Jakarta Garuda, Klub ‘Milenial’ Bentukan PBVSI Diisi Pemain Usia Belasan Tahun

Tim Jakarta Garuda dibentuk oleh PP PBVSI untuk tampil bertanding di perhelatan Proliga 2019. Tim yang disesaki pemain berusia 16-20 tahun, disiapkan tampil di Asian Games 2022 di Hangzhou, Zhejiang, Tiongkok. (pbvsi.or.id)

Gresik- Dua klub baru di sektor putra menghiasi perhelatan Proliga 2019, Sidoarjo Aneka Gas dan Jakarta Garuda. Kedua tim sama-sama bermaterikan pemain muda. Aneka Gas adalah klub yang berafiliasi dengan Samator. Klub yang dibentuk menjelang Proliga 2019 itu, merupakan ‘saudara muda’ tim Surabaya Bhayangkara Samator. Pemain Aneka Gas juga berisikan pemain usia muda dan pelapis Samator. Sementara, Jakarta Garuda punya latar belakang yang berbeda. Meski disesaki pemain berusia 16-20 tahun, namun, Garuda dibentuk oleh PP PBVSI. Direktur Proliga, Hanny S. Surkatty, menuturkan klub itu didirikan untuk mencari bibit pemain muda. “Kami menyiapkan pemain masa depan, untuk menghuni timnas putra. Kami mencari dari berbagai daerah lewat Livoli, atau kejuaran junior antar-klub. Hampir semua pemainnya berusia belasan stahun,” kata Hanny yang juga menjabat Ketua V Bidang Kompetisi dan Pertandingan PP PBVSI itu, dikutip Bola.com, pada Sabtu (15/12). Para pemain Garuda diambil dari beberapa klub lokal di berbagai daerah. Mulai dari Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Yogyakarta semuanya ada. Selain seleksi, sistem pemilihan pemain juga berdasarkan rekomendasi klub lokal. Mayoritas pemain Jakarta Garuda belum berpengalaman. Dari 14 pemain, hanya dua yang berusia di atas 20 tahun. Keduanya adalah kapten Mahendra Rikha Buana, setter asal PBV AU itu (31 tahun) dan pemain asing asal Malaysia, Sim Jian Qin (23 tahun). “Tujuan utama Jakarta Garuda adalah melakukan pembinaan pemain muda. Fenonema di klub Proliga itu menjadikan pemain muda sebagai cadangan. Tapi di sini, mereka jadi pemain utama,” imbuh Hanny. Disisi lain, Manajer tim Jakarta Garuda, Reginald Nelwan menargetkan, tim hasil bentukan selama dua bulan sejak Asian Games 2018 bisa menembus babak final four. Selama dua bulan itu, PBVSI melakukan penyaringan dan mengolah tim berisikan kumpulan pemain dari 8 klub berbeda. “Harapannya anak-anak muda ini bisa main lepas dan menimba pengalaman, karena di usia mereka ini, sangat sulit mendapatkan jam terbang di klub lamanya. Kami incarnya bisa masuk final four,” ujar pria yang disapa Regi ini. Sejauh ini, Garuda memang belum berbicara banyak di Proliga 2019. Mereka sudah dua kali bertanding, melawan finalis musim lalu, yaitu Surabaya Bhayangkara Samator dan Palembang Bank Sumsel Babel. Hasilnya Garuda selalu kalah. Meski kalah, klub arahan Eko Waluyo itu berusaha tampil maksimal dan sempat menyulitkan lawan. Saat menghadapi Bank Sumsel, mereka memaksa pertandingan dimainkan sampai lima set. Sayangnya, Garuda kalah 2-3 dari runner-up dua musim terakhir itu. Melawan Samator, Garuda sudah terlihat akan kalah, lantaran takluk pada dua set pertama. Namun, di set ketiga mereka berhasil bangkit dan unggul. Lagi-lagi, mereka menyerah 1-3 dari sang juara bertahan. Kendati demikian, Garuda menunjukkan permainan yang apik dan bisa memberikan kejutan di Proliga 2019. Regi pun optimis tim tersebut bisa melaju lebih jauh. “Kalau sudah begini, saya pikir kami bisa menarget final four pada musim ini. Saya pikir itu target yang realistis. Tapi, kalau untuk melaju ke final sepertinya sulit. Kami juga tahu diri,” ucap Regi, yang juga Wakil Ketua V Ketua V Bidang Kompetisi dan Pertandingan PP PBVSI itu. Rencananya, skuad Jakarta Garuda akan dipersiapkan untuk menyongsong ajang Asian Games 2022 di Hangzhou, Zhejiang, Tiongkok. “Dengan waktu empat tahun, mereka sudah cukup untuk matang untuk berlaga di Asian Games 2022,” terang Hanny. Lantas, apakah PP PBVSI juga punya rencana mendirikan klub putri juga? Hanny menyatakan pembentukan tim putri sudah masuk agenda. “Ada sedikit perbedaan antara pevoli putra dan putri. Kalau putra, stoknya banyak dan kami bisa mencari dengan mudah. Mulai dari tarkam sampai klub pembinaan pun ada,” ucap Hanny. “Lain halnya dengan pevoli putri. Stoknya sedikit dan tak banyak klub yang memilikinya. Makanya, kami harus bekerja ekstra dan lebih keras untuk mengumpulkan itu. Mudah-mudahan, tahun depan kami bisa membentuk klub putri itu,” pungkasnya. (Adt)

