Ditempa Pelatih Brasil, Para Petarung Junior Indonesia Janjikan 5 Emas

Sebanyak 12 atlet junior Indonesia akan berlaga di GAMMA World MMA Championships 2024. Para petarung berusia di bawah 18 tahun itu berjanji untuk meraih lima medali emas dalam kejuaraan dunia kategori usia tersebut. Para petarung junior Indonesia yang terdiri dari sepuluh laki-laki dan dua perempuan itu akan beraksi di berbagai kelas GAMMA World MMA Championships 2024. Ajang bergengsi tersebut rencananya berlangsung di Dewa United Basecamp, Pagedangan, Banten, 6-14 Desember mendatang. Ke-12 petarung junior itu telah menjalani pemusatan latihan sekaligus seleksi sejak Juni 2024. Para atlet yang akan berpartisipasi nanti adalah mereka yang tersisa dan telah menyingkirkan lebih dari puluhan atlet lain. Dalam persiapannya, ke-12 atlet junior itu ditempa oleh Marcos Tulio de Melo Machado, seorang pelatih asal Brasil yang sudah malang-melintang di dunia tarung campuran tanah air. “Kami melihat persiapan dan juga kerja keras tim U-18 Pertacami yang sejak bulan Juni 2024 mereka sudah melakukan latihan intensif di sini,” ujar Tommy Paulus Hermawan, Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Tarung Campuran Indonesia (PB Pertacami) di GOR Universitas Negeri Jakarta, Selasa (26/11). Dalam kesempatan itu, PB Pertacami turut berbincang dengan para atlet junior. Dalam obrolannya, Tommy menyebut mereka sudah dalam keadaan siap dan bahkan memiliki target besar di GAMMA World MMA Championships 2024. Yakni meraih lima emas. “Anak-anak (para atlet) sih berjanji ke Ketua Umum, katanya lima medali emas. Mudah-mudahan (tercapai), semangat anak-anak luar biasa,” ungkap Tommy. Tommy pun kini menanti kiprah para petarung junior Indonesia, yang menurutnya sudah berkembang sangat pesat sejak pemusatan latihan dimulai pada pertengahan tahun ini. “Perkembangan anak-anak cukup signifikan ya. Pertama dari segi fisik, (kemudian) segi stamina, power, teknik latihan, semuanya cukup signifikan. Dan kami ada datanya semua. Dari awal di bulan Juni sampai sekarang, anak-anak berlatih cukup intensif dan ada catatannya semua,” terang Tommy. “Saya pribadi melihat U-18 sebagai masa depan MMA Indonesia, jadi saya punya harapan yang sangat besar dan saya rasa mereka bisa mengukir prestasi luar biasa nanti di kejuaraan dunia,” tambahnya. Sememtara itu, Marcos selaku pelatih tim MMA Indonesia U-18, mengakui bahwa persiapan anak asuhnya dalam menatap ajang ini tak mulus. Mereka awalnya sempat mengalami kesulitan dalam hal fasilitas dan jam terbang. Tapi kini, seluruh atlet dinyatakan Marcos telah siap untuk beraksi. “Di pemusatan latihan inilah mereka terbentuk. Kami memilih kampus ini karena mereka punya fasilitas yang lengkap, dari laboratorium, psikolog, nutrisi, semua ada disini untuk menunjang latihan kami, jadi kami punya semuanya disini,” jelasnya. Daftar Atlet U-18 PB Pertacami 1. Bumi Magani Abraar Himara (Bogor, 03/09/2009) U-16 (-54 kg) 2. Lintang Satya Putra (Bandung, 03/09/2009) U-16 (-75kg) 3. Rayhan (Tangerang, 24/09/2008) U-18 (-47,6 kg/-52,2 kg) 4. Rizki (Bandung, 05/05/2008) U-18 (-52,2 kg) 5. Riswan Efendi Hutabalian (Sawah II, 05/01/2007) U-18 (-56,7 kg) 6. Yosua Pratama Purba (Tanjung Uban, 18/10/2007) – U-18 (-56,7 kg) 7. Jerico Moi Tambunan (Sorong, 28/11/2007) U-18 (-61,2 kg) 8. Rangga Dika Mahendra (Malang, 24/02/2008) U-18 (-61,2 kg) 9. Eugene Darrien Djubair (Jakarta, 03/04/2007) U-18 (-65,8 kg) 10. Rico Sanusi Hutasoit (Lae Gadong, 19/09/2007) U-18 (-65,8 kg) 11. Mutiara Pricilia Rori (Manado, 07/05/2007) U-18 (-43,1 kg/-52,2 kg) 12. Manayra Maritza Hersianti Siagian (Surabaya, 25/09/2008) U-18 (-47,6/-52,2 kg) Sumber: Jawapos

