Terpilih Jadi Ketua Umum Periode 2019-2023, Marciano Norman Jadikan KONI Profesional dan Modern

Marciano Norman terpilih sebagai Ketua Umum KONI Pusat periode 2019-2023 secara aklamasi. (Adt/NYSN)

Jakarta- Marciano Norman terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum (Ketum) KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) Pusat periode 2019-2023 pada Musornas (Musyawarah Olahraga Nasional), di Ballroom Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (2/7/2019). Pria kelahiran Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel), 28 Oktober 1954 itu, ditetapkan sebaga Ketua Umum tanpa melalui proses pemilihan karena merupakan calon tunggal dalam pemilihan kali ini. Hal itu dikarenakan kandidat Calon Ketum Muddai Madang tidak memenuhi persyaratan administrasi. Ia tak lolos berdasarkan hasil verifikasi tim Penjaringan dan Penyaringan dalam Musornas. Dan, proses penetapan Marciano sebagai Ketum KONI dilakukan saat Muddai melakukan aksi walk out (WO). Pada Musornas yang diikuti 101 voters dari 34 KONI Provinsi dari 67 cabang olahraga itu sempat terjadi kericuhan. Sejumlah voters sempat mendekati meja pimpinan sidang, baik dari sisi kanan maupun kiri untuk memprotes kepemimpinan sidang sementara yang diisi Wakil Ketua KONI Pusat I Nugroho. Beberapa voters tak terima lantaran pengesahan tatib (tata tertib) tidak berdasarkan pada suara mayoritas anggota. Usai terpilih untuk menahkodai KONI Pusat, Marciano mengatakan siap mengemban amanat tersebut sebagai ladang ibadah baginya. “Terimakasih kepada para peserta Musornas yang mempercayakan saya untuk masa empat tahun kedepan. Bagi saya memimpin ini sebagai ladang ibadah, baik agama maupun bangsa. Tujuan saya menjadikan KONI berwibawa, mandiri, profesional dan modern,” ujar Marciano. Mantan Kepala BIN (Badan Intelijen Negara) itu menyadari tantangan KONI Pusat ke depan tidak ringan, namun ia meyakini dan optimis akan mampu keluar dari dari tekanan ini, jika semua stakeholder mau diajak bekerjasama. “Saya mengajak semua pemangku kepentingan di bidang olahraga, baik dari wartawan, Kementerian Pemuda dan Olahraga, KOI, KONIDA, bahkan peserta Musornas ini yang karena dinamika tadi ada hal-hal yang kurang sependapat meninggalkan ruangaan ini. Saya selaku Ketua KONI Pusat yang baru, pintu saya selalu terbuka untuk kembali berkomunikasi dengan mereka,” lanjutnya. Ditambahkan mantan Pangdam Jaya itu, bahwa bicara olahraga adalah bicara Merah Putih, dan suksesnya olahraga karena kebersamaan dengan orang-orang yang berada di dalam organisasi olahraga itu. “Mari kita segera lupakan perbedaan-perbedaan itu dan kita satukan yang sama di antara kita. Mari kita bersatu kembali setelah Musornas ini. Hilangkan hal-hal yang dapat menganggu. Jangan korbankan atlet karena perbedaan pandangan pengurusnya,” tukas Marciano. (Adt)

Maju Jadi Ketum KONI Pusat, Marciano Norman Perketat Standarisasi Pembinaan Atlet Usia Muda

Letjen TNI (Purn) Marciano Norman maju sebagai bakal calon Ketua Umum KONI Pusat periode 2019-2023. (Adt/NYSN)

Jakarta- Letjen TNI (Purn) Marciano Norman menyatakan kesiapannya sebagai bakal calon Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat periode 2019-2023. Ia menggantikan Mayjen TNI (Purn) Tono Suratman yang akan mengakhiri masa jabatannya pada Musyawarah Olahraga Nasional Luar Biasa (Musornaslub) KONI 2019 pada Juli nanti. Marciano mendeklarasikan dirinya di Hotel Borobudur, Jakarta, dalam acara silaturahmi dengan sejumlah Ketua Cabang Olahraga (Cabor), pada Senin (10/6) malam, karena mengaku telah mendapatkan surat dukungan separuh lebih dari pemilik suara, dimana total pemilik suara adalah 34 KONI Daerah dan 67 cabang olahraga (Cabor). Sedangkan syarat minimal menjadi bakal calon harus didukung oleh 10 KONI Daerah dan 21 dari cabor sudah diperoleh. Dan, tidak tertutup kemungkinan jumlahnya terus bertambah. “Saya tidak pernah punya keinginan lain. Jika Allah memberikan kesempatan, kesehatan, dan kekuatan, saya hanya ingin mencurahkan tenaga dan pikiran saya untuk membina prestasi olahraga Indonesia,” ujar Marciano. Lebih lanjut, mantan Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Taekwondo Indonesia (PBTI) itu, mengatakan butuh komunikasi yang intens antara KONI dengan Cabor demi kemajuan olahraga Indonesia ke depan. Terkait pembinaan, pria kelahiran Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel), 28 Oktober 1954 itu, akan memperketat standarisasi pembinaan atlet usia muda. Menurutnya, Indonesia selama ini punya prestasi luar biasa. “Bulutangkis, panahan, angkat besi selalu menyumbangkan medali di setiap event seperti SEA Games, Asian Games bahkan Olimpiade,” terang lulusan Akademi Militer (Akmil) 1978 itu. Program lainnya yang tak kalah penting, ungkap Marciano, adalah masalah sarana dan prasarana. Ia ingin menciptakan sarana yang memiliki standar internasional, baik di sekolah-sekolah maupun di kampus-kampus. “Jangan sampai kesalahan waktu di PON Kalimantan Timur (2008), terulang lagi. Dana besar dikeluarkan untuk sarana, tapi setelah PON selesai tidak dijaga dan digunakan dengan baik,” tegasnya. Ditambahkannya, di kampus-kampus seperti halnya Universitas Indonesia (UI) sarana olahraganya perlu ditingkatkan untuk kejuaraan internasional. “Bila perlu kita buat di Indonesia ini universitas khusus olahraga,” tutur mantan Panglima Daerah Militer (Pangdam) Jaya pada 2010-2011 itu. Marciano juga memastikan salah satu prioritas yang tak kalah penting yakni bersama Kementerian Pemuda dan Olahraga, KONI, KOI (Komite Olimpiade Indonesia) dan Cabor untuk mengantarkan Indonesia sebagai salah satu negara olahraga yang selalu mengukir prestasi dunia. “Ini harus menjadi komitmen kita bersama dalam mewujudkan prestasi olahraga Indonesia di kancah dunia,” tukas Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) periode 2011-2015 itu. Dalam bursa pencalonan bakal calon Ketua Umum KONI Pusat, selain Marciano juga terdapat nama Muddai Maddang. Muddai yang menjabat Wakil Ketua Umum KOI ini juga telah mendeklarasikan dirinya beberapa waktu lalu di Jakarta. Adapula mantan Ketua Umum PB Forki (Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia) Mayjen TNI (Purn) Hendardji Supandi. (Adt)