Kiat-Kiat Lari Jarak Jauh dari Pelatih Lari 10K, Patut Ditiru!

Berbagai perlombaan maraton atau lari jarak jauh banyak berlangsung di ibukota maupun  kota lainnya. apakah semudah itu melakukan lari jarak jauh minimal sepanjang lima kilometer ini? Menurut lansiran dari kompas.com (29/12/2013), Gatot Sudarsono, Ketua Umum Indonesia Muda (Klub Road Run) dan Ia sebagai pelatih beberapa peserta lari 10K akan berbagi tips mengenai kiat dan persiapan atau latihan lari jarak jauh (maraton), berikut penjelasannya: Pertama, Cukup Latihan Rutin 30 menit Hingga Max. dua jam Latihan selama 30 menit atau hingga maksimal dua jam ini, diharapkan agar mendapat manfaat. Jika ingin mendapatkan manfaat maksimal, harus terpogram.  Di mana program ini menjadi suatu tantangan serta menuntut komitmen seorang pelari. Sesuaikan dengan Kondisi, Kemampuan Pelari Program latihan lari disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan, kemampuan, serta tujuan si pelari. Jadi sifat program lari jarak jauh itu tidak mutlak. Untuk mendapatkan manfaat maksimal dalam lari, tidak bisa hanya mengelilingi lapangan. Artinya, perlu ada peningkatan setiap kali latihan. Lari itu bukan Jalan Kaki Saat Anda lari kencang tidak boleh mencampur dengan jalan kaki. Boleh asal sekedar lari pelan saja bukan jalan kaki. Karena apa? Karena bisa menimbulkan sejumlah risiko. Hal terutama bisa melemahkan kekuatan otot.  Padahal jika kecepatan lari bertambah maka kekuatan otot meningkat, akibat jantung dan paru-paru juga meningkat kekuatannya. Dijamin lari Anda juga tidak merasakan nafas terengah-engah, beban tubuh pun tidak berat bila Anda tidak mencampur lari dengan jalan kaki. Lari Harus Dilakukan dengan Kecepatan Stabil Suhu tubuh berpengaruh pada kecepatan lari, jika Anda sedang berlari kemudian berhenti berlari – suhu tubuh akan menjadi dingin. Akhirnya, saat memulai berlari kembali, tubuh pun butuh energi yang lebih besar dan dimulai dari nol. Maka itu, dikatakan Gatot, lari itu harus dilakukan dengan kecepatan stabil dikarenakan untuk menjaga kondisi tubuh tetap hangat. Tidak Ada Latihan yang Instan, Latihan Bersama Instruktur Maksud instan disini adalah latihan yang instan sekedar dari tutorial-tutorial di internet. Lakukan latihan yang terprogram dengan trainer. Dikatakan Gatot banyak pelari yang salah sangka mengenai program latihan lari. Terutama apabila menyiapkan diri untuk mengikuti lari 10K.  Banyak pelari yang hanya dengan modal buka internet kemudian menjalani latihan tersebut dengan sendirinya. Menurut Gatot dalam lansiran kompas.com, kalau tanpa instruktur kita tidak bisa mengukur kemampuan diri akan kemampuan fisik sejauh mana. Misal padahal tubuhnya tidak mampu menjalani pola latihan tersebut, namun seringkali seseorang itu tetap latihan sendiri, alhasil menjadi dipaksakan latihan. Latihan yang Tepat Sebelum Bertanding Disarankan Gatot, untuk latihan yang tepat sebelum bertanding. Jangan memaksakan diri mengikuti marathon jika tak menyiapkan diri dengan baik lewat latihan. Program latihan lari yang tepat, bisa mengurangi risiko cedera setelah lari. Kalau dipaksakan sebenarnya bisa saja mencapai garis finish, namun resiko terjadi setelah lomba, otot bisa cedera dan tidak pulih setelah berhari-hari pascalomba, merasa sakit di bagian tertentu terutama kaki, bahkan bisa sakit hampir di semua bagian tubuh. Cedera tersebut bisa hingga berbulan-bulan. Akibatnya, aktivitas pun terganggu. Wanita Bisa Dapat Lebih Banyak Manfaat Olahraga lari bagi perempuan bisa lebih banyak memberikan manfaat. Kalau Anda punya komitmen keras, manfaat tersebut lebih cepat terlihat pada perempuan, misal dalam hal manfaat menurunkan berat badan. Perlu  kiat dan persiapan atau latihan-latihan tersendiri dalam melakukan lari jarak jauh, agar hasil yang didapat di akhir dapat sehat maksimal. Bukan hanya bisa mencapai garis finish, tetapi juga bisa meraih tubuh yang tetap sehat. Semua itu bisa didapat dengan menjalankan pola latihan tepat. Dengan begitu bukan hanya sehat, prestasi pun bisa dapat dalam lari jarak jauh (maraton) tersebut.  

Inilah Sejarah Lari Marathon, Yang di Mulai dari Pertempuran Antara Yunani Dan Persia

Apa yang anda pikirkan Ketika mendengar kata marathon? Pasti yang akan terlintas di pikiran adalah lomba lari dengan jarak yang jauh. Namun tidak seperti yang anda pikirkan, tak semua lomba lari merupakan sebuah lomba marathon. Karena lomba lari marathon memiliki jarak yang spesifik: 42,195 kilometer. Yap, 42 km ditambah dengan 195 meter. Jauh, ya? Kenapa Disebut Dengan Marathon?  Kata Marathon awalnya merupakan nama sebuah daerah di Yunani. Pada tahun 490 SM, terjadi sebuah Pertempuran Marathon (Battle of Marathon) di Teluk Marathon oleh tentara Yunani dari Athena melawan serangan pasukan Persia. Setelah pertempuran usai dan dimenangkan oleh tentara Yunani, ada legenda mengenai Pheidippides, ia adalah pembawa pesan yang berlari tanpa henti dari Marathon menuju Athena untuk mengabarkan kemenangan Yunani atas Pertempuran Marathon. Yang pada akhirnya Pheidippides kelelahan dan meninggal setelah menyampaikan kabar kemenangan tersebut. Selang sekian abad, Olimpiade di era modern mengadopsi sejarah tersebut dan menjadikan nomor atletik baru yang disebut dengan Marathon. Pada Olimpiade era modern pertama di tahun 1896, jarak yang di pertandingkan sekitar 40km, dari Marathon menuju Athena. Namun jarak ini dapat berubah-ubah di Olimpiade berikutnya karena banyaknya rute antara Marathon-Athena. Beberapa pelari asal Amerika Serikat yang berpartisipasi dalam nomor marathon di Olimpiade 1986 membawa “oleh-oleh” lomba Marathon ini ke negara asalnya. Mulai tahun 1897 mereka memulai menyelenggarakan perlombaan itu yang diberi nama Boston Marathon dan selalu diselenggarakan setiap tahunnya hingga saat ini. Tak heran kalau Boston Marathon menjadi lomba marathon paling bergengsi. Jarak resmi yang disepakati oleh Komite Olimpiade Internasional (International Olympic Committee, IOC) pada tahun 1907 adalah 25 miles (40 km) untuk penyelenggaraan Olimpiade 1908 di London. Namun saat pemetaan rute, penyelenggara memutuskan untuk menggunakan rute berjarak 26 miles (dari Windsor Castle menuju White City Stadium), ditambah lagi 1 putaran lapangan (586 yards 2 feet) agar garis finish tepat berada di depan tribun di mana Raja Inggris duduk menonton. Saat perlombaan berlangsung berubah lagi menjadi kurang dari 1 putaran lapangan, yaitu 385 yards. 26 miles 385 yards = 42 km 195 meter. Hingga akhirnya pada Mei 1921, International Amateur Athletic Federation (IAAF) menetapkan 42,195 km sebagai jarak resmi lomba Marathon yang masih digunakan sebagai acuan hingga saat ini. Jaraknya pun masih di toleransi ditambahkan maksimal 0,1% dari jarak tersebut, yang berarti 42 meter, hal ini dilakukan sebagai antisipasi kesalahan pengukuran. Awalnya, nomor atletik Marathon ini hanya diperlombakan untuk kaum pria. Hingga akhirnya pada Olimpiade 1984 di Los Angeles dibuka secara resmi nomer lari marathon untuk atlet wanita. Track yang digunakan untuk marathon tidak mungkin dibuat jalur (track) khusus berjarak 42,195 km hanya untuk lomba lari. Sehingga, biasanya lomba marathon biasanya menggunakan jalur yang sudah ada, misalnya jalan raya di dalam kota. Dengan begitu, walaupun jarak setiap marathon (bersertifikasi IAAF) itu sama-sama 42,195 km, tentunya rute yang ada akan berbeda di setiap kota. Selain rute, kondisi kontur, ketinggian, elevasi, dan bahkan iklim tentunya unik di setiap daerah. Jadi, jangan heran kalau banyak pelari yang suka berlomba di luar kota bahkan hingga luar negeri untuk menemukan pengalaman berlari yang berbeda. Rekor dunia yang pernah di torehkan pada ajang Marathon berkisar di angka 2 jam (pria 2:03:38, wanita 2:15:25). Tentunya oleh atlet elit/profesional. Sementara untuk pelari amatir tentunya akan lebih lama lagi. Pelari marathon “pemula” biasanya sampai di garis finish dalam waktu 4 hingga 7 jam. Bukan waktu yang singkat, Sehingga banyak resiko kesehatan yang harus di tanggung dalam menamatkan sebuah lomba marathon jika tanpa persiapan yang matang. Itulah sejarah singkat lari Marathon, Jangan sampai salah mengartikan lari jauh sama dengan marathon lagi ya. Memang saat ini di acara lari marathon menyediakan empat jarak tempuh, yaitu 5K dan 10K yang hanya 5 km dan 10 km tentunya belum bisa disebut sebagai marathon. 21K sudah masuk kategori marathon karena jaraknya setengah dari marathon, yaitu 21 km, biasa disebut  half-marathon. Sementara untuk yang berjarak penuh 42,195 km juga biasa disebut sebagai full-marathon. Yuk, sudah siap untuk mengikuti lomba lari half/full marathon?

