Tim Tenis Indonesia Lolos Dari Degradasi Piala Billie Jean King Junior

Tim tenis putri Indonesia

Tim tenis putri Indonesia lolos dari degradasi kualifikasi zona 1 Asia/Oceania Piala Billie Jean King Junior yang berakhir Sabtu (17/5) di Shymkent, Kazakhstan. Pada ajang perebutan lambang supremasi tenis beregu putri yang dulu berlabel Piala Fed itu, Indonesia menempati peringkat ke-13 dari 16 peserta yang tampil. “Alhamdulillah tim nasional putri berhasil lolos degradasi,” ujar kapten tim Indonesia Irawati Moerid dalam keterangan resmi, Rabu. Tim yang diisi oleh petenis muda yakni Quirena Trea Assyifa, Khansa Putri Raga, dan Calista Rosiana berada di grup dua bersama Jepang, Taiwan, dan Malaysia. Tim Merah Putih mengakui ketangguhan Jepang 0-3 di laga pertama dan menelan kekalahan dengan skor serupa saat bersua Taiwan sebelym memetik kemenangan 2-1 atas Malaysia di laga pamungkas. Hasil di babak round robin itu membuat Indonesia terlempar dari babak perebutan peringkat delapan besar. Pada perebutan peringkat 9-16, Indonesia takluk dari Hong Kong dengan skor 0-3. Namun, pada penentuan peringkat 13 dan 14, Indonesia berhasil menaklukkan Filipina 2-1 dan Iran dengan skor sama 2-1 sehingga berada di peringkat ke-13. “Kami butuh banyak jam terbang karena pemain-pemain kita rata-rata belum memiliki pengalaman yang cukup di lapangan tanah liat,” ungkap Ira, sapaan akrabnya. Menurut Ira saat ini Indonesia tertinggal jauh jika dibandingkan dengan negara-negara Asia/Ocenia lainnya karena minimnya lapangan tanah liat serta regenerasi yang lambat. “Kita ketinggalan jauh dalam hal pemerataan dan pelapis antargenerasi,” tutur Ira yang menjadi bagian dari tim beregu putri yang sukses meraih medali perak beregu dan perunggu ganda putri pada Asian Games Beijing 1990 ini. Ira pun mengakui adanya perubahan besar dalam perkembangan tenis di mana Taiwan yang sebelumnya dianggap sebelah mata secara mengejutkan di final mampu menaklukkan Australia dengan skor 2-0. Piala Billie Jean King Junior merupakan ajang bergengsi yang diperuntukkan bagi pengembangan pemain-pemain muda. Petenis papan atas dunia di antaranya Iga Swiatek pernah memperkuat negaranya yakni Polandia di ajang ini.

Pelatnas PBSI Panggil 10 Atlet Muda

Seleksi Nasional (Seleknas) PBSI 2025 yang diselenggarakan pada pertengahan Februari lalu di pelatnas PP PBSI, Cipayung, Jakarta, telah menetapkan tujuh atlet sebagai juara Seleknas dan resmi masuk ke pelatnas tahap dua. Selain itu, melalui proses evaluasi lanjutan, PP PBSI menetapkan sepuluh atlet tambahan untuk bergabung ke dalam pelatnas mulai 2 Juni 2025. PP PBSI menyatakan, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, proses seleksi tahun ini disusun secara lebih sistematis, profesional, dan holistik. Hal ini sejalan dengan arahan Ketua Umum PP PBSI Fadil Imran, bahwa seleksi atlet adalah tahapan strategis dalam sistem pembinaan nasional dan harus dilakukan dengan penuh integritas, karena akan berdampak langsung terhadap masa depan prestasi bulu tangkis Indonesia. Selain itu Oleh karenanya, induk organisasi olahraga pukul bulu ini membentuk Tim Penentu Akhir (TPA) yang independen dan profesional, terdiri dari pengurus dan profesional baik dari internal dan eksternal PBSI. TPA bertugas melakukan evaluasi menyeluruh berdasarkan lebih dari sekadar hasil pertandingan. Proses seleksi mempertimbangkan prestasi, kekuatan teknis, postur, daya juang, potensi mendatang, hingga data hasil tes medis, fisik, dan psikologis, yang dilakukan secara komprehensif di markas Kopassus pada 16–22 Februari. Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Eng Hian, yang juga memimpin tim pemantau, menjelaskan bahwa pendekatan ini merupakan bagian dari pembaruan sistem pembinaan yang lebih transparan dan akuntabel. “Kami ingin penilaian lebih objektif dan mendalam. Tidak semata menang atau kalah, tapi bagaimana potensi atlet bisa dibaca dengan komprehensif,” ujarnya melalui siaran pers Humas PP PBSI, Selasa (20/5) malam. Dengan kolaborasi bersama tim pelatih dan pemandu bakat seperti Hendrawan, Bambang Supriyanto, Harry Hartono, dan Yoga Ukikasah, serta dukungan dari pengurus, diputuskan pemanggilan 10 atlet tambahan dari 32 nama yang masuk radar pantauan Seleknas. Eng Hian menegaskan, atlet yang belum masuk pelatnas tetap dipantau secara berkala melalui turnamen resmi. “Promosi dan degradasi bersifat dinamis. Setiap progres akan dievaluasi sesuai KPI yang telah ditetapkan,” tambahnya. Dengan pendekatan ini, PP PBSI berharap proses pembinaan atlet nasional semakin profesional dan inklusif. Ini adalah bagian dari transformasi tata kelola PBSI 2024–2028 menciptakan sistem yang adil, terukur, dan berkelanjutan, demi mewujudkan prestasi Merah Putih yang lebih gemilang di masa depan. Berikut daftar 10 atlet muda yang dipanggil masuk pelatnas: Tunggal Putra Richie Duta Richardo Dendi Triansyah Tunggal Putri Salsabila Amiradana Kavitha Najwa Aulia Ganda Putra Wahyu Agung Prasetyo Dexter Farrell Ali Faathir Rayhan Devin Artha Wahyudi Ganda Putri Riska Anggraini Jania Novalita Situmorang