Tito, Remaja 14 Tahun Asal Blora yang Sudah Mengantongi Segudang Prestasi di Olahraga Tenis

M. Tito Zuhda Irhami saat di JITA ketika sedang latihan

Indonesia tak akan kehabisan potensi atlet dari berbagai kota di Indonesia untuk masing-masing cabang olahraga, salah satunya olahraga tenis, ada banyak calon atlet tenis yang memiliki segudang potensi dan prestasi. Salah satunya adalah M. Tito Zuhda Irhami, remaja asal Blora, Jawa Tengah ini rela merantau ke Ibukota demi menekuni olahraga tenis. Berawal dari sang ayah yang juga memiliki hobi serupa, Tito pun mulai menjajal raket tenis di usia 5 tahun. Saat itu Tito masih menggeluti dua cabang olahraga, yakni tenis dan bulutangkis. “Dulu sebelum fokus di tenis saya main badminton juga, tapi karena papah merasa kasihan aku latihan dua kali tenis dan badminton, jadi disuruh pilih salah satu” jelas Tito. Usai memutuskan olahraga tenis sebagai hobinya, remaja berusia 14 tahun tersebut mulai fokus berlatih ketika usianya memasuki 6 hingga 7 tahun. Kejuaraan tingkat nasional yang dijalaninya pertama kali yaitu ketika berada di kota Madiun, meski hanya lolos satu pertandingan saja dan babak berikutnya harus pulang lebih cepat. Namun hal tersebut rupanya tak menyurutkan semangatnya untuk berlatih lebih giat lagi. Saat ini Tito masih duduk di bangku kelas 3 Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan sebentar lagi akan melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Meski masih berstatus siswa, dirinya tetap rutin menjalani latihan. “Kebetulan sekolah saya juga mendukung untuk berlatih tenis, kadang-kadang capek dan lelah juga sih. Kalau ketinggalan pelajaran biasanya nanya ke temen, tugasnya apa aja, kemarin materinya apa. Ya pinter-pinter kita cari teman lah pokoknya” ujar remaja kelahiran 8 Mei 2004 tersebut. Selama bermain di berbagai kejuaraan, Tito sempat mengalami cidera yang cukup parah, karena salah tumpuan pijakan ketika melakukan pertandingan sehingga memaksa dia untuk beristirahat sekitar 2 sampai 3 minggu. Tito mengungkapkan beberapa hal yang membuatnya nyaman dalam menekuni olahraga tenis, seperti teman-teman yang menyenangkan, dukungan dari pelatih dan juga keluarga. Keluarga dan orang tua menjadi alasan kuat bagi dirinya untuk masih bertahan dan menekuni olahraga tenis sampai saat ini, dukungan dan semangat yang terus mengalir menjadi motivasi bagi dirinya. “Target saya di tenis, semoga saya bisa lebih baik dari saat ini, dan juga bisa jadi pemain tenis nomor 1 se-Indonesia” tutupnya kepada NYSN Media. (Ham) Profil Singkat Nama : M. Tito Zuhda Irhami Tempat/Tgl Lahir : Blora, 8 Mei 2004 Nomor Ponsel : 081326915636 Media Sosial : Ig @titozuhda Alamat tinggal : Sekolah duta 5 (mess JITA) Orang Tua : Suharyanto (ayah) Nunuk Sutristianti (ibu) Anak ke 3 dari 3 saudara Pendidikan SD Tempelan Blora SMPN 1 Blora Prestasi 2018 Finalis Tunggal Putra KU 14 New Armada Cup XXII (Magelang, 8-13 Januari) Juara 3 Tunggal Putra KU 16 Totalindo Purwokerto Yunior (Purwokerto, 2-8 April) Juara 3 Ganda Putra KU 16 Totalindo Purwokerto Yunior (Purwokerto, 2-8 April) Peserta Seleknas KU 14 (Yogyakarta, 24-27 Januari) Juara 3 Tunggal Putra KU 16 Sportama Super Series (Banjarnegara, 8-12 Mei) Juara 3 Ganda Putra KU 16 Sportama Super Series (Banjarnegara, 8-12 Mei)

Si Kecil Cabe Rawit, Julukan Untuk Falen Atlet Tenis Berusia 8 Tahun

Falen, murid didik dari Jakarta International Tennis Academy.

