Indonesian Junior Golf (IJG) kembali menggelar JKC Turnamen Junior Golf...
Read MorePembinaan Atlet Jangka Panjang, Pemerintah Berencana Bangun Trainning Camp Olahraga Berstandar Internasional
Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI), Zainudin Amali mengatakan pemerintah akan membangun Trainning Camp berstandar internasional di Cibubur, Jakarta Timur sebagai pusat latihan elit olahraga nasional. Menurut Zainudin Amali, Hal tersebut dilakukan karena saat ini pemerintah sudah memiliki Grand Design Olahraga Nasional dalam melakukan pembinaan atlet dari usia dini dan menyiapkan atlet-atlet berprestasi nasional terutama di tingkat Olimpiade. Karena Olimpiade menjadi target utama, sementara Asian Games dan SEA Games hanya menjadi target antara. Sehingga, setiap Olimpiade ditargetkan ada peningkatan rangking, misalnya pada Olimpiade Rio De Jeneiro urutan 46 maka Olimpiade Tokyo diharapkan menempati posisi 40, kemudian Olimpiade 2024 di Paris, Olimpiade 2028 di Los Angeles dan seterusnya hingga 100 tahun Indonesia merdeka atau Olimpiade 2044. “Jadi setiap empat tahun kita menaikkan target kita, karena apa? Di dalam Grand Desing Olahraga Nasional itu semuanya kita mendesain prestasi jadi nggak boleh lagi kita membuat prestasi itu by accident, asal nemu, sudah tidak bisa. Kita harus memang benar-benar kita persiapkan dan sekarang ini kita sedang mempersiapkan satu trainning camp yang berstandar internasional yakni di Cibubur,” ungkap Zainudin Amali saat menjadi narasumber pada acara live dialog Indonesia Bicara, TVRI, Senin (26/7) malam. Menurutnya, ada 14 cabang olahraga unggulan dan 2 cabang olahraga yang disukai masyarakat yakni Sepak bola dab Bola voli akan pusat pelatihannya ditempatkan di Trainning Camp. “Kecuali yang misalnya seperti Dayung, mereka (pusat latihan) punya sendiri. Kemudian Bulutangkis juga belum punya itu akan kita tempatkan camp di sana. Semuanya kita lengkapi termasuk sekolahnya, termasuk untuk sport sciencenya,” ucapnya. Untuk para atlet yang akan menempati Trainning Camp tersebut adalah para pelajar yang dipersiapkan sebagai atlet nasional dengan pola pembinaan yang ketat dan fasilitas yang lengkap. “Di dalam grand design itu yang kita pandu mulai dari mereka di tingkat SMP. Kita nanti akan menghasilkan 150 atlet elite nasional untuk cabang-cabang olahraga unggulan kita. itu kita hasilkan dari 250 ribu talenta seluruh Indonesia kemudian kita peras menjadi 37.500, kita peras lagi menjadi 3.750, naik lagi makin susah jadi 750 dan terakhir masuk di 150 elit nasional,” pungkasnya. 150 atlet usia dini dari hasil seleksi inilah yang akan dikirim ke semua ajang olahraga internasional baik itu yang single event maupun multi event dari masing-masing cabang olahraga. “Jadi begitu terperinci, begitu sistematis dan terencana serta jangka panjang yang kita siapkan dalam Grand Design Olahraga Nasional,” katanya. Namun demikian, Zainudin Amali menyebutkan bahwa untuk sementara ini atau sebelum grand design disusun pemerintah masih mengandalkan atlet-atlet hasil binaan di Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) dan Pusat Pelatihan Nasional (Pelatnas) bahkan yang dikirim ke Olimpiade Tokyo 2020. “Yang sementara ini, sebelum lahir grand design ini kita punya PPLP. PPLP di berbagai tempat. Kalau nggak salah Cantika (lifter peraih medali perunggu Olimpiade Tokyo 2020) ini hasil dari PPLP Jawa Barat,” jelasnya. Kedepan, kata Zainudin Amali, pihaknya akan menyaring atlet-atlet dari PPLP dan Sekolah Khusus Olahraga (SKO) di berbagai provinsi di Indonesia. Selain itu, pihaknya juga akan membangun sentra-sentra olahraga di 10 wilayah seluruh Indonesia, dimana setiap sentra akan dikuatkan masing-masing cabor unggulannya. “Nah kita akan spesifikasi sentra di provinsi mana, dia harus kita kuatkan apa untuk menjaring talenta dari usia dini itu untuk cabang olahraga apa?,” jelasnya. “Untuk sementara yang kita tiru Trainning camp atau sport training yang punya Jepang. Jadi nanti kita akan punya seperti itu, semuanya (fasilitas) lengkap itu terpusat di Cibubur,” tambahnya. Dalam membangun Tranning Camp di Cibubur tersebut, Menpora memastikan bahwa Kemenpora tidak bekerja sendirian melainkan kemnterian dan lembaga Negara lainnya turut ambil bagian karena kebutuhan pembiayaannya yang sangat besar. Bahkan, untuk saat ini, kalau dibandingkan dengan Australia dan Tiongkok saja Indonesia sangat jauh untuk biaya pembinaan atlet. “Tetapi dengan apa anggaran yang belum terlalu optimal saja kita sudah bisa berprestasi. Apalagi kalau ini dinaikkan. Nah, karena ini merupakan program nasional dari kementerian/lembaga masing-masing mengambil tanggungjawab misalnya untuk pembangunan tranning camp itu bukan kami, itu menjadi bagian Kemen PUPR. Kemudian untuk menyiapkan talenta kita bekerjasama dengan Kemendagri dan Kemendikbud dan juga pemerintah daerah,” tukasnya. Kemudian Kementerian BUMN, sudah berkomitmen bahwa dari 14 cabang olahraga unggulan yang masuk dalam grand design dan 3 cabang olahraga yang sangat diminati oleh masyarakat itu akan disiapkan bapak angkat dari BUMN-BUMN untuk membiayai pembinanannya. “Jadi atlet ini dia kerjaanya berlatih saja, dia tidak perlu terlalu dipusingkan dengan bagaimana nanti kalau saya sudah tidak berprestasi, sudah purna prestasi. Saya sudah bicara dengan pak Erick (Menteri BUMN) dan beliau sudah menyampaikan komitmennya. Nanti kita akan secara formal setelah Perpres tentang grand design ini terbit. Kemudian baru saya akan undang pimpinan cabor dari 14 cabor keunggulan dan 3 cabor yang sangat diminati oleh masyarakat,” jelasnya.