Final Perdana Cita Buana Serta Penantian Panjang Putri Seventy

Pemain SMA Cita Buana, Rafael Adwel (tengah) tampil luar bias. Dirinya membukukan 28 poin dan 8 rebound untuk membawa timnya melangkah ke final untuk pertama kalinya.

Luar biasa tim putra SMA Cita Buana Jakarta. Tim polesan Muhammad Ghozy Dwiputro ini menorehkan sejarah baru. Sukses menembus final Honda Developmental Basketball League (DBL) 2019 DKI Jakarta Series – South Region. Menyusul kemenangan 76-62 atas SMAN 8 Jakarta pada laga semifinal regional Jakarta Selatan di GOR Bulungan, Senin (23/9) kemarin. Tembus ke babak final regional Jaksel jadi pencapaian terbaik Cibun (julukan SMA Cita Buana). Sepanjang empat kali berpartisipasi pada kompetisi basket pelajar terbesar di tanah air ini. Musim lalu, tim asal Jagakarsa itu harus tersungkur di babak awal. Rafael Adwel dkk kala itu takluk dari SMA Al-Izhar Pondok Labu. Tahun ini, justru Cibun yang sukses melaju hingga final. Sementara Al-Izhar gagal mengulang sukses setelah kalah dari SMAN 3 Jakarta di perempatfinal. Perjuangan yang harus dilalui Cibun untuk menapakkan kaki di final tidaklah mudah. Rafael Adwel dkk harus melakoni empat pertandingan dengan lawan yang sulit sebelum mencapai final. Termasuk menghadapi perlawanan sengit pasukan Bukit Duri (julukan SMAN 8 Jakarta) pada semifinal kemarin. Adalah kapten tim Rafael Adwel dan sang big man Azriel Ralie yang paling punya andil atas keberhasilan Cibun menaklukkan Bukit Duri kemarin. Dua pemain berbeda posisi itu memperlihatkan kerja sama yang baik. Azriel Ralie yang merupakan tipikal permain besar, dengan tinggi 202 sentimeter dan berat 125 kilogram, mampu membuat paint area lawan kerepotan. Hal itu dibuktikan dengan raihan double-double dari pemain bernomor punggung 13 itu. Tercatat, 21 poin dan 17 rebound mampu ditorehkan oleh Azriel. Tidak hanya dahsyat di paint area, akurasi three point pemain berposisi center itu juga mencapai 75%. Itu menandakan Azriel memiliki efektivitas yang baik untuk mencetak poin dari luar garis tembakan tiga angka. Azriel juga menjadi pilar pertahanan Cibun. Catatan 17 reboundnya merupakan duel udara saat berada dalam paint area Cibun. Tak kalah dengan Azriel, Rafael Adwel juga menjadi kunci kemenangan Cibun atas Bukit Duri. Pemain berposisi guard itu kerap berani merangsek ke dalam jantung pertahanan Bukit Duri. Hal itu terlihat dari presentase field goals garda andalan Cibun yang mencapai 64,7%. Dari 17 kali percobaan 11 diantaranya berahasil dikonversi menjadi poin oleh Rafael. Student athlete berusia 16 tahun itu juga berhasil membukukan 26 poin bagi Cibun. Dirinya bermain sangat apik. Cibun sendiri mengawali laga dengan baik. Mereka bisa unggul dua poin dari Bukit Duri pada kuarter pertama. Azriel luar biasa. Dirinya mencetak double three point di kuarter pertama ini. Total 10 poin sudah dibukukan pada kuarter pertama olehnya. Pada kuarter selanjutnya, Cibun terus memimpin, meski Bukit Duri juga memberi perlawanan kuat. Puncaknya ada pada kuarter terakhir. Laga ketat, kuarter empat berakhir imbang. Sayang pada kuarter sebelumnya, Cibun lebih dulu unggul dengan margin 17 angka. Hingga kuarter akhir selesai, Cibun menutup kemenangan dengan skor 76-62. “Alhamdulillah anak-anak main bagus kali ini. Mereka banyak mencetak three point. Mereka