Berkenalan Dengan Pingkan, Calon Atlet Wushu Masa Depan Indonesia

Berkenalan Dengan Pingkan, Calon Atlet Wushu Masa Depan Indonesia

Mungkin nama Pingkan Maretta Siregar masih asing di telinga masyarakat Indonesia. Namun, diusianya yang masih muda, Pingkan sudah mulai membuktikan jika ia layak untuk diperhitungkan sebagai atlet wushu masa depan Indonesia. Pingkan merupakan adik dari Seraf Naro Siregar yang merupakan juara dunia wushu China 2019 dan peraih medali emas SEA Games Filipina 2019. Tak heran, ia sangat didukung oleh keluarga untuk menekuni olahraga wushu. Sehari-hari, anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan Tigor Parlindungan Siregar dan Nanik Agustin ini berlatih Sasana Yasanis Surabaya di bawah asuhan Kristanto G, Andre Valentinus G, Sherlie Hoediono, Budi Gunawan, dan Xiao HaiDong. Berkat bakat dan ketekunannya, beberapa waktu lalu ia sukses menyabet medali emas di Virtual Wushu Championship Seri II Kategori Nasional untuk nomor Taiji Jian A. “Prestasi yang saya raih ini tidak terlepas dari hasil kerja keras, pantang menyerah dan berusaha tidak merasakan lelah saat berlatih,” kata Pingkan, dilansir dari Nusantara TV. “Saya persembahkan medali emas VWC Seri II ini khusus kepada kedua orangtua yang mendukung dan membimbing saya sejauh ini walau di masa-masa terendah. Tak lupa juga saya mengucapkan terimakasih kepada semua pelatih yang membimbing tanpa lelah dan memberi nasehat serta masukan. Begitu juga dengan teman-teman yang selalu support saya dalam hal apapun itu,” tambahnya. Pingkan mengaku awal ia mengenal olahraga wushu pada tahun 2010 lalu. Kala itu, kedua orang tuanya yang menyuruh untuk berlatih bersama sang kakak yang tak lain adalah Seraf Naro. “Awalnya saya disuruh kedua orang tua ikut latihan bersama bang Seraf Naro. Eh…terakhir saya jadi senang,” ungkap Pingkan. Berbicara masalah target ke depan, Pingkan yang tercatat sebagai pelajar kelas 12 IPS di SMA Negeri 9 Surabaya mengaku masih konsentrasi di Virtual Wushu Championship Seri II dan Sirkuit Wushu 2021 yang menjadi seleksi terakhir menuju pelatnas junior. “Keinginan menyusul abang ke pelatnas pasti ada. Dan, saya juga ingin meraih prestasi sepertinya yang menjadi juara dunia dan juara SEA Games,” katanya. Kebanggaan juga diontarkan orang tua Pingkan atas prestasi yang telah dicapai anaknya tersebut. “Kami bangga Pingkan mampu meraih emas di VWC Seri II. Dan, saya berharap dia tidak cepat puas dan harus lebih terpacu untuk meraih prestasi pada event-even lain,” ujar sang ayah. Biodata Nama: Pingkan Maretta Siregar Tanggal Lahir: 16 Maret 2003 Tempat Lahir: Surabaya Klub: Yasanis Surabaya Idola: Lindswell Kwok dan Ma Jian Chao Prestasi – Emas Taiji Jian Virtual Wushu Championship Seri II 2020 – Emas Taiji Quan Porprov Jatim 2019 – Emas Taiji Jian dan Emas Taiji Quan Sarawak Wuwang Cup 2019 – Emas Taiji Jian Kejurnas Wushu Babel 2019 – Emas Taijin Jian dan Emas Taiji Quan Piala Raja Hamangkubuwono X 2018 – Emas Taiji Jian dan Emas Taiji Quan Kejurnas Yogyakarta 2018 – Emas Taiji Jian dan Emas Taiji Quan Piala Walikota Surabaya 2018 – Perunggu Taiji Jian dan Perunggu Taiji Quan Kejurnas 2017 – 1 Emas Taiji Jian dan Perunggu Taiji Quan BWC 2015 – Perunggu Taiji Jian dan Perunggu Taiji Quan Inti Bayangan OWC 2015 – Emas Taiji Jian BWOC 2014 – Emas Taiji Jian dan Perak Taiji Quan YOWC 2014

