Postur Tubuh Kecil Tidak Menyurutkan Ambisi Shahnaz & Raiden Untuk Berlaga Sebagai Crosser di Belgia

Raiden Raga saat menjadi juara 1 kelas chalenge di BMX Asia Championship Thailand 2018

Raiden Raga (Putra) dan Shahnaz Mumtaz (Putri) resmi dilepas keberangkatannya oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi DKI Jakarta untuk berlaga di ajang World Championship 2019 di Zolder, Belgia untuk cabang olahraga BMX Cross U-13 Pelajar pada 19-27 Juli 2019. Mereka berdua merupakan salah satu atlet yang dilepas kepergiannya oleh kepala Dispora DKI Jakarta, Achmad Firdaus. Jelang keberangkatannya Shahnaz mengatakan bahwa walaupun postur tubuhnya lebih kecil dari lawan-lawannya nanti, tetapi Ia tidak merasa gugup sama sekali. “Saya tidak grogi untuk masalah postur karena saya punya ahli gizi, jadi dia yang ngatur protein saya, karbohidrat saya, semuanya dia yang ngatur,” kata Shahnaz di Gedung Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi DKI Jakarta, Jatinegara, Jakarta Timur. Hal ini karena Shahnaz sudah bersiap untuk ajang BMX ini selama lima bulan penuh, dan Ia yakin akan dapat bersaing dengan para atlet dari belahan dunia lain untuk meraih gelar juara dalam kategori BMX 13 tahun. “Saya mempersiapkan turnamen ini sudah lama sekitar 3 sampai 5 bulan, cuma saya sempat kena DBD, jadi latihan saya dipadatkan lagi pagi dan sore. Target saya ingin juara pertama di Belgia.” Munurut Shahnaz, Belanda dan Inggris adalah lawan terberat yang akan dihadapinya nanti, karena mereka terkenal memiliki teknis, fisik dan kecepatan yang bagus. ng bagus. “Belanda dan Inggris adalah negara yang perkembangan olahraga sepedanya itu bagus. Atletnya dari segi teknik, fisik, kecepatan, power sudah hebat,” ujar Mumtaz. Selain Shahnaz, Raiden yang akan terjun dalam dua kategori yaitu BMX Cruiser dan BMX 13 tahun juga membeberkan targetnya di kejuaraan ini untuk meraih gelar juara. Raiden dan Shahnaz adalah dua pembalap DKI Jakarta muda yang beberapa waktu belakangan ini rutin menyabet juara nasional di kategori usianya, bahkan juga mencatat prestasi nasional. Selain itu mereka juga juara internasional yang diselenggarakan secara resmi oleh Union Cycliste Internationale (UCI), organisasi sepeda kelas dunia. Sebelumnya mereka baru saja berlaga di Kejuaraan Asia BMX Championship yang diadakan di Malaysia, bulan April lalu. Disitu Shahnaz meraih juara kedua sedangakn Raiden menempati podium keempat. (IHA)

Timnas BMX Indonesia Mentargetkan Pasukannya Untuk Mempertahankan Gelar Juara Asia di Malaysia

Salah satu pemain timnas BMX Indonesia, I Gusti Bagus Saputra (tengah), dalam perlombaan kategori race Asian Games 2018 di Pulomas BMX Center, Jakarta, 25 Agustus 2018 . Foto:Tempo.co

