Tasya Farahnailah Jadi Salah Satu Atlet Bulu Tangkis Junior Terbaik di Asia

Tasya Farahnailah Jadi Salah Satu Atlet Bulu Tangkis Junior Terbaik di Asia

Indonesia memiliki banyak sekali atlet bulu tangkis yang memiliki prestasi membanggakan. Tak hanya atlet senior, namun juga atlet junior, salah satunya adalah Tasya Farahnailah. Beberapa waktu yang lalu, tepatnya pada bulai Mei 2022, nama Tasya Farahnailah sempat menjadi sorotan karena penampilannya di ajang Piala Uber 2022 atau Uber Cup 2022. Atlet yang kini berusia 18 tahun itu bahkan baru menginjak usia 17 tahun saat menjalani debutnya di ajang Piala Uber 2022 dan bertanding dengan ranking 13 dunia, Sayaka Takahashi dari Jepang. Walaupun pada akhirnya ia harus kalah dalam pertandingan yang digelar di Impact Arena, Thailand itu, pengalamannya untuk bermain di pentas besar dunia itu tentu sangat berharga. Apalagi, ia bisa tampil di level internasional meskipun saat itu masih duduk di bangku SMA. Tasya Farahnailah is an Indonesian player currently ranked #33 in BWF’s junior world ranking for women’s singles. At just 16 years old, she’s already had 37 career wins, making her one of Asia’s best junior players! Read more: https://t.co/AP38C4mryw pic.twitter.com/Kdt8929t2F — Badminton Asia (@Badminton_Asia) July 1, 2021 Melansir Kompas.com, situs resmi Badminton Asia pada Juli 2021 menuliskan Tasya Farahnailah sebagai atlet junior terbaik di Benua Asia. Atlet kelahiran Medan, 17 Agustus 2004 itu merupakan pemain Indonesia yang saat ini berada di peringkat 33 dunia junior BWF untuk tunggal putri. Walaupun masih berada di tingkat junior, Tasya telah menunjukkan kebolehannya dan berkompetisi di berbagai turnamen internasional. “Di usianya yang baru 16 tahun, dia sudah berkompetisi di banyak turnamen internasional dan telah memenangi 37 laga dalam kariernya, serta menjadikannya salah satu pemain junior terbaik di Asia!” demikian bunyi tulisan dalam situs Badminton Asia. Nama Tasya Farahnailah sendiri mulai dikenal usai meraih kemenangan, yakni juara dua, di ajang Bangladesh International Challenge 2021 di sektor tunggal putri. Di kompetisi tersebut, ia berhasil membuat kejutan dengan mengalahkan unggulan keenam, Kadivi Sirimannage dari Sri Lanka dalam dua gim. Perjalanan karier Tasya Farahnailah di tingkat internasional ternyata telah dimulai sejak tahun 2015 lalu di Singapura saat dirinya baru berusia 11 tahun. Pada tahun 2016, ia kembali ke Singapura untuk berpartisipasi dalam ajang Oue Singapore Youth International Series 2016, di mana Tasya berhasil masuk ke semifinal. Kemudian pada tahun 2018, Tasya berhasil meraih runner-up di ajang Victor Exist Jakarta Open Junior International Championship usai kalah dari Pitchamon Opatniput. Di tahun berikutnya, atlet bulu tangkis tunggal putri itu berhasil menjadi juara di ajang Pembangunan Jaya Raya Junior Grand Prix 2019 usai mengalahkan Cheng Sin Yan Happy, atlet asal Hong Kong. Itulah profil singkat dan perjalanan karier Tasya Farahnailah, atlet junior yang telah menorehkan banyak prestasi di usianya yang masih muda.

