UPH Kembali Mengukir Prestasi Internasional di Taipei di Cabor Basket 3×3

UPH Eagles Basket kembali menoreh presatasi internasional sebagai juara 3 pada kejuaraan antar universitas se-Asia atau Asian University Championship (AUC) 2019 di di Kinmen, Chinese Taipei pada tanggal 8-11 Mei 2019. The 5th Asian University 3×3 Basketball Championship diikuti 20 tim putra putri dari berbagai universitas di Asia. Keikutsertaan UPH atas penunjukkan PERBASI (Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia) mewakili Indonesia, dan berhasil meraih juara ke-3, setelah Mon- Altius Physical Education Institute, Mongolia, juara 1, dan Fu Jen Catholic University (FJCU) Taipei, juara 2. Berikut perolehan skor Tim Eagles Putra Basket 3×3 dalam empat laga di babak penyisihan, UPH vs Fu Jen University-Chinese Taipei: 19 – 17, UPH vs University of Macau 21 -16, UPH vs San Pedro College: WO, dan UPH vs Culture University of Hongkong 21-12. Di semifinal UPH berhadapan dengan Mon- Altius Mongolia: 17-18 (OT). Dan pada babak final UPH vs NNCU (Taipei) : 16-13. Tim UPH mengutus tim basket 3×3 putra dan putri, keduanya tampil maksimal dan memberikan yang terbaik. “Kita bermain baik saat tadi melawan Hongkong, selanjutnya pada babak final four menghadapi Mongolia tentunya kita akan memberikan yang terbaik agar bisa mengalahkan mereka,” kata pelatih dari tim basket 3×3 Indonesia, Stephen Metcalfe, dalam kesempatan wawancara media, seperti dikutip dari Bola.com pada Jumat (10/5). Menurut ‘Coach Met’ timnya harus mewaspadai kecepatan dari para pebasket Mongolia yang di atas rata-rata. “Pergerakan mereka juga sangat rapih jadi kita harus hari-hati, tapi postur kita lebih besar hal itu harus kita manfaatkan dalam 3×3,” lanjut Coach Met. Tim basket 3×3 UPH terdiri dari Rivaldo Tandra Pangesthio (Management 2014), Erick Jonathan Gosal (Management 2015), Patrick Nikolas (Management 2016), dan Muhammad Arighi (Food Technology 2017). Keempatnya saling bahu membahu untuk membawa Indonesia keluar sebagai juara Asia agar bisa lolos ke Kejuaraan 3×3 Universitas Tingkat Dunia atau World University League. Namun sayangnya, prestasi yang ditorehkan tim putra belum mampu disamai oleh tim putri yang belum berhasil ke babak final four. “Sempat menang lawan Makau dan Hongkong tapi sayang kalah lawan Chinesse Taipei dan China jadi untuk tahun ini belum ke final four,” kata asisten pelatih Cesar Wilhelem. Prestasi ini menambah sederet prestasi internasional UPH di cabang olahraga basket diantaranya peringkat 8 pada 2nd Asian University 3×3 Basketball Championship di Macau 2016, peringkat 5 di 3rd Asian University 3×3 Basketball Championship di Malaysia 2017, dan peringkat 10 Dunia pada 3×3 Basketball World University League di Xiamen, China. Tim basket UPH terus mempersiapkan diri untuk kompetisi berikutnya Liga Mahasiswa (LIMA) di Jakarta pada Juli 2019 dan Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional di bulan September 2019. (rh)

Gagal di Indonesia Masters, Alfian/Gischa Sabet Gelar di Chinese Taipei Open 2018

Duet ganda campuran Pelatnas PBSI Cipayung, Alfian Eko Prasetya/Marsheilla Gischa Islami, sukses merengkuh gelar di Chinese Taipei Open 2018 BWF World Tour Super 300, dan mendapat hadiah 39.500 dollar Amerika Serikat (AS) atau Rp 590 juta. (yosstory.com)

Jakarta- Usai gagal di kejuaraan bulutangkis Indonesia Masters 2018, di Kepulauan Bangka Belitung, September lalu, duet Alfian Eko Prasetya/Marsheilla Gischa Islami sukses merengkuh gelar di ajang Chinese Taipei Open 2018 BWF World Tour Super 300. Di Taipei Arena, pada laga pamungkas, Minggu (7/10), Alfian/Gischa sukses meredam wakil tuan rumah, Yang Po Hsuan/Wu Ti Jung, paska melewati pertarungan berdurasi 30 menit, straight game, 21-15, 21-11. Di awal gim pertama, pasangan berperingkat 87 dunia itu harus tertinggal di jeda interval gim dengan skor 8-11. Selepas itu, Alfian/Gischa seolah mendapatkan semangat untuk bangkit. Kejar mengejar poin tak terelakan bagi kedua pasangan. Namun, ganda penghuni Pelatnas PBSI Cipayung mampu mengunci gim ini dengan skor 21-15. Memainkan gim kedua, Alfian/Gischa mengambil inisiatif serangan terlebih dahulu. Begitu juga dengan kepiawaian Alfian/Gischa dalam memainkan bola yang tak mampu dibendung lawan. Perlahan dan pasti, poin demi poin yang diraih wakil Merah Putih itu tak mampu dikejar Yang/Wu. Akhirnya, mereka mengamankan gim ini dengan skor 21-11, sekaligus memastikan merengkuh gelar kedua sepanjang 2018. Selain menyelamatkan muka Indonesia, karena menjadi satu-satunya wakil di laga final, mereka berhak membawa pulang hadiah uang sebesar 39.500 dollar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 590 juta, sementara Wang/Yu, yang menjadi runner-up mendapatkan hadiah sebesar 19.000 dollar AS atau berkisar Rp 285 juta. (Adt)