Rifqi Fitriadi Siapkan Fisik Serta Mental Untuk Piala Davis

Rifqi Fitriadi Siapkan Fisik Serta Mental Untuk Piala Davis

Petenis putra Indonesia M. Rifqi Fitriadi bersiap untuk laga Piala Davis Grup II Indonesia vs Venezuela, yang akan digelar di Stadion Tenis Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta pada 4-5 Maret 2022. Petenis Jawa Timur, yang baru saja menjuarai Mandiri Tennis Open 2022, itu mengatakan akan mempersiapkan diri baik fisik maupun mental untuk kejuaraan tenis beregu putra paling bergengsi di dunia itu. “Untuk persiapannya kita training camp di Senayan mungkin lebih banyak latih tandingnya, mungkin fisiknya lebih ditingkatkan lagi biar lebih maksimal di Davis Cup,” ujar Rifqi ditemui usai laga pemungkas melawan Achad Imam Ma’ruf dari Papua Barat di Jakarta, Minggu. Lebih lanjut, kepada Antara, Rifqi mengatakan bahwa Mandiri Tennis Open 2022 menjadi turnamen terakhirnya untuk persiapan menjelang pertandingan play-off Grup Dunia II Piala Davis 2022 itu. “Setelah ini mungkin lebih persiapan ke latihan-latihan fisik, dan mentalnya, karena di Davis Cup atmosfernya pasti beda,” kata Rifqi. Setelah memenangi nomor tunggal putra dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua pada Oktober lalu, Rifqi mengatakan banyak melakukan latihan ketika pulang ke kampung halamannya, Kalimantan Selatan. Petenis berusia 23 tahun itu juga sempat mengikuti Pangdam Cup 2021 di Manado, Sulawesi Utara, pada Desember lalu, sekaligus menyabet gelar pada kejuaraan nasional tenis lapangan tersebut. Sementara itu, Pengurus Pusat Persatuan Tenis Seluruh Indonesia (PP Pelti) telah mengundang sejumlah petenis untuk mengikuti training camp (TC) guna menghadapi Piala Davis. Beberapa di antaranya bahkan telah mulai bergabung untuk latihan. Menariknya, terdapat satu nama baru dalam tim Piala Davis Indonesia kali ini, yaitu Nathan Anthony Barki. Ketua Umum PP Pelti, Rildo Ananda Anwar, mengatakan masuknya Nathan dalam tim merupakan bagian dari upaya regenerasi atlet Indonesia. “Satu pemain ada yang di luar Nathan, dia mainnya di luar dia tidak pernah ada di Indonesia, dan ranking ITF junior-nya juga bagus, jadi nanti kita siapkan dia untuk di Davis Cup supaya ada satu pemain junior,” kata Rildo. “Setiap ada tim Davis atau apa pun Cup itu selalu saya masukan satu pemain junior… sekarang yang putra Nathan. Sebelumnya, ada Rifqi, sebelumnya lagi Tegar, Gunawan, kita siapkan regenerasi, kalau dia sudah digabung sama seniornya regenerasinya sudah cepat,” ujarnya menambahkan. Indonesia dan Venezuela bakal melakoni laga hidup-mati. Pertandingan tersebut akan menjadi penentu skuad Merah-Putih bertahan di Grup Dunia ll atau terdegradasi ke Grup III Piala Davis.

Piala Davis 2019, Filosofi Kopi ala Pelti

Meski tak menghindarkan kekalahan Indonesia dari Selandia Baru pada laga Piala Davis Grup II Zona Asia/Oseania, kemenangan petenis debutan Ari Fahresi (17 tahun) memberi kebanggaan tuan rumah. Belia kelahiran Sampang, Madura, 2 Agustus 2002 itu mengalahkan tunggal utama tim Kiwi, Ajeet Rai di Stadion Tenis Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (15/9). Ari menang atas peringkat ke-744 dunia, 6-3 2-6 10-7. “Kekalahan dari Selandia Baru memang pahit, karena kami sebenarnya memiliki kesempatan untuk memenangi dua partai tunggal di hari pertama. Namun ibarat kopi, kendati pahit pun tetaplah bisa dinikmati. Kemenangan Ari meski dalam laga yang sudah tak menentukan memberikan kenikmatan di sela rasa pahit itu,” tutur kapten tak bermain tim Merah Putih, Febi Widhiyanto. Regu Piala Davis Indonesia tak mampu menghindar dari kekalahan 0-3 setelah duo Susanto, David Agung dan Anthony gagal mengadang kepiawaian ganda kelas dunia milik Selandia Baru, Marcus Daniell/Michael Venus. David dan Anton kalah telak dari spesialis ganda grand slam itu 0-6 3-6. Kekalahan ini membawa Indonesia harus melakoni babak Play Off Grup II yang dijadwalkan berlangsung Maret 2020. Tim Merah Putih bergabung dengan 11 negara lain yang kalah pada laga Piala Davis Grup II Zona Asia/Oseania (Filipina dan Hongkong), Zona Amerika (El Savador, Paraguay/Meksiko, Guatemala), Zona Eropa/Afrika (Zimbabwe, Bulgaria, Denmark, Maroko, Mesir dan Georgia) serta 12 tim promosi dari Grup III (Kosta Rika, Jamaika, Puerto Riko, Vietnam, Suriah, Sri Lanka, Polandia, Estonia, Yunani, Latvia, Tunisia dan Kenya). Dalam babak Play Off Grup II yang mulai tahun depan menggunakan format global tanpa pembagian zona, 12 tim berhak menempati posisi unggulan berdasarkan peringkat negara di Piala Davis menghadapi 12 non-seeeded. Pemenang babak tersebut akan bertahan di Grup II, sementara tim yang kalah bakal terlempar, degradasi ke Grup III sesuai zona wilayahnya. “Dalam minggu ini, kami akan lakukan evaluasi hasil Piala Davis ini bersama dengan bidang pembinaan. Kami harus bersiap lebih baik karena untuk sekedar bertahan di Grup II ini pun tidak mudah. Namun kami tetap optmistis karena dari kekalahan ini pun tetap muncul sebersit harapan dari pemain muda,” tutur Ketua Umum PP Pelti, Rildo Ananda Anwar. Dalam sejarah partisipasi di ajang Piala Davis, Indonesia pernah bercokol di posisi elite Grup Dunia 1983 dan 1989 meskipun langsung kalah di babak pertama serta masuk play off Grup Dunia 1994. Namun dalam tiga tahun terakhir, tim Merah Putih harus selalu berjibaku dalam babak play off hanya untuk sekadar bertahan di Grup II Zona Asia/Oseania. Hasil Piala Davis 2019 Grup II Zona Asia/Oseania Indonesia v Selandia Baru Sabtu, 14 September R1 Muhammad Rifqi Fitriadi v Ajeet Rai 6-7(7) 3-6 R2 David Agung Susanto v Rhett Purcell 6-3 4-6 0-6 Minggu, 15 September R3 David Agung Susanto/Anthony Susanto v Marcus Daniell/Michael Venus 0-6 2-6 R4 Ari Fahresi v Ajeet Rai 6-3 2-6 10-7 R5 Muhammad Rifqi Fitriadi v Rhett Purcell Not Played