Juara Bertahan Mundur Dari Srikandi Cup Musim 2018/2019, Owner Surabaya Fever Jadi Manajer Timnas SEA Games

Klub Surabaya Fever, kampiun Srikandi Cup musim 2017/2018, memilih mundur di ajang Srikandi Cup musim 2018/2019. Alasannya karena sang pemilik klub, Christoper Tanuwidjaja, ditunjuk menjadi Manajer Tim Nasional (Timnas) Basket Putri SEA Games 2019, yang akan berlangsung di Manila, Filipina. (Pras/NYSN)

Jakarta- Jelang bergulirnya kompetisi basket putri tertinggi di Tanah Air, Srikandi Cup musim 2018/2019, pada akhir Desember, klub Surabaya Fever justru menyatakan pengunduran diri. Hal itu merujuk pada surat yang dikirimkan Christoper Tanuwidjaja. Hal ini disampaikan Koordinator Srikandi Cup, Deddy Setiawan, tertanggal 25 September 2018. Pengunduran diri itu dikarenakan Christoper, sebagai pemilik klub Surabaya Fever, ditunjuk oleh Pengurus Pusat (PP) Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) menjadi Manajer Tim Nasional (Timnas) Basket Putri SEA Games 2019 Danny Kosasih, Ketua Umum PP Perbasi, membenarkan jika Christoper segera bertanggung jawab sebagai Manajer Timnas Basket Putri, dalam ajang multi event yang akan berlangsung di Manila, Filipina, pada 2019. “Saudara Christoper, kami tugaskan sebagai manajer tim nasional. Surat Keputusan dan dokumen legal terkait penunjukan beliau akan dikeluarkan pada Jumat (28/9) oleh PP Perbasi, saat ini surat tersebut sudah dalam proses,” ujar Danny, dikutip dari situs resmi Srikandi Cup, Rabu (26/9). “Secara prinsip, PP sudah menentukan Saudara Christoper akan didaulat sebagai Manajer Tim Nasional untuk SEA Games 2019,” lanjutnya. Dalam surat pengunduran dirinya, Christoper menyebut ia hanya ingin memfokuskan diri dalam program pelatihan intensif dan untuk menghindari konflik kepentingan dalam menjalankan tugas. “Dengan berat hati kami menyatakan tidak mengikuti kompetisi Srikandi Cup,” tulis Christoper. Sedangkan Deddy menegaskan sebelum surat pengunduran diri Surabaya Fever disampaikan, sesungguhnya ada beberapa tim yang mengajukan proposal untuk bisa berpartisipasi pada ajang Srikandi Cup. “Pengunduran diri Surabaya Fever, secara kebetulan, membuka kesempatan bagi kontestan baru untuk dapat berpartisipasi dalam Srikandi Cup,” jelas Deddy. Kendati begitu, Deddy belum bersedia mengungkapkan nama-nama tim baru yang memiliki peluang, menjadi kontestan di ajang Srikandi Cup musim 2018/2019. “Tim-tim yang berminat bergabung merupakan tim-tim yang secara tradisi sangat aktif dalam basket nasional di Indonesia, termasuk tim dari Asia Tenggara, salah satunya Thailand yang sedang kami pertimbangkan,” urainya. Ia menegaskan mundurnya Surabaya Fever yang merupakan kampiun musim 2017/2018, tak menjadi soal. Baginya, Srikandi Cup bakal tetap berjalan sesuai kesepakatan klub-klub anggota yang telah dirumuskan sebelum musim 2017/2018 berakhir. “Musim baru Srikandi Cup akan dimulai di Denpasar (Bali), pada akhir 2018, yang sesuai dengan rencana yang telah kami sepakati bersama,” pungkas Deddy. (Adt)

Taklukkan Merpati Bali, Surabaya Fever Kampiun Srikandi Cup 2017-2018

Surabaya Fever menunjukkan kekuatannya sebagai tim terbaik putri saat ini da menjadi juara Srikandi Cup 2017-2018. (srikandicup.com)

