Pembalap Sepeda asal Pontianak Cetak Sejarah untuk Indonesia di Kolombia

Pembalap Sepeda asal Pontianak Cetak Sejarah untuk Indonesia di Kolombia

Pembalap sepeda asal Pontianak, Kalimantan Barat, Bernard Benyamin Van Aert, berhasil mengukir sejarah, saat meraih medali perak di ajang Omnium Race Nations Cup, mewakili Indonesia, di Kolombia. Saat ditemui, Bernard mengatakan, mencetak sejarah baru untuk Indonesia adalah babak baru yang harus ia pertahankan. Ia masuk peringkat kedua, dengan poin yang berbeda tipis dari juara pertama, yang diraih atlet asal Italia. Bernard meraih 114 poin, di bawah juara pertama, dengan jumlah 116 poin. “Awalnya saya cuma ingin lihat, gimana cara balapan di sana (ajang internasional). Cari pengalaman. Intinya, saya percaya diri, walaupun di awal ada rasa takut, karena pembalapnya ramai. Ada 25 orang, padahal biasanya saya ikut lomba, paling banyak itu 16 sampai 17 orang saja yang balap,” kata Bernard, Kamis, 28 Juli 2022, dikutip dari Hi!Pontianak. Ia mempersiapkan latihan balap yang matang di Yogyakarta selama satu tahun lebih, dengan berbagai macam track yang dilalui. Mulai dari jalan raya, jalan menanjak, hingga track bukit-bukit tinggi. Bernard dibawa oleh club Mula Cycling ke Kolombia mewakili Indonesia. Ada 3 orang perwakilan dari Indonesia, di antaranya atlet dari Pontianak, Jawa Tengah, dan Bandung. Ia berangkat ke Kolombia pada 3 Juli 2022, hanya sempat menyesuaikan diri dari lingkungan dalam waktu empat hari, langsung ikut pertandingan tersebut. Sebelumnya, di hari pertama Bernard mengikuti balap kategori Medison, dengan rekannya asal Jawa Tengah. Ia mendapat peringkat ke 9 dalam kompetisi tersebut. Keesokan harinya, ia mengikuti balap kategori Omnium Race. Persaingan sangat ketat pada race ke 4 atau pada race terakhir. Bernard mengatakan ini adalah pengalaman baru, pada race final ia mencapai 100 lap. “Race pertama itu 35 lap, sekitar 25 kilometer, race kedua juga sama. Race ketiga itu tergantung para peserta, dan race keempat itu sistemnya point. Kemarin sampai 100 lap, kurang lebih sampai 28 menit di 100 lap itu,” ungkapnya. Bernard sempat menduduki posisi pertama pada pertengahan race terakhir, namun dikejar oleh pembalap asal Italia. Saat menonton siaran ulang, Bernard mengakui masih banyak kesalahan yang dilakukan. Dari inilah ia dapat memperbaiki kualitas diri untuk kompetisi berikutnya. “Awalnya takut, kayak baru main sepeda ramai nih. Pertengahan race mulai coba berani maju ke depan, terus sprint terakhir saya percaya diri dan bisa. Target awal saya cari point untuk World Champ, menyelesaikan tiap race. Sempat di posisi nomor 1, itu pertengahan race terakhir,” katanya. Berbagai kesulitan yang ia hadapi, mulai dari Bernard belum mengetahui situasi jam terbang pesepeda antar dunia, dan waktu adaptasi yang kurang. Namun kesulitan tersebut dapat ia lewati hingga mendapat medali perak pada ajang dunia tersebut. “Targetnya saya mau lolos ke World Championship, di Paris. Itu bulan Oktober 2022. Kalau event terdekat ini di Korea, balapan track juga, untuk cari point,” ucap Bernard. Tak hanya ke Kolombia. Sepulang dari sana, Bernard marathon langsung terbang ke Jawa Timur, untuk kembali balap mengikuti Kejuaraan Nasional di Banyuwangi, untuk mewakili daerah Kalimantan Barat. Dalam kejuaraan nasional tersebut, ia kembali mendapatkan medali perak. Walaupun kurang istirahat, dan kurang berlatih untuk perlombaan tersebut, namun Bernard dapat memberikan prestasi yang luar biasa. “Setelah dua hari, langsung ke Banyuwangi, ikut kejuaraan nasional, nomor 2 Juara Nasional. Kemarin buat istirahat aja gak ada, belum ada tidur 2 hari. Saya mewakili Kalbar, itu ada 10 lap, sekitar 30 kilometer,” paparnya Bernard menceritakan, ia meniti karier sebagai seorang atlet balap sepeda sejak 2010. Namun pada 2016 awal ia masuk ke program pelatihan nasional (pelatnas) muda di pusat. Dan kemudian bergabung di Mula Cycling, Yogyakarta. “Selama ini saya tinggal di Yogyakarta, dengan tim Mula Cycling. Jadi atlet dari 2010, masih SMP. Ditarik nasional tahun 2016 awal, jadi Pelatnas muda. Saya kemarin 6 hari latihan aktif, 1 hari istirahat. Latihan itu 6 sampai 7 jam, tergantung program-programnya,” jelasnya. Selama mengikuti marathon perlombaan di bulan Juli 2022 ini, Bernard dibiayai oleh klub dan suporter lainnya. Ia berhadap, dalam hal ini pemerintah, khususnya Provinsi Kalbar, dapat memberikan dukungan, terlebih kepada atlet-atlet muda yang berprestasi. “Semoga dengan prestasi saya ini, mendapatkan juara dunia, harapan saya buat semangat adik-adik kita di Indonesia, terutama di daerah Kalbar. Semoga semakin ada perhatian dari daerah, untuk support adik-adik kita, supaya mereka lebih semangat. Lebih ke perhatiannya juga. Kalau dilihat, kemampuannya mereka sangat bisa bersaing di dunia. Hanya butuh perhatian dan pembinaan dari pemerintah,” tukasnya.