Borobudur Marathon 2017, Event Mancanegara Demi Mempromosikan Olahraga & Pariwisata Indonesia

Peserta Borobudur Marathon 2017 berlari meninggalkan garis start di Taman Wisata Candi Borobudur, Magelang, Jateng, Minggu (19/11). Foto : Kompas

Bank Jateng Borobudur Marathon (BJBM) 2017 menyisakan sebuah cerita. Menurut lansiran dari kompas.com (19/11/2017), Event ini diawali dengan hujan yang mengguyur sebagian besar wilayah Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Minggu pagi. Kemudian hujan tersebut tidak menurunkan semangat 8.754 peserta dari berbagai daerah dan negara dalam Borobudur Marathon 2017. Kegiatan Borobudur Marathon ini bisa menggelorakan semangat olahraga masyarakat. Tak hanya itu, setelah berakhirnya kompetisi ini, ternyata juga menyisakan cerita tentang peserta yang tidak sekadar berlomba melainkan juga kekaguman mereka akan keindahan alam, keramahan warga, dan keunikan di seputar cagar budaya dunia Candi Borobudur. Pada Borobudur Marathon tahun ini kompetisi dibagi menjadi tiga kategori, yakni Full Marathon (42 kilometer), Half Marathon (21 kilometer) dan 10 kilometer. Dari tiga kategori, terbagi lagi dalam sub-kategori, yakni Full Marathon Open, Full Marathon Nasional, Half Marathon Open, Half Marathon Nasional, 10K Open, dan 10K Nasional. Total hadiah yang diperebutkan peserta mencapai Rp 2,3 miliar, untuk semua kategori. Lalu siapakah pemenangnya? Full Marathon Open Category Pria Dijuarai oleh Kiprop Tonui (Kenya) dengan waktu 2 jam 26 menit 20 detik. Kemudian, Kennedy Kiproo Lilan dan Cosmas Matolo, yang berasal dari Kenya juga. Full marathon Closed Category pria Ketiganya dimenangkan dari perwakilan Indonesia yaitu Hamdan Syafril Sayuti (2 jam 39 menit 40 detik) Diikuti dengan Asma Bara dan Rudi Febriade. Full Marathon Open Category Perempuan Dimenangkan oleh Elizabeth Rumokol Chekakan (Kenya)  2 jam 43 menit 14 detik. Diikuti oleh Peninah Jepkoech (Kenya) dan Chemutai Immaculate (Uganda). Full Marathon Closed Category Perempuan Dimenangkan oleh Olivia Sadi (waktu 3 jam 10 menit dan 42 detik) Diikuti oleh Irma Handayani dan Maya. Mereka dari Indonesia. Full Marathon Master Closed Category Pria Dimenangkan oleh Suyono (3 jam 5 menit dan 24 detik) Diikuti oleh Heri Poriono dan Abdul Manan.  Indonesia. Full Marathon Master Closed Category Perempuan Dimenangkan oleh Helda Napitupulu (3 jam 41 menit dan 2 detik) Diikuti oleh Siti Muawanah dan Darwati. Half Marathon Open Category Pria Dimenangkan oleh Josphat Kiptanui Too (Kenya) dengan catatan waktu 1 jam 4 menit dan 42 detik. Diikuti oleh Barnaba Sigei (Malaysia) dan Joseph Mwangi Ngare (Kenya). Half Marathon Closed Category Pria Dimenangkan oleh Agus Prayogo (sang atlet lari Nasional) dengan  waktu 1 jam 12 menit dan 3 detik. Diikuti oleh Nurshodiq dan Difta Ibrula Gratina Unbanu. Half Marathon Open Category Perempuan Dimenangkan oleh Rosemary Mumo Katua (Kenya) dengan catatan waktu 1 jam 13 menit 46 detik. Diikuti oleh Kipsanai Naomi Jepkorir, dan Too Mercy Jelimo. Half Marathon Close Category Perempuan Afriana Pajio dengan catatan waktu 1 jam 22 menit 59 detik. Diikuti dengan Odekta Elvina Naibaho dan Ferly Marince Subnafeu. 10K Open Category Pria Dimenangkan oleh Tariku Demelash (Ethiopia) dengan catatan waktu 29 menit 20 detik. Diikuti oleh Gachui Daniel Kiarie dan Gilbert Ngench, keduanya dari Kenya. 10K Closed Category Pria Dimenangkan oleh Tio Purwanto dengan catatan waktu 31 menit 53 detik. Diikuti oleh Ridwan dan Jauhari Johan. 10K Open Category Perempuan Dimenangkan oleh Edinah Jeruto Koech (Kenya) dengan catatan waktu 35 menit 13 detik, diikuti oleh Monica Watelu Ndiritu dan Cynthia Chelangat Towett. 10K Closed Category Perempuan Dimenangkan oleh Yulianingsih dengan catatan waktu 38 menit 15 detik, diikuti oleh Meri M Paijo dan Bayu Trianata Sari. Menurut lansiran dari Kompas.com (19/11/2017), dikatakan oleh pelari atlet Indonesia kategori Male Half Marathon Closed, Agus Prayogo, fisik pelari Indonesia berbeda dengan negara lain. Hal ini sudah jadi kebiasaan dalam event serupa, di mana negara-negara lain pasti lebih unggul. Walaupun begitu, pelari Indonesia tetap terus meningkatkan kualitas karena didukung oleh pemerintah yang terus memberikan pembinaan para pelari. Diungkapkan oleh pelari peraih medali emas Sea Games 2017 tersebut, tantangan dalam borobudur marathon adalah saat medan yang naik turun, jalan yang sempit dan banyak tikungan. Meski sempat diguyur hujan, hal tersebut tidak jadi masalah dan bisa dikatakan masih bersahabat, karena tidak dehidrasi juga.

