Lolos 8 Besar Thailand Masters 2019, Tunggal Putra Putri Indonesia Libas Wakil Tuan Rumah

Satu-satunya tunggal putra Indonesia yang tersisa di Thailand Masters 2019, Firman Abdul Kholik, melaju ke babak perempat final, usai menekuk andalan tuan rumah, Sitthikom Thammasin, straight game 21-16, 22-20, yang digelar Kamis (10/1) di court-1 Indoor Stadium Huamark, Bangkok. (Humas PBSI)

Bangkok- Satu-satunya tunggal putra Indonesia yang masih tersisa di ajang Thailand Masters 2019, Firman Abdul Kholik memastikan diri melaju ke babak perempat final. Firman menang atas wakil tuan rumah, Sitthikom Thammasin, di babak 16 besar yang digelar Kamis (10/1), di court-1 Indoor Stadium Huamark, Bangkok. Pebulu tangkis berusia 21 tahun itu mengawali laga set pertama dengan cukup baik. Ia memperlihatkan dominasi penuh atas Thammasin, hingga berhasil unggul 11-3 saat jeda interval. Selepas jeda, sebenarnya tunggal tuan rumah menipiskan ketertinggalan hingga berselisih satu poin saja di kedudukan 16-15. Namun, konsistensi pebulutangkis kidal saat memasuki poin kritis, akhirnya mampu mengunci set pertama dengan keunggulan 21-16. Set kedua berjalan lebih menarik. Terjadi saling susul menyusul angka yang sangat ketat, hingga masa interval atlet asal Banjar, Jawa Barat, tertinggal dengan skor 10-11. Setelah itu pemain yang berasal dari klub PB Mutiara Cardinal Bandung ini mulai sanggup mengambil kendali permainan, dan hampir selalu unggul atas lawannya dalam perolehan poin. Meski pemain Thailand sempat memaksa terjadi setting point, pada kedudukan 20-20, namun wakil Indonesia ini mampu menutup laga dengan skor 22-20. Partai ini pun berakhir dengan kemenangan bagi Imen, sapaanya, lewat kemenangan straight game 21-16, 22-20, dalam tempo 47 menit. Imen pun berhasil revans atas Thammasin, setelah kalah dari tiga pertemuan sebelumnya. Skor pertemuan menjadi 1-3 masih untuk keunggulan Thammasin. Di babak perempat final, satu-satunya harapan sektor tunggal putra Indonesia di turnamen berkategori World Tour Super 300 ini, masih menunggu calon lawan. Yakni antara unggulan ke-8 asal Cina, Lu Guangzu, atau pemain Jepang, Koki Watanabe. Saat Thailand Masters edisi tahun lalu, bungsu dari tiga bersaudara pasangan Suherman dan Siti Fauziah, yang lahir pada 11 agustus 1997 ini, hanya sanggup melangkah hingga babak 16 besar saja. Ia ditundukkan oleh wakil Malaysia, Leong Jun Hao, lewat laga dua set langsung. Sementara itu, torehan manis pun turut terjadi di nomor tunggal putri. Atlet 19 tahun Indonesia, Fitriani, memupus asa wakil tuan rumah, Nitchaon Jindapol mempertahankan gelar pada Thailand Masters 2019. Pada babak 16 besar ini, Fitriani menekuk wakil Thailand yang juga menjadi unggulan satu itu, dengan skor akhir 21-10, 17-21, 21-16. Laga sengit itu berkesudahan dalam waktu 62 menit. Hasil sukses ini membuat dara kelahiran Garut, Jawa Barat, 27 Desember 1998, lolos ke babak delapan besar Thailand Masters 2019. Dari delapan daftar pemain unggulan di sektor tunggal putri, tak ada satu pun pemain Indonesia yang berhasil masuk dalam daftar unggulan. Pada partai lain, ganda campuran, Alfian Eko Saputra/Marsheilla Gischa Islami juga meraih kemenangan. Mereka menumbangkan wakil Malaysia, Chen Tang Jie/Yen Wei Peck 23-21, 20-22, dan 21-12. Masih ada 10 wakil Indonesia lain yang akan berjuang di babak kedua Thailand Masters 2019 pada petang hingga malam hari nanti. (Adt)