Komunitas XBC BMX Academy Rajin Beri Bimbingan Atlet Muda

Komunitas XBC BMX Academy Rajin Beri Bimbingan Atlet Muda

Berlatih untuk meraih prestasi tidak mengenal arti lelah. Seperti yang dilakukan Komunitas XBC BMX Academy di Sirkuit Velodrome, Sawojajar Kota Malang. Komunitas ini memberikan pelatihan kepada atlet BMX usia dini untuk bersiap masuk pusat latihan cabang (Puslatcab) Kota Malang. Pelatih XBC BMX Academy, Ahmad Victoria menuturkan, komunitasnya mewadahi atlet yang berusia dari lima sampai dua belas tahun. Pihaknya, memberikan wadah para atlet untuk menggali potensinya di olahraga BMX ini. “Kami mewadahi usia dini, mencari bakat, menggali potensi. Akan disaring ke Puslatcab, untuk persiapan Porprov saat mereka usia 14 tahun nanti,” kata Ahmad Victoria, Minggu (6/3). Saat latihan, para raiders XBC menaklukkan berbagai rintangan di arena balap. Selain itu, mereka juga dikenalkan teknik dasar BMX untuk mengarah ke profesional, ada bimbingan track yang diberikan setelah teknik dasar dikuasai Tak hanya itu, para riders juga diberi materi mengenai ketahanan, simulasi, dan ketangguhan mental yang diharapkan mampu memunculkan jiwa petarung. “Simulasi kompetisi BMX juga dilatih, untuk mengenali arena sirkuit,” imbuh Ahmad, yang melatih setiap Selasa, Kamis dan Sabtu. Dia juga berharap ada peran orang tua atlet yang mendukung potensi anaknya di bidang olahraga ekstrem ini. Sehingga anak diharapkan tidak terjerumus pada kenakalan remaja yang bersifat negatif. Mengarahkan anak-anak pada kegiatan yang bermanfaat, salah satunya di komunitas BMX, dimana hobi tersalur, prestasi juga terwadahi. Sementara itu, salah satu raider berusia 10 tahun Vaza Aisyah Rachma mengaku, senang bisa ikut komunitas BMX. Berharap dapat menjadi atlet, mewakili Kota Malang, dan membanggakan keluarga. “Sudah hobi, dari 5 tahun sudah latihan. Diajarkan teknik bertahan dan ingin masuk Puslatcab,” ucap Vaza, siswi kelas 5 di salah satu Sekolah Dasar Kota Malang.

