Awalnya Terpaksa Bermain Voli, Tetapi Dinda Berhasil Raih Juara 1 di Pekan Olahraga Nasional Mahasiswa 2017

Adinda-Wibowo-Voli

Terpaksa mengikuti sesuatu yang awalnya tidak disukai memang tidak menyenangkan. Namun, jika kita tekun menjalankannya, maka kita bisa termotivasi untuk menghasilkan yang terbaik. Wanita belia ini bernama Adinda Wibowo, atau yang diakrab sebagai Dinda. Dinda sudah menjuarai berbagai turnamen seperti Pekan Olahraga Nasional Mahasiswa (POMNas), Kejuaraan Nasional Junior, Livoli Divisi 1, Princess Cup U-19 dan masih banyak lagi. Gadis berusia 19 tahun ini sempat berbagi cerita kepada nysnmedia.com, tentang bagaimana awal mula mengikuti voli. Orang tua dari Dinda merupakan atlet voli, tidak jarang orang tua Dinda mengarahkan agar ia juga mengikuti voli. Awalnya, Dinda terpaksa menjalani voli karena ia menyukai basket. Namun, berkat melihat permainan dari senior-seniornya, Dinda pun menjadi sangat menyukai voli. “Pertama tuh aku itu atlet basket, terus mama papaku atlet voli, mereka pengen aku jadi atlet voli. Padahal dulu aku gak suka voli, dan akhirnya dipaksa latihan. Dan sekarang malah jadi suka sama cabang olahraga voli. Aku melihat kakak-kakak senior mainnya bagus-bagus banget, malah jadi termotivasi untuk bisa kaya kakak senior itu,”ujarnya Dinda sudah menekuni voli sejak 5 tahun lalu. Ia juga menuturkan momen-momen berharga yang ia dapatkan sejak bergabung di cabang olahraga voli. “Banyak momen yang tak pernah terlupakan. Misalnya, saat bermalam bersama dengan teman-teman, saat itu rame-rame, sering ketawa sendiri kalau lagi ngebayangin, cerita-ceritanya seru. Kalau sedang latihan, misalkan 2 atau 3 bulan di mess gitu juga seru, ada saatnya bercanda dan saatnya serius. Bahkan sampai ada yang nangis, perjuangan banget, karena latihan itu di dedikasikan hanya untuk bisa jadi yang terbaik untuk tim,”tutur atlet perwakilan wilayah Jakarta ini Mahasiswi Manajemen Perbanas Institute ini juga sering mengalami kendala ketika harus menjalani pertandingan yang bentrok dengan jadwal kuliah. Namun, Dinda harus bertanggung jawab dan menerima segala konsekuensi atas apa yang ia jalankan. “Kalau waktunya bentrok antara kuliah dan pertandingan, kita harus tanggung jawab sih sebagai mahasiswa dan atlet. Harus rela meninggalkan ujian atau susulan. Kadang juga ada dosen yang gak mengizinkan. Ya kalau begitu harus menerima konsekuensinya baik sebagai atlet atau mahasiswa,”tutupnya(put/adt)