Boyong 3 Gelar, Indonesia Juara Umum Alpes International U-19

Boyong 3 Gelar, Indonesia Juara Umum Alpes International U-19

Pebulu tangkis muda mengharumkan nama Indonesia di ajang Alpes International U-19 2022. Alpes International U-19 2022 digelar di Salle Everest Voiron, Prancis pada 7-10 April 2022. Sesuai tajuknya, turnamen Alpes International U-19 2022 diikuti oleh pebulu tangkis junior. Indonesia pun menyumbangkan wakilnya. Indonesia mengirim 11 atlet bulu tangkis muda yang tampil di nomor tunggal dan ganda putra-putri. Pada kategori tunggal putra, Indonesia mengirimkan Alwi Farhan, Bodi Ratana Teja Gotama, dan Muhammad Reza Alfajri. Indonesia hanya mengirimkan Daniel Edgar Marvino/Raymond Indra di ganda putra dan Rafli Ramanda/Az-Azahra Putri Dania di ganda campuran. Pada sektor tunggal putri, ada empat yang terdaftar, yaitu Ester Nurumi Tri Wardoyo, Tasya Farahnailah, Mutiara Ayu Puspitasari, dan Ruzana. Adapun di nomor ganda putri, Indonesia mengirimkan Anisanaya Kamila/Az Zahra Ditya Ramadhani, dan Rachel Allessya Rose/Meilysa Trias Puspita Sari. Dari 11 wakil Indonesia, tiga di antaranya berhasil mempersembahkan gelar juara. Gelar pertama diraih oleh pemain tunggal putri, Ester Nurumi Tri Wardoyo. yang mengalahkan rekan senegaranya, Tasya Farahnailah, melalui rubber game. Dalam waktu 47 menit, Ester membukukan kemenangan 21-11, 10-21, 21-13 atas Tasya. Selanjutnya, giliran dua pemain tunggal putra Indonesia yang unjuk gigi di All Indonesian Final, Alwi Farhan vs Bodhi Ratana Teja Gotama. Pertandingan dimenangi oleh Alwi dalam 35 menit dengan skor 21-12, 21-17. Gelar ketiga dipersembahkan oleh Meilysa Trias Puspita Sari/Rachel Allessya Rose dari nomor ganda putri. Pasangan unggulan kedua itu mengalahkan rekan Anisanaya Kamila/Az Zahra Ditya Ramadhani dalam dua game langsung: 21-17, 21-12.

Pebulutangkis Muda Jaya Raya Berhasil Amankan Medali Emas Dari Empat Nomor Berbeda

Pebulutangkis tunggal putra Jaya Raya U-17 Muhammad Sultan Nurhabibu sukses meraih medali emas Pembangunan Jaya Raya Yonex Sunrise Grand Prix 2019. (Istimewa)