Cirebon- Surabaya Fever mengukuhkan diri menjadi juara Srikandi Cup 2017-2018 setelah menundukkan Merpati Bali pada final playoff di GOR GMC Cirebon, Sabtu (21/4). Fever menang dengan skor 61-47. Sebelumnya, Surabaya Fever menyapu bersih tiga seri di Makassar, Surabaya, dan Jakarta. Sial bagi Merpati Bali, mereka justru selalu menjadi runner-up di tiga seri itu plus runner-up lagi di final playoff. Namun, tak seperti pada final tiga seri sebelumnya, kali ini Fever mendapat perlawanan yang ketat dari Merpati. Bahkan, anak asuh Wellyanto Pribadi sempat tertinggal 25-29 dari Merpati saat halftime. “Kami lengah. Banyak tembakan yang tak masuk dan para pemain juga kalah dalam offensive rebound,” ujar Wellyanto. “Persentasi tembakan kami juga sangat minim. Cukup mengejutkan juga kami bisa juara dengan kondisi seperti itu, ” sambungnya. Momentum yang sudah dibangun Merpati Bali kembali hilang saat kuartet ketiga bergulir. Bahkan Ranie Palma dkk. sempat tertinggal 0-14 dari Fever. “Kami melakukan 26 turnover, itu yang menjadi masalah. Seperti yang sudah terjadi di tiga kuarter sebelumnya, kami selalu kehilangan momentum di kuarter ketiga, “ujar pelatih Merpati Bali, Bambang Asdianto Pribadi. Nathasa Debby Christaline menjadi pemain terproduktif Surabaya Fever dengan raihan 15 poin. Adapun di kubu Merpati Bali, Yusranie Noory Assipalma tampil cemerlang dengan raihan 10 poin dan 10 rebound. (Art)

Tertantang Ikut Seleksi Timnas 3×3, Ranie Terobsesi Kalahkan Para Bigman

Yusranie Noory Assipalma pebasket cantik asal klub Merpati Bali yang pernah menjadi finalasi Miss Indoneisa 2016. (Pras/NYSN)

Jakarta- Berparas cantik. Tapi, siapa sangka perempuan bernama lengkap Yusranie Noory Assipalma adalah seorang atlet basket. Padahal, dara yang akrab disapa Ranie itu, tak tertarik dengan olahraga asal negara Presiden Donald Trump itu. Namun, guru di Sekolah Menengah Pertama (SMP) menyarankan dirinya untuk mencoba bermain basket. Sejak itu, benih-benih cinta terhadap olahraga yang begitu populer di Amerika Serikat itu mulai tumbuh. “Pertamanya itu Kakak punya bola basket. Terus melihat dia main. Karena pingin mencoba, bola basketnya dikasih ke saya. Coba-coba untuk drible. Dan saya nggak tertarik sama basket. Tahunya itu, baseket itu olahraga. Main basket, justru sama guru olahraga waktu di SMP,” tutur mahasiswi Universitas Trisakti, Jakarta. Pemilik tinggi 174 centimeter itu mengaku mendapat kesenangan saat bermain basket dibandingkan dengan melakukan aktifitas olahraga lain. Baginya, olahraga yang pertama kali dipertandingkan di Pekan Olahraga