Paralimpiade 2024: Qonitah Raih Medali Perak

Atlet para badminton Indonesia Qonitah Ikhtiar Syakuroh meraih perak usai kalah 14-21, 20-22 dari wakil China Xiao Zuxian pada final tunggal putri SL-3 Paralimpiade 2024 di Porte de la Chapelle Arena, Senin (2/9). Qonitah tampil percaya diri di awal gim pertama dengan memimpin di poin-poin permulaan. Tapi Xiao Zuxian bermain lebih solid dan mampu mengoreksi permainan Qonitah. Wakil China merebut keunggulan dan memimpin di interval pertama dengan 11-8. Qonitah mencoba bangkit selepas interval dengan memangkas defisit angka hingga 13-15. Namun lagi-lagi Xiao Zuxian tampil lebih impresif dengan mengandalkan netting silang yang sulit diatasi. Ini membuat Xiao unggul di gim pertama dengan 21-14. Di gim kedua Qonitah tidak mengendurkan semangat. Ia berhasil merebut sekaligus menjaga keunggulan di poin-poin awal meski dengan jarak yang tipis karena Xiao memberi perlawanan sengit. Qonitah memperbaiki permainannya sekaligus mencari celah kesalahan lawan. Atlet 22 tahun itu banyak memberi smash silang untuk mengatasi strategi lawan yang acap bermain bola pendek. Ini membuat Qonitah unggul di interval kedua. Namun Xiao juga berupaya mengurangi kesalahan hingga menempel ketat perolehan poin. Pertarungan sengit pun terjadi antar dua unggulan tersebut. Xiao menang 22-20 sekaligus meraih emas Paralimpiade 2024. Pencapaian Qonitah adalah prestasi tersendiri mengingat atlet asal Kulon Progo, Yogyakarta itu baru pertama kali ikut Paralimpiade. Setelah ini, Indonesia akan memastikan medali emas di cabor para badminton nomor ganda campuran SL3-SU5. Ini setelah adanya All Indonesian Final antara Leani Ratri Oktila/Hikmat Ramdani melawan Khalimatus Sadiyah/Fredy Setiawan. Sumber: CNN

Paralimpiade 2024: Hikmat Ramdani dan Leani Ratri Persembahkan Emas Pertama Indonesia

Kontingen Indonesia akhirnya meraih medali emas pertama di Paralimpiade 2024 Paris. Indonesia berjaya pada nomor ganda campuran klasifikasi SL3 – SU5 pada Paralimpiade 2024. Dua wakil Indonesia, Hikmat Ramdani-Leani Ratri Oktila dan Fredy Setiawan-Khalimatus Sadiyah bertemu pada partai puncak di Porte de la Chapelle Arena, Paris, Senin (2/9) siang WIB. Terciptanya All Indonesian Final ini membuat lega karena medali emas dan medali perak sudah pasti didapatkan. Namun, perebutan medali emas ini terasa begitu emosional bagi empat atlet yang bertanding. Leani Ratri Oktila tak bisa menahan tangis usai memastikan kemenangan dengan dua set langsung, 21-16, 21-15. Ratri merasa gembira namun juga bersedih karena harus memupus harapan Khalimatus meraih emas. Pada Paralimpiade 2020 lalu, Leani Ratri bersama Khalimatus sukses merebut medali emas nomor ganda putri SL3 – SU5. Namun pada Paralimpiade 2024, nomor ganda putri tak dipertandingkan. “Kalau lawannya dari beda negara kita akan lebih lepas, tetapi karena ini sudah terbiasa bersama, apalagi di Paralimpiade ini tidak ada ganda putri, yang seharusnya saya sama Khalimatus, sekarang jadi lawan,” kata Leani Ratri usai pertandingan. Terlepas dari situasi tersebut, Leani Ratri gembira bisa kembali ke performa terbaiknya. Ia sempat tidak percaya diri karena baru saja melahirkan. Namun, keputusan memilih Hikmat Ramdani sebagai partner baru terbukti tepat. Ratri mendapat motivasi ganda karena Hikmat memiliki ambisi mencetak prestasi. “Saya memilih Hikmat yang masih muda, yang mungkin saat itu baru mulai berani tampil. Saya bertekad lagi, saya yakin dan Hikmat juga memotivasi saya, apalagi dengan ambisinya yang sangat besar karena masih muda,” jelas Leani Ratri. Leani Ratri mempersembahkan medali emas ini untuk keluarganya. Dukungan keluarga menjadi faktor penting selama masa persiapan menuju Paralimpiade 2024. “Rasanya bangga, senang dan bahagia. Medali ini saya persembahkan untuk anak dan suami saya yang hari ini ulang tahun,” ungkap Leani Ratri. Sementara itu, Hikmat Ramdani mengungkapkan rasa bahagianya bisa meraih medali emas pertama pada ajang Paralimpiade. Namun sama seperti Ratri, Hikmat juga merasa permainan pada partai final ini sangat berat. “Tentunya saya senang banget, tapi rasanya juga kurang lebih sama, mainnya tidak lepas karena mungkin sesama Indonesia. Saya yang biasanya suka teriak-teriak, di pertandingan ini tidak lepas,” jelas Hikmat. Hikmat merasa senang bisa berduet dengan Leani Ratri. Hikmat masih ingin mengejar prestasi lagi pada cabang olahraga para bulu tangkis. “Partner yang baik, banyak kasih motivasi saat di lapangan maupun di luar lapangan. Mudah-mudahan kedepan mbak Ratri jangan pensiun dulu,” ucap Hikmat. Tambahan medali emas dan medali perak ini membuat kontingen Indonesia sudah melebihi target medali pada Paralimpiade Paris 2024. Per Senin (2/9) pukul 16.44 WIB, Indonesia sudah mendapatkan satu emas, empat perak dan tiga perunggu.