Jakarta- Olahraga Tenis mungkin belum sepopuler olahraga lain seperti sepak bola, futsal, basket maupun badminton, meski demikan ada beberapa kalangan yang cukup menyukai cabang olahraga ini. Jakarta International Tennis Academy (JITA) adalah salah satu dari sekian banyak sekolah tenis di Jakarta yang sukses mengantarkan anak didiknya untuk bertanding di ranah nasional maupun internasional. Falen salah satunya, anak berusia 8 tahun tersebut meski terbilang usianya masih amat muda namun kemampuannya dalam memukul bola tenis di lapangan tak perlu diragukan lagi. Menurun dari hobi sang ayah yang juga menjabat sebagai pelatih tenis di JITA, sang anak justru memiliki ketertarikan dengan olahraga tenis saat usianya masih berusia 2 tahun. “Saat itu masih 2 tahun mulai penasaran dia sama raketnya, saya coba lemparkan ke anak bolanya malah dipukul. Akhirnya ketika umur 3,5 tahun baru saya kenalkan pelan-pelan, karena 2 tahun masih terlalu kecil ya” ungkap Sebastian, ayah dari Falen. Sebelum bergabung dengan JITA, Falen mulai berlatih dengan sang ayah dan kakak karena kebetulan sang kakak memiliki hobi yang sama. Mulai bergabung dengan JITA saat umurnya 3 tahun, Falen masih mengikuti latihan sesuai usia dan kemampuannya. Ketika berusia 5 tahun barulah terjun mengikuti turnamen perdananya namun sayang hanya sampai posisi Runner Up saja. “Sekitar umur 4-5 tahun mulai main di turnamen internal kita dulu, anaknya makin senang. Setelah dirasa cukup mumpuni baru terjun kejuaraan” tambah sang ayah. Saat ini anak kelahiran 1 Maret 2010 tersebut masih duduk di kelas 2 Sekolah Dasar, namun dalam usia semuda itu Falen ternyata memiliki jadwal yang sangat padat untuk belajar di sekolah sekaligus berlatih Tenis. Selain itu oleh pihak sekolah Falen juga  mengikuti ekstrakulikuler Baske dan Renang “Bisa dibilang sangat sedikit waktu istirahatnya, tapi anaknya senang. Saya suruh istrahat malah marah-marah anaknya” tambah Sebastian. Namun yang dikhawatirkan ketika Falen akan merasa jenuh dengan segudang aktivitasnya, bahkan ketika akhir pekan Falen menghabiskan waktu 6 jam di JITA untuk berlatih, tak ayal lagi bahwa peran orang tua sangat diperlukan dalem menjaga keseimbangan aktivitas dan kesehatannya. Kerap kali sang anak diberikan multivitamin dan makanan yang bergizi agar kondisinya tetap terjaga, dengan waktu latihan dan jadwal aktivitas yang tergolong padat, agar berhasil membuahkan segudang prestasi yang dibawanya pulang. “Sejauh ini masih bisa dikondisikan, aktivitasnya saya atur agar tetap fit. Latihan pun ringan saja paling joging, skiping aja saya suruh 500 dia bisa sampai 3000 kali” ujar pelatih sekaligus ayah Falen seraya bergurau. Harapan yang disampaikan sang ayah adalah semoga Falen bisa menjaga konsistensinya hingga usia 12 tahun, agar Ia bisa bisa menjadi atlet top nasional bahkan internasional. (Ham) Profil Singkat Nama : Rafalentino Ali Da Costa Tempat/Tgl Lahir : Tangerang Selatan, 1 Maret 2010 Orang Tua : Sebastian Ali Da Costa (ayah) Dwi Komala Sri (ibu) Nomor Ponsel : 087771556829 (ibu) Anak kedua, kakak Justmin Ali Da Costa Pendidikan SD Al-Fath BSD, Tangerang Prestasi KU 8: Sportama Orange 2015 – RUNNER Up KU 10: AFR 2017 – SEMIFINAL KU 10: CBR 2017 – SEMIFINAL KU 10: Sportama 2017 – Semifinal KU 10: Thamrin Cup 2018 – SEMIFINAL KU 10:BNI 2017 – RUNNER Up KU 10:AFR 2017- RUNNER Up KU 10:AFR 2017- WINNER KU 10:CBR 2017- WINNER