termotivasi untuk mencapai final. Dan syukur kami bisa tembus final,” ujar Muhammad Ghozy Dwiputro usai laga. () Dari persaingan putri, Honda DBL 2019 DKI Jakarta Series – South Region juga meloloskan finalis baru. Adalah tim putri SMAN 70 Jakarta, yang sukses memastikan satu tiket final regional Jakarta Selatan. Setelah menyudahi laga ketat melawan SMAN 82 Jakarta dengan keunggulan 46-40 di GOR Bulungan, Senin (23/9). Sukses melaju hingga final adalah pencapaian terbaik Seventy (julukan SMAN 70) sepanjang enam kali keikutsertaan mereka pada kompetisi basket pelajar terbesar Seri Ibu Kota ini. Pencapaian terbaik putri Seventy adalah menembus semifinal pada tahun 2012. Setelah itu, mereka selalu tersingkir di babak awal masing-masing pada edisi 2013, 2014, 2015, dan 2018 lalu. Keberhasilan menembus final musim ini sekaligus menjaga asa bagi tim yang ber-homebase di Bulungan ini untuk menjadi penguasa Jaksel. Kemenangan Seventy tak lepas dari trio utama trio Seventy. Kapten Inas Fathinah menyumbangkan 6 poin dan 6 rebound selama bermain 32 menit 17 detik. Keisha Ayu, forwarda bernomor punggung 15 yang tampil selama 37 menit 58 detik menyumbang 14 poin, 6 rebound, serta 2 steal. Dan center andalan Seventy, Savira Alifa tampil mengesankan. Dirinya kembali mencetak double-double. Lewat donasi 17 poin dan 17 rebound. Sejak awal kuarter, kedua tim bermain impresif. Drama kejar-kejar poin terjadi. Baik Seventy maupun Daha (julukan SMAN 82) ngotot ingin memenangi laga ini. Sebenarnya, Daha banyak mendapat free throw dari kesalahan para pemain Seventy. Hanya saja, punggawa tim asal Kebayoran Baru gagal mengonversinya menjadi poin. Seventy unggul 6 angka atas Daha di kuarter pertama. Serangan Seventy makin moncer di kuarter selanjutnya. Daha belum bisa menyamakan kedudukan, Seventy masih leading dengan skor 18-13 pada penghujung kuarter kedua. Tertinggal pada dua kuarter awal membuat Daha mulai gencar melakukan serangan tajam usai jeda half time. Pertahanan Seventy sempat kerepotan. Tembakan three point forwarda Daha, Raissa Bachtiar menjadi pecutan semangat pemain lainnya untuk mulai menambah pundi-pundi angka untuk Daha. Namun perolehan skor itu masih belum cukup untuk menyamakan kedudukan dari lawannya. Seventy masih unggul 10 poin pada kuarter ketiga. Makin mendekati akhir laga, pertandingan makin berjalan panas dan keras. Forward andalan Seventy, Keisha harus diganhar foul out pada kuarter terakhir. Hal tersebut membuat Daha makin gencar menerobos paint area Seventy. Namun hingga pertandingan berkahir, Daha gagal memangkas jarak ketertinggalan. Kemenangan tetap menjadi milik Seventy. Tim asuhan Abdul Karim itu bisa mempertahankan keunggulan dan lolos dari jeratan Daha dengan skor 46-40. Meski sukses masuk final, Mikki selaku assisten coach Seventy menyampaikan evaluasi untuk anak asuhannya yang sering melakukan foul. “Anak-anak memang kurang sabar dan terlalu bersemangat. Saat defense itu mereka harusnya bisa lebih sabar agar tidak timbul foul. Di final hal ini harus diminimalisir,” terangnya usai laga.

Rookie Bukit Duri Unjuk Gigi, Kunci Tiket Semifinal, SMAN 8 Hadapi SMA Cita Buana

Aksi layup pemain SMAN 8 Jakarta, Hakim (tengah) turut membawa timnya menang atas SMAN 38 Jakarta dengan keunggulan 46-37 dan membawa timnya melaju ke babak semifinal.