Keren! Pembalap Sepeda Indonesia Tembus 10 Besar di Kejuaraan Level Dunia

Keren! Pembalap Sepeda Indonesia Tembus 10 Besar di Kejuaraan Level Dunia

Atlet Indonesia meraih pencapaian yang patut dibanggakan di kejuaraan balap sepeda kelas internasional bertajuk Manavgat Side Junior UCI 2.1, Tim AS Monsters menduduki peringkat 10 besar. Pada balapan yang digelar di Turki pada 3-4 Maret 2022, tim AS Monsters digawangi oleh lima orang pembalap yaitu Julian Abimanyu, Muhammad Syelhan Nurrahmad, Davian Josef Lomboan, Syarif Hidayatullah, dan Rajasa Khamadeva. Sport Director ASC Monsters Indonesia, Handika, sangat bersyukur dengan kemenangan yang diraih. Hal ini juga semakin membanggakan karena sebagai klub sepeda yang masih sangat muda, pencapaian inni merupakan awal yang sangat baik. “Tentunya kami sangat bangga dengan prestasi yang berhasil diraih para atlet junior ASC Monsters ini. Selain karena telah turut mengharumkan nama Indonesia di Turki, prestasi ini juga diraih dengan penuh perjuangan, terutama karena para pesertanya sendiri sangat kompetitif dan sudah biasa langganan juara di Eropa,” ujarnya. “Selain itu, ASC Monsters Indonesia juga sebuah klub balap sepeda junior yang terbilang sangat baru di Indonesia, kurang lebih 1 tahun namun sudah mampu bersaing dengan atlet kelas internasional. Jadi ini merupakan pencapaian yang luar biasa,” katanya. Handika menyebut, pencapaian ini melampaui target awal di peringkat 20 besar. Para atletnya akan terus menjalani pemusatan pelatihan demi meningkatkan performa, hingga bisa terus mencetak prestasi di masa depan. “Sebenarnya target di awal hanya masuk 20 besar karena ini event sepeda Eropa pertama untuk ASC Monsters, jadi targetnya melatih mentalitas mereka di level yang lebih tinggi, namun ternyata berhasil menduduki peringkat 7 besar,” ucapnya. “Ke depannya para atlet akan menjalani pemusatan pelatihan untuk terus mengikuti kompetisi balap sepeda di Polandia dan beberapa negara Eropa lainnya. Lalu pada kesempatan ini, kami juga ingin berterima kasih kepada seluruh teman dan kerabat atas dukungannya, dan terutama kepada pembina kami Pak Ahmad Sahroni (Anggota DPR) atas berbagai dukungannya,” ungkapnya. Sahroni menyampaikan rasa kepada para atlet binaannya tersebut. Dia menyebut, dirinya akan terus berkomitmen untuk mendukung para atlet dalam mencetak prestasi, hingga ke level elit dunia. “Saya tentunya sangat bangga dengan pencapaian ini, dan saya juga berkomitmen untuk terus mendukung mereka sampai ke level elit dunia,” ujar Sahroni.

Punya Tekad jadi Juara Nasional, Fajar Gigih Berlatih

Punya Tekad jadi Juara Nasional, Fajar Gigih Berlatih

Satu lagi atlet sepeda muda asal Sulawesi Utara (Sulut). Namanya Ahmad Fajar Ghassani. Atlet muda ini tercatat masih mengenyam pendidikan di bangku kelas 2 SMA. Fajar, sapaan akrabnya, tercatat sebagai atlet sepeda Sulut yang sukses meraih juara di banyak perlombaan sepeda. Mulai dari, juara 3 di Tour de Tomohon 2021 dalam rangka Tomohon Internasional Flower Festival, juara 3 BSG Uphill Challenge yang diselenggarakan oleh BSG dalam rangka HUT ke 60, yang menempuh rute sejauh 60 KM dengan tanjakan yang luar biasa. Yakni, melewati RingRoad II-Koka- Kembes-Tondano dan jalan Rurukan-Kumelembuai. Dia pun menjadi juara pertama di Masoso Race 2021 dengan rute 73 KM yang diselenggarakan oleh Pemkab Minut bersama dengan Lintas Komunitas Sepeda Sulut Peloton Membara dalam rangka HUT Minut ke 18 Tahun. Juara 4 Ride into 2022 Peloton Membara dan sebagai finisher pertama dalam ivent Likupang Dualthlon 2021 juga sebagai finisher di event Tour Gorontalo Manado. Dia juga telah mengikuti lomba di luar daerah yaitu Tour de Banggai 2021 di wilayah Sulawesi Tengah khususnya Kabupaten Banggai yang dilaunching oleh Bupati Banggai di RTH Teluk Lalong dan berhasil sebagai juara 3. Segudang prestasi ini dicapainya dengan latihan dan kerja keras yang tidak mudah. Selain itu dukungan dari keluarga, teman dan coach menjadi bagian dari kesuksesan ini. Ketua ISSI Sulut, Revino Pepah mengapresiasi semangat para anak muda dalam bersepeda. Dia menuturkan, dengan bersepeda akan mengkampanyekan gaya hidup sehat di tengah pandemi Covid-19. “Untuk para anak muda tetaplah berprestasi sambil mengharumkan dan mempromosikan daerah Sulut,” pesannya. Sumber: Manado Post