Bhayangkara Samator dan Popsivo PGN Polwan Siap Tarung, Ingin Kawinkan Gelar Proliga 2019

Irjen. Pol. Drs. Refdi Andri. M.Si, Kepala Korps Lalu Lintas Polri (keenam dari kiri), berharap tim Bhayangkara Samator dan Popsivo PGN Polwan, dapat mengawinkan gelar Proliga 2019. (Adt/NYSN)

Jakarta- Tim bola voli Bhayangkara Samator dan Popsivo PGN Polwan siap mengarungi Proliga 2019, mulai 7 Desember 2018 dan berakhir pada 24 Februari 2019, di Gelanggang Olahraga (GOR) Amongrogo, Yogyakarta. Kedua tim secara resmi diperkenalkan ke publik, di Auditorium NTMC Korlantas Polri, Jakarta, pada Rabu (5/12). Bhayangkara Samator tetap diarsiteki Ibarsjah Djanu Tjahjono, dengan kapten tim Rendy Febriant Tamamilang. Sedangkan Popsivo PGN Polwan, bakal dilatih Chamnan Dokmai asal Thailand, dan Amalia Fajrina Nabila sebagai kapten tim. Irjen. Pol. Drs. Refdi Andri, Kepala Korps Lalu Lintas Polri, mengaku optimis kedua tim meraih hasil terbaik. “Hadirnya Samator dan PGN mendukung tim sangat luar biasa. Bagaimana tim berlatih, dan pembina mempersiapkan tim dengan baik. Kami optimis meraih hasil terbaik di Proliga 2019,” ujar Refdi yang sekaligus pembina tim. Ia meyakini materi pemain yang terdapat di Bhayangkara Samator dan Popsivo PGN Polwan sangat mumpuni. “Di putra dihuni pemain yang membawa Surabaya Bhayangkara Samator juara tahun lalu. Sedangkan di bagian putri diisi pemain Asian Games 2018. Jadi targetnya juara satu. Kami yakin bisa mengawinkan gelar Proliga 2019,” tegas Refdi. Popsivo memiliki lima pemain timnas yang ikut membela Indonesia di Asian Games 2018. Mereka adalah Amalia Fajrina Nabila, Berllian Marseilla, Arsela Nuari Purnama, Wilda Siti Nurfadilah dan dan Aprilia Santini Manganang. Kekuatan Popsivo juga ditopang dengan tosser impor asal Thailand dan Turki, Pornpun Guedoarp dan Yeliz Basa. Formasi yang tak kalah garang juga dimiliki Samator. Mereka juga memiliki lima pemain timnas, yakni Mahfud Cahyadi, Syamsul Kohar, Rendy Tamamilang, Nizar Zulfikar dan Rivan Mulki. Spiker dari Brasil Yosvani Gonzales, yang bergabung di musim ini, dinilai mampu membawa Samator mempertahankan gelar. Sementara itu, Kombes. Pol. Nanang Mashudi, Manajer Tim Bhayangkara Samator, berharap timnya memecahkan sejarah. “Sebagai juara bertahan, kami ingin juara lagi. Itu yang akan kita