Jalan Akses Venue Asian Games 2018 Sempit, Pemkab Tangerang Lebarkan Hingga 11 Meter

Proyek pelebaran di Jalan Tapos-Sodong, Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, untuk akses menuju Venue Asian Games 2018 di SMA Adria Pratama Mulya. (tribunnews.com)

Tangerang- Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang akan melakukan pelebaran pada jalur menuju lokasi pertandingan yang terpilih sebagai penyelenggaraan Asian Games 2018 yakni, Sekolah Menengah Atas (SMA) Adria Pratama Mulya, Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten. Pelebaran jalur akan dilakukan sepanjang satu kilometer, sedangkan pelebaran jalan menjadi 11 meter pada sebelumnya hanya selebar 3,7 meter. Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kabupatet Tangerang, Slamet Budhi, mengatakan kondisi jalan sekarang tak memungkinkan dilewati kendaraan peserta Asian Games 2018. “Kita sudah lihat lokasi dan melakukan rapat koordinasi dengan panitia pusat, serta dari panpel Asian Games. Kita lebarkan jalur, karena jalur saat ini sempit, tidak bisa dilewati oleh kendaraan para peserta nanti,” kata Slamet, di Kabupaten Tangerang, pekan lalu, dilansir tribunnews.com. Ia menjelaskan, nantinya pelebaran akan dilakukan dengan rincian kurang lebih 3,5 meter ke kanan dan kekiri. Untuk sistem pelebaran yang digunakan nantinya, tidaklah menggunakan beton hanya dilakukan pengerasan karena keterbatasan dana dan mepetnya waktu pelaksanaan. “Keterbatasan anggaran dan waktu akhirnya, kita lakukan perbaikan dengan model pengerasan, bukan betonisasi. Kalau betonisasi ini anggaran Rp 7,2 miliar, tapi kalau pengerasan hanya sedikit anggaran, tidak sampai segitu,” jelas Slamet. Pengerjaan jalur ini, ujar Slamet, akan dilakukan pada bulan Mei dan sehabis lebaran “Kita akan memulai pada bulan Mei, dan sehabis lebaran. Sehingga, Agustus nanti sudah bisa digunakan jalurnya untuk kedatangan atlet,” lanjutnya. Perbaikan yang dilakukan pada Jalan Tapos-Sodong, Tangerang, sepanjang satu kilometer tersebut dengan pengerasan diyakini dapat bertahan dalam jangka waktu lama, dan dapat menahan beban kendaraan yang melalui jalur tersebut. “Perbaikan ini memakan waktu satu bulan saja, untuk bertahannya bisa dalam jangka waktu yang lama, sesuai beban kendaraan yang lalui jalan itu,” terang Slamet. Lokasi jalan pun memang nampak rusak dan sempit. Namun, beberapa perbaikan mulai dilakukan. Perbaikan untuk penambahan penerangan umum mulai dilakukan kurang lebih sepanjang 200 meter dari titik tertentu, hingga pintu masuk lokasi pertandingan Asian Games 2018. Sebelumnya, Sekolah Menengah Atas (SMA) Adria Pratama Mulya, Tigaraksa terpilih sebagai venue cabang olahraga (cabor) modern pentathlon, yang terdiri dari lima nomor yakni, laser and run, renang, berkuda dan anggar. (art)

Satu-satunya di Indonesia, SMA di Tangerang Jadi Venue Asian Games 2018

Lapangan tertutup berukuran 80 x 40 meter di area SMA Adria Pratama Mulya, Tangerang, yang akan dijadikan venue Asian Games 2018. (tribunnews.com)