Satu tiket semifinal Honda DBL (Developmental Basketball League) 2019 DKI Jakarta Series-South Region berhasil dikunci tim putra SMAN 8 Jakarta. Pasukan Bukit Duri (julukan SMAN 8 Jakarta) berhasil memupuskan harapan salah satu debutan di wilayah Jaksel, SMAN 38 Jakarta. Tim polesan  Rachmat Hidayat itu menang 46-37 atas Smantila (julukan SMAN 38), dalam babak perempatfinal sektor putra di GOR Bulungan, Minggu kemarin (22/9). Sukses Bukit Duri melaju hingga ke semifinal ini tidak lepas dari kontribusi duo rookie atau pemain berstatus debutan, Hakim dan Raqi Fadhillah. Meski baru kali pertama tampil pada kompetisi basket pelajar terbesar tanah air, keduanya tidak demam panggung. Bahkan, baik Hakim maupun Raqi memberi kontribusi luar biasa. Hakim, yang bermain pada posisi forward tampil sangat efektif. Student athlete berusia 15 tahun itu bahkan tampil dengan catatan waktu bermain terbanyak diantara rekannya, selama 35 menit 13 detik. Pemain bernomor punggung 34 itu mengemas double-double, dengan torehan 10 poin dan 10 rebound. Persentase tembakan dua poinnya pun mencapai 55,6%. Sementara Raqi Fadhillah juga tidak kalah impresif. Pemain yang juga berposisi forward itu menjadi pencetak poin paling banyak bagi timnya. Dengan kontribusi 22 poin. Hampir setengah poin kemenangan Bukit Duri atas Smantila dicetak oleh student athlete berusia 15 tahun itu. Selain itu akurasi tembakan free throw Raqi mencapai 70%, dirinya benar-benar jadi momok menakutkan bagi Smantila. Bukit Duri sendiri sudah menebar ancaman sejak awal laga. Raqi membukukan poin terbanyak pada kuarter pertama. Dirinya menorehkan 6 poin pada kuarter pertama untuk membawa unggul Bukit Diri 13-8 atas Smantila. Pada kuarter selanjutnya, Bukit Duri tak mengendurkan serangan. Bahkan, mereka bisa unggul 12 poin atas Smantila sebelum jeda half time. Namun, bukan berarti Smantila tanpa serangan. Tim yang bermarkas di daerah Lenteng Agung itu mulai memangkas jarak ketertinggalan dengan margin 6 poin, meski keunggulan 31-25 masih untuk Bukit Diri.  Menginjak kuarter penentu, duet Hakim dan Raqi makin menebar ancaman. Total 12 poin berhasil ditorehkan Hakim dan Raqi pada kuarter terakhir ini. Poin yang dicetak oleh keduanya membawa Bukit Duri semakin meninggalkan sang lawan. Empat poin Raqi pada under 10 second menutup kemenangan 46-37 Bukit Duri atas Smantila. Raqi pun turut berkomentar mengenai keberhasilannya melaju ke semifinal. “Kami sempat kehilangan momentum menjelang akhir laga. Tapi kami masih memiliki keinginan untuk menjaga asa ke semifinal. Jadi kami terus berusaha sampai detik akhir. Syukur kami bisa keluar sebagai pemenang,” jelas Raqi usai laga. Pada babak semifinal yang akan dilangsungkan Senin hari ini (23/9), Bukit Duri akan bersua dengan SMA Cita Buana Jakarta. Cibun (julukan Cita Buana), juga membuat kejutan dengan menembus semifinal setelah menundukkan SMAN 63 Jakarta dengan keunggulan 49-32 kemarin. (*) Srikandi SMAN 34 Tak Terbendung Performa apik terus ditunjukkan skuad putri SMAN 34 Jakarta.  