pecahkan. Hingga kini belum ada di Proliga, juara bertahan menjadi juara lagi tahun berikutnya. Mitos ini akan kita pecahkan,” jelas Nanang. Sementara itu, Aprilia Manganang, menegaskan dirinya dan kolega siap berlaga di Proliga 2019. “Semua pemain tim ini sangat bagus. Apalagi sebagian dari mereka merupakan pemain nasional. Saya ingin beri yang terbaik untuk juara tahun ini. Tahun kemarin sudah hampir juara, tapi gagal karena saya cedera,” tukas Manganang. Sampai saat ini Samator masih menyandang status sebagai peraih gelar juara terbanyak di Proliga dengan torehan enam gelar. Masing-masing diapatkan pada edisi 2004, saat masih bernama Surabaya Flame. Berikutnya, pada edisi 2007, 2009, 2014, 2016, dan 2018. Dari torehan itu, Samator mendapat kutukan belum pernah sekalipun membukukan catatan juara secara beruntun. Setiap kali berhasil menjadi kampiun, mereka selalu gagal mempertahankannya pada musim berikutnya. “Kalau di Livoli, kami sudah sering juara beruntun, bahkan pernah hattrick. Seperti Livoli edisi 2017 dan 2018 yang bisa beruntun. Makanya, kami berharap hasil Proliga sama seperti Livoli. Kalau Proliga 2019 bisa juara, kami bisa membuat sejarah sendiri,” ujar sang pelatih, Ibarsyah. Pada Proliga 2019, terdapat enam tim putra dan lima tim putri yang akan meramaikan persaingan kompetisi kasta tertinggi bola voli Tanah Air itu. Tim putra yakni Bhayangkara Samator, Palembang Bank SumselBabel, Jakarta Pertamina Energi, Jakarta BNI 46, Jakarta Garuda, dan Sidoarjo Aneka Gas Industri. Sedangkan tim putri yaitu Popsivo PGN Polwan, Jakarta Pertamina Energi, Bandung Bank bjb Pakuan, Jakarta BNI 46, dan Jakarta Elektrik PLN. Proliga 2019 dimulai lebih cepat pada musim ini. Grand final Proliga 2019 berlangsung selama dua hari. Hal ini dilakukan demi mengantisipasi membludaknya jumlah penonton. Samator saat ini merupakan poros utama dalam kompetisi bola voli di Indonesia. Mereka baru saja mencatatkan hattrick dalam tiga turnamen, yaitu Livoli 2017, Proliga 2018, dan terakhir Livoli 2018. (Adt)

Proliga 2019 Siap Dihelat di Yogyakarta, Tim Debutan Jakarta Garuda Andalkan Skuat 20 Tahunan

Hanny S. Surkatty, Direktur Proliga (tengah), bersama perwakilan sponsor pada acara preskon kick-off Proliga 2019, di Kantor PBVSI, Pancoran, Jakarta Selatan, pada Rabu (28/11). (Adt/NYSN)

