Pesan Iga Swiatek Bagi Para Petenis Muda

Pesan Iga Swiatek Bagi Para Petenis Muda

Petenis muda asal Polandia, Iga Swiatek, mampu tampil memukau dengan menjuarai Grand Slam pertama dalam kariernya di Prancis Terbuka 2020 usai menumbangkan unggulan asal Amerika Serikat, Sofia Kenin. Iga Swiatek diyakini akan semakin berkembang sebagai seorang atlet dan menjadi panutan bagi para atlet yang lebih muda. Ia pun ingin memberikan saran bagi para atlet muda lainnya. “Bersabar dan memiliki orang-orang yang baik di sekeliling anda. Karena bahkan jika tenis adalah olahraga individual, sulit untuk melakukannya seorang diri. Saya memiliki dukungan luar biasa di sekeliling saya dan tanpa tim saya, saya pikir saya tidak akan berada di posisi saya saat ini,” jelas Swiatek dalam sesi tanya jawab bersama Laureus Sports Awards. Selain itu, petenis yang baru berusia 19 tahun itu memahami kecenderungan para atlet yang ingin melakukannya seorang diri. Tetapi ia menekankan bahwa perjalanan itu akan berjalan lebih lancar hanya dengan keberadaan tim yang suportif. “Berpikir bahwa anda tidak bisa melakukannya seorang diri, karena itu bukan hal yang buruk. Itu kenyataan dan semuanya akan jauh lebih mudah jika anda memiliki orang-orang baik di sekeliling anda,” tambah Swiatek. Pemberhentian selanjutnya bagi petenis peringkat 15 dunia adalah Dubai. Ia akan memasuki turnamen tersebut sebagai petenis unggulan kedelapan dan selain gelar, ia juga akan berkompetisi demi 1000 poin. Iga Swiatek juga menjadi petenis yang diantisipasi di setiap turnamen yang ia lakoni. Selain itu, memenangkan gelar Grand Slam kedua dalam kariernya akan menjadi tantangan besar. Untuk saat ini, Swiatek akan mendapatkan semua pengalaman yang ia butuhkan demi menjadi salah satu petenis terbaik. Profil Swiatek: Nama Lengkap: Iga Swiatek Tempat, Tanggal Lahir: Warsaw, Polandia, 31 Mei 2001 (19 Tahun) Tinggi Badan: 175 cm Mulai Karir: 2016 Peringkat WTA Saat Ini: 17 (12 Oktober 2020) Peringkat WTA Tertinggi: 17 (12 Oktober 2020)