Laju tim basket sekolah yang ber-home base di Pondok Labu itu tak terbendung pada Honda DBL 2019 DKI Jakarta Series -South Region. Tim polesan Harry Prayogo ini melaju ke semifinal regional Jakarta Selatan, setelah menundukkan tim putri SMAN 63 Jakarta dengan keunggulan 30-10, di GOR Bulungan, kemarin. Srikandi SMAN 34 sudah tancap gas sejak kuarter pertama. Walau serangan mereka beberapa kali sempat gagal karena ketatnya lini pertahanan SMAN 63. Tempo permainan cepat diperlihatkan putri Pondok Labu sepanjang laga. SMAN 34 menutup keunggulan dengan skor 9-3 atas lawannya. Memasuki kuarter kedua, SMAN 63 terus mencoba keluar dari tekanan. Tim asal Pesanggarahan itu berusaha memangakas ketertinggalan. Tapi, lini pertahanan SMAN 34 terlalu sulit untuk ditembus. Setelah jeda half time SMAN 34 tampil lebih menawan. Serangan tajam mereka tak terbendung oleh punggawa SMAN 63. Kerja sama antara Safira Kayla dan Tyazara Fatima menjadi momok menakutkan bagi defense tim SMAN 63. Keduanya berhasil mengemas poin terbanyak bagi timnya. Safira denan 9 poin serta 5 assist. Dan Tyazara dengan torehan 4 poin serta 4 rebound. Keunggulan SMAN 34 tak terkejar. hingga kuarter akhir SMAN 34 tetap memimpin jalannya pertandingan. Sebelum laga usai, Safira mmenambahkan lima poin untuk menggenapkan skor menjadi 30-10. Hasil ini membawa SMAN 34 melaju ke semifinal. “Hari ini anak-anak tampil lebih baik dari laga sebelumnya. Mereka lebih tenang dan nggak demam panggung lagi. Untuk semifinal besok (hari ini), kami nothing to lose aja. Mau ketemu SMAN 28 atau SMAN 3 tidak masalah,” ucap coach Harry Prayogo. (*) Blaze Suguhkan Tiga Karakter Berbeda Kreativitas tanpa batas ditunjukkan tim dance SMAN 70 Jakarta (PA) pada lanjutan UBS Gold Dance Competition wilayah Jakarta Selatan. Blaze (nama tim dance SMAN 70) membawakan tiga karakter Disney Princess sekaligus. Ketiga karakter itu adalah Aurora, Ariel, dan juga Cinderella. Konsep yang dibawakan Blaze memlikir alur cerita masing-masing. Seperti Aurora yang tertidur lelap akibat jarum pemintal. Cerita putri Ariel yang merupakan seorang putri duyung yang ingin menunjukkan diri sebagai manusia. Serta putri Cinderella yang selalu ditindas oleh ibu dan saudara tirinya. Ide untuk menampilkan dance ini dibuat sedemikian kreatif agar bisa menghibur para penonton. Konsep sesungguhnya dari penampilan mereka ini yaitu dengan mengedepankan personality princess tersebut dengan kuatnya karakter dari masing-masing Disney Princess. Karakter Aurora dan Maleficent menunjukkan suasana tegang antara keduanya. Dilanjutkan karakter Ariel yang tergambar sebagai sosok putri yang pantang menyerah, serta Cinderella yang lebih ke arah putri pemimpi. Pada penampilannya,para dara cantik anggota Blaze mengenakan kostum berupa celana, kemben, dibalut jaket berwarna putih dengan aksen kuning ala hip-hop. Ditambah balutan kain berwarna biru yang dipegang masing-masing dancer sebagai properti. Untuk properti utama sendiri, Naya Wahab dan tim menggunakan tiga kotak berwarna biru yang dipakai untuk menutup aksinya menunjukkan logo UBS. “Aku sangat puas dengan penampilan tim kami di UBS Gold Dance Competition ini. Karena apa yang kami tunjukkan merupakan penampilan terbaik yang bisa kami berikan. Semoga bisa tembus hingga Best  Three mewakili South Region tahun ini,” cetus leader tim Blaze, Naya Wahab.

