Atlet Muda Ini Rela Pindah ke Jakarta agar Lebih Sering Ikut Kompetisi Equestrian

Atlet Muda Ini Rela Pindah ke Jakarta agar Lebih Sering Ikut Kompetisi Equestrian

Atlet berkuda (equestrian) muda Indonesia, Victoria Lee, yang berasal dari Surabaya, memutuskan untuk pindah ke Jakarta agar lebih sering mengikuti kompetisi. Victoria juga mengatakan, selama di Surabaya, dirinya merasa kurang dekat dengan tunggangannya karena harus tinggal berjauhan dan intensitas pertemuan yang sedikit, serta rutinitas waktu latihan yang tidak banyak. Selain itu, dia juga menambahkan, kalau di Surabaya sangat minim kompetisi. “Aku kelas 3 SMP dari Surabaya. Nanti aku mau pindah ke Jakarta untuk fokus berkuda. (Nomor) dressage yang ambil, itu tunggang serasi,” ujarnya saat ditemui wartawan di Jakarta International Equestrian Park, Pulomas, Jakarta Timur, beberapa waktu lalu. “Dari dulu ingin pindah ke Jakarta. Di Jakarta lebih banyak peluang, dan kejuaraan. Kalau di Surabaya kurang banyak lomba,” sambungnya. Sosok yang karib disapa Vicky itu merupakan atlet equestrian fokus pada nomor tunggang serasi (dressage). Makanya, dia harus menjalani pendekatan secara aktif dengan kuda miliknya, yang dinamai Totilas itu, agar performanya dapat meningkat saat mengikuti kejuaraan pada nantinya. “Pertamanya aku tahu cuma nomor jumping dan lama-lama suka dressage. Lalu, serius jadi atlet total sudah 2 tahun,” ungkap Vicky. “Tadinya cuma main seru-serusn, karena sama hewan dapat adrenalin rush. Kuda itu ada mood-nya,” lanjutnya. “Buat bonding kalau sehabis latihan aku kasih makan, dan aku mandiin,” ungkapnya. “Kudanya namanya Totilas, sudah enam bulan aku sama Totilas, aku Totilas sudah ikut 2 kompetisi, yang pertama di Depok, yang kedua di JIEP, dengan latihan yang mepet aku cuma dapat peringkat keempat di Depok,” jelasnya. Lebih lanjut, Vicky mengatakan bahwa dirinya mendapatkan dukungan penuh dari kedua orang tuanya atas pilihannya fokus berkarier sebagai atlet equestrian. “Orang tua enggak memaksa jadi atlet, tapi kalau masa depan mau jadi atlet tidak apa-apa, apalagi hingga menjadi atlet profesional,” ucap Vicky. “Orang tua sempat lihat hanya hobi saja. Saat aku serius mereka support. Terus aku dibeliin kuda, karena sebelumnya hanya riding school. Aku bakal membuktikan ke orang tua, aku lebih serius latihannya, dan menjaga kudanya,” ujar dara berusia 14 tahun tersebut.

Sukses Jalani Debut, Victoria Lee Remaja Termuda di ONE Championship

Sukses Jalani Debut, Victoria Lee Remaja Termuda di ONE Championship

Dibalik usianya yang baru menginjak 16 tahun, Victoria Lee atau yang kerap dijuluki “The Prodigy” tersebut merupakan remaja termuda yang menjalani debut profesional di ONE Championship. Laga debutnya berjalan tanpa hambatan. Tampil melawan Sunisa “Thunderstorm” Srisa, Lee tampil dominan dalam laga MMA divisi atomweight di Singapore Indoor Stadium pada Jumat, 26 Februari lalu. Dalam ajang bertajuk ONE: FISTS OF FURY tersebut, ia menghentikan sang rival dari Thailand dengan teknik rear-naked choke pada ronde kedua. “Saat pertama kali naik ke atas panggung dan mereka mengumumkan nama saya, itu sangat luar biasa. Itu adalah pengalaman yang sangat keren dan saya menikmatinya,” kenang Lee. “Saya merasakan [berbagai] ketegangan. Ini adalah hal terbesar yang pernah saya lakukan dalam hidup saya dan saya merasakan semua itu saat berjalan memasuki arena. Namun, ketika saya memasuki Circle, saya membendung itu semua, bernafas, dan hal itu benar-benar membantu saya mengosongkan pikiran untuk terfokus pada laga dan tampil di luar sana.” lanjutnya. Lee memang tampil dominan menghadapi lawan yang justru lebih berpengalaman darinya. Namun, atlet keturunan Singapura-Amerika ini sadar ada banyak hal yang harus dikembangkan sebelum ia kembali tampil. “Saya senang dapat menyelesaikan laga dan meraih kemenangan, namun saya selalu ingin mengembangkan diri. Saya tak sabar untuk kembali ke sasana, bekerja lebih keras dan meningkatkan penampilan saya,” kata Lee. Bagi dirinya sendiri, “The Prodigy” memasuki debut profesionalnya dengan berbagai beban dan ekspektasi di pundaknya. Dan, terlepas dari jawaban yang baik atas semua itu, ia mengakui bahwa seperti ada beban yang terangkat dari punggungnya saat wasit menghentikan pertandingan tersebut dan mengumumkan bahwa Lee mampu meraih kemenangan. “Oh, itu seperti kelegaan besar bagi saya,” kata Lee. “Terdapat berbagai kegemparan yang mendahului laga ini dengan tekanan dan emosi, dan segera setelah laga itu berakhir, semua itu hanya seperti kelegaan besar. Itu terasa hebat.” tegasnya. Saat menghentikan Srisen, Lee memberi penampilan yang jauh melebihi usianya, dimana para penggemar kini ingin melihat apakah ia dapat mengikuti jejak kedua kakaknya untuk memasuki Kejuaraan Dunia. Perlu diketahui, Lee merupakan adik dari dua Juara Dunia ONE, “Unstoppable” Angela Lee dan Christian “The Warrior” Lee. Berada dalam lingkungan juara, Lee memikul berbagai ekspektasi besar. Namun, sang ayah tak ingin terlalu cepat berlari. Ia mengetahui bahwa putrinya memiliki kesempatan melakukan berbagai hal yang hebat, tetapi juga menambahkan bahwa ia terlebih dahulu wajib mengembangkan kemampuannya untuk bersiap menghadapi ujian lain yang jauh lebih berat lagi. “[Hal yang terpenting] adalah bahwa ia bertumbuh dan belajar dari pengalaman ini, dan bahwa ia terus mengembangkan permainannya,” katanya. “The Prodigy” pun setuju. Ia akan menghadapi lawannya saat mereka datang sembari terus mengasah kemampuannya di sasana dan di dalam Circle. Terlebih lagi, sangatlah penting bahwa dirinya melakukan itu dalam ritme yang tepat, agar dirinya dapat membangun dasar yang kuat untuk sesuatu yang jelas akan menjadi karier yang panjang bersama ONE. “Tak ada seorangpun yang ada dalam pikiran saya [untuk dihadapi selanjutnya],” kata Victoria.