Jadi Runner Up BRI Junior Golf Championship 2018, Skill Jose Suryadinata Mulai Meningkat

Jose Emmanuel Suryadinata meraih bekal bagus mempersiapkan diri tampil di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 di Papua. Pegolf 16 tahun asal Jawa Timur itu, berhasil menempati posisi kedua, di Turnamen BRI Junio Internasional Junior Golf Championship 2018, di Lapangan Golf Pondok Indah, 17-20 Desember. (mediaindonesia.com)

Jakarta- Jose Emmanuel Suryadinata meraih bekal bagus mempersiapkan diri tampil di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 di Papua. Pegolf asal Jawa Timur itu, berhasil menempati posisi kedua, di Turnamen BRI Junio Internasional Junior Golf Championship 2018, di Lapangan Golf Pondok Indah, 17-20 Desember. Pegolf berusia 16 tahun ini sebenarnya tampil sangat bagus di turnamen itu. Dia menjadi yang terbaik pada kelas A dan menempati posisi teratas dengan total 215 pukulan (-1). Namun, secara keseluruhan, Jose harus mengakui keunggulan pegolf Thailand, Pongsapak Laopakdee, yang mencatatkan 213 pukulan (-3) di kelas B. “Dia (Laopakdee) lebih kompetitif, karena di sana (negaranya) banyak kompetisi yang berlangsung, sehingga lebih siap bertanding. Namun, saya merasa puas karena mampu menjadi yang terbaik di kelas saya,” ucap remaja kelahiran Surabaya, 31 Juli 2002, seusai penyerahan hadiah, pada Kamis (20/12). Meskipun, secara umum, ia hanya menempati posisi kedua di bawah Laopakdee, yang keluar sebagai juara umum, namun torehan ini menjadi hal positif. Posisi ketiga dan keempat, juga dihuni pegolf muda Indonesia, masing-masing atas nama Rendy Arbenata Mohamad Bintang dan Bergas Batara Anargya. Selain itu, Jose mengaku akan terus mengasah kemampuannya agar terpilih dalam skuad tim golf Jawa Timur pada PON 2020. Pegolf yang menempati posisi ke-12 di tingkat nasional itu, sudah merencanakan tampil pada kejuaraan nasional amatir, di Lapangan Golf Gading Raya Padang, Serpong, pada Januari 2019. Pegolf yang masuk Nasional Development Program ini, juga berharap bisa menembus tim nasional Indonesia. Tapi, pegolf terbaik kelas amatir pada Turnamen Gof Indonesia Open 2017 ini, justru enggan memikirkan hal itu. Tujuannya adalah mendapatkan beasiswa di Amerika Serikat. “Saya hanya ingin bermain bagus tiap turnamen. Hal itu tentu bisa membuat saya masuk ke pelatnas. Tapi, target utama saya adalah mendapatkan beasiswa ke Amerika,” ungkap pegolf, yang juga membantu Jawa Timur membawa medali perak, di nomor beregu pada PON 2016 Jawa Barat itu. Ketua Umum Persatuan Golf Indonesia (PGI) Murdaya Poo mengaku puas, dengan hasil atlet Indonesia selama tampil di Turnamen BRI Junio Internasional Junior Golf 2018. Menurut dia, ada banyak pegolf yang sudah bermain di atas rata-rata, termasuk Jose yang berhasil menempati posisi kedua secara keseluruhan. Dia berharap dapat menggelar lebih banyak lagi Turnamen World Amater Golf Rangkings (WAGR) di Indonesia. “Kami butuh lebih banyak turnamen untuk meningkatkan kemampuan pegolf. Tahun depan kami akan menyelenggarakan sekitar 42 turnamen yang terdaftar di WOAGR,” ungkap Murdaya. Ia yakin pada 10 tahun ke depan, kualitas golf Indonesia semakin bagus dan para pegolf Tanah Air bisa berbicara di kancah Internasional. “Saya punya planning 10 tahun. Baru empat tahun saja, kita sudah bisa mencetak hasil seperti ini,” tegasnya. Untuk mengejar ketinggalan dari Thailand, Indonesia butuh usaha kerja lebih keras. Menurutnya, Indonesia tertinggal 15 tahun dari Thailand. Thailand memiliki lebih dari 3.000 atlet golf. Korea Selatan punya lebih banyak lagi. Di Indonesia hanya punya 50 orang atlet golf. Namun, ini sudah jauh lebih bagus dari beberapa tahun silam, yang jumlah atletnya bisa dihitung dengan jari. (Adt)

Ratusan Atlet Pelajar Dunia Bersaing Dalam Kejuaraan Junior Golf Internasional 2018 di Jakarta

Ketua Umum PB PGI Murdaya Po (ketiga kanan) bersama Ketua Panitia Penyelenggara Kejuaraan Junior Golf Internasional, Andreas Tjahjadi (kedua kiri), bersama jajaran manajemen BRI, dalam jumpa pers Kejuaraan Junior Golf Internasional Tabungan BRI Junio Pondok Indah 2018, di Jakarta, pada Senin (17/12). (tempo.co)

Jakarta- Sebanyak 162 atlet junior dari 10 negara akan saling bersaing dalam Turnamen BRI Junio Internasional Junior Golf Championship 2018, yang berlangsung mulai 17-20 Desember. 126 peserta akan bertanding di lapangan golf Pondok Indah, sedangkan 36 peserta akan bertanding di lapangan golf Senayan. “Kami menggunakan dua lapangan golf sejak menggelar kejuaraan junior ini pada 2017 yakni Pondok Indah dan Senayan karena minat keikutsertaan yang tinggi dari peserta baik dari Asia ataupun Eropa,” kata Ketua Panitia Penyelenggara Kejuaraan, Andreas Tjahjadi, di Jakarta, Senin (17/12). Turnamen BRI Junio Internasional Junior Golf Championship 2018 ini, terbagi dalam enam kelompok umur putra dan putri, yakni untuk kelompok umur A untuk peserta berusia 15-18 tahun, kelompok umur B untuk peserta berusia 13-14 tahun, kelompok umur C untuk peserta berusia 11-12 tahun. Dan kelompok umur D untuk peserta berusia 10 tahun, kelompok umur E untuk peserta berusia sembilan tahun, dan kelompok umur F untuk peserta berusia 7-8 tahun. “Para peserta itu berasal dari China, Filipina, Hong Kong, Indonesia, Malaysia, Prancis, Singapura, Sri Lanka, Taiwan, dan Thailand,” kata Andreas. Turnamen tahun ini merupakan pergelaran ke-7 dan secara rutin berlangsung. “Turnamen ini digelar sebagai bentuk kepedulian PT Bank Rakyat Indonesia terhadap olahraga di Indonesia, khususnya golf,” kata Handayani, Direktur Konsumer Bank BRI. Sementara, lanjut Andreas, untuk peserta Indonesia yang turut bertanding bukan hanya dari Jakarta dan sekitarnya melainkan juga dari sebelas daerah. Mereka adalah Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kepulauan Riau, dan Sumatera Utara. “Kami berharap kejuaraan yang diikuti para peserta berusia 18 tahun ini meningkatkan perkembangan cabang golf di berbagai daerah secara merata dan mendorong regenerasi atlet-atlet nasional,” kata Anderas. Ketua Umum PB Persatuan Golf Indonesia Murdaya Po mengatakan, kehadiran kejuaraan junior internasional itu menambah pengalaman bertanding dan meningkatkan kepercayaan diri para pegolf muda Indonesia. “Sehingga mereka terbiasa untuk berkompetisi dengan para pegolf dari negara lain,” katanya. (Adt)