Nasional (PON) Pertama di Solo, Jawa Tengah, pada 1948 itu, terbilang cool serta mengutamakan team work. “Di basket itu segalanya ada. Di bulutangkis hanya mengutamakan fisik, namun tidak body contact. Kalo basket itu, pemain akan melakukan body contact, baik sengaja atau tidak. Juga team work. Karena dalam satu tim berlima maka pasti harus saling bekerjasama,” tukas mahasiswi jurusan desain interior. Malang melintang di basket, sejumlah prestasi pernah diukir anak kedua dari tiga bersaudara itu. Kini, Ranie tengah mempersiapkan diri mengikuti seleksi nasional (Seleknas) tim 3×3 putri Indonesia untuk menghadapi Asian Games 2018, Agustus-September nanti. “Saya merasa tertantang ikut seleknas, dan harus lebih semangat lagi. Jadi targetnya bisa mengalahkan bigman-bigman yang lain,” cetus anak pasangan M. Zari (Ayah) dan Helmiyah (Ibu). Guna mewujudkan targetnya itu, ajang kompetisi basket putri profesioanl Srikandi Cup Seri Ke-3, yang dihelat di GOR Lokasari, Tamansari, Jakarta Barat, 19-24 Maret 2018, dijadikan sarana latihan untuk persiapan seleknas 3×3. “Di pertandingan Srikandi Cup ini, bisa ketemu sama bigman-bigman dari tim lain. Jadi untuk sarana latihan, sebelum nanti saya mengikuti seleknas,” jelas punggawa Tim Basket Merpati Bali. Masuk timnas membela Merah Putih merupakan suatu kehormatan. Untuk itu, dirinya terus menempa kemampuan dibawah arahan pelatih Merpati Bali, tim profesional tempatnya bernaung saat ini. “Peranan pelatih itu banyak. Mereka pasti prepare apa saja menu latihan untuk saya dan tim. Bagaimana perubahan strategi dalam pertandingan, dimana sifatnya situasional. Lalu, pelatih menekankan challenge yang harus dicapai,” beber Ranie. Pebasket yang hoby travelling itu, mengungkapkan meski nanti dirinya tidak lolos seleknas, dirinya tak akan patah semangat. Karena, bagi perempuan kelahiran Jakarta, 20 tahun silam itu, dipanggil mengikuti seleksi adalah sebuah kebanggaan. “Bila nanti saya tidak terpilih dalam seleknas, ya tetap bersyukur. Sebab, kalau sudah dipanggi untuk ikut seleknas berarti saya pemain pilihan karena bisa mengungguli pemain lain,” tukas Finalis Miss Indonesia 2016. (Adt) Biodata : Nama : Yusranie Noory Assipalma (Ranie) Tempat/Tgl Lahir : Jakarta, 19 Februari 1998 Universitas : Trisakti Jakarta Jurusan : Desain Interior Klub : Merpati Bali Tinggi :174 cm Hoby : Seni, Olahraga dan Travelling Nama Ayah : M. Zari Nama Ibu : Helmiyah Prestasi : 1. Medali Perak PON 2016 (Tim DKI Jakarta) 2. Timnas U-16 FIBA Asia 3. Timnas U-18 FIBA Asia 4. Miss DKI Jakarta 2016 5. Top 15 Miss Indonesia 2016