Jakarta- Proliga musim 2019 siap dihelat di Gelanggang Olahraga (GOR) Amongrogo, Yogyakarta, pada 7-9 Desember 2018. Terdapat enam tim putra dan lima tim putri yang akan meramaikan persaingan kompetisi kasta tertinggi bola voli Tanah Air itu. Tim putra yaitu Surabaya Bhayangkara Samator, Palembang Bank SumselBabel, Jakarta Pertamina Energi, Jakarta BNI 46, Jakarta Garuda, dan Sidoarjo Aneka Gas Industri. Sedangkan tim putri yaitu Jakarta Pertamina Energi, Jakarta PGN Popsivo Polwan, Bandung Bank bjb Pakuan, Jakarta BNI 46, dan Jakarta Elektrik PLN. Selain Kota Yogyakarta, pelaksanaan Proliga 2019 akan melewati tujuh kota lainnya. Diantaranya di GOR Tridharma Gresik-Jawa Timur (14-16 Desember 2018), GOR C’Tra Arena Bandung-Jawa Barat (21-23 Desember 2018). Ini untuk putaran pertama. Kemudian berlanjut dengan putaran kedua, di Gedung PSCC Palembang-Sumatera Selatan (11-13 Januari 2019), GOR Bulutangkis Pekanbaru-Riau (18-20 Januari 2019), dan GOR Sritex Arena Solo-Jawa Tengah (25-27 Januari 2019). Dan dilanjutkan dengan Final Four pertama di GOR Joyoboyo Kediri-Jawa Timur (8-10 Februari 2019). Lalu, edisi Final Four kedua di GOR Ken Arok Malang-Jawa Timur (15-17 Februari 2019), serta ditutup Grand Final di GOR Amongrogo (23 dan 24 Februari 2019). Hanny S. Surkatty, Direktur Proliga, mengatakan jika babak Grand Final Proliga musim lalu hanya digelar satu hari, maka Proliga 2019 akan diselenggarakan babak Grand Final selama 2 hari, yaitu pada 23-24 Februari 2019. “Pelaksanaan final yang biasanya berlangsung hari Minggu, untuk perebutan juara putra dan putri. Maka kali ini final putri berlangsung pada hari Sabtu dan final putra dilaksanakan pada hari Minggu,” ujar Hanny, di Kantor Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI), Pancoran, Jakarta Selatan, pada Rabu (28/11). “Selain itu, perebutan peringkat ketiga dan keempat yang tadinya diperebutkan saat laga final four, kini dilangsungkan pada grand final dimana putri pada Sabtu dan putra pada Minggu,” lanjutnya. Dipilihnya Yogyakarta sebagai laga pembuka dan penutup Proliga 2019, diungkapkan Hanny, karena animo masyarakat Kota Gudeg itu sangat besar. Selain itu, kapasitas GOR Amongrogo yang mampu menampung 7 ribu penonton. “Ini kapasitas terbesar di Indonesia. Sama seperti di Istora, setelah direnovasi. Sebenarnya ada venue lainnya yang dapat menampung jumlah penonton yang besar yaitu di GOR Jatidiri Semarang malah bisa sampai 10 ribu penonton. Tapi sudah tiga tahun direnovasi belum selesai direnovasi sampai sekarang,” tambah Hanny. “Kenapa kami tidak di Jakarta? Selain penonton di Yogyakarta besar, juga soal dana operasional. Di Jakarta, biaya sewa gedungnya mahal, bisa 20 kali lipat dari harga sewa di Yogyakarta. Biaya sebesar itu lebih baik untuk pembinaan,” terang pria yang juga Ketua III Bidang Pertandingan dan Kompetisi PP (Pengurus Pusat) PBVSI itu. Sementara itu, pada Proliga 2019 ini terdapat tim debutan yang akan memanaskan persaingan, yakni tim putra Jakarta Garuda dan Sidoarjo Aneka Gas Industri. Pada Proliga 2019, Jakarta Garuda tak memasang target muluk. Sebab, tim yang diarsiteki Eko Waluyo itu, hampir seluruhnya dihuni pemain junior. “Persiapan kami sejak awal November, dan sudah 75 persen. Karena pemain junior, maka target juga tidak muluk. Dan, kami akan lihat penampilan mereka diputaran pertama sebagai bahan evaluasi,” tutur Eko. Menurut Eko, anak didiknya itu rata-rata masih berusia 20 tahun, dan mereka diambil dari seluruh pelosok Nusantara. “Sebagai persiapan menghadapi Proliga 2019, kami sudah melakukan latih tanding dengan tim Divisi Satu, yakni tim Mabes TNI Jakarta, kami kalah 2-3. Saya harapkan pemain-pemain junior ini bisa tampil maksimal di kompetisi nanti,” tukas Eko. (Adt)