Tangerang- Pesta olahraga se-Asia, Asian Games 2018 akan digelar 18 Agustus- 2 September 2018. Jakarta dan Palembang dipercaya menjadi tuan rumah dari perhelatan akbar olahraga se-Asia tersebut. Keberadaan venue yang bagus diharapkan bisa menghasilkan prestasi bagi atlet Indonesia di ajang Asian Games 2018. SMA Adria Pratama Mulya yang berada di Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, ternyata terpilih sebagai salah satu venue menggelar pertandingan Asian Games 2018. Sekolah ini menjadi venue cabang olahraga (cabor) modern pentathlon, yang terdiri dari lima nomor yakni, laser and run, renang, berkuda dan anggar. Public Relation Yayasan Adria Pratama Mulia, Ahmad, mengatakan, kesiapan yang dilakukan seperti mengecek lokasi pertandingan yang akan digunakan untuk cabang tertentu serta, melakukan pembangunan kolam renang, dengan keseluruhan memiliki standar internasional. “Ada tiga lokasi yang digunakan, yakni dua lapangan, pertama kondisi tertutup (memiliki atap) dan kedua terbuka, yang masing-masing memiliki luas 80 x 40 meter,” ujar Ahmad, di SMA Adria Pratama Mulia, Kabupaten Tangerang, Rabu (23/5), dilansir Tribunnews.com. Lapangan ini akan digunakan untuk pelaksanaan dua nomor cabang olahraga. “Nantinya, dua lokasi itu untuk laser run di terbuka, dan anggar pada lapangan tertutup. Sedangkan, dari dua lokasi itu, nantinya panitia Asian Games akan memilih mana yang akan digunakan untuk pertandingan berkuda, apakah lapangan dengan kondisi tertutup, atau yang terbuka,” lanjutnya. Ahmad melanjutkan, khusus untuk kolam renang, pihaknya masih melakukan persiapan dan tengah proses pembangunan. Kolam ini memiliki luas 25 x 21 meter dan kedalaman dua meter. Tak hanya itu, tribun penonton pertandingan Asian Games untuk perlombaan renang pun nampak dalam proses pembangunan pula. Tribun penonton tersebut dapat memuat kapasitas maksimal 300 penonton. “Kami targetkan untuk kolam renang selesai pada bulan Juni atau Juli 2018. Sedangkan, untuk lapangan tadi, semua sudah siap. Tinggal nantinya, akan kami percantik dengan tribun penonton dan beberapa stand,” papar Ahmad. Untuk tribun ini nanti akan dipasang dengan kapasitas yang sama dimiliki oleh tribun di kolam renang. Kesiapan tak hanya dilakukan pada tempat bertanding, melainkan latihan para atlet-atlet Indonesia yang bertanding di Asian Games 2018 perlombaan pentathlon yang sudah mulai berlatih dilokasi itu. (art)

Status Venue Beberapa Cabor Tak Jelas, INAPGOC Tunggu Jawaban Pemerintah

Raja Sapta Oktohari (Ketua Umum INAPGOC 2018) akan membawa kendala soal kesiapan venue Asian Para Games 2018 ke otoritas yang lebih tinggi. (Pras/NYSN)

Jakarta- Tersisa 175 hari persiapan, Panitia Pelaksana Asian Para Games 2018 (INAPGOC) dihadapkan kendala soal kesiapan venue beberapa cabang olahraga penyandang disabilitas seperti menembak, atletik, dan balap sepeda. Masalah venue ini memang menjadi salah satu catatan pada Seminar Chef de Mission (CdM), sebelum berlangsungnya 5th Coordination Commission Meeting (Corcom), di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, pekan ini. Untuk venue menembak, INAPGOC mengaku berkomunikasi dengan pihak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera). Sebelumnya, Kemenpupera menyarankan untuk menggunakan venue menembak di Kawasan Jakabaring Sport Center, Palembang, Sumatera Selatan. Namun, INAPGOC beralasan dengan memindahkan venue membuat biaya yang dikeluarkan akan membengkak. Selain itu, terbentur Intruksi Presiden (Inpres) yang menyatakan penyelenggaraan Asian Para Games (APG) 2018 tidak ada yang digelar di luar Jakarta. Bahkan, Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemeko PMK) yang seharusnya memastikan teknis koordinasi antar kelembagaan tetap mengatakan jika hasil Rapat Koordinator tingkat Menteri pada 6 April 2018, memutuskan venue menembak yang akan digunakan dalam APG 2018 bukan di Senayan. Melainkan menggunakan fasilitas menembak milik Tentara Nasional Indonesia (TNI) atau Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Kemenpupera mengaku tidak bisa merenovasi Lapangan Tembak Senayan, dengan alasan mepetnya waktu renovasi. “Soal pengambilan keputusan, akan kembali pada pemegang keputusan tertinggi. Jadi pada saat rapat koordinasi (Rakor) level Menteri berikutnya, semua hal seperti soal venue, dan lain-lain sudah diselesaikan,” ujar Nyoman Shuida, Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan PMK disela-sela Corcom. Soal venue atletik, INAPGOC masih belum menentukan lokasi pertandingan karena terkendala oleh pemilihan beberapa arena pertandingan, meski telah berkoordinasi dengan para Ketua Kontingen (Chef de Mission/CdM) masing-masing negara peserta. “Untuk venue atletik, kami sebenarnya menyediakan dua venue. Bisa di main stadium (Stadion Utama) Gelora Bung Karno (GBK) atau di Stadion Madya. Namun, hasil seminar CdM, mereka meminta tidak ada pemisahan perlombaan, sehingga seluruh pertandingan digelar di main stadium GBK,” terang Raja Sapta Oktohari, Ketua Umum INAPGOC. Sementara, untuk venue balap sepeda khususnya nomor balapan jalan raya, INAPGOC melirik Sirkuit Sentul di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Namun, lagi-lagi terbentur Inpres. Jika gagal digelar di Sirkuit Sentul, maka opsi yang dipilih adalah meniadakan nomor balapan itu. Sebab, tidak ada venue lain yang lebih representatif. “Andai sulit mencari venuenya, nomor road race sepertinya akan didrop (dihilangkan), karena tak ada tempatnya. Nanti, balap sepeda mungkin hanya akan tanding nomor trek, di velodrome,” jelas pria yang akrab disapa Okto itu. Terkait kendala yang dihadapi, serta waktu yang semakin dekat pada pelaksanaan APG 2018, Okto mengatakan akan membawa persoalan ini ke otoritas yang lebih tinggi. “Kami menyampaikan wacana ini saat Corcom untuk meminta pendapat perwakilan Dewan Paralimpik Asia (APC) dan juga menyampaikannya pada Wakil Presiden (Wapres) RI Jusuf Kalla, agar keputusannya bisa lebih intensif. Karena waktunya sudah sangat mepet,” tegas putra dari Oesman Sapta Odang itu. (Adt)