Hempaskan Merpati Bali, Dominasi Surabaya Fever Belum Terbendung di Srikandi Cup Seri 3

Menpora Imam Nahrawi memberikan Piala kepada Surabaya Fever yang menjadi kampiun Srikandi Cup Seri ke-3 di Jakarta. (Pras/NYSN)

Jakarta- Dominasi Surabaya Fever di ajang Srikandi Cup belum terbendung. Tim asal Jawa Timur (Jatim) itu sukses menghempaskan Merpati Bali pada final seri ke-3 Jakarta, di Gelanggang Olahraga Remaja (GOR), Lokasari, Tamansari, Jakarta Barat, Sabtu (24/3). Diawal kuarter pertama, Merpati Bali  bisa meredam agresifitas Surabaya Fever. Bahkan tim asuhan Bambang Asdianto Pribadi ini sukses tiga kali menghujani tembakan tiga angka, dua diantaranya dilepaskan Kadek Pratita Citta Dewi. Enggan tinggal diam, Surabaya Fever membalas lewat serangan cepat, hingga unggul lima angka atas lawannya, di detik penghabisan sebelum pertandingan usai (24-19). Memasuki kuarter kedua, Tim Kota Pahlawan itu mulai menemukan ritme terbaiknya. Mereka unggul 21 poin diakhir kuarter (48-27). Lemahnya Rebound menjadi titik rapu Tim Pulau Dewata itu. Selain itu, selalu kebobolan dalam serangan fastbreak lawan. Selepas 20 menit pertama, Merpati Bali memperbaiki kinerjanya khususnya disektor pertahanan. Bambang mencoba memainkan pola full court press untuk menekan Surabaya Fever. Namun kematangan para pemain Surabaya Fever, dimana sebagian besar merupakan eks punggawa timnas, hingga mereka mampu lepas dari perangkap jebakan defense yang dibuat Merpati Bali. Bahkan, Natasha Debby Christaline, Gabriel Sophia, Wulan Ayuninggrum secara bergantian mencetak angka dengan leluasa untuk membawa margin keunggulan 23 poin menutup kuarter ketiga (67-44). Tertinggal cukup jauh dan banyak melakukan kesalahan membuat skuat Merpati Bali kehilangan akal guna mengejar ketertinggalannya. Surabaya Fever yang berada di atas angin akhirnya kembali menambah 18 angka serta menutup kemenangan dengan skor 85-57. Kemenangan Surabaya Fever makin lengkap pasca Wulan Ayuninggrum menjadi MVP pada seri 3 ini. Bermain selama 28 menit, ia mencetak 20 angka, 5 asist dan 4 rebound. Sedangkan rekannya, Natasha Debby Christaline menorehkan 19 angka, 7 asist dan 5 rebound. Dikubu Merpati Bali, Kadek Pratita Citta Dewi menjadi peraih topskor dengan torehan 14 angka, 6 rebound dan 4 steal. Dari statistik, kemenangan Surabaya Fever banyak ditentukan dari fast break points (28), selain itu para pemain cadangan mereka juga tampil lugas dengan sumbangsih total 40 poin. Wellyanto Pribadi, Pelatih Surabaya Fever, mengaku jika pemain seniornya tampil sangat bagus. Sejak latihan di Surabaya, ungkapnya, timnya menyiapkan strategi andai lawan bermain full court press. “Mungkin kami akan benahi persentase tembakan tiga angka. Memang diseri ini ada peningkatan, tapi saya belum terlalu puas,” cetusnya. Sementara Bambang, memuji performa anak didiknya. Menurutnya, game final kali ini, jauh lebih baik dari game sebelumnya. “Lagi-lagi kami dibunuh oleh turnovers, khususnya dikuarter kedua. Lawan memang bermain dengan baik, “ tukasnya. Dipartai sebelumnya, Tim Tenaga Baru Pontianak berhasil meraih peringkat tiga usai mengalahkan Sahabat Semarang, dengan skor 43-36. “Good defense, kuncinya. Point guard Fergie Kawengian juga tampil tenang. Play off bulan depan, kami berusaha coba meraih hasil lebih baik lagi,“ tutur Irma Amelya, juru latih Tenaga Baru Pontianak. Disisi lain, Xaverius Wiwid, arsitek Sahabat Semarang, mengaku puas dengan pencapaian timnya pada seri ini. Meski begitu, ia menjelaskan masih banyak pekerjaan rumah yang harus dibenahi. “Pemain lawan yang kami hadapi lebih berpengalaman, sedangkan tim ini masih muka baru dan baru merasakan atmosfir semifinal. Saya mengucapkan terima kasih atas perjuangan mereka,” tukasnya. Pada seri berikutnya yakni babak playoff akan berlangsung di Kota Cirebon, Jawa Barat, pada 18-21 April 2018. (Adt).

Gelaran Srikandi Cup Seri Ke-3 Jakarta Sukses, Cirebon Sambut Fase Play Off

Gelaran Seri 3 Jakarta event Srikandi Cup terbilang sukses, berikutnya kota Cirebon menyambut fase Play Off. (Pras/NYSN)

Jakarta- Gelaran Srikandi Cup Seri Ke-3, di Gelanggang Olahraga Remaja (GOR) Lokasari, Tamansari, Jakarta Barat, 19-24 Maret 2018, berlangsung sukses. Cirebon bakal bersiap menggelar Fase Play Off kompetisi basket putri profesional pada pertengahan April mendatang. Deddy Setiawan, Koordinator Srikandi Cup, mengatakan penyelenggaraan Srikandi Cup Seri Ke-3 di Jakarta terbilang sukses, ditambah animo penonton sangat tinggi untuk menyaksikan setiap pertandingan pada seri ke-3 ini. “Dari sisi penyelenggaran, bagi kami sangat sukses. Bila dilihat animo dari penonton yang menyaksikan laga final juga sangat tinggi. Sebagian besar tempat duduk di GOR Lokasari ini penuh,” ujar Deddy, usai partai final antara Surabaya Fever vs Merpati Bali, Sabtu (24/3). Ia berharap pada penyelenggaran Fase Play Off di Cirebon, Jawa Barat, pada pertengahan April nanti, antusiasme penonton untuk menyaksikan setiap pertandingan harus lebih besar dibandingkan Jakarta. “Kami berharap di kota kecil seperti Cirebon, antusias penonton harus lebih besar dari Jakarta. Ya, kita lihat nanti seperti apa disana,” sambungnya. Yang pasti, menurutnya, saat ini kompetisi basket putri sudah mulai dikenal oleh masyarakat. “Dengan jumlah penonton banyak itu mengindikasikan kompetisi bola basket putri sudah mulai dikenal. Apalagi dengan kehadiran Imam Nahrawi (Menpora), pasti membawa dampak positif bagi perkembangan basket di Tanah Air,” tutup Deddy. (Adt)