Jaring Atlet Junior Terbaik, PB Wushu Indonesia Kembali Siapkan Kejuaraan Virtual

Jaring Atlet Junior Terbaik, PB Wushu Indonesia Kembali Siapkan Kejuaraan Virtual

Pengurus Besar (PB) Wushu Indonesia nampaknya sedang mempersiapkan untuk melakukan pembenahan ulang sistem pembinaan wushu. Salah satunya dengan mengadakan kembali Virtual Wushu Championships Indonesia Seri II. Langkah ini diambil karena berkaca pada kesuksesan saat menggelar Virtual Wushu Championships Indonesia Series – 1 Khusus Taolu. Kali ini, PB Wushu Indonesia tidak hanya siap menggelar Virtual Wushu Championships Indonesia Seri II namun juga mendapat dukungan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan KONI Pusat. Ada pun rencananya kejuaraan tersebut akan digelar pada 1-11 Desember 2020. “Di seri I telah menjaring 190 atlet junior dan di Seri II akan kembali dijaring 190 atlet potensial dari kategori A,B dan C. Mereka nantinya akan diseleksi kembali melalui Virtual Wushu Champipnships Indonesia 2021 untuk menjaring 50 atlet junior terbaik yang akan dipersiapkan tampil pada ajang event internasional,” ujar Sekjen PB Wushu Indonesia, Ngatino, dilansir dari JPNN, Kamis (26/11/2020). “Ini sesuai instruksi Pak Airlangga Hartarto yang ingin adanya program pembinaan atlet berjenjang dan berkesinambungan dalam upaya melahirkan pengganti juara dunia Lindswell Kwok dan Edgar Xavier Marvelo ke depan,” sambungnya. Terbosan yang dilakukan PB Wushu Indonesia ini mendapat sambutan. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan jumlah atlet dan sasana yang berpartisipasi. Pada Seri I tercatat 632 atlet dari 50 sasana wushu se-Indonesia sedangkan pada Seri II telah tercatat 1.000 atlet (804 atlet wushu nomor Taolu dan 166 atlet wushu tradisional) dari 83 sasana wushu. Virtual Wushu Championships Indonesia Seri II kali ini memang terlihat istimewa. Selain mempertandingkan nomor tradisional untuk memberikan tempat kepada perguruan wushu, 12 atlet terbaik dari tiga sasana pada Seri I yakni Rajawali Sakti Jakarta, Laba-laba Sakti Jakarta dan Yasanis Surabaya akan berlaga dengan atlet sasana wushu dari Singapura, Brunai, Macau, dan Kazakhstan. “Kita memang sengaja mengundang atlet junior wushu negara lain untuk menambah jam terbang atlet junior terbaik di Virtual Wushu Championships Seri I. Sebab, sasana yang kita undang tercatat sebagai sasana yang banyak melahirkan atlet nasional di keempat negara tersebut,” jelasnya. Program Virtual Wushu Championships Indonesia yang diluncurkan PB Wushu Indonesia ini sekaligus menjadikan sasana sebagai ujung tombak pembinaan. Sebab, atlet-atlet junior dari berbagai sasana punya kesempatan untuk bisa menembus. “Lewat Virtual Wushu Championships Indonesia tak ada lagi ýang bisa ditutupi. Keberadaan atlet potensial yang ada di sasana besar atau kecil akan terpantau,” katanya. Lebih jauh Ngatino juga mengungkapkan pihaknya akan mencari format yang tepat untuk mempertandingkan nomor Sanda. “Nomor Sanda sedang dicarikan formatnya. Bisa saja akan digelar tahun depan tanpa penonton. Prinsipnya pertandingan tidak boleh terhenti karena pandemi Covid-19,” tutupnya.