PB Perkemi Buka Festival Shorinji Kempo Kids 2024

Pengurus Besar Persaudaraan Shorinji Kempo Indonesia (PB Perkemi) membuka Festival ‘Shorinji Kempo Kids’ 2024 diikuti 206 atlet kempo usia 6-12 tahun dari berbagai wilayah di seluruh penjuru Tanah Air. Ketua PB Perkemi, Laksamana Madya TNI (Purn) Agus Setiadji mengatakan, festival ini merupakan bagian dari program awal pembinaan atlet usia muda menuju peningkatan prestasi di level internasional. “Awalnya kita hanya berpikir pembinaan terukur atlet usia dini hanya di Kabupaten Bekasi saja tetapi ternyata setelah melihat antusiasme peserta yang cukup besar, kejuaraan ini bisa menjadi benchmark, tolok ukur untuk dilaksanakan di daerah-daerah lain,” katanya usai pembukaan di Pollux Mall Cikarang, Sabtu. Dia mengatakan tinggi minat peserta pada kejuaraan ini bisa dijadikan acuan bagi pengembangan program pembinaan atlet usia dini di seluruh daerah guna melahirkan bibit atlet profesional yang berprestasi. “Kita akan kembangkan sedemikian rupa sehingga pilot project ini bisa berkembang lebih baik lagi dan kita sudah melaporkan kepada Ketua Umum KONI, beliau sangat mendukung untuk dikembangkan lagi,” katanya. Dirinya berpesan kepada atlet-atlet muda untuk terus berlatih demi meningkatkan prestasi sehingga program pembinaan usia dini berjalan optimal dan mampu menghasilkan prestasi bagi Indonesia di level dunia. Agus juga mengapresiasi jajaran panitia pelaksana dan segenap pengurus Perkemi Kabupaten Bekasi yang telah memfasilitasi festival ‘Shorinji Kempo Kids’ ini dengan sukses, termasuk pengelola pusat perbelanjaan yang bersedia menjadi lokasi kejuaraan skala besar nasional. “Fasilitas rekomendasi untuk event berikutnya, termasuk penginapan di sini akan digunakan untuk event berikutnya yang lebih besar lagi. Kita gunakan mall dan, apartemennya,” ucap dia. Ketua Perkemi Kabupaten Bekasi Ika Puspadewi mengatakan kejuaraan terbuka bagi atlet kempo usia dini ini diikuti sebanyak 206 peserta dari tujuh provinsi serta 24 pengurus kabupaten dan kota se-Indonesia. “Antusias yang begitu besar, peserta dari Jakarta, Banten, Jawa Barat, Sumatera Selatan, Jawa Tengah, Yogyakarta, hingga Kalimantan Timur. Festival ini bertujuan untuk lebih memperkenalkan, memasalkan, serta mengembangkan cabang olahraga Shorinji Kempo kepada masyarakat,” katanya. Dia mengatakan kejuaraan ini memang sengaja digelar di salah satu pusat perbelanjaan terbesar wilayah Cikarang sebagai upaya memasyarakatkan cabang olahraga tersebut agar lebih dikenal secara luas oleh publik, termasuk pengunjung mal. “Para orang tua atlet yang kebanyakan ibu-ibu mengantar dan mendampingi putra-putrinya bertanding juga akan tidak merasa jenuh karena berkesempatan untuk berbelanja di mal tersebut,” kata dia. Sumber: ANTARA

Berkenalan Dengan Althaf Juara Nasional Kempo Asal Cirebon

Berkenalan Dengan Althaf Juara Nasional Kempo Asal Cirebon

Meski usianya masih muda, tidak menghalangi Althaf Akbar Wiadhyaksana untuk berprestasi. Sejumlah medali dan penghargaan berhasil ia raih berkat ketekunan dalam berlatih dan teknik tingkat tinggi yang dimilikinya. Lahir di Cirebon, 7 Mei 2010, Althaf menekuni olahraga kempo sejak usia lima tahun. Sejumlah prestasi didapat oleh siswa kelas VI di SDN Ketilang, Kota Cirebon tersebut. Yakni, juara dua Kejuaraan Nasional Kempo Tahun 2019 untuk divisi kata perorangan putra junior. Selain itu, juara dua Kejuaraan NBKO Kempo Nasional Tahun 2020 kategori kata beregu putra. Juara dua National Kempo Championship Tahun 2021 untuk divisi kata under IKF Rule. Serta juara pertama National Kempo Championship Tahun 2021 untuk divisi semikempo (tarung) kategori pra kadet putra. Alasan utama Althaf menekuni olahraga kempo adalah karena untuk bela diri, ingin berprestasi, bisa juara dan mengibarkan bendera Merah-Putih pada event kempo internasional. “Dalam kempo, gerakannya merupakan teknik tingkat tinggi, efektif untuk membela diri dalam segala situasi,” kata Altaf, dilansir dari Radar Cirebon. Oleh sebab itu, dia saat ini rajin berlatih, berusaha keras sekuat tenaga, serta berdoa. “Kalau dapat juara, itu anugerah dari Allah SWT,” ujar atlet yang juga hobi bersepeda, futsal dan badminton tersebut. Ketua National Kempo Federation of Indonesia (NFKI) Kota Cirebon, Bhakti Adhyaksana menyebut bahwa Althaf adalah atlet muda yang berpotensi. Gerakan-gerakannya sangat bagus dalam pertandingan. “Dia rajin latihan, punya kemampuan bagus untuk anak seusianya. Kalau dikembangkan, tidak menutup kemungkinan Kota Cirebon punya petarung kempo andalan,” ujar Bhakti Adhyaksana. Ke depan, dia berharap, Althaf bisa mempersembahkan prestasi bagi Kota Cirebon. Caranya adalah dengan melakukan pembinaan secara terus menerus. “Kami yakin, dengan pembinaan yang terus menerus, para atlet usia dini bisa berprestasi. Dan pada akhirnya, Kota Cirebon akan dikenal lewat olahraga kempo,” ungkapnya. Agar keyakinannya terkabul, Bhakti memohon dukungan semua pihak agar kempo lebih berkembang di Kota Cirebon, serta berprestasi di tingkat dunia. “Kempo berkembang karena ada dukungan semua pihak,” pungkasnya.

Berkenalan Dengan Dwi Apriyani, Calon Bintang Kempo Indonesia

Kempo merupakan salah satu olahraga bela diri berasal dari Jepang yang banyak diminati di seluruh dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Dwi Apriyani alumni SMK Taruna Negara Wonosobo adalah salah satu gadis yang ikut melestarikan bela diri ini. Pemilik berat badan 47 kg ini menggeluti kempo tepatnya sejak 2016 lalu, saat dia masih berstatus sebagai pelajar. Banyak kejuaraan yang telah diikuti dan mendapatkan prestasi yang cukup memuaskan. Di antaranya Juara 1 Randori perorangan klas 40 kg Pekan Olah Raga Kabupaten Wonosobo 2016, Juara 1 Embu ( Kerapian teknik) berpasangan Porkab Kabupaten Wonosobo 2016, Juara 1 Randori ( perkelahian) kelas 46 kg Kejuaraan Nasional Kempo Bandung 2019, Juara 2 Embu Berpasangan Putri Kejuaraan Nasional Kempo Bandung 2019, dan yang terbaru Juara 1 Kejuaraan E Kempo IKF Portugal April 2021. Saat ini dia tetap fokus berlatih untuk persiapan kejuaraan selanjutnya. Hal ini disebabkan karena angan- angannya suatu saat ingin menjadi atlet nasional yang tampil dalam Asian Games bahkan jika bisa ingin tampil pada Olimpiade di masa mendatang. Di sisi lain orang tuanya ternyata belum mendukung penuh dikarenakan kempo dianggap olahraga keras dan berisiko cedera. Namun dengan semangat tinggi bertekad untuk menunjukkan kepada kedua orang tua bahwa pilihan untuk menggeluti kempo adalah hal yang tepat. Ternyata di balik kerasnya seni bela diri kempo, gadis kelahiran 16 April 2001 ini bercita- cita untuk memiliki usaha di bidang tata rias rambut dan kecantikan. Selain itu berharap ingin memiliki studio musik lengkap untuk menyalurkan hobi bermain musik yang juga merupakan kesenangannya. Di bawah pelatih Robert Hery Prayogo, seorang pelatih dan penguji di Jawa Tengah, yang juga mantan juara nasional, Ariyani juga berharap supaya Pemerintah Kabupaten Wonosobo, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, dan Pemerintah Pusat memberikan apresiasi lebih baik bagi para atletnya. Hal ini dapat memotivasi dalam berlatih dan bertanding setiap atlet. Pun juga berkeinginan banyak generasi muda ikut membangun negeri tercinta Indonesia lewat olahraga bela diri kempo. Sementara itu, Bonar Novi Priatmoko politisi muda yang juga anggota DPRD Kota Salatiga sebagai Ketua Umum Porkemi Jawa Tengah akan selalu terus mendukung para atlet kempo untuk dapat berlomba di laga daerah hingga internasional. Beliau sangat bangga kepada Dwi Apriyani yang menang Kejuaraan Internasional di Portugal dan berharap ada dukungan lebih dari Bapak Gubernur Jawa Tengah dan Bapak Bupati Wonosobo untuk memberi reward kepada Dwi Apriyani, karena sudah ikut membawa harum nama daerah kita tercinta.

Atlet Muda Indonesia Borong Emas Kejuaraan Dunia Kempo Virtual 2021

Atlet Muda Indonesia Borong Emas Kejuaraan Dunia Kempo Virtual 2021

Tim Kempo Indonesia menorehkan prestasi apik di Kejuaraan Dunia Kempo Virtual 2021. Merah-Putih membawa pulang lima emas. IKF (Federasi Kempo Internasional) mengadakan E-Kempo IKF World Championship 2021, yakni kejuaraan kempo internasional yang dihelat secara virtual pada 2-3 April. Ini jadi edisi kedua setelah tahun lalu yang diselenggarakan secara virtual karena pandemi virus corona. Kompetisi ini mempertandingkan dua divisi utama, yaitu kata dan weapon kata. Setiap divisi kembali dibagi menjadi dua kelompok, yaitu hard dan soft. Prosedur untuk berpartisipasi dalam kompetisi itu adalah dengan mengirimkan rekaman video saat atlet memperagakan gerakan kata, dan video tersebut akan dinilai oleh tiga orang juri. Untuk memastikan penilaian yang adil, juri tidak boleh menilai atlet dari negara yang sama, dan video yang dikirimkan pun harus merupakan satu video utuh dan tidak boleh diedit. Indonesia sebagai salah satu pesertanya meraih hasil apik. Dari 36 nomor kata yang dipertandingkan, Indonesia turun di 28 nomor untuk merebut total 16 medali. Rinciannya adalah lima emas, enam perak, dan lima perunggu. Salah satu peraih emas ajang tersebut adalah M Salahuddin Kevin Santosa, atlet asal Jawa Timur yang meraih emas di nomor hard kata putra 16-18 tahun. Selain lima emas, Indonesia juga merebut enam medali perak dan lima medali perunggu. Torehan medali juga tersebar dalam berbagai kategori usia, dari yang paling muda kategori usia 5-7 tahun hingga yang tertua kategori usia di atas 37 tahun. Ketua Dewan Pengawas dan Pertimbangan Anggota Porkemi, Timbul Thomas Lubis, mengatakan torehan itu merupakan peningkatan prestasi signifikan, mengingat Indonesia hanya mendapatkan satu perak dan satu perunggu pada kejuaraan pertama. “Meski baru berusia dua tahun, Porkemi telah berkembang dan ada di 24 provinsi dengan lebih dari 100 graha, dan lebih dari 2.500 anggota. Tapi bukan jumlah anggota yang kami kejar karena kami mementingkan kualitas,” kata Timbul. Hasil kejuaraan dunia kempo virtual berencana akan dilaporkan Porkemi ke Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dalam waktu dekat. Timbul yakin kempo akan menjadi penyumbang medali bagi Indonesia jika dipertandingkan pada ajang multievent, seperti Asian Games dan Olimpiade. Ia menambahkan Porkemi juga sudah mendapat persetujuan dari IKF untuk menggelar Kejuaraan Asia pertama, yang rencananya akan digelar pada 2022 atau 2023. Jika kompetisi tingkat Asia berhasil digelar, maka target berikutnya adalah masuk dalam ajang multievent Asia. “Lupakan SEA Games. Kami sudah berbicara kepada Komite Olimpiade Indonesia bahwa IKF setuju untuk kejuaraan Asia pertama di Indonesia. Semoga dengan adanya kejuaraan Asia, kami bisa mendorong kempo masuk ke Asian Martial Arts Games dan setelah itu Olimpiade,” tegas Timbul. “Kami sudah tekankan pada para ksatria untuk tidak mengedit video yang mereka kirimkan. Format yang diminta adalah format MP4 dan ukuran satu video cukup besar. Penyelenggara memiliki tim kontrol kualitas yang memeriksa metadata setiap video untuk memastikan video tersebut tidak diedit,” ungkap Wakil Sekretaris Jenderal I Porkemi, Musashi Nainggolan.