Jumpa Merpati Bali, Surabaya Fever Kembali Lakoni Final Jilid Tiga

Natasha D.C top skor kemenangan Surabaya Fever atas Tenaga Baru Pontianak dengan 26 poin, 7 rebound, 3 assist dan 4 steal. (meilinda)

Jakarta- Tim basket putri Surabaya Fever melakoni laga final jilid tiga ajang Srikandi Cup Seri Ke-3. Mereka berjumpa dengan Merpati Bali. Pada laga semifinal di Gelanggang Olahraga Remaja (GOR) Lokasari, Tamansari, Jakarta Barat, Jumat (23/3), Surabaya Fever mengalahkan Tenaga Baru Pontianak, 98-58. Dan, Merpati Bali menyudahi perlawanan Sahabat Semarang, dengan skor 46-40. Sejak wasit melakukan jump ball tanda permainan dimulai, permainan Surabaya Fever sulit dibendung oleh Tenaga Baru. Dua kuarter awal permainan didominasi Surabaya Fever yang dilatih pelatih kawakan Wellyanto Pribadi guna mendulang poin sebanyak-banyaknya. Di half time, Surabaya Fever unggul dengan skor jauh 50-24. Kunci kemenangan Surabaya Fever pada partai semifinal akibat permainan serangan cepat yang kerap dilakukan Henny Sutjiono dkk. Hingga babak pertama, mereka mampu meraih total 18 poin lewat fastbreak. Natasha Christaline Debby menjadi top skor untuk timnya pada paruh babak pertama. Pemain yang musim lalu memperkuat Sahabat Semarang itu dapat mencetak sembilan poin, empat rebound dan tiga steal. Sedangkan dari kubu lawan pemain nomor punggung 9, yakni Delaya Maria menjadi mesin pencetak angka untuk timnya. Bermain selama 20 menit penuh Delaya mampu menyumbangkan sembilan poin, tiga rebound dan masing-masing satu assist, block shot dan steal. Debby kembali menjadi pemain yang bersinar dibabak kedua. 17 poin tambahan lagi berhasil dikemasnya di 20 menit berikutnya (total 26 angka). Ia juga mampu mencetak empat kali tembakan tiga angka. Dua pemain pilar tim kebanggaan Kota Surabaya lainnya juga ikut andil memberi kemenangan pada pertandingan tersebut. Keduanya adalah Sumiati (bermain selama 17 menit 47 detik) dan Gabriel Sophia (16 menit 59 detik), masing-masing menorehkan 16 dan 14 angka. Kalah fisik, menyebabkan Tenaga Baru hanya mampu menambah 34 poin, sedangkan Surabaya Fever yang memang lebih superior dipertandingan semifinal kedua ini, menutup kemenangan dengan mencetak 48 angka. Delaya Maria mejadi topskor untuk tim Tenaga Baru Pontianak. 19 angka berhasil dikemasnya pada pertandingan hari ini, sementara pemain cadangan Tenaga Baru Sarce Buaim juga tampil baik, ia dapat meraih double-double (10 poin dan 10 rebound). “Anak-anak sejauh ini sudah bermain bagus. Tapi masih ada kesalahan teknis kecil. Beberapa pemain juga semakin baik dan konsisten seperti Clarita dan Sumi. Final pada Sabtu (24/3) lawan Merpati Bali kami harus siap dari menit awal. Mereka kerap memainkan full court press, harusnya dengan levelan pemain kami saat ini, kami bisa melewatinya, asalkan kami tidak boleh sedikitpun meremehkan lawan,” ujar Wellyanto Pribadi, Pelatih Surabaya Fever usai pertandingan. Sementara, Merpati Bali lolos ke final usai menang atas Sahabat Semarang berselisih tiga bola. Dua pemain Merpati Bali Dora Lovita dan Kadek Pratita Citta Dewi sama-sama mencetak 11 angka, sedangkan Ratnani Pertiwi menorehkan 14 poin untuk tim Sahabat Semarang, diikuti Sitha Marino dan Dyah Lestari, yang membuat 10 angka. Lepas kuarter pertama, Bambang Asdianto Pribadi mengganti strategi pertahanan yang berbeda untuk meredam para pemain Sahabat Semarang, khususnya Dyah Lestari dan Ratnani Pertiwi untuk bisa membuat poin dengan leluasa. Dari pinggir lapangan pelatih berkacamata itu mengirim isyarat kepada Helena Cs agar bermain full court press. Meski sebenarnya para pemain Kota Atlas itu masih bermain dengan baik dikuarter kedua ini, tapi mereka harus mengakui lawannya yang lebih agresif untuk menambah angka. Kuarter keempat pertengahan, Sahabat Semarang sempat menipiskan kedudukan hanya menjadi lima angka (37-42). Tembakan tiga angka yang dilepaskan Tania Rasidi eks pemain Sritex Solo yang tahun ini comeback pasca tiga tahun absen, mendongkrak kembali mental permainan timnya. Namun, Sahabat Semarang tak menyerah begitu saja. Tiga tambahan angka berhasil mereka raih. Tapi itu belum cukup mengejar Merpati Bali, hingga waktu berakhir, Merpati Bali dapat menjaga kemenangan sekaligus melaju kebabak final pada Sabtu (24/3). “Sejak awal saya merotasi semua pemain, intinya supaya mereka waspada. Tak masalah skor menangnya tipis, yang penting kami mengamankan babak final. Dan, Merpati Bali akan bermain dengan ciri khas sesungguhnya” ucap pelatih Surabaya Fever, Bambang Asdianto Pribadi. “Kita bersyukur bisa meraih kemenangan ini. Semua pemain juga punya andil. Sebagai pemain senior tugas saya mengingatkan mereka dilapangan untuk bermain keras, lebih baik “membunuh” daripada “dibunuh” dan kalah, “ timpal Dora Lovita, pemain forward Merpati Bali yang dimainkan selama 26 menit. (Adt)

