PBSI Terapkan Sistem Promosi yang Ketat Demi Prestasi

Eng Hian

Pelatnas PBSI terapkan sistem promosi dan degradasi terbaru. Aturan ini tidak mengikuti periode tertentu seperti sebelumnya. Atlet dinilai berdasarkan performa di turnamen internasional dan kemajuan teknik. Penilaian juga mencakup aspek fisik dan data pendukung yang relevan. “Setiap atlet dipantau performa pencapaian prestasi turnamen BWF dan multievent, progress kemajuan dari segi teknik, fisik, data-data pendukung. Hal ini akan menjadi bahan pertimbangan tim pelatih untuk mengambil keputusan,” kata Kabid Binpres Pelatnas PBSI, Eng Hian, Sabtu (29/3/2015). Sistem ketat ini diharapkan mempercepat regenerasi pemain muda. Langkah ini memberikan peluang tampil di turnamen internasional bagi talenta baru. Eng Hian menggelar pertemuan dengan pemain senior dan Wakil Ketua Umum, Taufik Hidayat. Pertemuan tersebut bertujuan mendengarkan usulan serta mendukung kenyamanan atlet di pelatnas. “Pemain senior ini mempunyai jangka waktu bermain yang tidak panjang. Jadi mereka harus punya komitmen yang tinggi selama berada di Pelatnas dan memaksimalkan waktu untuk meraih prestasi terbaik,” ujar Eng Hian. Eng Hian juga menyampaikan mekanisme bagi pemain yang berkarir di luar pelatnas, masih dikaji. Ia menyatakan evaluasi terus dilakukan tanpa membedakan status atlet di pelatnas. “Intinya kami tidak membedakan atlet tersebut berada di Pelatnas atau luar Pelatnas. Terpenting adalah atlet anggota PBSI yang membela dan mengharumkan nama Indonesia di kancah International,” tutur Eng Hian menutup pembicaraan. Sumber: RRI

Diva Kian Termotivasi Usai Sabet Emas dan Pertajam Rekor

Diva Renatta

Atlet lompat galah putri Indonesia, Diva Renatta Jayadi, semakin termotivasi untuk meraih prestasi lebih tinggi. Apalagi setelah ia berhasil membawa pulang medali emas dalam ajang 2025 Nantou International Pole Vault Invitational Meet di Sun Moon Lake, Taiwan, pada 30 Maret 2025. Tak hanya meraih kemenangan, Atlet kelahiran 24 Januari 2002 itu juga mencatatkan rekor baru dengan lompatan setinggi 4,30 meter, melampaui Rekor Nasional (Rekornas) Lompat Galah Putri sebelumnya yang berjarak 4,20 meter atas namanya sendiri. Rekor sebelumnya ia ciptakan saat berlaga di Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 di Aceh-Sumatera Utara. Diva mengungkapkan rasa syukurnya atas pencapaian ini, terutama karena diraih di bulan Ramadan yang penuh berkah. Ia merasa bangga bisa memberikan hasil terbaik dan berharap pencapaiannya ini bisa menjadi motivasi untuk meraih prestasi lebih tinggi ke depan. “Sangat senang dan bersyukur bisa mendapatkan hasil maksimal di bulan Ramadan yang berkah dan di momen Lebaran,” ujar Diva dalam pesan singkat kepada ANTARA. Meski sukses menorehkan rekor baru, Diva mengakui bahwa bertanding di Taiwan memberikan tantangan tersendiri. Cuaca di lokasi lomba yang terletak di kawasan wisata dataran tinggi Sun Moon Lake cukup dingin dan berkabut, yang membuatnya harus beradaptasi dengan kondisi tersebut. Namun, persiapan yang matang di pemusatan latihan nasional (pelatnas) Pangalengan, Jawa Barat, membantunya menghadapi situasi tersebut dengan baik. “Saya sebelumnya sudah berlatih di pelatnas Pangalengan yang memiliki kondisi serupa, sehingga tidak terlalu terpengaruh,” kata putri dari mantan atlet nasional lompat galah, Nunung Jayadi, dan mantan pelari gawang nasional, Dedeh Erawati. Kepercayaan diri Diva semakin meningkat seiring dengan persaingan ketat di ajang tersebut. Ia yakin bisa memecahkan rekornas berkat latihan yang konsisten dan persiapan yang matang sebelum berangkat ke Taiwan. Dalam lawatannya ke Taiwan, Diva juga berpartisipasi dalam ajang 2025 Taiwan International Indoor Pole Vault Meet yang berlangsung pada 26 Maret. Dalam kompetisi tersebut, atlet asal DKI Jakarta ini berhasil mencatat lompatan 4,00 meter, menyamai Rekornas Lompat Galah Indoor Putri yang sebelumnya dipegang Desi Margawati sejak 2009. Sumber: VOI

