Fitriani dan Choirunnisa Akhirnya Gagal Maju Ke Semifinal Indonesia Masters 2018 di Pangkalpinang

Atlet putri Pelatnas PBSI Cipayung asal Sleman, Choirunnisa, takluk dari unggulan pertama Indonesia Masters 2018 asal Jepang, Minatsu Mitani, dalam partai rubber game, 16-21, 21-16 dan 18-21. (Humas PBSI)

Pangkalpinang- Unggulan dua tunggal putri, Fitriani, terhenti babak perempat final Indonesia Masters 2018, Jumat (21/9), paska disingkirkan rekan sesama Pelatnas PBSI Cipayung, Yulia Yosephin Susanto, 14-21, 21-9 dan 20-22, di Gelanggang Olahraga (GOR) Sahabudin, Pangkalpinang. “Di gim pertama saya belum masuk ke pola permainnya dia. Di gim kedua saya coba reli tapi mengontrol permainan dengan agak cepat. Di situ dia agak kagok. Di gim ketiga saya sempat unggul, tapi raketnya putus. Saya terlalu berhati-hati, akhirnya jadi menyamakan poin dan saya kurang fokus,” jelas Fitriani kepada badmintonindonesia.org. “Ini jadi pelajaran buat saya ke depannya. Saya harus lebih fokus dan menyemangati diri sendiri, supaya tak terlalu kendor dan gampang jauh banget dari lawan,” lanjut Fitriani. Kemenangan Yulia ini seolah menebus kegagalannya di Singapura Open 2018, pada Juli lalu. Menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang masih bertahan, gadis Tasikmalaya kelahiran 19 Oktober 1993 itu, kandas di babak 16 besar. Ia kalah dari atlet China berusia 18 tahun, Han Yue, pada partai perempat final, di Singapore Indoor Stadium, Singapura, lewat laga rubber game selama 1 jam. Senasib dengan Fitriani, kekalahan juga harus diterima oleh Choirunnisa. Berhadapan dengan unggulan pertama asal Jepang, Minatsu Mitani, dara asli Sleman, yang lahir pada 31 Agustus 1999, takluk dalam partai rubber game, 16-21, 21-16 dan 18-21. (art)

Atlet 19 Tahun Jumpa Unggulan Satu di Perempat Final, Choirunnisa: Pemain Jepang Ulet, Tak Mudah Menyerah

Pemain Pelatnas PBSI Cipayung, Choirunnisa, berjumpa dengan wakil Jepang unggulan satu Minatsu Mitani, di perempat final Indonesia Masters 2018, pada Jumat (21/9). (badmintonindonesia.org)

Jakarta- Choirunnisa, tunggal putri Indonesia itu sukses mengunci tiket perempat final Indonesia Masters 2018. Penghuni Pelatnas PBSI Cipayung itu berjumpa dengan unggulan satu asal Jepang, Minatsu Mitani, pada Jumat (21/9). Ia menilai jika lawan memiliki semangat juang yang tinggi dan tidak mudah menyerah. “Pemain Jepang terkenal ulet dan tidak mudah menyerah. Saya harus mengantisipasi itu. Lawan dia besok, optimis saja,” ujar Choirunnisa, di Gelanggang Olahraga (GOR) Sahabudin, Pangkalpinang, Kamis (20/9). “Saya nggak mau mikirin kalau dia unggulan satu dan lebih tinggi dari saya. Saya mau fokus dan maksimal dulu saja di pertandingan,” lanjutnya. Diakuinya, ia kerap menyaksikan lawannya tersebut berlaga, sehingga tahu kekurangan dan kelebihan yang dimiliki Mitani. “Saya sudah sering lihat dia bertanding. Jadi, sudah lumayan tahu kekurangan dan kelebihannya dia itu apa. Pastinya saya harus lebih siap lagi,” terang pemain asal PB Mutiara Cardinal Bandung, Jawa Barat (Jabar) itu. Remaja putri berusia 19 tahun itu lolos ke perempat final usai memulangkan wakil Taiwan Chen Su Yu sekaligus unggulan tujuh, di babak kedua (16 besar), pada Kamis (20/9). Dalam duel rubber game, Nisa unggul dengan skor 21-10, 17-21, 21-10, dalam laga berdurasi 44 menit. “Di gim kedua saya sempat memimpin, tapi karena banyak salah sendiri, saya panik. Fokusnya hilang, dan mainnya jadi serba salah,” ungkapnya. Kendati begitu, ia tetap memuji penampilan Chen yang dinilainya piawai pada bola atas yang kencang. “Tapi saat dikasih bola netting, lawan sedikit lambat,” tukas ranking 223 dunia itu. (Adt)

Jarang Berpasangan, Duet PB Djarum Pramudya/Ribka Singkirkan Unggulan Lima Indonesia Masters 2018

Duet asal PB Djarum Kudus, Pramudya Kusumawardana Riyanto/Ribka Sugiarto menghadirkan kejutan usai menumbangkan unggulan lima Alfian Eko Prasetya/Marsheilla Gischa Islami, di babak pertama, Indonesia Masters 2018, Rabu (19/9). (PB Djarum)

Pangkalpinang- Menghadapi unggulan, tak membuat Pramudya Kusumawardana Riyanto/Ribka Sugiarto, kehilangan semangat juang, kala berjumpa dengan rekan senegara Alfian Eko Prasetya/Marsheilla Gischa Islami, di babak pertama (32 besar), pada Indonesia Masters 2018, pada Rabu (19/9). Berduel di Gelanggang Olahraga (GOR) Sahabudin, Pangkalpinang, duet asal PB Djarum Kudus itu sukses menyingkirkan pasangan yang diplot sebagai unggulan lima dalam laga rubber game berdurasi 49 menit, dengan skor 21-19, 11-21, 21-19. Diakui Ribka, bila ia bersama kolega berusaha tampil lepas. Terlebih, lawan yang dihadapi merupakan senior di Pelatnas PBSI Cipayung. “Tadi mainnya nothing to lose, pokoknya nggak mikir menang kalah. Apalagi lawan kami senior, jadi kami berusaha bermain tanpa beban di pertandingan tadi,” ujar dara kelahiran Karanganyar, Jawa Tengah, 22 Januari 2000 itu. Kemenangan itupun menjadi sesuatu yang tak terduga. Sebab, mereka tak pernah berlatih bersama. “Kami nggak pernah latihan bareng, sebelum berangkat ke turnamen ini,” terang Pramudya. “Tapi, kami saling percaya dengan kemampuan masing-masing. Dilapangan kami bisa saling mengcover,” tukas remaja kelahiran 13 Desember 2000 itu. Selanjutnya, Pramudya/Ribka berjumpa dengan seniornya di Pelatnas PBSI Cipayung, Andika Ramadiansyah/Bunga Fitriani Romadhini, di babak kedua (16 besar). Andika/Bunga sukses memulangkan wakil Thailand Weeraphat Phakjarung/Chasinee Korepap, di babak pertama (32 besar), pada pertandingan straight game, 21-17, 21-14. (Adt)

Dalam Sepekan, Anthony Sinisuka Ginting Dipaksa Dua Kali Takluk Dari Kento Momota

Anthony Sinisuka Ginting, gagal melaju ke perempat final Blibli Indonesia Open 2018 HSBC BWF World Tour Super 1000, usai ditaklukkan pemain Jepang, Kento Momota, dua gim langsung 17-21, 14-21. (Pras/NYSN)

Jakarta- Tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, gagal melaju ke perempat final Blibli Indonesia Open 2018 HSBC BWF World Tour Super 1000, setelah takluk dari pemain Jepang, Kento Momota, di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (5/7). Anthony takluk dua gim langsung 17-21, 14-21. Anthony Ginting diharapkan kembali mengulang sukses naik podium utama di arena Istora pada Indonesia Masters 2018 pada Januari lalu. Sedangkan Momota dirindukan kembali penampilannya setelah hampir satu tahun lebih sempat vakum berlaga . Sejatinya laga ini merupakan pertemuan kedua Anthony dan Momota dalam sepekan ini. Sebelumnya, dua pemain tersebut juga saling jegal di Malaysia Terbuka 2018. Pada laga di Malaysia, Anthonya kalah dalam tiga gim 21-14, 17-21, 14-21. Harapan untuk membalas kekalahan gagal terwujud karena rangking 10 dunia itu kembali gagal menghentikan langkah Momota. Pertandingan berjalan cukup ketat pada gim pertama. Masing-masing pemain berusaha memberikan serangan demi serangan untuk memimpin skor. Namun, Momota tampak tampil lebih baik dan mematikan. Gim ini akhirnya jadi milik Momota. Anthony yang mendapat dukungan publik Istora mencoba bangkit pada gim kedua. Misi tersebut tampak bakal berhasil karena Anthony sempat memimpin 13-7. Namun, momentum tersebut gagal dipertahankan Anthony. Momota memegang kendali permainan dan menyudahi laga dengan skor 21-14 dalam waktu 49 menit. Dengan kekalahan Anthony, sektor tunggal putra menyisakan Tommy Sugiarto, yang berhasil mengatasi rivalnya Chou Tien Chen (Taiwan), dengan skor akhir 21-13 14-21 21-18. (Adt)

Lolos Ke Babak 16 Besar, Anthony Ginting Ingin Ulang Prestasi Di Indonesia Masters 2018

Anthony Sinisuka Ginting menyingkirkan pemain asal Belanda, Mark Caljouw, dalam laga berduasi 39 menit dengan skor, 21-9 dan 21-17. (Pras/NYSN)

Jakarta- Anthony Sinisuka Ginting berhasil melaju ke babak 16 besar Blibli Indonesia Open 2018 HSBC BWF World Tour Super 1000, pada Rabu (4/7). Pebulutangkis Merah Putih rangking 10 dunia versi BWF itu menyingkirkan pemain asal Belanda, Mark Caljouw. Dalam laga berdurasi 39 menit, pebulutangkis kelahiran Cimahi, Jawa Barat, 21 tahun silam itu, ungggul dengan skor, 21-9 dan 21-17. Ia menjelaskan pada pertandingan tersebut dirinya masih beradaptasi dengan lapangan. “Sempat latihan disini. Tapi suasananya sedikit berbeda. Di pertandingan tadi, lawan sepertinya sudah tertekan di gim pertama,” ujar pemain berpostur 1,71 meter itu usai laga. “Pas masuk gim kedua, lawan tidak gampang mati. Tapi, saya masih bisa mengatasi permainan lawan,” lanjutnya. Pemain asal SGS PLN Bandung, Jawa Barat itu, mengaku tak ingin memikirkan peluang sektor tunggal putra yang hanya diwakili tiga atlet pada turnamen berhadiah total Rp 17 miliar itu. “Saya tidak mau memikirkan kalau tinggal berdua atau saya sendiri. Saya ingin mengulang apa yang terjadi di Indonesia Masters awal tahun ini,” tambah pemain yang akrab disapa Ginting itu. Pada babak 16 besar, di sektor tunggal putra, Indonesia hanya menyisakan Anthony Ginting dan Tommy Sugiarto. Tommy berhasil lolos ke babak 16 besar usai menghempaskan wakil Thailand, Khosit Phetpradab, rubber game, 20-22, 21-10, dan 21-16, di babak pertama. Sedangkan Jonatan Christie takluk di babak pertama dari pemain unggulan satu asal Denmark, Viktor Axelsen, dua gim langsung, 21-10 dan 21-19. “Saya berusaha untuk mengingat (Indonesia Masters 2018) bagaimana pikiran saya saat itu. Bagaimana saya fokus, dan ingin kembali saya terapkan disini,” tukas Ginting yang meraih gelar juara Indonesia Masters 2018, pada akhir Januari lalu, usai menaklukkan wakil Jepang Kazumasa Sakai, 21-13 dan 21-12. (Adt)