5 Petenis Muda Yang Bersinar Sepanjang 2020

Iga Swiatek

Petenis-petenis muda potensial yang muncul sepanjang 2020 memberi sinyal bahaya pada dominasi bintang-bintang senior. Mereka datang sambil mengantarkan kejutan demi kejutan. Rekor demi rekor. Seiring waktu berjalan, pengalaman serta kematangan mereka terasah. Berikut 5 petenis muda paling bersinar sepanjang 2020. Iga Swiatek (Polandia) Iga Swiatek menjadi wajah baru yang paling menonjol di musim tenis tahun ini setelah menjuarai Prancis Terbuka. Petenis Polandia pertama yang menang Grand Slam itu kini menempati peringkat 17 WTA, remaja dengan ranking tertinggi di sektor tunggal putri. Dengan gelar Prancis Terbukanya itu, pemain berusia 19 tahun ini menjadi juara turnamen tunggal termuda sejak Rafael Nadal (2005) dan di sektor tunggal putri sejak Monica Seles (1992).  Menarik melihat kiprahnya di musim tenis tahun depan. Biodata Nama Lengkap: Iga Świątek Tempat/Tanggal Lahir: Warsaw, Polandia/31 Mei 2001 Tinggi Badan: 176 cm Ranking Saat Ini: 17 (singles) Amanda Anisimova (Amerika Serikat) Petenis Amerika Serikat ini menjadi petenis ketiga termuda yang berada di peringkat 100 besar dunia WTA. Amanda Anisimova memulai tahun ini di Auckland Terbuka di mana ia mengalahkan Kateryna Kozlova, Daria Kasatkina, dan Eugenie Bouchard meski harus menyerah di tangan Serena Williams di semifinal. Ia tampil menjanjikan di turnamen Doha, tetapi harus mundur karena cedera. Semenjak Maria Sharapova mengumumkan pensiun di awal tahun 2020, Amanda Anisimova disebut-sebut sebagai calon pengganti petenis asal Rusia tersebut. Biodata Nama Lengkap: Amanda Anisimova Tempat/Tanggal Lahir: Freehold, New Jersey, AS/31 Agustus 2001 Tinggi Badan: 180 cm Ranking Saat Ini: 30 (singles) Carlos Alcaraz (Spanyol) Petenis berusia 17 tahun ini cukup fenomenal di sepanjang 2020. Ia menutup musim sebagai pemain termuda di 600 besar peringkat ATP dengan bercokol di posisi 141 dunia. Petenis Spanyol ini memulai 2020 dengan memenangkan 14 dari 15 pertandingan pertamanya di sirkuit ITF Future. Carlos Alcaraz kemudian memenangkan 20 dari 24 pertandingan terakhirnya di level ATP Challenger. Dari situ, ia membawa pulang tiga gelar, yakni di Triester, Barcelona, dan Alicante. Dalam debut turnya di Rio de Janeiro, ia menjadi petenis kelahiran 2003 pertama yang memenangkan pertandingan ATP. Biodata Nama Lengkap: Carlos Alcaraz Tempat/Tanggal Lahir: El Palmar, Murcia, Spanyol/5 Mei 2003 Tinggi Badan: 185 cm Ranking Saat Ini: 141 (singles) Jannik Sinner (Italia) Jannik Sinner mencapai peringkat ATP terbaiknya yakni ranking 37 pada November 2020 lalu. Di 2019, ia memanjat naik dari peringkat 553 dunia hingga peringkat 78 di akhir musim. Tahun ini pun ia meloncati lebih dari 40 peringkat. Pemain berusia 19 tahun ini memenangkan pertandingan pertamanya di babak utama Grand Slam ketika berlaga di Australia Terbuka. Biodata Nama Lengkap: Jannik Sinner Tempat/Tanggal Lahir: San Candido, Italia/16 Agustus 2001 Tinggi Badan: 188 cm Ranking Saat Ini: 137 (singles) Felix Auger-Aliassime (Kanada) Meski bukan tahun terbaik Felix Auger-Aliassime, di penghujung 2020 petenis berusia 20 tahun ini sanggup mempertahankan posisinya di ranking 20 besar dunia. Ia mencapai final secara back-to-back di Rotterdam dan Marseille sebelum hiatus karena pandemi. Di AS Terbuka, untuk pertama kalinya ia mencapai babak keempat di turnamen Grand Slam. Ia juga mengusir pulang eks petenis nomor satu dunia, Andy Murray saat mencapai babak 16 besar. Patut dinanti apakah di musim 2021 Felix Auger-Aliassime mampu mengakhiri puasa gelarnya. Biodata Nama Lengkap: Felix Auger-Aliassime Tempat/Tanggal Lahir: Montreal, Kanada/8 Agustus 2000 Tinggi Badan: 193 cm Ranking Saat Ini: 21 (singles) (sumber: IndoSport)