Diisi Skuat Anak Muda, Sahabat Semarang Tak Mau Menyerah di Laga Semifinal

Laga semifinal Srikandi Cup Seri Ke-3, Jakarta, Jumat (23/3), bakal seru. (meilinda)

Jakarta- Laga Semifinal Srikandi Cup Seri Ke-3, Jakarta, bakal mempertemukan Merpati Bali versus Sahabat Semarang (14.00 WIB), dan Surabaya Fever menghadapi Tenaga Baru Pontiank (16.00 WIB), di Gelanggang Olahraga Remaja (GOR) Lokasari, Tamansari, Jakarta Barat, pada Jumat (23/3). Bagi Sahabat Semarang pencapaian semifinal merupakan kejutan. Namun, jika berkaca pada perkembangan dua seri sebelumnya, Sahabat Semarang memiliki kedalaman pemain yang mumpuni. Meskipun sebagian besar merupakan muka-muka baru yang pertama kali mentas di ajang Srikandi Cup. Ditinggal oleh beberapa pilarnya seperti Astrid dan Natasha Debby Christaline (Surabaya Fever) dan belum pulihnya Yuni Anggraeni dari cedera lutut saat membela Tim Nasional (Timnas), tak membuat semangat tim Kota Lumpia itu turun. Terseok-seok di Seri Ke-1 dengan hanya membawa tujuh orang pemain, membuat kinerja Dyah Lestari dkk turun drastis. Secara perlahan Sahabat Semarang bisa bangkit. Puncaknya pada pertandingan Rabu (20/3), mereka mengalahkan tim kuat penghuni empat besar di dua seri sebelumnya Merah Putih (MP) Samator Jakarta. “Jangan pernah anggap remeh mereka. Dari pertama saya dan coaching staff melihat penampilan mereka, saya sudah punya catatan bahwa Sahabat akan merepotkan MP Samator dan itu terbukti digame penyisihan akhir kemarin,” ujar Bambang Asdianto Pribadi, Pelatih Merpati Bali, mengomentari calon lawannya, pada Kamis (22/3). Sementara Pelatih Sahabat Semarang, Xaverius Wiwid memilih bersikap realisitis. Diantara empat tim semifinalis, ia mengaku jika timnya yang paling muda secara rata-rata usia. “Kami masih naik turun dan belum konsisten. Tapi, saya berharap melawan Merpati Bali, anak-anak tetap bermain seperti di dua game terakhir, ngotot dan tidak menyerah sampai peluit akhir berbunyi,” terang Wiwid. Semifinal kedua juga sengit, Tenaga Baru Pontianak akan meladeni juara bertahan Surabaya Fever. Meski dimata sang pelatih Irma Amelyia, kans Tenaga Baru kecil untuk bisa mengalahkan Surabaya Fever, tapi bukan berarti ia lempar handuk sebelum laga dimulai. “Fever memang sangat dominan. Kedalaman pemain lapis keduanya juga merata. Saya nothing to lose saja dalam artian mengingatkan kepada para pemain saya untuk bermain lepas dan enjoy. Kami akan bertarung untuk mempertahankan pertingkat tiga,” tukas Irma. Surabaya Fever yang diunggulkan untuk juara seri 3, sekaligus menjadi kampium Srikandi Cup musim ini, enggan jumawa menerima segala pujian dari tim lainnya. Sang pelatih berkarakter tenang, Wellyanto Pribadi menjelaskan jika timnya selalu ada kekurangan meskipun mereka terlihat dominan dan belum terkalahkan sejauh ini, “Kami tidak mau besar kepala dengan segala pujian. Masuknya Wulan (Ayuningrum) semakin membuat tim ini berwarna. Fever juga tidak terlalu pusing siapa yang akan menjadi pemain inti. Melawan Tenaga Baru Pontianak kita harus fokus sejak menit awal dan semua pemain mereka juga harus diwaspadai,” ungkap pelatih rendah hati. Meski demikian, tidak tertutup kemungkinan akan kembali terjadinya ulangan final Seri Satu dan Dua yakni Surabaya Fever melawan Merpati Bali. Buat Wellyanto, tak menampik Merpati Bali merupakan salah satu ancaman untuk timnya, tetapi ia memilih untuk fokus terlebih dulu melawan Tenaga Baru Pontianak. (Adt)

Menangi Laga Hidup Mati, Sahabat Semarang Mulus ke Semifinal

Sahabat Semarang lolos ke semifinal Srikandi Cup Seri Ke-3, usai menyingkirkan Merah Putih Samator, dengan skor 51-46, pada pertandingan Rabu (21/3). (meilinda)