Target timnas BMX Indonesia untuk mempertahankan gelar juara Asia di nomor putra akan akan dimulai di perebutan poin kualifikasi Olimpiade 2020. Indonesia akan mengikuti ajang Asian BMX Cycling Championship di Malaysia 13-14 April mendatang. Pasukan yang diturunkan oleh Indonesia adalah Rio Akbar, Bagus Saputra, Tony Syarifudin, Fasya Ahsana Rifki, dan Yossi Saputra (Junior), serta Wiji Lestari (women elit). Dadang Haris Purnomo selaku pelatih utama balap sepeda nasional berkomentar bahwa persiapan atletnya terus digali menjelang kejuaraan. “Anak-anak hari ini sudah berangkat ke Malaysia. Mereka ikut Kejuaraan Asia ACC pada Sabtu (13/4) dan C1 keesokan harinya,” kata Dadang yang dilansir dari detikSport, Kamis (11/4/2019). “Memang untuk persiapan tidak semuanya ada di pelatnas kemarin, hanya ada beberapa atlet saja. Dan untuk peta persaingan saya perkirakan Jepang menjadi kekuatan cukup besar baik di nomor putra maupun putri, Thailand, lalu ada China, khususnya di nomor putri,” sambungnya. Dadang mentargetkan bahwa minimal ada tiga atlet elit putra yang lolos final dan bisa mempertahankan gelar juara Asia. “Pastinya harapan kami adalah pertama mempertahankan gelar kemarin. Karena tahun lalu Rio Akbar ada di peringkat pertama dan juara asia 2018,” paparnya. “Dengan tiga atlet itu pun harapan kami bisa meraih poin penuh di Kejuaraan Asia ini,” demikian dia. Perlu diketahui bahwa Rio Akbar berhasil merebut gelar juara Asia di tahun lalu sementara Wiji Lestari mendapatkan medali perunggu dan Bagus Saputra meraih medali perak pada ajang Asian Games 2018. (IHA)

Elga Diminta Turun di ATC 2019, Pelatih Rekomendasikan Diganti Atlet 18 Tahun

Pebalap kelahiran Blitar, 20 Juni 2000, Wiji Lestari, mendapat rekomendasi dari sang pelatih, untuk menggantikan Ratu sepeda BMX putri Indonesia, Elga Kharisma Novanda yang masih menjalani pemulihan cedera pinggang, tampil dalam ajang Asian Track Championship (ATC) 2019. (mainsepeda.com)

Jakarta- Ratu sepeda BMX putri Indonesia, Elga Kharisma Novanda, masih menjalani pemulihan cedera pinggang yang menderanya sejak awal tahun. Namun, atlet 26 tahun ini sudah diminta turun dalam event Asian Track Championship (ATC) 2019, di Jakarta International Velodrome, Rawamangun, pada 8-13 Januari. Pebalap kelahiran Malang, 14 November 1993 ini, diminta turun di nomor tim sprint putri bersama, Crismonita Dwi Putri. Keduanya memang menorehkan catatan waktu yang cukup baik di kejuaraan Track Asia Cup, September lalu. Dengan catatan waktu 34,862 detik, mereka diharapkan bisa mengulangi pencapaian tersebut. Ketua PB ISSI, Raja Sapta Oktohari mengaku, meski masih proses penyembuhan, ia yakin Elga bisa tampil prima di ATC 2019. “Saya tahu perkembangannya. Dipastikan nanti akan turun di Asian Track Championships 2019,” katanya. Namun, pendapat berbeda justru diutarakan oleh pelatih Elga, Nur Rochman. Rochman merasa, Elga harus diberi waktu untuk istirahat. Berdasarkan saran dokter, pemulihan pasca operasi setidaknya membutuhkan waktu minimal tiga bulan. Menurut Rochman, peran Elga sebaiknya digantikan oleh atlet junior, Wiji Lestari, yang pada Asian Games 2018, berhasil meraih perunggu di nomor BMX. Hal itu membuat Wiji kini dinilai layak mendampingi Crismonita. “Wiji memang harus membenahi beberapa teknik bersepeda. Dia itu memiliki power yang luar biasa, tapi dia harus bisa lebih efisien lagi, supaya tidak boros tenaganya,” jelas Rochman. Wiji, remaja kelahiran Blitar, Jawa Timur, 20 Juni 2000 ini menyumbang perunggu Asian Games bagi Indonesia, usai tampil di Pulo Mas International BMX Centre, pada Sabtu (25/8) dan membukukan waktu 40,788 detik. Ia kalah cepat dari Zhang Yaru (China, 39,843 detik) dan Kitwanitsathian Chuttikan (Thailand, 40,379 detik). Sebelum meraih perunggu Asian Games 2018, Wiji yang tinggal di Desa Purwokerto, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, mengunci gelar juara kelas junior putri, dalam ajang International BMX Competition 2018, di Banyuwangi, Jawa Timur, pada Juli silam. (Adt)