Peringati Hari Pahlawan, Ribuan Peserta Ikuti Lari Marathon Kota Tangerang

Lari-Marathon-kota-Tangerang

Hari Pahlawan pada 10 November disambut dengan penuh semangat dan mengenang jasa-jasa pahlawan semangat memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Seperti di wilayah Kota Tangerang yang tengah menyelenggarakan lomba lari marathon 10 kilometer, yang berlokasi di Jalan Santri Sudirman, Kota Tangerang, Minggu (12/11). Sebanyak 3000 peserta mengikuti lari marathon 10 kikometer dengan tiga kategori yakni 10 kilo untuk umum, 5 kilo untuk pelajar SMA dan SMP, serta 2,8 kilo untuk tingkat Sekolah Dasar (SD). Pada kesempatan itu, Walikota Tangerang, Arief R Wismansyah mengatakan, tak hanya dari peserta lokal namun ada peserta lain dari warga asing. Dengan begitu. Arief berharap, nantinya menjadikan Tangerang sebagai Kota Layak Dikunjungi dan memperkenalkan budaya di Tangerang. “Ada beberapa orang dari Warga Negara Asing (WNA) mengikuti lari maraton ini. Semoga kegiatan ini bisa menjadi Kota Tangerang sebagai Kota Layak Dikunjungi,” pukas Arief. Arief menambahkan, dengan lari maraton ini, kita tingkatkan semangat Kemerdekaan Bangsa Indonesia, sehingga akan tercipta semangat perjuangan yang luar biasa. Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Kota Tangerang, Dedi Suhada mengatakan, antusias peserta sangat luar biasa. Sekitar 3.300 peserta mengikuti event lari maraton ini. “Untuk memperingati Hari Pahlawan, maka kita gelar lari maraton 10 kilometer yang dibuka untuk umum. Dan, kami menyiapkan hadiah secara keseluruhan sebesar Rp 53 juta,” jelas Dedi. Dedi juga menambahkan, bahwa lomba lari maraton dibuka secara gratis. Dan, event ini merupakan kali kedua digelar dan sangat mendapatkan antusiasme yang baik dari peserta. “Ada warga negara asing yakni dari Kenya ikut mendaftar dalam event lari maraton ini. Dan, event ini dibuka secara gratis. Event ini pun, kali kedua diselenggarakan,” ujar Dedi.(pah/adt)