Jakarta- Pebulutangkis nomor tunggal putri U-17, Tasya Farahnailah berhasil memberikan kejutan pada babak final turnamen Pembangunan Jaya Raya Yonex Sunrise Grand Prix 2019. Lewat persaingan sengit, ia berhasil meraih medali emas setelah membungkam wakil Hong Kong, Cheng Sin Yan Happy Serena, straight game, dengan skor 21-13, 21-17. Ini sekaligus menjadi catatan rekor tersendiri bagi Tasya, sebab untuk pertama kalinya dia berhasil memenangkan turnamen tersebut. Sebelumnya pada 2018, ia hanya mampu mencapai babak semifinal setelah dikalahkan Pitchamon Opatniput (Thailand), straight game, dengan skor 18-21, 12-21. Pada gim pertama, Tasya berhasil mendominasi jalannya pertandingan. Hal itu tidak terlepas dari kesalahan yang sering dilakukan Cheng, dimana pukulan bolanya selalu out. Namun, saat memasuki gim kedua, pola permainan Cheng langsung berubah. Ia berhasil membalikkan keadaan pada menit-menit awal gim kedua. Bahkan ia mampu bermain seimbang melawan Tasya. Alhasil, kejar-mengejar angka tidak dapat dihindari. Beruntung, Tasya berhasil mengatasi permasalahan, sehingga ia mampu memastikan kemenangannya. “Gim kedua sulit, saling kejar mengejar. Soalnya pas diakhir-akhir itu inginya cepat-cepat selesai, tinggal dikit lagi. Alhamdulillah bisa menang,” jelas pebulutangkis kelahiran 2004. Disadari Tasya bahwa masih ada yang kurang dari pola permainanya. Ia mengaku harus melatih mental dan lebih menguatkan kekuatan pukulannya. Hal senada diungkapkan pelatih PB Jaya Raya, Taufiq Hidayat Akbar. Ia menilai meskipun dapat meraih hasil positif, tetapi Tasya masih memiliki kekurangan dalam hal pukulannya. “Alhamdulillah penampilannya di final sudah bagus. Namun tadi dia sempat menurun, terutama di serangan-serangannya. Dia harus meningkatkan fisik dan powernya,” terang Taufiq. Tidak hanya di nomor tunggal putri U-17 saja, PB Jaya Raya juga mampu mendulang medali emas di nomor tunggal putra U-17. Keberhasilan itu didapat setelah Muhammad Sultan Nurhabibu Mayang mampu membungkam pebulutangkis asal Malaysia, Justin Hoh Shou Wei, straight game, dengan skor 21-14, 23-21. Bukan perkara mudah bagi Sultan untuk dapat meraih kemenangan tersebut. Sebab Justin mampu memberikan perlawanan yang cukup sengit pada gim kedua. Dia mampu membuat Sultan kewalahan dengan bermain poin secara deuce. Padahal pada gim pertama Sultan mampu menangani perlawanan Justin dengan sangat baik. Ia dapat dengan mudah mengatasi tembakan-tembakkan tajam yang dikeluarkan oleh lawannya. “Kesulitan di poin akhir, soalnya dia mampu keluar dari strategi saya. Sebaliknya saya justru terbawa oleh strategi dia di akhir gim kedua. Saya harus tingkatkan fokus dan pola permainan saya,” tegas Sultan. Selain kedua pebulutangkis tersebut, wakil PB Jaya Raya di nomor ganda putra U-15, Jonathan Farel Gosall/Adrian Pratama juga mampu mendulang hasil yang sama. Jonathan/Adrian berhasil membuktikan kemampuannya setelah melewati pertarungan melawan sesama wakil Indonesia, Muhammad Al Farizi/Yuke Gamereza Radjasa. Pada laga itu, Jonathan/Adrian yang menjadi unggulan pertama dapat menuntaskan pertandingan dengan mudah melalui dua gim langsung. Mereka mampu meraih keberhasilan setelah unggul dengan skor 21-17, 23-21. Hasil positif juga diraih pasangan ganda putri U-15, Alya Ardelia/Ariella Naqiyyah. Pasangan asal PB Jaya Raya ini sukses mengalungkan medali emas usai menundukkan Intan Nabila Kusuma/Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu, rubber game, dengan skor 15-21, 21-17, 21-12. Disamping pebulutangkis dari Jaya Raya, terdapat lima wakil Indonesia lainnya yang berhasil meraih medali emas pada masing-masing nomor yang dipertandingkan. Mereka adalah Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin (ganda putra U-19), Leo Rolly Carnando/Indah Cahya Sari Jamil (ganda campuran U-19), Rahmat Hidayat/Febi Setianingrum (ganda campuran U-17), Alwi Farhan (tunggal putra U-15), dan Shiva Nabila Putri/Vijayanda Bintang Racketa (ganda putri U-17), Adapun pebulutangkis asing yang berhasil meraih medali emas diantaranya adalah, Dai Wang asal Cina (tunggal putri U-19), Li Yunze asal Cina (tunggal putra U-19), Lin Fangling/Zhou Xinru asal Cina (ganda putri U-19), Pitchamon Opatniput asal Thailand (tunggal putri U-15), dan Pyeong Kang Choi/Yong Jin asal Korea Selatan (ganda putra U-17). (Adt)

