Diisi Skuat Anak Muda, Sahabat Semarang Tak Mau Menyerah di Laga Semifinal

Jakarta- Laga Semifinal Srikandi Cup Seri Ke-3, Jakarta, bakal mempertemukan Merpati Bali versus Sahabat Semarang (14.00 WIB), dan Surabaya Fever menghadapi Tenaga Baru Pontiank (16.00 WIB), di Gelanggang Olahraga Remaja (GOR) Lokasari, Tamansari, Jakarta Barat, pada Jumat (23/3).

Bagi Sahabat Semarang pencapaian semifinal merupakan kejutan. Namun, jika berkaca pada perkembangan dua seri sebelumnya, Sahabat Semarang memiliki kedalaman pemain yang mumpuni. Meskipun sebagian besar merupakan muka-muka baru yang pertama kali mentas di ajang Srikandi Cup.

Ditinggal oleh beberapa pilarnya seperti Astrid dan Natasha Debby Christaline (Surabaya Fever) dan belum pulihnya Yuni Anggraeni dari cedera lutut saat membela Tim Nasional (Timnas), tak membuat semangat tim Kota Lumpia itu turun.

Terseok-seok di Seri Ke-1 dengan hanya membawa tujuh orang pemain, membuat kinerja Dyah Lestari dkk turun drastis. Secara perlahan Sahabat Semarang bisa bangkit. Puncaknya pada pertandingan Rabu (20/3), mereka mengalahkan tim kuat penghuni empat besar di dua seri sebelumnya Merah Putih (MP) Samator Jakarta.

“Jangan pernah anggap remeh mereka. Dari pertama saya dan coaching staff melihat penampilan mereka, saya sudah punya catatan bahwa Sahabat akan merepotkan MP Samator dan itu terbukti digame penyisihan akhir kemarin,” ujar Bambang Asdianto Pribadi, Pelatih Merpati Bali, mengomentari calon lawannya, pada Kamis (22/3).

Sementara Pelatih Sahabat Semarang, Xaverius Wiwid memilih bersikap realisitis. Diantara empat tim semifinalis, ia mengaku jika timnya yang paling muda secara rata-rata usia.

“Kami masih naik turun dan belum konsisten. Tapi, saya berharap melawan Merpati Bali, anak-anak tetap bermain seperti di dua game terakhir, ngotot dan tidak menyerah sampai peluit akhir berbunyi,” terang Wiwid.

Semifinal kedua juga sengit, Tenaga Baru Pontianak akan meladeni juara bertahan Surabaya Fever. Meski dimata sang pelatih Irma Amelyia, kans Tenaga Baru kecil untuk bisa mengalahkan Surabaya Fever, tapi bukan berarti ia lempar handuk sebelum laga dimulai.

“Fever memang sangat dominan. Kedalaman pemain lapis keduanya juga merata. Saya nothing to lose saja dalam artian mengingatkan kepada para pemain saya untuk bermain lepas dan enjoy. Kami akan bertarung untuk mempertahankan pertingkat tiga,” tukas Irma.

Surabaya Fever yang diunggulkan untuk juara seri 3, sekaligus menjadi kampium Srikandi Cup musim ini, enggan jumawa menerima segala pujian dari tim lainnya. Sang pelatih berkarakter tenang, Wellyanto Pribadi menjelaskan jika timnya selalu ada kekurangan meskipun mereka terlihat dominan dan belum terkalahkan sejauh ini,

“Kami tidak mau besar kepala dengan segala pujian. Masuknya Wulan (Ayuningrum) semakin membuat tim ini berwarna. Fever juga tidak terlalu pusing siapa yang akan menjadi pemain inti. Melawan Tenaga Baru Pontianak kita harus fokus sejak menit awal dan semua pemain mereka juga harus diwaspadai,” ungkap pelatih rendah hati.

Meski demikian, tidak tertutup kemungkinan akan kembali terjadinya ulangan final Seri Satu dan Dua yakni Surabaya Fever melawan Merpati Bali. Buat Wellyanto, tak menampik Merpati Bali merupakan salah satu ancaman untuk timnya, tetapi ia memilih untuk fokus terlebih dulu melawan Tenaga Baru Pontianak. (Adt)

Leave a Comment