Venue Asian Games 2018 Dikebut Hingga Ramadan, INASGOC : Semua Tak Ada Kendala

Sekretaris Jenderal (Sekjen) INASGOC, Eris Hariyanto, saat melakukan pemaparan soal Venue Asian Games 2018 di acara World Press Briefing, pada Senin (2/4). (Pras/NYSN)

Jakarta- Panitia penyelenggara Asian Games 2018 Indonesia (INASGOC), menggelar acara ‘World Press Briefing’, di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, selama dua hari, pada 2-3 April 2018. Kegiatan ini diikuti puluhan perwakilan media massa nasional dan internasional, baik cetak, elektronik, maupun online. Event ini juga untuk lebih mensinergikan antara media dan INASGOC. Termasuk, mengenai perkembangan pembangunan venue pertandingan dan latihan untuk para atlet dari negara-negara Asia pada penyelenggaraan Asian Games 2018, Agustus-September mendatang. Sejumlah venue tersebar di beberapa lokasi, seperti Jakarta, Sumatera Selatan, Jawa Barat serta Banten. “Saat ini ada 94 venue yang sudah kami siapkan. Dan, ada beberapa venue yang masih dalam fase persiapan untuk pembangunan. Pada April ini, Venue sebagai field of play Asian Games 2018 akan segera rampung,” ujar Eris Hariyanto, Sekretaris Jenderal (Sekjen) INASGOC, Senin (2/4). Eris menyatakan secara umum venue untuk pelaksanaan pesta olahraga terbesar di Asia itu telah siap semua. Mungkin yang belum siap, menurutnya, venue untuk latihan para atlet. “Kami yakin dan optimistis, semua venue, baik untuk pertandingan dan latihan, akan segera siap pada waktunya,” sambungnya. Proses pembangunan yang sangat dekat dengan pelaksanaan Ramadan (puasa) pada Mei hingga Juni mendatang, Eris menegaskan bila hal tersebut tak menjadi kendala. “Pembangunan itu tentu tak bisa berhenti dalam satu bulan itu. Mereka (kontraktor) akan tetap melaksanakan pembangunan, mungkin hanya speed pengerjaan-nya saja rendah, tidak seperti diluar Ramadhan. Tapi, kami pastikan semua tetap berjalan sebagaimana mestinya,” tambah Eris. Sementara, Nasir, Direktur Venue Asian Games 2018, mengungkapkan selain menyediakan venue perlombaan, pihaknya menyiapkan tempat latihan para atlet, yang tersebar di beberapa lokasi, seperti Jakarta, Palembang, Jawa Barat dan Banten. “APM Equestrian Center lokasinya di Tigaraksa, Tangerang akan digunakan sebagai training venue. Lalu, Stadion Universitas Padjajaran Bandung, Lapangan ITB Bandung, GOR Padjajaran serta Gunung Mas Puncak untuk olahraga Paralayang,” papar Nasir. Diketahui, event ‘World Press Briefing’ dimulai pada Senin (2/4) pukul 09.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB. Berlanjut pada Selasa (3/4), yakni saat para awak media nasional dan internasional akan meninjau sejumlah venue Asian Games 2018 di Jakarta. Beberapa venue yang akan disambangi dari Athlete Village (Kemayoran), Equestrian Park Internasional (Pulomas), Velodrome (Rawamangun), Aquatic Center (Senayan), Istora (Senayan), dan Stadion Gelora Bung Karno (Senayan). (Adt)