DBL Bajak Sekolah Episode 3, Augie Belajar Bela Diri bersama Jagoan Silat SMAN 31 Jakarta.

DBL Bajak Sekolah episode 3 terasa berbeda. Sebab, DBL Indonesia bersama Augie Fantinus mendatangi SMAN 31 Jakarta. Mereka “membajak” anak-anak ekskul pencak silat. Loh kok pencak silat? Ya, acara reality show ini memang tak hanya berkaitan dengan basket. Dalam setiap episodenya DBL Bajak Sekolah akan menonjolkan nilai cerita dari setiap sekolah yang “dibajak”. Terlepas cerita itu berkaitan dengan basket atau tidak. SMAN 31 Jakarta sudah dua kali berpartisipaisi di Honda DBL DKI Jakarta Series. Menariknya, sekolah tersebut punya banyak ekskul. Selain basket, ada juga pencak silat. Sekolah yang ada di bilangan Kayumanis, Jakarta Timur itu juga dikenal memiliki murid berprestasi di cabang silat. Itulah alasan kenapa Kak Augie membajak SMAN 31. Di episode 3 ini juga bercerita tentang salah satu anak yang memang berprestasi di bidang silat. Anak tersebut bernama Aliyaef Karzaiy Balya. Sejak kelas 5 SD, pesilat andalan SMAN 31 Jakarta sudah menyukai seni bela diri pencak silat. Berawal dari kesukaan, Alif panggilan akrabnya mulai cinta dengan silat, karena melihat sang kakak berhasil menjadi langganan juara pencak silat tingkat SMA. Sejak itu, dirinya bertekad supaya bisa berhasil seperti kakaknya. Alif sendiri fokus di dua kategori, yaitu tanding dan seni. Memasuki tingkat SMP pada tahun 2016, dirinya membuktikan konsistensi di bidang silat mampu mendulang prestasi. Dirinya keluar menjadi juara 1 tanding Jakarta Championship 5. Di tahun yang sama pula Alif berhasil menjadi runner up seni tunggal di event internasional Jakarta Pencak Silat Championship (JKTC). Torehannya medalinya terus bertambah pada event tingkat regional dan juga pertandingan antar sekolah. Rentetan prestasi yang didapat Alif bukan tanpa hambatan. Cowok berusia 16 tahun tersebut pernah jatuh terkapar dan harus menepi dari dunia silat saat kelas 8. Lututnya sempat mengalami gangguan saat dirinya bertanding. Alhasil Alif sempat absen lebih dari 3 bulan. “Aku memiliki tujuan untuk memperkenalkan budaya pencak silat di mata dunia. Saat mentalku jatuh, orang tua dan kakakku mengingatkan apa yang menjadi tujuanku. Dari situ aku bisa kembali bangkit dan kembali bertanding,” ucapnya. Sementara prestasi di tingkat SMA juga tidak kalah mentereng. Dirinya sudah berhasil meraih empat medali.  Diantaranya adalah peringkat 3 tanding Indonesian Youth & Sport. Juara 1 tanding Jakarta Pusat Champion (JPC). Lalu ada juara 1 tanding Kejuaraan Pencak Silat Jakarta Utara (KPJU), dan juara 1 seni tunggal KPJU. Namun, dirinya masih memiliki keinginan untuk bisa juara di level Kejuaraan Nasional (Kejurnas). Dan satu lagi mimpinya yan masih dia kejar saat ini adalah bisa membela Indonesia di level internasional salah satunya Asian Games. Saksikan DBL Bajak Sekolah episode 3 di Channel Youtube DBL  

DBL Bajak Sekolah 2. Carmela Andrena, Awalnya Ditentang Sekarang Juara

Carmela Andrena siswi SMAN 7 Jakarta

Hobi Carmela Andrena bermain basket sempat tak mendapat dukungan orang tua. Tapi, siswi SMAN 7 Jakarta itu tetap keukeuh. Dia terus membuktikan dirinya bisa berprestasi di bidang basket. Saat itu, diam-diam Carmela terus berlatih basket untuk mengasah bakatnya. Nah, pada episode kedua DBL Bajak Sekolah ft Augie Fantinus yang tayang pada hari kamis 11 juli ini kita akan berkenalan lebih dekat dengan Carmela Andrena. Saat mulai menekuni basket, student athlete itu memang sempat tak mendapat dukungan orang tua. Orang tua siswi kelas XII itu sempat mengira basket hanya sekedar permainan biasa. Orang tua aku pernah bilang ngapain sih basket, cuma main-main doang. Kalau nanti cidera bagaimana, kenang Carmela. Keraguan orang tuanya itu coba diluruskan oleh Carmela. Gadis 17 tahun itu tak patah arang. Dia terus berlatih untuk membuktikan bahwa dari basket dirinya bisa berprestasi. Aku emang cinta sama basket. Ketika orang tua berkata seperti itu, aku curi-curi waktu buat latihan. Apalagi saat itu kan dari SD ke SMP, tuturnya. Kerja keras tak akan pernah mengkhianati hasil. Carmela pun berhasil menjawab keraguan orang tuanya. Saat usianya menginjak 13 tahun, dia mendapatkan beasiswa bersama klub Pandawa. Beranjak remaja, cewek yang ngefans Daniel Wenas itu makin menunjukkan torehan positif. Carmela dipercaya bermain untuk tim putri Porprov Jakarta Pusat, dua tahun berturut-turut. Bersama SMAN 7 Jakarta, cewek berzodiak Leo itu juga berhasil meraih juara Porkot (Pekan Olahraga Kota) pada 2019. Tak sampai di situ, Carmela juga mampu mengantarkan SMAN 7 melaju hingga babak semifinal Honda DBL DKI Jakarta Series North Region tahun lalu. Tumpukan prestasi itu tentu membuat orang tua Carmela bangga. Aku memberikan bukti bahwa di basket aku bisa berprestasi. Sekarang orang tua aku sangat mendukung. Aku yakin berkat doa mereka, aku bisa sampai di titik ini, pungkas Carmela. Penasaran dengan kisah Carmela yang didatangi Daniel Wenas?? Langsung tonton keseruannya di Youtube channel DBL

Ulang Tahun Ke 15 DBL Bajak Sekolah

Behind The Scene (BTS) episode pertama DBL Bajak Sekolah bersama Augie Fantinus di SMAN 22 Jakarta.

Tepat hari ini 4 Juli 2019, DBL Indonesia merayakan hari ulang tahunnya ke-15. Dari tahun ke tahun, DBL Indonesia terus menunjukkan konsistensinya sebagai perusahaan yang bergerak di bidang sport, youth, dan entertainment. Salah satu bukti konsistensi itu adalah penyelenggaraan kompetisi Developmental Basketball League (DBL) yang terus berkembang. Kompetisi DBL telah berhasil digelar 30 kota di Indonesia. Salah satu gebrakan terbesar dalam kompetisi ini adalah seri DKI Jakarta. Di tahun lalu, seri ibu kota terbagi menjadi 4 regional (West, North-Central, South, dan East) serta 1 seri Championship. Tentu di tahun ini DBL Indonesia bakal terus menjawab semua tantangan yang ada. Selain menyuguhkan liga basket pelajar terbesar se-Indonesia, DBL Indonesia juga turut mengapresiasi para peserta kompetisinya. Dalam rangka ulang tahun ke-15 ini, DBL Indonesia berkolaborasi dengan Augie Fantinus menayangkan episode perdana program reality show terbaru, DBL Bajak Sekolah. Episode perdana DBL Bajak Sekolah ini sangat terasa spesial. Sebab, DBL Indonesia memberikan hadiah kepada salah satu siswa spesial di SMAN 22 Jakarta. Konsep reality show ini memang akan menonjolkan nilai cerita dari setiap sekolah yang “dibajak. Nah, sekolah pertama yang dibajak oleh Augie Fantinus adalah SMAN 22 Jakarta. Pada episode perdana tersebut, DBL Bajak Sekolah menceritakan salah satu siswa spesial bernama Septian. Dia memiliki mimpi besar untuk bermain di Liga DBL DKI Jakarta Series. Septian ingin membuktikan bahwa tekad dan kerja keras merupakan kunci utama untuk mengejar mimpi. Dia paling pertama datang kalau tim kami latihan. Saya salut sama dia. Meski kondisinya ‘spesial’ dia menunjukkan tekad dan kerja keras kepada tim, ujar Putra, pelatih SMAN 22 Jakarta. Bukan hanya itu, Septian juga memiliki cita-cita membangun Gelanggang Olahraga (GOR). Alasannya sederhana, dirinya ingin semua orang bisa bermain basket. Aku ingin membantu semua orang biar bisa bebas latihan kapan aja di GOR yang aku buat, pungkas siswa kelas X tersebut. Simak keseruan DBL Bajak Sekolah disini: