Jakarta- Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi menerima perwakilan asosiasi e-Sports Indonesia (IeSPA) pada Selasa, (4/12). Hadir dalam pertemuan itu Eddy Lim selaku ketua IeSPA dan atlet e-sports, termasuk Hendry “Jothree” Handisurya, yang meraih medali perak Asian Games 2018, pada nomor gim “Hearthstone”.
Menurut IeSPA, Indonesia memiliki jasa besar dalam perkembangan e-Sports karena berhasil menggelar turnamen e-Sports pertama, di ajang multi-event melalui Asian Games. Atas keberhasilan ini, forum-forum e-Sports internasional percaya bahwa masa depan e-Sports sebagai turnamen olahraga akan cerah.
Sejak didirikan pada 2013, IeSPA sudah memiliki badan kepengurusan hingga ke Jawa Barat, Jawa Tengah, Riau, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Kalimantan Barat, bahkan Papua Barat. IeSPA mengaku akan terus mengembangkan olahraga e-Sports di Indonesia, dengan menggelar banyak kejuaraan di tingkat lokal hingga nasional.
Hal ini bertujuan untuk menjaring bakat para atlet e-Sports di Indonesia. “Pemerintah sangat mendukung penuh kejuaraaan e-Sports tingkat nasional bahkan internasonal,” ujar Menpora. Menpora juga menambahkan agar proses pembinaan juga diperhatikan.
“Atlet e-Sports adalah atlet yang membela merah-putih sehingga perlu dibina dan diperhatikan fisik, mental, dan lainnya,” tambah Menpora. Senada dengan Menpora, pihak IeSPA juga menyatakan para pemain e-Sports bukan sekadar bermain gim. Mereka adalah para atlet yang punya kondisi fisik dan kondisi otak yang sama baiknya.
“Bahkan para atlet e-Sports harus menjaga pola makan dan kandungan gizi mereka. Para atlet tidak boleh makan dan minum sembarangan karena mereka juga dilakukan tes doping, sama seperti atlet lainnya,” ujar Imam. Pembahasan juga mengerucut tentang rencana kualifikasi dan pelatnas SEA Games cabang olahraga e-Sports.
Penyelenggara SEA Games Filipina 2019 sudah mengumumkan bahwa e-Sports resmi bakal dipertandingkan dan medalinya dihitung di klasemen. Sejauh ini, baru Mobile Legends: Bang-Bang yang resmi diumumkan sebagai judul games yang dipertandingkan pada SEA Games tersebut. Jenis games lainnya sedang dibahas hingga 15 Desember 2018.
“Rencananya untuk kualifikasi, kami akan mengadakan series event. Namun, detailnya seperti apa, masih perlu dimatangkan lagi karena harus menunggu pengumuman jenis-jenis games yang akan dipertandingkan. Sejauh ini, yang sudah pasti ‘kan baru Mobile Legends,” kata Eddy, dilansir Bola.com.
Eddy mengatakan rencana kualifikasi e-Sports untuk SEA Games belum diputuskan secara mendetail karena teknisnya pasti berbeda-beda, tergantung jenis game. Namun, Eddy memastikan para atlet yang dikirim ke SEA Games 2019, akan diseleksi berdasarkan hasil kualifikasi.
“Jadi, misal ada gamers papan atas, ya tak otomatis langsung lolos. Apalagi jangka waktunya masih panjang, hingga satu tahun ke depan. Masih mungkin ada perubahan kekuatan. Gamer yang terbaik saat ini, belum tentu masih jadi yang terbaik pada pertengahan tahun depan,” urai Eddy.
Penyelenggara SEA Games 2019 yang bermitra dengan manufaktur perangkat keras gaming Razer bakal menyediakan enam medali emas, dengan pembagian kategori dua untuk game konsol, dua untuk game PC, dan dua untuk game mobile.
“Lagipula, bukan hanya pemain terbaik yang akan dikirim ke SEA Games 2019. Kami akan mencari pemain terbaik, dan bagaimana caranya membuat mereka meraih medali emas. Mungkin dengan cara mengirim pemain menjalani pelatihan ke luar negeri,” imbuh Eddy.
EeSPA juga berencana menggelar pelatnas menjelang SEA Games 2018, sama seperti cabang-cabang lainnya. Namun, detail rencana pelatnas juga masih menunggu jenis games yang dipertandingkan, serta ketersediaan dana. (Adt)