Kisah Atlet MMA Muda Asal Sorong: Tuntaskan Dendam Ayah yang Tak Dihargai Jadi Atlet

Jerico Moi adalah salah satu atlet junior MMA Indonesia dalam pemusatan latihan PB Pertacami. Ia tengah mempersiapkan diri untuk mewakili Indonesia di GAMMA World MMA Championships 2024. Jalan Jerico sampai di tahap ini begitu terjal, karena ia sulit mendapatkan restu ayahnya. Jerico menunjukkan ketertarikannya dengan bela diri sejak lama. Pada usia 13, Jerico sudah mengenal karate, kickboxing, hingga muaythai. Namun, mimpinya di dunia bela diri tak mendapatkan restu dari ayah. Sekitar dua tahun Jerico memohon lampu hijau dari ayahnya. Belakangan Jerico tahu ternyata ayahnya adalah eks atlet bela diri. Ayahnya menilai, atlet bela diri tak punya masa depan cerah. “Dulu saya lihat orang-orang pada ikut bela diri karate, kick boxing, muaythai. Jadi saya lihat, lalu saya bilang kepada orang tua saya, ‘Pak, saya mau ikut bela diri,’ saya bilang. Cuma belum ada respons-belum ada respons, akhirnya orang tua buka masa lalu orang tua saya, bapak saya, bahwa bapak saya dulu itu atlet,” kata Jerico. “Dulu bapak cerita kepada saya kalau dia gagal mencapai cita-citanya, yaitu sebagai tentara, TNI, karena kurangnya prestasi atau bakat yang dia punya, walaupun dia itu seorang atlet. Tapi dulu katanya atlet itu tidak berharga di Indonesia ini, tidak ada harga dirinya karena sudah dianggap biasa seperti itu, tidak bisa membanggakan nama Indonesia,” lanjutnya. Jerico bercerita bahwa sang ayah tak ingin jejaknya diikuti. Ayah Jerico pernah sampai gagal untuk bergabung dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) karena minimnya prestasi. “Dulu bapak cerita, karena tidak adanya perkembangan dari bela diri ini, dulu dia, korban sih, lebih ke korban, kalau dia dibilang atlet itu tidak ada gunanya, atlet itu tidak ada manfaatnya, faedahnya, tidak menghasilkan duit,” ucap Jerico. “Mungkin itulah kata-kata teman bapak saya, atau orang tua dari orang tua saya, dan dia [ayah Jerico] tetap menantang penuh bahwa bela diri itu tidak sereceh itu,” sambungnya. Pada akhirnya, Jerico mendapatkan lampu hijau dari sang ayah. Jerico ditempa di sasana yang dibangun oleh ayahnya sendiri, yang saat ini terafiliasi dengan Patunggung Simalungun Siantar Club (PSSC). Atlet 16 tahun itu awalnya diragukan keseriusannya, namun semenjak dirinya diangap pantas oleh sang ayah, Jerico mulai ditempa habis-habisan. Jerico pun kini punya motivasi besar. Ia ingin membayar kepercayaan ayahnya, dengan meraih prestasi tinggi. Jerico kini fokus dengan PB Pertacami dalam persiapan GAMMA World MMA Championships 2024 yang akan digelar di Dewa United Arena, Banten, mulai 6 Desember mendatang. “Sebenarnya saya sempat goyah mendengar kata-kata kalau atlet itu tidak berharga, tidak dapat menghasilkan apa-apa, tidak berguna seperti itu dari orang tua saya. Tapi entah kenapa memang jiwa saya memang ke atlet, saya memang tetap berpegang teguh pada pendirian saya bahwa saya bisa menjadi atlet melebihi dari orang tua saya,” ujar Jerico. “Motivasi terbesar saya itu memang dari orang tua saya. Karena orang tua saya adalah orang yang gagal dalam mewujudkan mimpinya [sebagai atlet] dan saya bercita-cita untuk mewujudkan mimpinya kembali di masa muda saya ini. Saya tidak akan menyia-nyiakan waktu dan kesempatan yang sudah diberi, saya akan ambil semua,” tutupnya. Sumber: Kumparan