Profil Iga Swiatek, Petenis Usia 19 Tahun yang Jadi Juara Prancis Terbuka 2020

Profil Iga Swiatek, Petenis Usia 19 Tahun yang Jadi Juara Prancis Terbuka 2020

Iga Swiatek berhasil menjuarai turnamen tenis grand slam Prancis Terbuka 2020. Dalam pertandingan final di Paris, Prancis, Sabtu malam, 10 Oktober 2020, Swiatek berhasil mengalahkan unggulan empat asal Amerika, Sofia Kenin, lewat dua set meyakinkan, 6-4 dan 6-1. Saat poin kemenangan diraih, Swiatek seakan tidak percaya bahwa dirinya baru saja menjuarai salah satu turnamen tenis bergengsi di dunia. Terlebih, Swiatek dianggap sebagai kuda hitam dalam turnamen Prancis Terbuka nomor tunggal putri tahun ini. Dia datang ke turnamen sebagai petenis peringkat ke-54. Iga Swiatek merupakan petenis dengan peringkat terendah yang memenangkan gelar putri di Roland Garros sejak peringkat WTA diperkenalkan pada 1975 Swiatek mengantongi catatan tujuh kali bermain di tujuh turnamen besar dan belum pernah menembus babak ke-4, tak heran jika Swiatek dicap sebagai kuda hitam dan pelengkap Prancis Terbuka 2020. Nama Iga Swiatek mungkin masih belum setenar Serena Williams, Karolina Pliskova, hingga Simona Halep. Namun, diusianya yang masih sangat muda, Swiatek mampu membuktikan bahwa ia mampu meraih gelar juara meski belum menyandang nama besar. Potensi besar dan kehebatan Swiatek tidak terlepas dari peran besar keluarganya, bakat olahraga sudah mengalir deras dalam darahnya. Sang ayah, Tomasz Swiatek, adalah mantan atlet dayung Polandia. Sementara, sang kakak, Agata Swiatek, pernah menjadi petenis di level junior. Swiatek tertarik bermain tenis karena ingin lebih baik dari sang kakak, Agata. Kedua saudara itu selalu bersaing dan saling mengalahkan. Iga Swiatek menjadi juara Prancis Terbuka wanita termuda setelah Monica Seles (16 tahun) pada tahun 1990. Pada usia 15 tahun, Swiatek mulai berlatih secara profesional. Ia dilatih oleh petenis lokal Polandia, Piotr Sierzputowski. Berkat binaan Sierzputowski, bakat Swiatek menjadi kian terasah. Tidak mengherankan jika kemudian Swiatek berprestasi sejak level junior. Swiatek pernah meraih juara tunggal putri Wimbledon dan ganda putri Prancis Terbuka di level junior. Puncaknya, dia meraih emas ganda putri Olimpiade Remaja Buenos Aires 2018 bersama Kaja Juvan. Selain latihan serta kerja keras, ada faktor lain yang menurut Swiatek sangat penting untuk menjadi juara. Menurutnya, pikiran dan mental berperan penting bagi seorang atlet jika ingin meraih kesuksesan. Namun, sayangnya kedua hal tersebut acap kali ditepikan oleh para atlet junior. Atas dasar tersebut, Swiatek akhirnya menggunakan jasa psikolog olahraga bernama Dr. Daria Abramowics sejak usia 17 tahun. Senada dengan Swiatek, Abramowics mengungkapkan fakta banyak atlet muda menyia-nyiakan bakat besar karena tak mampu mengatasi tekanan pikiran. Mereka menyimpan sendiri masalah yang dihadapi, baik di dalam maupun luar lapangan. Padahal, masalah di pikiran itu bisa sangat mengganggu permainan. Misalnya, karena terlalu gugup, pemain merasakan sakit di bagian tubuhnya yang sebenarnya tidak ada cedera. Selain itu, banyak kasus yang terjadi pada petenis muda yang merasa harus tampil baik karena sudah berlatih keras selama latihan. Kata ”harus” tanpa disadari bisa jadi beban dalam pikiran. Seringkali, beban itu justru menjadi sebuah penyebab yang merusak permainan mereka. Bisa dibilang, peran Abramowics sangat besar dalam kesuksesan yang diraih Swiatek. Dengan kematangan fisik dan pikiran, gelar demi gelar menunggunya di masa depan. Sebuah contoh yang patut ditiru oleh para atlet junior lainnya. Profil Swiatek: Nama Lengkap: Iga Swiatek Tempat, Tanggal Lahir: Warsaw, Polandia, 31 Mei 2001 (19 Tahun) Tinggi Badan: 175 cm Mulai Karir: 2016 Peringkat WTA Saat Ini: 17 (12 Oktober 2020) Peringkat WTA Tertinggi: 17 (12 Oktober 2020) Hasil pertandingan Iga Swiatek pada Prancis Terbuka 2020: Babak pertama: Iga Swiatek vs [15] Marketa Vondrousova (Republik Cek) 6-1 6-2 Babak kedua: Iga Swiatek vs Hsieh Su-wei (Taiwan) 6-1 6-4 Babak ketiga: Iga Swiatek vs Eugenie Bouchard (Kanada) 6-3 6-2 Babak keempat: Iga Swiatek vs [1] Simona Halep (Rumania) 6-1 6-2 Perempat final: Iga Swiatek vs Martina Trevisan (Italia) 6-3 6-1 Semi-final: Iga Swiatek vs Nadia Podoroska (Argentina) 6-2 6-1 Final: Iga Swiatek vs [4] Sofia Kenin (Amerika Serikat) 6-4 6-1

Tekuk Unggulan Keenam, Priska Jumpa Seeded Kesembilan Australia Open Junior 2019

Priska Madelyn Nugroho, melaju ke babak ketiga nomor tunggal Australia Terbuka Junior 2019. Pada babak kedua, Selasa (22/1), satu-satunya wakil andalan Merah Putih itu, mendepak unggulan keenam dari Amerika Serikat, Ma Lea, dengan skor akhir 5-7 6-3 6-0. (topskor.co.id)

