Atlet bulutangkis asal Pulau Dewata Bali, Komang Ayu Cahya Dewi (19) kembali bergabung tim pelapis Pelatnas Utama (Pelatnas Pratama) pada hari Jumat (22/10) ini. Komang Cahya mendapat izin bertanding di PON XX 2020 Papua. Dia pun meraih medali perak tunggal perorangan putri.
“Saya Jumat sudah gabung lagi dengan Tim Pelatnas Pratama,” ucap Komang Ayu Cahya Dewi, Kamis (21/10).
Komang Cahya menjadi satu-satunya atlet yang bisa turun lagi pada PON XXI 2024 di Sumut dan Aceh. Dia pun diharapkan dapat meningkatkan prestasi dari medali perak.
“Untuk PON selanjutnya saya ingin meraih medali emas, semoga saja terwujud,” kata atlet asal Banjar Bangkang, Desa Baktiseraga, Kecamatan/Kabupaten Buleleng.
Komang Cahya bergabung dengan Pelatnas Pratama sejak 2020 dan dilatih Asep Suharno, Morico Harda, dan Minarti Timur. Berada di Pelatnas dia bertekad mematangkan pengalaman, jam terbang dan teknik bertanding. Dengan harapan semakin matang di PON selanjutnya.
“Dari sisi batasan umur hanya saya yang bisa turun di PON XXI 2024 di Sumut dan Aceh, karena bulutangkis memakai batasan umur 23 tahun,” kata Komang Cahya.
Sementara selama di kampung halaman, Komang Cahya memanfaatkan waktu untuk recovery. Namun, tidak ketinggalan dirinya tetap menjaga kebugaran tubuh dengan melakukan sprint di sekitar rumah. Dia balik ke Pelatnas karena saat ini Pelatnas belum libur. Jadi dia harus menjalani latihan rutin.
Lebih jauh Komang Cahya balik ke Pelatnas tanpa menunggu bonus dari Pemprov Bali. Menurutnya, dirinya tidak terlalu mengetahui soal bonus kapan diberikan dan juga jumlahnya.
Jika Pemprov Bali memberikan bonus, Komang Cahya akan memberikan sebagian ke panti jompo dan panti asuhan di Kabupaten Buleleng. Selebihnya akan disimpan sebagai tabungan masa depan serta keperluannya. Sebab di Pelatnas dia belum memiliki sponsor.
Dia juga harus membeli peralatan pribadi seperti raket dan sepatu dari dana sendiri. Komang Cahya berharap, kelak ada pihak yang mau mensponsorinya. Dia juga berharap mendapat dukungan dari Pemprov Bali.
“Mudah-mudahan Pemprov Bali mendukung saya. Jadi, saya tidak membeli peralatan sendiri. Jika nanti ada bonus, saya juga akan menggunakan untuk membeli peralatan pribadi,” ucap atlet kelahiran Denpasar, 21 Oktober 2002 ini.
Meski belum meraih medali emas, pemain Klub Djarum Kudus Jawa Tengah itu menjadi pebulutangkis pertama asal Bali yang masuk final selama 73 tahun atau sejak PON I 1948 di Solo Jawa Tengah.
Ketua Umum Pengprov PBSI Bali, I Wayan Winurjaya mengakui hanya Komang Cahya yang usianya paling muda yang tampil di PON XX 2020 Papua.
“Untuk PON selanjutnya hanya Komang Cahya yang bisa turun lagi, pebulutangkis lainnya harus regenerasi karena faktor batasan umur. Saya harap semoga Komang Cahya dapat medali emas di PON XXI 2024 di Sumut dan Aceh,” kata Winurjaya, yang mantan Ketua Umum Pengkab PBSI Bangli itu.