Penyelenggara kompetisi basket Liga Mahasiswa (Lima) siap menggelar Lima Mandiri...
Read MoreIni Kata Pebasket Cokorda Raka Tentang Perkembangan Basket di Indonesia
Basket memang masih belum bisa menyaingi olahraga sepakbola, bulutangkis ataupun futsal di Indonesia. Berbeda dengan negara Filipina yang menjadikan olahraga basket sebagai olahraga paling populer. Namun, jika dibina dengan sangat baik bukan tidak mungkin basket bisa menjadi olahraga paling populer di Indonesia. Pebasket nasional Cokorda Raka yang juga pernah melatih Satria Muda (SM) ketika dijumpai tim nysnmedia.com beberapa waktu lalu, mengatakan bahwa perkembangan dunia basket di Indonesia memang masih sangat kurang. “Perkembangan basket di usia dini, saya melihat masih kurang. Tapi dengan adanya kompetisi antar klub maupun kategori usia yang sangat bagus harus diperbanyak,” ujarnya. Lanjutnya, kompetisi usia dini seharusnya menjadi ranah dari Persatuan Basket Seluruh Indonesia (Perbasi). Perbasi harus bekerja mulai dari bawah, karena pengalaman bertanding yang dibutuhkan pebasket usia dini. “Khusus di Banten sendiri harus lebih sering, mengadakan kompetisi. Memang, seharusnya ini ranah perbasi. Harusnya dari bawah, saya melihat masih kurang kompetisi antar SD hingga SMP. Usia mereka harus banyak tanding,” papar Cokorda atau biasa disapa Wiwin. Ia juga berpendapat, sosok pelatih untuk menangani pebasket di usia muda harus mempunyai pengalaman dan juga visi misi untuk bisa memberikan pelajaran yang berharga bagi pemain. “Pelatih juga harus dibina secara benar. Kalau, seperti itu pemain akan menjadi pemain bagus,” ucapnya. Perihal match fixing yang terjadi baru-baru ini, Cokorda mengatakan sangat berpengaruh bagi perkembangan basket di Indonesia. Terlebih bagi pebasket-pebasket muda. “Match fixing, sedikit pasti memberikan pengaruh ke basket itu sendiri. Perbasi sudah bagus memberikan sanksi tegas, tetapi bandarnya juga harus dibasmi. Kalau tidak, akan sama saja,” tuturnya. (pah/adt)