Melbourne- Petenis Indonesia, Priska Madelyn Nugroho, melaju ke babak ketiga nomor tunggal Australia Terbuka Junior 2019. Pada babak kedua, Selasa (22/1), satu-satunya wakil Merah Putih di turnamen tenis berjuluk Grand Slam of Asia Pacific itu, mendepak unggulan keenam dari Amerika Serikat, Ma Lea. Priska unggul dalam laga rubber set dengan skor akhir 5-7 6-3 6-0. Sebelumnya, di laga pembuka Australia Open Junior 2019, pada Minggu (20/1), Priska menyudahi petenis Korea Selatan, Yoen Woo Ku, juga dengan tiga set 6-3, 6-7, 6-4. “Saya sempat kehilangan konsentrasi ketika unggul 3-1 di set awal. Kejadian serupa nyaris terulang pada set kedua. Tapi saya bisa kembali mengontrol permainan dan menyelesaikan set kedua dan percaya diri menyelesaikan set berikutnya,” ucap Priska usai laga. Partai seru berdurasi satu jam 18 menit itu, berlangsung di lapangan nomor delapan Melbourne Park ini. “Serve pertama menjadi kunci kemenangan ini,” imbuh dara manis berkawat gigi yang lahir 29 Mei 2003 ini. Merujuk statistik pertandingan, Priska sanggup melesakkan tujuh kali aces alias serve yang tak tertepis lawan. Padahal, rata-rata kecepatan servisnya hanya 144 km/jam, yang sejatinya lebih pelan dari Ma Lea, yang mencatat rerata ace 147 km/jam. Pada babak ketiga, Rabu (23/1), Priska bakal kembali menghadapi lawan yang tak kalah berbobot, yakni Kamilla Bartone. Petenis Latvia peringkat 21 dunia itu menempati posisi unggulan kesembilan turnamen. Di babak 32 besar, remaja semampai kelahiran Riga, Latvia, 7 Juni 2002 itu, menang atas andalan Australia, Olivia Gadecki 7-6(4) 4-6 6-3. Sepekan silam, saat tampil di babak kedua turnamen pemanasan di Traralgon, Priska unggul straight set atas Gadecki 6-4 6-2. “Kalau Priska mampu mempertahankan level permainan seperti babak kedua, saya yakin peluangnya cukup besar melewati babak 16 Besar,” tutur pelatih Ryan Tanujoyo yang bersama Elbert Sie mendampingi Priska selama di Negeri Kanguru. (Adt) Hasil Selasa (22/1)Babak Kedua (32 Besar)Priska Madelyn Nugroho v 6-Ma Lea (AS) 5-7 6-3 6-0 Jadwal Rabu (23/1)Babak Ketiga (16 Besar)Priska Madelyn Nugroho v 9-Kamilla Bartone (Latvia)

Tantang Unggulan Keenam Asal New York di Australia Open Junior, Priska : Siap Siapapun Lawannya

Petenis Indonesia peringkat 44 dunia, Priska Madelyn Nugroho (15 th) akan menjajal ketangguhan unggulan keenam asal Amerika Serikat berperingkat 19 dunia, Ma Lea (17 th), pada babak kedua Australia Terbuka Junior, pada Selasa (22/1). (picssr.com)