Mahakam Repotkan Teladan, SMAN 3 Selamat Lewat Drama Overtime

Pertandingan antara SMAN 6 Jakarta kontra SMAN 3 Jakarta berlangsung ketat. Laga ini harus berakhir hingga babak overtime. SMAN 3 berhasil unggul atas SMAN 6 dengan skor tipis 40-39

LAGA superseru kembali tersaji dalam lanjutan Honda Developmental Basketball League (DBL) 2019 DKI Jakarta Series – South Region. GOR Bulungan benar-benar dibuat ’gerah’, Kamis (19/9). Selain karena padatnya suporter dari kedua sekolah yang memenuhi tiap sisi tribun. Duel sengit antara tim putra SMAN 6 Jakarta versus SMAN 3 Jakarta benar-benar menguras keringat. Ketatnya skor, hingga memaksa dimainkan overtime alias babak tambahan. Teladan (julukan SMAN 3) pun menutup laga ini dengan keunggulan tipis, 40-39. Berstatus sebagai juara bertahan, sejatinya pasukan Teladan lebih diunggulkan. Salut atas mental tempur anak-anak Mahakam (julukan tim basket SMAN 6). Sejak tip-off hingga detik-detik akhir, Mahakam pantang menyerah. Babak overtime terpaksa dimainkan, setelah kedua tim bermain imbang 29-29 hingga buzzer akhir kuarter empat berbunyi. Sebenarnya, pada dua menit terakhir kuarter keempat Teladan (julukan SMAN 3) bisa mengamankan keunggulan saat keadaan 28-27. Bahkan Teladan mendapatkan kesempatan untuk memperlebar jarak keunggulan melalui free throw Vito Angga. Namun, sayang pemain bernomor punggung 91 itu gagal mengonversi kesempatan itu menjadi poin tambahan. Sebaliknya, justru pemain Mahakam (julukan SMAN 6) Ardian Edgar mampu mengembalikan keadaan bagi timnya pada 30 detik akhir pertandingan kuarter empat. Garda Mahakam itu membawa timnya unggul 29-28 melalui akurasi tembakan free throw. Di situlah drama mulai terjadi. Detik demi detik berharga bagi kedua tim. Namun, Eizzer Hatta mengamankan asa Teladan. Satu poin hasil free throw pemain bernomor punggung 4 itu merubah skor menjadi 29-29. Mahakam memaksa Teladan berlanjut ke babak overtime. Menginjak overtime, Teladan langsung mengambil alih kendali pertandingan. Eizzer merangsek menusuk ke dalam jantung pertahanan Mahakam. Percobaannya mendapat gangguan dari pemain Mahakam. Dirinya justru dilanggar. Teladan mendapatkan free throw. Itu menjadi peluang emas Teladan di awal kuarter pertama babak overtime. Harapan membuka keunggulan berada penuh di pundak Eizzer. Sayang, pemain berusia 17 tahun itu gagal membawa Teladan unggul. Tembakan free throw nya hanya mencapai bibir ring, keadaan masih imbang 29-29 untuk keduanya. Jual beli serangan terus tersaji pada babak overtime. Mahakam kini balik menyerang. Kali ini pemain dari Mahakam Raffi Ahmad mencoba menerobos kokohnya pertahanan Teladan. Forwarda Mahakam itu mendapatkan pelanggaran. Hal itu dimanfaatkan oleh Raffi. Dirinya membawa unggul timnya, skor berubah menjadi 31-29, Mahakam menebar ancaman bagi sang juara bertahan. Mahakam semakin berlari meninggalkan Teladan. Tembakan tiga angka dari Bagas Rizky membawa unggul Mahakam 34-29. Namun, Teladan memperlihatkan mental juara. Eizzer memangkas ketertinggalan menjadi 34-31 Teladan masih tertinggal. Tembakan tiga angka dari Indra Ali Wijaya membuat skor sama 34-34. Pada tiga detik akhir menjadi momen krusial bagi Teladan. Saat skor imbang 39-39, Eizzer mendapatkan free throw. Satu poin pun berhasil dikonversi oleh Eizzer untuk membawa Teladan unggul satu poin. Skor berakhir 40-39 bagi Teladan. “Ini pertandingan yang ketat sampai harus bearkhir dengan overtime. Kejar-kejaran poin dengan skor sangat tipis ini jadi evaluasi untuk kami. Beberapa kali kami juga miss saat melakukan free throw dan lay up,” ungkap kapten tim Teladan, Vito Angga usai laga. (*)