Demi Mengangkat Olahraga Softball, Pemuda Ini Rela Melepas Pekerjaannya

Totalitas memang sangat di butuhkan dalam menekuni salah satu cabang olahraga, konsisten dalam berlatih, focus kepada target pencapaian adalah formula manusia yang sering di sebut mengejar impian. Begitu juga dengan olahraga softball.

Sigit Suryadarma, adalah seorang atlet softball di Sulawesi Tenggara yang mulai menekuni olahraga tersebut mulai tahun 2007.

Bagi Sigit, olahraga softball di Sulawesi Tenggara belum begitu familiar dan ia tergabung dalam Lakidende Softball Club di Sulawesi Tenggara.

“Yang membuat saya tertarik dengan olahraga softball adalah karena olahraga ini belum familiar di Sulawesi tenggara dan mengajarkan kita untuk membuat keputusan cepat, tepat dan akurat.” tutur mahasiswa lulusan ekonomi Universitas Haluoleo.

Prestasi club dan daerah yang sudah diraih Sigit antara lain:

1. Juara 1 dalam kejuaraan giants cup V, U-25 di Jakarta tahun 2013
2. Juara 1 dalam kejuaraan summer grandslam national softball open championship di Filipina tahun 2013
3. Juara 1 dalam softball putra open tournament international walikota cup 2016 di Makassar.
4. MEDALI EMAS PON XIX di Jawa Barat

Dan prestasi Individu Sigit antara lain:
1. The best hitter dalam kejuaran UNHAS CUP I Tahun 2011
2. The best hitter dalam kejuaraan invitasi softball di kendari tahun 2012.
3. The best hitter dalam Kejuaraan PERPROV di SULTRA tahun 2015
4. Medali emas kejuaraan nasional Softball U-19 di Medan tahun 2016 ( sebagai Head coach)

Bagi Sigit, sang ayah adalah sosok memegang peranan penting ketika ia berjuang menjadi atlet softball berprestasi.

“Ya, bapak saya sangat berjasa, apalagi ketika tahun 2015 saat saya sedang bekerja di sebuah perusahaan swasta dan harus resign demi mengikuti training center di Filipina selama sebulan untuk persiapan PRAPON di Jakarta.” ujar Sigit.

Sigit juga mengatakan bahwa latihan olahraga softball yang berat dan terpisah dengan keluarga kala itu sempat membuat dirinya bosan dan ingin berhenti.

“Yang paling terkenang adalah ketika kami harus menjalani Training Center kedua di Filipina untuk persiapan PON XIX. Selama 6 bulan kami tidak pulang dan harus terpisah dengan keluarga, bahkan tidak bisa ikut berkumpul saat hari raya Idul Fitri dan Idul Adha demi membela Daerah.” kata Sigit

Namun Sigit merasa bersyukur karena memiliki Manager yang luar biasa, yaitu Bapak Fahri Yamsul dan asistennya Bapak Rifuji yang selalu total dalam mensupport Sigit dan atlet lain dalam tim softballnya.

Saling mendukung dan peduli satu sama lain dalam tim juga sangat dirasakan Sigit. Salah satunya ketika ia mengalami kecelakaan motor beberapa tahun yang lalu ketika sedang dalam persiapan kejuaraan nasional senior di Jakarta tahun 2014, yang mengakibatkan adanya pergeseran pada bahu kanannya. Tetapi dengan dukungan pengurus tim, Sigit bersemangat untuk cepat pulih dan dapat ikut bertanding meskipun belum pulih total.

“Saya berharap olahraga softball bisa berkembang khususnya di Sulawesi Tenggara, dengan dukungan pemerintah dan swasta sehingga dalam mencari SDM bisa lebih mudah demi mempertahankan nama club dan daerah sebagai yang terbaik di Indonesia seperti saat ini.” tutur Sigit.

“Prestasi tidak diraih dengan hanya menyukai hobby kita, tapi tekunilah dengan serius pasti jalan menuju prestasi akan terbuka.” tutupnya.(crs/adt)

Leave a Comment