nya terlalu licin karena ‘kan gedung multifungsi,” ujar Ferry Jufri, Manajer Hangtuah, pada Senin (19/3). Ferry menyatakan kapasitas penonton Hi-Test Arena hanya mencapai 1.500 hingga 2.000 orang. “Kalo Batam lapangannya sudah oke. Floor-nya standar NBA, papan sponsor pun pakai LED,” jelasnya. Namun, ia tak memprioritaskan persoalan kapasitas karena yang terpenting lapangan di Hi-Test sudah memenuhi standar. “Gedungnya (Hi-Test Arena) ngga terlalu besar, tetapi kualitas lapangannya yang paling penting, safety dan secure-nya. Apalagi laga semifinal pasti ketat,” ucap Ferry. Sementara klub Stapac memilih kota Yogyakarta sebagai markas, dan partai kontra Pelita Jaya dijadwalkan akan berlangsung pada 5 April. Lalu Gedung Citra Arena, Bandung, resmi menjadi kandang Pelita Jaya pada 7 April nanti. Dalam konferensi pers, Senin (19/3), Direktur IBL, Hasan Gozali, yakin empat tim tersisa yang bertanding di semifinal ini akan menyajikan laga sengit dan seru. Hasan juga memberi kredit khusus bagi Hangtuah yang memberikan kejutan, usai lolos ke semifinal, pasca menundukkan Garuda Bandung di babak play-off dengan skor 2-1. “Mereka ingin membuktikan diri, punya kualitas dan tak dianggap enteng. Dan ini juga pertama kali, home mereka (Hangtuah) di Kota Batam, semoga lancar,” kata Hasan. Terkait pemilihan Yogyakarta sebagai kandang Stapac, Hasan menilai faktor kurangnya GOR yang tersedia di Jakarta jelang persiapan Asian Games Agustus mendatang, menjadi salah satu alasan. “Pemilihan tuan rumah diserahkan ke tim masing-masing. Stapac mungkin milih Yogya, ya karena fanbase mereka di sana dan stadion juga sesuai standar,” tuturnya. Empat tim terbaik di IBL 2017/2018 berebut dua tiket ke final. Tim terbaik Divisi Merah, Satria Muda, menantang Hangtuah. Sementara, dari Divisi Putih, juara bertahan Pelita Jaya akan melawan Stapac. Di semifinal, partai keempat tim akan digelar dengan sistem kandang-tandang. Hangtuah memilih Hi Tes Arena, Batam, sebagai kandang sekaligus laga semifinal pertama pada Kamis (22/3). Berikutnya, Satria Muda gantian menjamu Hangtuah di Britama Arena Mahaka Square, Jakarta, pada Minggu (25/3). (Art) Rekor Pertemuan kedua tim pada babak reguler: Divisi Merah 15 Desember 2017 (Bandung): Satria Muda vs Hangtuah 91-63 28 Januari 2018 (Yogyakarta): Satria Muda vs Hangtuah 66-64 2 Februari (Cirebon): Satria Muda vs Hangtuah 86-68 Divisi Putih 10 Desember 2017 (Semarang): Pelita Jaya vs Stapac 85-57 25 Desember 2017 (Solo): Pelita Jaya vs Stapac 76-67 28 Januari 2018 (Yogyakarta): Pelita Jaya vs Stapac 67-60