Jakarta- Sahabat Semarang menancapkan kaki ke semifinal Srikandi Cup Seri Ke-3, usai memenangi laga hidup mati melawan tuan rumah Merah Putih (MP) Samator Jakarta, pada pertandingan Pool A, di Gelanggang Olahraga Remaja (GOR) Lokasari, Tamansari, Jakarta Barat, Rabu (21/3), dengan skor 51-46. Pertarungan sengit diantara kedua tim dimulai sejak kuarter pertama. MP Samator mampu unggul terlebih dahulu 12-11. Tak mau menyerah, klub asal Jawa Tengah memimpin dikuarter berikutnya dengan skor 23-20. Tim tuan rumah sempat membentang asa di kuarter ketiga. Tim asuhan Nina Yunita Nurman itu unggul selisih satu bola 37-35. Namun, keunggulan itu belum menjadi jaminan. Dimana pada 10 menit kuarter akhir, menjadi pertarungan yang begitu ketat dan melelahkan bagi mereka. Tim Ibukota sempat berada diatas angin di lima menit sisa waktu berjalan. Sayang, Dyah Lestari membunuh mimpi tuan rumah untuk bisa melaju kebabak berikutnya, lewat dua kali tembakan tiga angkanya. Prosesi itu dimulai disaat waktu menunjukan sisa 1 menit 28 detik. Dyah Lestari yang sempat bermain diposisi bawah ditarik keluar untuk menciptakan peluang pick and roll. Strategi jitu pelatih Sahabat Xaverius Wiwid terbukti ampuh. Dyah Lestari dengan leluasa melepaskan tembakan tiga angka hingga membuat margin angka menjadi selisih setengah bola 45-46, tetap untuk keunggulan tuan rumah MP Samator. Pertandingan berlanjut, MP Samator tidak bisa mengambil momentum kembali. Sebaliknya, Dyah Lestari kembali memainkan peranan penting untuk kemenangan timnya. Tembakan tiga angka fenomenal dari jarak 1 meter diluar garis pelangi tepat 1 menit waktu tersisa, Sahabat Semarang unggul 48-46. MP Samator hampir saja menyamakan kedudukan angka dari under basket Calista Elvira. Tapi, eksekusi yang dilakukannya tidak sempurna, bolapun keluar dan direbut oleh pemain Sahabat Semarang. Tim kota berjuluk Venetie van Java itu mendapat angin untuk menambah tiga angka kembali dan menutup pertandingan ini dengan sempurna. Pahlawan kemenangan Sahabat Semarang, Dyah Lestari berhasil membuat double-double, 18 angka dan 11 rebound. Sementara dari MP Samator Christie Rumambie mencetak sembilan poin dan 11 rebound. Dyah Lestari mengatakan dirinya oleh pelatih diinstruksikan untuk bermain keluar agar bisa mendapat bola pick and roll. Tapi, dirinya justru mendapatkan peluang menembak dengan leluasa. “Saya senang dengan kemenangan ini, kami mencapai target lolos ke Semifinal. “ ujar pebasket yang mengecap pendidikan di UNIKA Semarang, Jawa Tengah. Xaverius Wiwid menyebut diantara tim yang lolos semifinal, mungkin hanya timnya yang muda-muda. “Kemenangan ini pantas diraih karena mereka kerja keras dilapangan,” ucap Xaverius. Sementara, Nina Yunita, mengakui bila Sahabat Semarang pantas untuk meraih kemenangan di pertandingan tersebut. “Hari ini mental pemain saya lagi down. Tapi apapun hasilnya saya hargai setiap tetes keringat seluruh pemain MP Samator,” tukas Nina. Terpisah, dipertandingan lain Merpati Bali berhasil meraih peringkat pertama Pool B usai mengalahkan Tenaga Baru Pontianak, dengan skor 61-37. Bambang Asdianto Pribadi, Pelatih Merpati Bali, mengungkapkan pada kuarter pertama anak didiknya merasa kaget. Selanjutnya, kata dia, timnya bermain dengan baik. “Melawan Sahabat pada pertandingan Semifinal nanti, kami harus tetap respek kepada mereka, karena mereka semakin improve disetiap seri,” bebernya. Sedangkan Citta, salah satu andalan Tim Pulau Dewata itu, mengaku bila diawal pertandingan dirinya dkk tidak menjalankan instruksi pelatih. “Tapi kami akhirnya mulai mendapatkan ritme di kuarter kedua pertengahan,” cetusnya. Irma Amelya, Pelatih Tenaga Baru Pontianak, menerangkan timnya kalah dari segi fisik, sehingga mempengaruhi team work defense. “Lawan Fever di semifinal nanti kita akan nothing to lose. Target kami mempertahankan peringkat 3,” tegasnya. (Adt) Hasil Pertandingan Rabu (21/3) : Pool A : 1. Flying Wheel Makassar vs Surabaya Fever (33-102) 2. Sahabat Semarang vs Merah Putih Samator Jakarta (51-46) Pool B : 1. Tenaga Baru Pontianak vs Merpati Bali (37-61) 2. Tanago Fresian Jakarta vs Generasi Muda Cirebon (69-46) Jadwal Pertandingan Srikandi Cup Seri Ke-3, Jumat (23/3) :  1. Merpati Bali vs Sahabat Semarang (14.00 WIB) 2. Surabaya Fever vs Tenaga Baru Pontianak (16.00 WIB) 3. Generasi Muda Cirebon vs Merah Putih Samator (18.00 WIB) 4. Flying Wheel Makassar vs Tanago Friesian Jakarta (20.00 WIB)