Mungkin beberapa dari Anda masih asing dengan olahraga AirBadminton. Cabang olahraga ini berbeda namun serupa dari saudaranya, badminton atau bulu tangkis.
Sejak 2019, Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) memperkenalkan AirBadminton, versi bulu tangkis yang dimainkan di luar ruangan.
Berbeda dengan bulu tangkis biasa yang dimainkan di dalam ruangan, AirBadminton bisa dimainkan di berbagai permukaan lapangan seperti rumput, tanah keras, atau pasir pantai. Tujuan utamanya adalah membuat bulu tangkis lebih mudah diakses oleh semua orang.
Menurut BWF, AirBadminton cocok untuk segala usia karena bisa dimainkan di mana saja, tanpa harus bergantung pada lapangan indoor.
Dari sisi kesehatan, olahraga ini punya banyak manfaat, seperti meningkatkan kecepatan, daya tahan, kekuatan, dan kelincahan. Selain itu, bermain AirBadminton juga bisa membantu mengurangi stres, menurunkan risiko rabun jauh pada anak-anak, serta mencegah penyakit seperti tekanan darah tinggi dan diabetes.
AirBadminton bisa dimainkan dalam berbagai format, mulai dari 1 lawan 1 (single), 2 lawan 2 (double), hingga 3 lawan 3 (triple). Untuk permainan rekreasional, jumlah pemain bisa lebih dari itu. Namun, selain dalam kategori single, pemain dalam satu tim tidak boleh memukul kok secara berurutan—harus bergantian.

Peralatan yang digunakan hampir sama dengan bulu tangkis biasa, seperti raket, net, dan shuttlecock yang khusus dibuat untuk permainan luar ruangan. Kok yang digunakan, bernama AirShuttle, terbuat dari plastik dan dirancang agar tetap stabil meski terkena angin. Raketnya pun mirip dengan bulu tangkis biasa, hanya saja dengan tarikan senar yang lebih ringan.
Dalam pertandingan resmi, AirBadminton menggunakan sistem best of five, di mana setiap gim dimainkan hingga 11 poin. Jika skor imbang 10-10, pemain yang unggul dua poin lebih dulu akan memenangkan gim. Namun, batas maksimalnya adalah 13 poin agar permainan tidak berlangsung terlalu lama.
Dari segi lapangan, AirBadminton memiliki beberapa perbedaan dibanding bulu tangkis konvensional. Lapangan single berukuran 5 x 16 meter, sedangkan untuk double dan triple lebarnya bertambah satu meter. Area permainan lebih sederhana dengan hanya dua garis sejajar net yang berjarak dua meter dari masing-masing sisi, menandai “dead zone” di mana pemain tidak boleh melakukan pukulan. Hal ini membuat teknik netting tidak bisa digunakan dalam AirBadminton.
Selain itu, ada cone di dekat baseline dengan jarak tiga meter sebagai penanda area servis. Tinggi net juga berbeda tergantung jenis permukaan: 1,55 meter untuk lapangan solid dan 1,45 meter untuk lapangan pasir, agar pemain tetap bisa bergerak dengan nyaman.
Dengan konsep yang lebih fleksibel dan menyenangkan, AirBadminton bisa menjadi alternatif olahraga yang menarik bagi siapa saja, di mana saja!
Sebagai organisasi resmi yang membawahi bulu tangkis di Indonesia, PBSI juga bertanggung jawab dalam pengembangan dan regulasi AirBadminton, sejalan dengan aturan yang ditetapkan oleh Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF).