Pandu Satrio Perkasa Raih Emas Asia Mountain Bike di Malaysia

Sejarah baru ditorehkan atlet balap sepeda Kota Batu, Pandu Satrio Perkasa, atlet ISSI Kota Batu yang kini memperkuat Timnas Indonesia berhasil meraih medali emas kategori Men Junior di kancah Asia Mountain Bike Championship tahun 2024 yang digelar di Taman Cabaran Putrajaya, Malaysia tanggal 7 hingga 13 Mei 2024. Pandu mengulang kembali kesuksesan yang pernah diraih pelatihnya, Hildan Afos Katana. Jika tahun 2009 lalu Afos Katana meraih medali perak dalam Asia Mountain Bike Championship tahun 2024 ini. Pandu Satrio Perkasa meraih juara emas di kancah yang sama. Siswa SMAN 2 Kota Batu ini, berhasil jadi jawara di kategori Men Junior dengan catatan waktu 1:12.483 dibuntuti pembalap Thailand dan Taipei. “Sejarah baru, 15 tahun kami menunggu momen membahagiakan ini, Alhamdulillah, selamat untuk Pandu,” ujar Hildan Afos Katana. Pelatih yang pernah meraih medali emas nomor Downhill di Sea Games Naypyitaw tahun 2013 menjelaskan bahwa pada even yang sama pada tahun 2009 ia meraih medali Perak. Kesuksesan ini diulang dan ditingkatkan grade nya oleh Pandu dengan meraih medali emas. Selain itu Afos menilai, kemenangan ini akan semakin membuat moncer Pandu dalam meniti kariesnya di dunia balap sepeda nomor Downhill. Karena pada momen ini, Pandu bertemu untuk pertama kali dengan lawan-lawan balapnya. “Nanti sampai Men Elite, mereka akan terus bertemu, awal yang baik,” ujar Afos. Menurut Afos dalam kejuaraan ini, Pandu masuk dalam Timnas Balap Sepeda. Dalam even Asia Mountain Bike Championship tahun 2024 ini, Indonesian Cycling Federation (ICF) mengirimkan 14 atlet dan 4 official. Pandu berlaga di nomor Downhill bersama enam atlet Timnas dari berbagai daerah. “Alhamdulillah saya baru pertama kali ini mengikuti even ini, Alhamdulillah diberikan kelancaran, berkat doa dan dukungan semuanya, saya berhasil meraih juara di nomor Men Youth,” ujar Pandu. Berbagai persiapan dilakukan Pandu bersama tim termasuk melahap semua porsi latihan yang diberikan pelatih, hingga akhirnya Pandu berhasil meraih medali emas. Sumber: Times Indonesia

Polygon, Merek Lokal Yang Sering Disangka Sebagai Merek Dari Negara Lain

Merek-Lokal-Yang-Sering-Disangka-Merek-Internasional-1

Pecinta roda dua sepeda memang tidak akan asing dengan merek Polygon. Sudah banyak masyarakat Indonesia yang menggunakan sepeda merek Polygon. Merek Polygon sering disangka merek yang berasal negara lain. Namun, siapa sangka merek yang sudah hadir sejak tahun 1989 ini asli dari Indonesia. Pabrik Polygon berada di Sidoarjo, Jawa Timur tepatnya di Desa Wadungasih, Bunduran. Sepeda Polygon hadir dengan berbagai pilihan jenis sesuai dengan kebutuhan seperti, Mountain Bike, Road Bike, Urban Bike, BMX atau Dirt Jump Bike dan Youth Bike. Jenis-jenis ini diharapkan bisa memenuhi kebutuhan pengguna yang ingin memakai sepeda untuk sehari-hari, liburan atau untuk berolahraga. Polygon memproduksi sepeda yang bisa digunakan untuk semua kategori umur dan bisa dipakai untuk pemula hingga para atlet professional. Kualitas dari Polygon pun tidak kalah dengan kualitas merek internasional. Bahkan sepeda Polygon pun sudah diekspor ke berbagai negara seperti, Jepang, Inggris, Jerman, Korea, Malaysia, Spanyol dan berbagai negara lainnya. Sepeda Polygon pernah digunakan Tim Downhill Kelas Dunia Hutchinson UR Team 2 dalam ajang internasional UCI DH World Cup 2013. Pilihan jenis dari sepeda Polygon cukup banyak yaitu Polygon XC Race, Monarch, Xtrada, Premier dan masih banyak lagi. Meski terdapat banyak pilihan, desain warna dari Polygon tidak terlalu variatif dan cat serta sambungan besi yang di las tampak tidak tertutup rapih. Namun, frame dari Polygon pun diakui sangat kuat dan tahan lama. Bahan yang digunakan juga tahan karat jika sering terkena air. Sepeda Polygon juga mudah ditemukan diberbagai toko-toko sepeda. Harga yang ditawarkan sepeda Polygon ini mulai dari 1,7 Juta hingga puluhan juta rupiah. Meski harganya dianggap terlalu mahal, tetapi kualitas sepeda Polygon sudah standar dunia. Polygon memang sudah diakui sebagai sepeda dengan kualitas internasional. Meski sering dianggap produk negara lain, kita harus tetap bangga menggunakan produk lokal.(put)