Melbourne- Petenis Indonesia, Priska Madelyn Nugroho menjajal ketangguhan unggulan keenam asal Amerika Serikat, Ma Lea, pada babak kedua Australia Open Junior 2019, pada Selasa (22/1). Pertemuan antara peringkat ke-44 dan 19 dunia itu dijadwalkan berlangsung di lapangan nomor delapan Melbourne Park. Lawan Prsika terhitung cukup matang dari sisi usia. Lea adalah petenis berdarah Tionghoa berasal dari Dix Hills, New York. Dara kelahiran 1 Februari 2001 ini merupakan atlet timnas USA, yang tampil dalam ajang Olimpiade Remaja (Youth Olympic) pada Oktober 2018 lalu, di Buenos Aires, Argentina. “Pokoknya saya siap saja melawan siapapun karena memang tak ada lawan yang mudah di ajang level grand slam seperti ini,” ucap Priska, tak gentar ketika dihubungi pada Senin (21/1), yang tampil di arena pertandingan turnamen tenis berjuluk Grand Slam of Asia Pacific itu. “Berusaha main terbaik dan semaksimal mungkin memanfaatkan peluang yang ada,” lanjut dara kelahiran Jakarta, 29 Mei 2003 ini. Kiprah Priska, satu-satunya wakil Merah Putih di arena grand slam ini hanya tersisa di nomor tunggal, menyusul kekalahannya pada babak pertama ganda, Senin (21/1). Duet Priska/Wei Sijia kandas di tangan unggulan kedua asal Thailand, Thasaporn Naklo/Mananchaya Sawangkaew 0-6 2-6 hanya dalam tempo 46 menit. “Lawan sangat dominan dari awal pertandingan. Priska dan partnernya kesulitan dan tak mampu keluar dari tekanan,” ulas pelatih Ryan Tanujoyo yang bersama Elbert Sie mendampingi Priska. Menurut Ryan, faktor jam terbang juga sangat berpengaruh dalam pertarungan di level grand slam. “Pasangan Thailand itu sangat kompak dan lebih berpengalaman tampil di grand slam seperti Australia Terbuka ini. Sementara Priska dan Wei memang baru melakukan debut di ajang seperti ini,” paparnya. Priska dan Wei Sijia merupakan petenis termuda yang masuk sebagai direct acceptance babak utama Australia Terbuka Junior 2019. “Semoga Priska dapat segera melupakan kekalahan di nomor ganda dan bisa mengambil banyak pelajaran dari pertandingan itu agar lebih siap menjalani partai babak 32 besar tunggal,” tandasnya. (Adt) Jadwal Selasa (22/1)Priska Madelyn Nugroho v 6-Ma Lea (AS) Hasil Senin (21/1)Priska Madelyn Nugroho / Wei Sijia (China) v 2-Thasaporn Naklo / Mananchaya Sawangkaew (Thailand) 0-6 2-6

Hadapi Wakil Korsel di Babak Pertama Australia Open Junior 2019, Priska : Dia Kawan Berlatih

Petenis muda Indonesia, Priska Madelyn Nugroho (15 tahun), akan memulai debutnya di ajang Grand Slam, Australia Open Junior 2019, pada Minggu (20/1). Peringkat ke-45 junior dunia itu, bakal menghadapi wakil Korea Selatan (Korsel), Yeon Woo Ku. (tribunnews.com)

Jakarta- Petenis muda Indonesia, Priska Madelyn Nugroho akan memulai debutnya di ajang Grand Slam, Australia Open Junior 2019, Minggu (20/1). Dari hasil undian babak utama yang dilakukan Jumat (18/1), peringkat ke-45 junior dunia itu bakal menghadapi wakil Korea Selatan (Korsel), Yeon Woo Ku, pada laga perdana. Yeon yang saat ini berada di urutan ke-127 junior dunia, masuk babak utama menggunakan fasilitas wild card, setelah memenangi Australia Open Asia Pacific Play Off di Zhuhai (Tiongkok), awal Desember 2018. “Meskipun belum pernah bertemu di lapangan, dia bukanlah lawan yang asing karena beberapa kali berlatih bersama,” tutur Priska, pada keterangannya Jumat (18/1) seusai melakoni latihan di Albert Reserve Park, Melbourne. “Saya optimistis bisa melaju ke babak kedua,” ucap Priska. Akhir tahun lalu dalam persiapan menuju Australia Terbuka ini, bersama Yeon, dara kelahiran Jakarta 29 Mei 2003 bahkan turut mengikuti pemusatan latihan bersama dengan mantan pelatih Andy Roddick, Tarik Benhabilles di Bangkok, Thailand. “Semua lawan di level Grand Slam tidak ada yang mudah. Kami semua berusaha untuk bermain semaksimal mungkin memanfaatkan peluang yang ada. Mohon doa dan dukungan dari seluruh pencinta tenis indonesia,” ucap pelatih Ryan Tanujoyo bersama Elbert Sie, yang mendampingi kiprah Priska, selama di Australia. Bila mampu menepiskan perlawanan Yeon, Priska bakal terlibat bentrok dengan pemenang laga antara unggulan keenam dari Amerika Serikat, Lea Ma dan wakil Rusia, Elina Avanesyan. Priska juga akan tampil di nomor ganda berpasangan dengan petenis asal Tiongkok, Wei Sijia. Keduanya adalah petenis termuda yang lolos sebagai Dirrect Acceptance Babak Utama Australia Terbuka Junior 2019. Undian partai ganda, berlangsung pada Sabtu (19/1). Hadirnya Priska, menandai kehadiran kembali wakil Merah Putih di ajang Grand Slam setelah cukup lama petenis Indonesia absen dari turnamen tenis kelas wahid dunia. (Adt)