Chongqing- Indonesia kembali meraih medali emas di kejuaraan dunia IFSC Worldcup di Chongqing, China. Gelar juara dunia kali ini dipersembahkan atlet Timnas Alfian M. Fajri dari nomor men’s speed world record.
Alfian berhasil mengalahkan lawannya dari Ukraina, Kostiantyn Pavlenko. Pria asal Solo, Jawa Tengah ini menorehkan catatan waktu 5,961 detik, sedangkan Pavlenko hanya mampu membukukan waktu 6,310 detik.
Lalu, medali perunggu diraih Sergey Rukin dari Rusia dengan catatan waktu 6,808 detik. Rukin mengalahkan lawannya asal China, Zhong Qixin, yang mengalami fall dalam perebutan medali perunggu.
Bagi Alfian ini adalah medali pertamanya di IFSC worldcup dan langsung meraih gelar juara dunia. Sebelumnya Alfian meraih medali emas di Asian Championship di Kurayoshi, Jepang, pada November 2018.
“Saya terimakasih kepada semua yang telah mendukung. Syukur Alhamdulillah kepada Tuhan yang Maha Esa saya bisa maksimal,” ujar Alfian, di Chongqing, China, Jumat (26/4).
Dijelaskan Alfian, kunci kemenangannya ini adalah perasaan yang lebih tenang dan rileks. Ia juga selalu berdoa agar diberi kelancaran selama bertanding.
Faisol Riza, Ketua Umum FPTI (Federasi Panjat Tebing Indonesia), menyambut gembira kemenangan Alfian di Chongqing.
“Ini awal bagus bagi Timnas. Dan saya percaya pelatih punya strategi agar kita juga bisa bagus di nomor boulder dan lead,” cetus Faisol.
Di sisi lain, Aspar Jaelolo gagal melaju ke perempat final setelah dikalahkan Pavlenko, yang peraih medali perak. Di babak perdelapan final, Aspar sempat sedikit terpeleset sehingga catatan waktunya mengendur menjadi 6,286 detik. Pavlenko unggul 0,1 detik dengan catatan waktu 6,130 detik.
Di babak perempat final, Pavlenko kembali mengalahkan atlet Indonesia, Fatchur Roji. Roji yang sempat unggul di start justru terpeleset di tengah lintasan dan mencatatkan waktu 7,518 detik. Sedangkan Pavlenko melesat di 5,997 detik.
Sementara itu, untuk nomor women’s speed world record, medali emas diraih atlet asal China, Yiling Song dengan catatan waktu 7,673 detik. Medali perak diraih atlet Polandia, Aleksandra Rudzinska yang mengalami fall di babak big final.
Untuk medali perunggu diraih atlet asal Rusia, Luliia Kaplina dengan catatan waktu 8,429 detik. Kaplina berhasil mengalahkan atlet Prancis Anouck Jaubert yang mengalami fall.
Atlet putri andalan Indonesia, Aries Susanti Rahayu, gagal melaju ke babak semi final. Aries dikalahkan Anouck Jaubert dari Prancis dengan selisih skor tipis 0,02 detik. Aries menorehkan waktu 7,429 detik, sedangkan Jaubert 7,400 detik.
Atlet putri Indonesia lainnya, Nurul Iqamah, gagal di babak perdelapan final melawan Rudzinska. Nurul menorehkan catatan waktu 8,724 detik, sedangkan Rudzinska 7,742 detik.
Sebelumnya pada 2018, Aries meraih gelar juara dunia pertamanya di IFSC Worldcup Chongqing. Video aksinya berlaga di babak final beredar luas dan sejak saat itulah julukan spiderwomen melekat padanya.
Menanggapi hasil pertandingan, Hendra Basyir selaku Pelatih Timnas Panjat Tebing, mengaku bersyukur atas prestasi yang diraih Alfian.
Namun, ia menegaskan secara umum performa anak asuhnya kali ini kurang optimal. Fokus latihan yang harus dibagi antara speed, lead, dan boulder, tentu saja bukan hal yang mudah bagi para atlet.
“Memang secara hasil kita Alhamdulillah bisa juara dunia kali ini untuk di putranya, hanya secara overall performa kita belum maksimal,” tuturnya.
Hendra menerangkan seperti Kejuaraan Dunia di Moscow beberapa waktu lalu, targetnya kali ini adalah mempertahankan keunggulan di speed, sekaligus meminimalisir margin dari kelemahan di lead dan boulder. (Adt)