Mengenal Olahraga AirBadminton

AirBadminton

Mungkin beberapa dari Anda masih asing dengan olahraga AirBadminton. Cabang olahraga ini berbeda namun serupa dari saudaranya, badminton atau bulu tangkis. Sejak 2019, Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) memperkenalkan AirBadminton, versi bulu tangkis yang dimainkan di luar ruangan. Berbeda dengan bulu tangkis biasa yang dimainkan di dalam ruangan, AirBadminton bisa dimainkan di berbagai permukaan lapangan seperti rumput, tanah keras, atau pasir pantai. Tujuan utamanya adalah membuat bulu tangkis lebih mudah diakses oleh semua orang. Menurut BWF, AirBadminton cocok untuk segala usia karena bisa dimainkan di mana saja, tanpa harus bergantung pada lapangan indoor. Dari sisi kesehatan, olahraga ini punya banyak manfaat, seperti meningkatkan kecepatan, daya tahan, kekuatan, dan kelincahan. Selain itu, bermain AirBadminton juga bisa membantu mengurangi stres, menurunkan risiko rabun jauh pada anak-anak, serta mencegah penyakit seperti tekanan darah tinggi dan diabetes. AirBadminton bisa dimainkan dalam berbagai format, mulai dari 1 lawan 1 (single), 2 lawan 2 (double), hingga 3 lawan 3 (triple). Untuk permainan rekreasional, jumlah pemain bisa lebih dari itu. Namun, selain dalam kategori single, pemain dalam satu tim tidak boleh memukul kok secara berurutan—harus bergantian. Peralatan yang digunakan hampir sama dengan bulu tangkis biasa, seperti raket, net, dan shuttlecock yang khusus dibuat untuk permainan luar ruangan. Kok yang digunakan, bernama AirShuttle, terbuat dari plastik dan dirancang agar tetap stabil meski terkena angin. Raketnya pun mirip dengan bulu tangkis biasa, hanya saja dengan tarikan senar yang lebih ringan. Dalam pertandingan resmi, AirBadminton menggunakan sistem best of five, di mana setiap gim dimainkan hingga 11 poin. Jika skor imbang 10-10, pemain yang unggul dua poin lebih dulu akan memenangkan gim. Namun, batas maksimalnya adalah 13 poin agar permainan tidak berlangsung terlalu lama. Dari segi lapangan, AirBadminton memiliki beberapa perbedaan dibanding bulu tangkis konvensional. Lapangan single berukuran 5 x 16 meter, sedangkan untuk double dan triple lebarnya bertambah satu meter. Area permainan lebih sederhana dengan hanya dua garis sejajar net yang berjarak dua meter dari masing-masing sisi, menandai “dead zone” di mana pemain tidak boleh melakukan pukulan. Hal ini membuat teknik netting tidak bisa digunakan dalam AirBadminton. Selain itu, ada cone di dekat baseline dengan jarak tiga meter sebagai penanda area servis. Tinggi net juga berbeda tergantung jenis permukaan: 1,55 meter untuk lapangan solid dan 1,45 meter untuk lapangan pasir, agar pemain tetap bisa bergerak dengan nyaman. Dengan konsep yang lebih fleksibel dan menyenangkan, AirBadminton bisa menjadi alternatif olahraga yang menarik bagi siapa saja, di mana saja! Sebagai organisasi resmi yang membawahi bulu tangkis di Indonesia, PBSI juga bertanggung jawab dalam pengembangan dan regulasi AirBadminton, sejalan dengan aturan yang ditetapkan oleh Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF).

Piala Dunia AirBadminton perdana digelar di Uni Emirat Arab

AirBadminton

AirBadminton akan memasuki era baru dengan bergulirnya Piala Dunia AirBadminton atau BWF AirBadminton World Cup perdana di Uni Emirat Arab pada 13-16 November 2025. “Piala Dunia merupakan salah satu upaya Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) dalam memperluas dan mengembangkan ekosistem AirBadminton,” demikian pernyataan BWF dalam laman resminya, Selasa. Sebelum pelaksanaan Piala Dunia, BWF akan lebih dulu menggelar turnamen kontinental sebagai ajang kualifikasi menuju Piala Dunia AirBadminton 2025. Tim-tim dari Asia dan Oseania akan bersaing di Kejuaraan Asia Pasifik yang berlangsung di Malaysia. Sementara itu, tuan rumah untuk tiga kejuaraan lainnya adalah Peru (Pan Amerika), Azerbaijan (Eropa), dan Ghana (Afrika). Turnamen kualifikasi ini mencakup tiga nomor pertandingan: team relay, tripel putri, dan tripel putra. Sebanyak 12 tim akan lolos ke Piala Dunia AirBadminton 2025, terdiri dari tiga tim terbaik dari nomor team relay di Kejuaraan Asia dan Eropa, dua tim terbaik dari Afrika dan Pan Amerika, serta juara dari Oseania, ditambah tuan rumah. Tim yang lolos melalui team relay juga wajib berpartisipasi dalam nomor tripel putra dan tripel putri. Terkait format pertandingan di Piala Dunia AirBadminton 2025, BWF menjelaskan akan mempertandingkan tiga nomor utama: team relay, tripel putri, dan tripel putra. Pada nomor team relay, setiap pertemuan terdiri dari empat pertandingan yakni, ganda putri, ganda putra, tripel putri, dan tripel putra. Pertandingan menggunakan sistem relay, dengan poin kemenangan bertahap mulai dari 15, 30, 45, hingga 60 poin. Tim yang lebih dulu mencapai 60 poin akan memenangkan pertandingan. Sementara itu, pada nomor tripel putra dan tripel putri, pertandingan akan menggunakan format best-of-five, dengan setiap gim dimainkan hingga mencapai sembilan poin. Dengan struktur kompetisi AirBadminton 2025 yang telah disusun, BWF berupaya memperluas penyelenggaraan turnamen guna memberikan lebih banyak kesempatan bagi pemain dan tim untuk berpartisipasi dalam turnamen resmi BWF. Selain itu, BWF juga membuka peluang bagi negara anggota yang ingin menyelenggarakan turnamen regional maupun internasional. Sebagai bagian dari dukungan terhadap perkembangan AirBadminton di tingkat nasional, BWF akan kembali meluncurkan Program Dukungan Peralatan edisi kedua pada Mei mendatang. Program ini bertujuan untuk memperkuat ekosistem kompetitif AirBadminton dan memperluas akses terhadap olahraga ini di berbagai belahan dunia. Sumber: ANTARA