Takluk Dari Non Unggulan Asal Thailand, Tunggal Putri U-15 PB Jaya Raya Gagal ke Final

Tunggal putri U-15 asal PB Jaya Raya, Tasya Farahnailah (hijau), gagal ke final usai kalah dari pebulutangkis Thailand, Pitchamon Opatniput, 18-21, dan 12-21. (Adt/NYSN)

Jakarta- Pebulutangkis tunggal putri U-15 asal PB Jaya Raya Jakarta sekaligus unggulan lima, Tasya Farahnailah harus menelan pil pahit. Ia gagal melangkah ke babak final turnamen bulutangkis ‘Pembangunan Jaya Raya Yonex-Sunrise Junior Grand Prix Gold 2018’. Tasya takluk pada babak semifinal dari pebulutangkis non unggulan asal Thailand Pitchamon Opatniput, Sabtu (7/4), lewat pertarungan dua gim, dengan skor 18-21 dan 12-21, dalam waktu 28 menit. Bermain di gim pertama, kedua pebulutangkis itu tampil impresif. Angka keduanya bahkan tak berselisih jauh, hingga Pitchamon berhasil unggul diinterval gim pertama dengan skor 11-10. Tasya mengambil inisitif untuk memberikan tekanan pada lawan. Namun, pebulutangkis Thailand itu mampu meladeni permainannya, sehingga skor kembar terjadi saat kedudukan 12-12. Pitchamon berhasil menambah dua angka menjadi 14-12, dan smash yang dilancarkan Tasya bergulir dibibir net untuk kemudian mengejar ketertigalan menjadi 13-14. Saat kedudukan 16-17 untuk keunggulan wakil ‘Gajah Putih’ itu sempat terjadi rely panjang. Sayang, Tasya yang ingin menempatkan bola di depan net gagal, kedudukan berubah 16-18. Akhirnya, game point menjadi milik Pitchamon 20-17. Dan, bola pengembalian Tasya yang keluar mengakhiri pertandingan di gim pertama dengan skor 21-18. Pada gim kedua, Tasya memimpin perolehan angka 2-0. Kemudian serobotan bola di depan net yang dilakukan Tasya merubah kedudukan menjadi 4-3. Lalu, Pitchamon menyamakan kedudukan 4-4. Lagi-lagi, wakil Thailand itu mampu menutup interval kedua dengan unggul 11-9. Selepas itu, permainan wakil Merah Putih mulai goyah. Kelelahan fisik serta kehilangan feeling bermain yang dialami Tasya, memberi keuntungan bagi Pitchamon. Ia terus menambah angka hingga game point 20-11 dan menutupnya dengan skor 21-12. Pitchamon akan menantang pebulutangkis tuan rumah, yang menempati unggulan tiga Ellena Manaby Yullyana. Ellena lolos ke final usai menyingkirkan kompatriotnya, Farica Abela, dengan skor 23-21 dan 21-18. “Saya mainnya kurang sabar, feeling juga lagi tidak enak. Jadi serba salah. Apalagi fisik saya sudah habis. Lawan juga mainnya bagus,” ujar Tasya usai pertandingan. Sementara, Taufiq Hidayat Akbar, Pelatih Tunggal Putri PB Jaya Raya, mengaku kemampuan anak didiknya saat bertemu pebulutangkis asal Thailand, seperti terlihat kelelahan. Padahal, lanjut Taufiq, secara kualitas permainan Tasya di atas lawannya. “Kondisi Tasya menurun, jadi banyak mati sendiri bolanya. Kalau keluar kualitasnya, saya yakin bisa menang jauh,” tuturnya. Ia menilai Tasya bermain ngotot. “Ini jadi pengalaman berharga buat Tasya. Ada kesempatan tapi tak dimanfaatkan dengan baik. Dan soal fisik, ya harus ditingkatkan lagi,” tutup Taufiq. (Adt)