Manganang Cs Takluk 0-3 Dari Korea, Kalah Pengalaman dan Jam Terbang

Aprilia Santini Manganang (9) dan kawan-kawan, takluk 3-0 dari Timnas putri Korea Selatan, pada perempatfinal cabang bola voli, yang dihelat di Volley Indoor, Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Rabu (29/8). (Riz/NYSN)

Jakarta- Timnas putri Indonesia harus takluk dari Korea Selatan (Korsel) dengan skor 0-3, pada perempatfinal cabang bola voli, yang dihelat di Volley Indoor, Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Rabu (29/8). Aprilia Santini Manganang Cs dipaksa menyerah dalam pertarungan tiga set, 22-25, 13-25, dan 18-25 atas Negeri Ginseng, dalam waktu 76 menit. Amalia Fajrina Nabila, Kapten Tim, mengaku banyak pelajaran yang didapat dirinya dan kolega pada laga ini. Terlebih, menurut pemain bernomor punggung 7 itu, pertandingan kali ini menjadi pertemuan pertama bagi kedua tim setelah beberapa tahun Indonesia absen di kejuaraan Asia. “Ini baru pertama kali lagi kami bertemu dengan mereka setelah beberapa tahun Indonesia tidak pernah ikut kejuaraan Asia. Tapi, secara keseluruhan kami sangat puas untuk pertandingan hari ini,” ujar pemain berusia 24 tahun itu usai laga. Diakuinya, level Indonesia dengan Korsel berbeda. “Di pertandingan tadi kami sudah berusaha maksimal. Di Asian Games sebelumnya mereka itu juara dengan mengalahkan Jepang. Ya, bisa dlihat perjuangan kami serta salut juga buat teman-teman yang lain,” tambahnya. “Kami tidak pernah ikut kejuaraan. Dan sekalinya ikut di Asian Games, apalagi ketemunya Korsel. Mereka tim yang konsisten ikut Grand Prix bahkan Olimpiade. Yang pasti banyak pelajaran yang didapat terutama teknik dan mental,” ungkap Amalia. Sementara itu, kendati takluk dari Korsel, namun Aprilia Manganang mengaku puas dengan dengan pertandingan yang dilakoninya bersama tim. “Sangat puas pertandingan hari ini. Apalagi tadi poinnya juga rapat terus. Kami banyak mengambil pelajaran dari mereka. Yang pasti pengalaman mereka dengan materi pemain yang bagus-bagus,” jelasnya. “Tadi juga bisa dilihat mereka mainnya tenang karena mungkin dari pengalaman dan juga jam terbang. Jadi Indonesia harus banyak bertanding di luar untuk mengimbangi permainan seperti tim Korsel,” ungkapnya. Diketahui, Indonesia melaju ke perempatfinal setelah berhasil bertahan di posisi empat besar Grup A. Srikandi Merah Putih menduduki posisi ketiga di klasemen akhir Grup A dengan poin 6, hasil dari 2 kali menang dan 2 kali kalah. Pada pertandingan terakhir di babak penyisihan Grup A, Timnas Indonesia harus menyerah saat melawan Thailand dengan skor 1-3, pada Senin (27/8). Di pertandingan ini, Timnas Indonesia hanya bisa mencuri keunggulan di set kedua dengan skor 25-20. Pada tiga set lain, Thailand menang dengan skor 19-25, 13-25 dan 13-25. Hasil ini membuat Thailand mengoleksi 12 poin dari 4 laga sekaligus merebut puncak klasemen akhir Grup A. Sedangkan Mohammad Ansor, juru racik tim, menargetkan anak didiknya bisa finish diposisi 5 besar. “Kami yakin anak-anak bisa ambil posisi 5 atau 6. Itu memang target yang ingin dicapai,” tukas Ansori. (Adt)

Dikalahkan Mongolia, Timnas Basket Putra Indonesia Malah Sukses Cetak Sejarah di Asian Games

Power forward Timnas basket putra Indonesia, Jamarr Andre Johnson (11), harus mengakui keunggulan tim Mongolia dengan skor 69-74, di Hall Basket, Senayan, Sabtu (25/8) malam. Namun, Indonesia tetap lolos ke perempat final Asian Games 2018. (medcom.com)

