Baru Berusia 5 Tahun, Zy Raih Juara Master of The Green PAGI Golf 2025

Mecca Zy Kusuma

Dunia olahraga di Tanah Air kembali dikejutkan oleh prestasi luar biasa dari pegolf cilik, Mecca Zy Kusuma. Di usia yang baru menginjak 5 tahun 5 bulan, ia berhasil menyabet gelar Juara Pertama di E Division turnamen Master of The Green PAGI Golf 2025. Sebuah pencapaian langka yang memperlihatkan bakat besar dari usia sangat dini. Mecca Zy Kusuma, atau akrab disapa Zy, baru mulai mengenal lapangan golf secara serius pada April 2025. Ia memulai pelatihan formal di Leadbetter Golf Academy Pondok Indah, di bawah arahan Coach John. Hanya dalam kurun 10 minggu, pelatihan intensif itu membentuk dasar teknik bermain yang kuat bagi Zy dan menumbuhkan kecintaannya terhadap olahraga yang menuntut konsentrasi tinggi ini. Melihat perkembangan pesatnya, Zy melanjutkan latihan bersama Coach Heri melalui Perkumpulan Akademi Golf Indonesia (PAGI). Di sinilah kemampuannya terus diasah, termasuk memperluas pemahaman strategi permainan dan mulai berani terjun ke berbagai turnamen junior bergengsi. Ketika tampil di ajang Master of The Green, Zy bukan hanya peserta termuda, ia juga menunjukkan kualitas luar biasa. Ketajaman fokus, keberanian, dan pengendalian emosi yang ditampilkan di lapangan menjadikannya sorotan banyak pihak. Ia membuktikan bahwa usia bukanlah batas bagi seseorang untuk tampil kompetitif. Raihan gelar juara ini menegaskan bahwa Mecca Zy Kusuma bukan sekadar talenta belia, tetapi potensi besar Indonesia di masa depan. Dukungan kuat dari keluarga dan pelatih menjadi bagian penting dari kesuksesan ini, sekaligus menandai awal perjalanan panjangnya di dunia golf. Selamat kepada Mecca Zy Kusuma atas pencapaian gemilang ini. Sungguh prestasi yang menginspirasi dan menyemangati banyak anak-anak Indonesia untuk mengejar mimpi sejak dini.

Pegolf Mahasiswa Indonesia Kembali Gelar Kompetisi Golf Nasional

Upacara Pembukaan ICGC 2024

Puluhan pegolf mahasiswa dari seluruh penjuru Indonesia akan berkumpul dalam ajang Indonesian College Golf Championship (ICGC) 2025 – Seri Kedua di Araya Golf Course, Malang, Jawa Timur. Ajang ini diperkirakan akan menjadi saksi lahirnya bintang-bintang baru pegolf muda nasional. Kegiatan ini digelar oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Brawijaya Golf pada Minggu (2/8/2025), mendatang. Ketua Umum UKM Brawijaya Golf 2025, Syahzan Rizqi Anindya mengatakan, persaingan di ICGC 2025 diprediksi akan berlangsung sengit. Ditargetkan ada 70 atlet mahasiswa dari kategori profesional maupun amatir yang turut serta. Ia berharap, ajang ini juga bisa menjadi simbol regenerasi atlet-atlet golf tanah air. “Kami membuka gerbang bagi semua universitas untuk bergabung, berkontribusi, dan tumbuh dalam ekosistem golf kampus yang kompetitif. Harapannya, ICGC bukan hanya ajang tahunan, tapi menjadi simbol kolaborasi, inovasi dan regenerasi atlet golf tanah air,” kata Syahzan pada Kamis (3/7/2025). Jejak kesuksesan edisi sebelumnya yang diikuti kampus-kampus ternama seperti Universitas Indonesia (UI), ITS, BINUS, UNESA, dan UNDIP menjadi catatan turnamen ini berupaya mengedepankan kualitas. Persaingan pada seri kedua nanti akan semakin panas dengan kehadiran Daffa Putra Hardian, atlet muda berbakat yang telah beberapa kali menorehkan prestasi di ajang perlombaan golf tingkat nasional. “Kehadiran Mas Daffa akan menjadi daya tarik tersendiri sekaligus motivasi bagi para peserta lainnya untuk memberikan performa terbaik mereka,” katanya. Syahzan menyampaikan, salah satu tujuan utama dari gelaran ICGC ini juga untuk mengubah stigma bahwa golf hanya diperuntukkan bagi kalangan tertentu. Menurutnya, ICGC tidak hanya bertujuan mencetak juara, tetapi juga mengubah citra golf sebagai olahraga yang inklusif dan dapat diakses oleh semua kalangan muda. “Kami ingin memperkenalkan golf sebagai olahraga yang inklusif, menyenangkan, dan dapat diakses oleh semua kalangan muda. Lewat kegiatan ini, kami berharap tercipta minat baru serta terbentuknya komunitas golf mahasiswa yang lebih beragam, aktif, dan berkelanjutan di masa depan,” ungkapnya. Pihaknya juga telah melakukan sosialisasi secara langsung kepada Pengurus Provinsi Persatuan Golf Indonesia (PGI) Jawa Timur, melalui pembina mereka kepada PGI Kota Malang. Dukungan dari Pengurus Provinsi PGI Jawa Timur dan PGI Kota Malang diharapkan menjadikan turnamen tersebut adalah wadah kompetitif yang serius bagi mahasiswa. “Hal ini diharapakan pengembangan olahraga golf di tingkat mahasiswa semakin baik ke depannya, yang hingga kini masih jarang memiliki wadah kompetitif secara nasional sebagian besar yang ada pun masih berupa turnamen bersifat fun,” katanya. Ketua Pelaksana ICGC 2025 2025 – Seri Kedua, Mochammad Aryasatya Nugraha, menyampaikan bahwa turnamen ini bukan sekadar kompetisi, melainkan sebuah panggung adu gengsi dan pembuktian bagi para talenta muda. Melalui turnamen ini, pihaknya terus mendorong perhatian lebih dari pemerintah dan pihak swasta untuk mendukung keberlanjutan liga golf mahasiswa di Indonesia. “Kami ingin kolaborasi untuk bersama-sama memajukan olahraga ini ke jenjang yang lebih tinggi,” kata Aryasatya. Lebih dari sekadar ayunan stik dan perburuan skor, dikatakannya, bahwa ICGC dirancang sebagai arena untuk mendobrak stigma dan membangun ekosistem golf di kalangan generasi muda. “Kami ingin ICGC terasa dekat dengan mahasiswa, bukan sekadar kompetisi, tapi momen unjuk gigi bahwa golf itu keren dan penuh peluang. Ini adalah ruang kolaborasi terbuka. Siapa pun yang punya semangat sama, mari ambil bagian,” katanya. Didukung oleh Alumni Brawijaya Golf (ABG), ICGC berupaya konsisten menjadi pionir turnamen golf mahasiswa tingkat nasional sejak 2024. Para atlet akan bertarung dalam format Stroke Play Gross 18 hole untuk dua kategori utama yakni Individu Mahasiswa dan Tim Mahasiswa. Untuk menjamin integritas kompetisi, turnamen ini mengadopsi peraturan resmi dari The R&A Rules Limited dan PGI Hard Card. Penggunaan caddy resmi, golf cart, pengaturan tempo permainan yang ketat, hingga sistem hole-by-hole play-off untuk skor imbang akan diterapkan untuk menyajikan pertandingan yang adil dan menegangkan. Sumber: Kompas