Di Asian Games 2018 Timnas U-23 ‘Batal’ Pakai Apparel Nike, Li-Ning Jadi Gantinya ?

Jersey apparel dari China, Li-Ning, menjadi sponsor resmi seragam Kontingen Indonesia, di Asian Games 2018. (IndoTimes.com)

Jakarta- Timnas U-23 tak akan memakai jersey apparel Nike pada Asian Games 2018. Sebagai gantinya, produk yang akan dikenakan Evan Dimas dkk berasal dari China, yakni Li-Ning. Hal ini berbanding terbalik dengan pernyataan PSSI beberapa waktu yang lalu. Menurut Sekjen PSSI, Ratu Tisha, mereka masih tetap kerja sama dengan Nike, untuk mendukung perjalanan skuat Garuda pada Asian Games 2018. “Ini menuju Asian Games, jadi kemungkinan besar jersey Timnas Indonesia akan launching pada Juli 2018,” kata Tisha, beberapa waktu lalu. Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Erick Thohir, sudah mewajibkan kontingen Indonesia di Asian Games 2018 Jakarta-Palembang, memakai seragam Li-Ning. Peraturan ini meliputi seluruh cabang olahraga (cabor), termasuk sepak bola yang diwakilkan Timnas U-23. KOI menjalin mitra dengan Li-Ning untuk Asian Games tahun ini. Itu berarti, seluruh kontingen yang bertanding di perhelatan multievent ini, tidak boleh memakai apparel lain, kecuali Li-Ning. “Timnas U-23 harus pakai Li-Ning. Ini multievent. Li-Ning akan provide semua bajunya, memang ada beberapa cabang Li-Ning tak bisa provide, sampaikan cabang apa, kalau memang Li-Ning tidak produksi cabang itu, baru boleh pakai yang lain,” ujar Erick di Jakarta, Senin (28/5). “Timnas Indonesia, mau cabor apa pun, yang resmi yang Li-Ning. Sama, cabor sepak bola, mereka bertanding di Asian Games, bukan single event. Jersey harus Li-Ning, kan ini di bawah KOI. Semua multievent di bawah KOI. Ketika masuk ke multievent, sudah di domainnya KOI,” tegasnya lagi. Selain menjalin mitra dengan Li-Ning, Erick menginginkan Kontingen Indonesia memakai pakaian yang seragam. Selama ini, lanjut Erick, Kontingen Indonesia kerap menggunakan seragam berbeda. “Negara-negara lain juga seragam. Beberapa kali tampil, seragamnya masih belang-belang. Ada ungu, merah, dan lain-lain. Kita (KOI) sudah bersama Li-Ning, kita berinisiatif, semua kita seragam,” kata Erick. “Kita ‘kan tuan rumah, mau perlihatkan kalau kita satu. Tidak hanya Li-Ning, kita sudah ada sponsor lain, asuransi. Ini bisa memperlihatkan ke masyarakat, karena memang kita PR-ing untuk Indonesia. Li-Ning ingin berpartisipasi, KOI tidak tinggal diam,” jelas Erick. (Ham/Dre)

Tak Hanya Adu Prestasi, Asian Games 2018 Beri Dampak Ekonomi Hingga Rp 45,1 Triliun

Asian Games 2018 bukan hanya ajang adu prestasi melainkan memiliki dampak ekonomi sekitar Rp 45,1 triliun. (Adt/NYSN)

Jakarta- Ajang pesta olahraga terbesar negara-negara se-Asia edisi ke-18 akan dihelat pada 18 Agustus – 2 September 2018. Multievent ini diharapkan memberikan manfaat besar kepada masyarakat terutama ekonomi dari berbagai sektor. Berdasarkan hitungan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) sudah memperkirakan total dampak ekonomi langsung event Asian Games 2018. Dari sisi pengeluaran pengunjung, investasi infrastruktur pendukung, dan operasionalisasi acara, maka didapat jumlah Rp 45,1 triliun terhitung sejak 2015 hingga 2018, yakni sejak persiapan hingga pelaksanaan Asian Games mendatang. INASGOC telah memiih 17 perusahaan dan UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) nasional sebagai pemegang lisensi untuk memproduksi dan menjual merchandise resmi Asian Games 2018. Pemilihan pemegang lisensi itu dilakukan secara transparan dan akuntabel dengan mengumumkannya melaiui website dan kemudian dipilih secara ketat berdasarkan kriteria yang dipersyaratkan. Erick Thohir, Ketua Panitia Pelaksana Asian Games (INASGOC) 2018, menyebut penyelenggaraan Asian Games 2018 akan memberikan legacy serta membawa dampak positif yang besar bagi Indonesia dari sisi ekonomi, sosial dan juga alih pengetahuan dari negara maju di Asia bahkan Dunia. Ia melanjutkan Asian Games 2018 bukan hanya ajang untuk adu prestasi melainkan sebagai ajang guna menciptakan perdamaian di Asia dan khususnya Indonesia. ”Berdasarkan perhitungan sementara Bappenas untuk dampak ekonomi dari pengeluaran pengunjung selama tinggal di Indonesia untuk Asian Games 2018 sebesar Rp 3,6 triliun dengan komposisi 88 persen pengeluaran berasal dari penonton dan wisatawan, diikuti 4,67 persen pengeluaran oleh atlet, lalu 3,96 persen pengeluaran awak media, kemudian 2,34 persen pengeluaran officials, dan 0,77 persen pengeluaran sukarelawan. Dan, akomodasi diperkirakan menjadi komponen pengeluaran terbesar yang mencapai Rp 1,3 triliun,” ujar Erick di Kawasan Senayan, Jakarta, Rabu (30/5). Selain itu, pengeluaran pengunjung diantaranya termasuk pembelian merchandise resmi Asian Games 2018. Hal itu sebagai salah satu upaya memberikan dampak ekonomi yang besar, INASGOC berkomitmen untuk memajukan produk dalam negeri melalui penyediaan merchandise resmi Asian Games 2018. Sementara, Mochtar Sarman, Direktur Merchandise INASGOC, menyebut panitia selalu mendahulukan perusahaan dan UMKM nasionai untuk menjadi pemegang lisensi merchandise resmi. Menurutnya, hal itu merupakan upaya pihaknya dalam mempromosikan produk dalam negeri kepada dunia. “Kami yakin dengan mengedepankan perusahaan dan UMKM nasional dalam menyediakan merchandise resmi Asian Games, akan memberi warisan yang positif untuk kedepannya,” urai Mochtar. (Adt)