Jakarta- Timnas basket putra Indonesia tumbang dari Mongolia 69-74 pada laga pamungkas, penyisihan Grup A Asian Games 2018 di Hall Basket, Senayan, Sabtu (25/8) malam. Walau takluk dari Mongolia, anak asuh Fictor Gideon Roring tetap melaju ke perempat final sekaligus menorehkan sejarah, dan akan bertemu raksasa Asia, Cina. Indonesia unggul dalam perhitungan selisih poin memasukkan kemasukan, dari Mongolia dan Thailand. Ketiga tim sama-sama mengoleksi nilai empat, hasil satu kali menang dan dua kali kalah. Karena saling mengalahkan, maka skor pertemuan ketiganya saja yang dihitung, tanpa memasukkan hasil melawan Korea Selatan. Indonesia tertolong kemenangan dengan selisih 12 angka atas Thailand, sementara tim Negeri Gajah Putih sudah sejak awal tersingkir, karena hanya menang dua poin dari Mongolia. Korsel menjadi juara Grup A dengan tiga kemenangan tanpa kalah. Negeri Ginseng menyapu Indonesia, Thailand, dan Mongolia, dengan kemenangan besar. Tampil di hadapan pendukung sendiri, Timnas Indonesia mengawali kuarter pertama dengan baik. Layup dari Arki Dikania Wisnu membawa Indonesia memimpin 18-14 pada akhir kuarter pertama. Masuk kuarter kedua, Timnas Indonesia mendapat perlawanan sengit dari Mongolia. Indonesia pun gagal mempertahankan keunggulan ini dan berbalik tertinggal 27-38 dari Mongolia. Pada dua kuarter terakhir, Indonesia sulit membendung laju sang lawan. Sumbangan poin Arki Dikania, Valentino Wuwungan, hingga Jamarr Andre Johnson, gagal menghindarkan merah putih dari kekalahan 69-74 kontra Mongolia. Arki menjadi penyumbang poin terbanyak Timnas Indonesia dengan 15 poin dan lima rebound. Sementara, shooting guard Mongolia yag bermain untuk klub Filiphina, Barangay Ginebra San Miguel, Tungalagiin Sanchir, menjadi penampil terbaik dengan 28 poin dan 10 rebound. Meski kehadiran pendukung Indonesia memenuhi tribun penonton hingga membeludak, situasi ini menurut Fictor, seolah turut menambah beban. Meski demikian, ia mengaku cukup puas karena berhasil mencetak sejarah. “Mungkin terlalu exciting, bebannya terlalu berat. Target masuk delapan besar sangat berat. Lawan kita juga benar-benar berat. Tapi, hari ini kami cetak sejarah masuk delapan besar Asia. Apalagi tipisnya angka, benar-benar harus kita pertahankan. Jadi, ya harus disyukuri,” kata Ito -sapaan akrab Fictor. Meski melawan China di laga berikutnya, pelatih kelahiran Manado 18 Desember 1972, ini punya target di fase 8 besar. “Memang lawan kita berikutnya raksasa Asia, China, tapi saya dan tim, pasti punya target. Minumal 5 besar-lah, yang penting jangan paling dasar,” pungkas pria bertinggi badan 193 cm ini. (Dre)

Sempat Silau Karena Lampu, Marcus/Kevin Melaju ke Perempat Final Indonesia Open 2018

Ganda Putra unggulan pertama Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamulyo sukses melaju ke perempat final Blibli Indonesia Open 2018 HSBC BWF World Tour Super 1000.(Pras/NYSN)