Rachel, Gadis Blasteran Negri Kincir Angin Ingin Harumkan Nama Indonesia

Jakarta- Menjadi seorang atlet olahraga adalah mimpi bagi sebagian anak di Indonesia. Selain tampil di ajang event nasional, juga bisa mengharumkan nama Indonesia di kancah Internasional. Rachel Meghan Peters, jadi salah satunya. Gadis berdarah Belanda ini menekuni olahraga Tenis sejak usia 6 tahun. Berawal dari sang ayah yang juga hobi bermain tenis, menurun kepada Rachel, sapaannya. “Hoby main tenis dari ayah, yang sering berlatih di Jakarta International Tennis Academy (JITA). Dan di JITA juga saya bertemu teman-teman baru, meski latihannya cukup berat  ,” ungkap Rachel. Dirinya rutin mengikuti latihan setiap Jumat sore usai jam sekolah, meski waktu sekolah yang cukup padat namun tak meghalangi semangatnya untuk terus berlatih. Rachel yang masih duduk di kelas 3 SMP sekolah internasional ACG School Jakarta, di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, sudah memiliki segudang prestasi di level junior, seperti turnamen August Ferry Raturandang (AFR) Remaja, Sportama, hingga Mayapada. “Setelah pulang sekolah aku langsung ke tempat latihan, nanti selesai latihan, baru pulang ke rumah. Kadang capek juga sih” ujar remaja berusia 14 tahun tersebut. Namun Rachel tetap disiplin belajar dan sejenak absen mengikuti latihan, saat musim jian sekaolah tiba. Bahkan, momen akhir pekan digunakannya untuk fokus belajar di rumah. Rachel Pertama kali mengikuti turnamen saat usianya 9 tahun. Tampil di Sportama Tennis Institute Junior 2013, ia sukses menjadi juara level The Future Stars (0-10 tahun). Sejak event ini, Rachel rutin tampil di beberapa turnamen Junior kelas nasional. Target yang ingin dicapainya pun tak main-main ingin menjadi petenis nasional dan kelak tampil di ajang profesional. Rachel kini sudah tampil di turnamen Internasional ITF Junior, mengharuskan Rachel harus rutin sebanyak 2x dalam sesi kualifikasi dan Main Draw. “Kalau menang nanti mendapat poin untuk bermain di ITF Junior series, tapi kemarin aku kalah di Main Draw, dar pemain nasional Indonesia, jadi harus kembali mulai lagi,” jelas Rachel kepada NYSN Media pada Jumat (13/7) sore. Target jangka panjang yang ingin dara yang tinggal di kawasan Kemang, Jakarta Selatan ini, menjadi atlet profesional dan mengharumkan nama Indonesia di event Internasional dari cabang tenis. (Ham) Profil singkat Nama : Rachel Meghan Peters Tempat/Tgl Lahir : Jakarta, 6 Juli 2004 Alamat : Kemang Terusan, Jakarta Selatan Orang Tua : David Pieters (ayah) Andromeda (ibu) Anak ketiga dari tiga saudara Pendidikan Sekolah Dasar Belanda NIS SMP Academic College Grup (ACG) Prestasi KU 10: SPORTAMA 2013 – WINNER KU 10: MAYAPADA 2014 – WINNER KU 10: MAYAPADA 2014 – WINNER KU 12: AFR 2015 – RUNNER UP KU 14: AFR 2016 – WINNER KU 14: AFR 2016 – WINNER KU 12: SPORTAMA 2016 – WINNER KU 14: CBR 2017 – WINNER