Jakarta- Dua pasangan ganda putra Indonesia berhasil lolos ke babak perempat final Blibli Indonesia Open 2018 HSBC BWF World Tour Super 1000, yang digelar di Istora Senayan, Jakarta. Berry Angriawan/Hardianto serta unggulan pertama Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamulyo sukses mengatasi lawan-lawannya di babak kedua yang digelar Kami (5/7). Berry/Hardi mengungguli pasangan Denmark, Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen dengan skor 21-14 dan 21-12. Sementara Marcus/Kevin menang atas pasangan Malaysia, Ong Yew Sin/Teo Ee Yi 21-18 dan 21-12. Sejak awal pertandingan, Marcus/Kevin tampil menyerang. Dukungan publik Istora semakin membakar semangat mereka saat bertanding. The Minions berhasil membuat pasangan Ong/Teo tak bisa menyerang. Hanya dalam 27 menit, ganda putra nomor satu dunia itu menang dan lolos ke perempat final. “Hari ini kita baru main di lapangan satu ya, dan agak silau. Kalau game kedua bisa lebih mengerti dan lebih bisa atur di lapangan,” ujar Marcus usai pertandingan. Kemenangan Marcus/Kevin juga diikuti oleh kolega mereka di pelatnas PBSI, Berry Angriawan/Hardianto. Berry/Hardi yang menghadapi Asturp/Rasmussen berhasil membalas kekalahan mereka saat bertemu di Denmark Open 2017 silam. “Alhamdulilah bisa balas dendam dan menang. Kita berdua dari semalam sudah komunikasi bahwa siap main capek. Sudah siapin mental kita akan capek. Main nothing to lose saja. Tekan terus, dan lawan tidak berkembang,” ujar Berry. Dengan hasil ini, dua wakil Indonesia dipastikan berlaga di babak perempat final. Indonesia berpeluang menambah dua wakil lagi dari pasangan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dan Ricky Karanda Suwardi/Angga Pratama. Di perempat final, Marcus/Kevin akan menghadapi pemenang laga antara wakil Indonesia lain Ricky/Angga melawan wakil Denmark Mads Conrad-Petersen/Mads Pieler Kolding. Sementara itu Berry/Hardi akan melawan wakil Taiwan Liao Min Chun/Su Ching Heng. (Adt)

Ruselli Hartawan Libas Peraih Emas Olimpiade London, Indonesia Jadi Runner Up Grup D Piala Uber

Tunggal putri kelima Tim Uber Indonesia, Ruselli Hartawan, sukses mengalahkan eks pemain nomor satu dunia asal China, Lu Xuerui, lewat pertarungan tiga gim. (tempo.co)

Jakarta- Srikandi Indonesia harus puas menempati posisi runner up grup D Piala Uber usai kalah tipis 2-3 atas China. Namun, hasil itu sudah cukup untuk meloloskan Greysia Polii dkk ke babak perempat final. Melakoni laga di Impact Arena, Bangkok, Thailand, Rabu (23/5), tunggal putri Ruselli Hartawan, yang turun di partai kelima berhasil memangkas kekalahan Indonesia dari Negeri Tirai Bambu. Pebulutangkis kelahiran Jakarta, 20 tahun silam itu melibas peraih medali emas Olimpiade 2012, London, Inggris, sekaligus mantan pemain nomor satu dunia, Lu Xuerui, lewat pertarungan melelahkan tiga gim, 15-21, 21-19, dan 21-18, dalam tempo 57 menit. Kedua pemain terakhir bertemu pada ajang BCA Indonesia Open Super Series Premier 2016. Ruselli menyerah rubber game, 21-16, 8-21, dan 11-21. “Sempat mikir, wah lawan Li Xuerui bisa nggak ya menang? Tapi, akhirnya saya nggak pikirin. Anggap saja latihan lawan senior,” ujar pebulutangkis rangking 77 dunia itu usai laga. Merah putih juga berhasil mencuri angka melalui Gregoria Mariska Tunjung. Setelah memainkan laga berdurasi 45 menit, pebulutangkis tunggal berusia 18 tahun ini menang dua gim langsung atas Gao Fangjie, 23-21, dan 21-16. Sayang, tunggal pertama Indonesia, Fitriani gagal menyumbang kemenangan. Ia takluk dua gim langsung dalam tempo 32 menit, dengan skor 10-21, dan 15-21, dari Chen Yufei. Setali tiga uang di nomor ganda. Duet Greysia Polii/Apriyani Rahayu belum mampu meruntuhkan pertahanan pasangan Chen Qingchen/Jia Yifan. Mereka tumbang dua gim langsung, 13-21, dan 19-21, dalam tempo 46 menit. Senasib, dobel Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta juga belum mampu membendung keperkasaan Huang Yaqiong/Tang Jinhua. Mereka dipaksa menelan pil pahit usai kalah dua gim langsung, 16-21, dan 16-21, pada pertandingan berdurasi 38 menit. “Tim Uber sudah kerja keras dalam pertandingan tadi. Kami akui keunggulan tim Tiongkok, Khususnya nomor ganda,” ujar Susi Susanti, Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi Pengurus Pusat (PP) Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI). “Tapi, secara keseluruhan penampilan para atlet maksimal,” tutupnya. (Adt)