Sabet Juara Asia BMX 2018 di Thailand, Modal Kuat Rio Akbar di Asian Games

Rio Akbar sukses menjadi juara Asia, setelah menjadi yang terbaik pada kejuaraan Asian BMX Championships 2018 di Chai Nat, Thailand, Minggu (27/5). (youtube)

Jakarta- Pebalap BMX Indonesia yang disiapkan untuk Asian Games 2018 Jakarta-Palembang, Rio Akbar sukses menjadi juara Asia setelah menjadi yang terbaik pada kejuaraan Asian BMX Championships 2018 di Chainat, Thailand, Minggu (27/5). “Yes. Rio Akbar menjadi juara Asia,” kata manajer timnas balap sepeda Indonesia, Budi Saputra, saat dikonfirmasi. Untuk meraih emas, Rio harus bersaing dengan tiga pebalap tuan rumah Thailand yaitu Sitthicok Kaewsrikhao yang akhirnya finis kedua, Nonthakon Inkhoksong dan Phitchayut Kongson. Sedangkan posisi tiga adalah pebalap asal Jepang, Taichi Ikegami. Hasil pebalap asal Jawa Barat ini sesuai predikasi karena Rio tampil dominan sejak kualifikasi. Hal ini juga diuntungkan dengan tidak tampil maksimalnya Taichi, yang kerap menjadi batu sandungan. Hasil ini jelas menjadi keuntungan tersendiri bagi pebalap Indonesia mengingat hasil di kejuaraan Asia ini bakal menjadi motivasi tersendiri untuk menghadapi Asian Games 2018 Jakarta-Palembang, 18 Agustus-2 September. “Semoga hasil kejuaraan Asia ini jadi motivasi meraih hasil terbaik di Asian Games,” kata Budi menambahkan. Pada Asian BMX 2018, Indonesia menurunkan tiga pebalap elit putra. Selain Rio, ada dua nama lagi yang dikirim yaitu I Gusti Bagus Saputra dan Tony Syarifudin. Ketiga pebalap ini semuanya mampu bersaing sejak kualifikasi. Namun, Tony kurang beruntung karena dua kali jatuh. Rio dan I Gusti Bagus Saputra lebih beruntung karena lolos ke final, meski harus melalui pertarungan sengit. Kerja keras Rio membuahkan hasil setelah membawa medali emas dari Negeri Gajah Putih itu. Prestasi Rio di Thailand menjadi sebuah pembuktian usai dibekali kemampuan dalam dua kejuaraan dunia di Belanda dan Belgia. Dan, sempat menjalani pemusatan latihan di Prancis. (art)

Dijajal Pebalap Timnas, Velodrome Asian Games 2018 Mulai Bisa Digunakan

Pembangunan Jakarta Internasional Velodrome (JIV) Rawamangun, Jakarta Timur, kini telah mencapai 87 persen, dan dijadwalkan rampung pada bulan Mei mendatang. (Pras/NYSN)

Jakarta- Jakarta Internasional Velodrome (JIV) Rawamangun, Jakarta Timur, yang akan digunakan untuk Asian Games 2018 Jakarta-Palembang, 18 Agustus – 2 September mulai diuji pebalap timnas karena pembangunannya mendekati final. “Memang benar, hari ini velodrome dicoba oleh pebalap timnas. Mereka yang pertama kali merasakan velodrome ini sebelum pebalap lain. Keren banget,” kata Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Sepeda Sport (PB ISSI) Raja Sapta Oktohari, Kamis (3/5). Pebalap timnas yang bisa dikatakan mendapat berkah untuk mencoba lintasan balap yang terbuat dari kayu untuk pertama kalinya ini adalah tiga pebalap putra yaitu Projo Waseso, Puguh Admadi, Terry Yuda, Crismonita Dwi Putri dan Elga Kharisma Novanda. Menurut dia, VIJ yang dibangun khusus untuk kejuaraan empat tahunan ini sesudah mendapatkan sertifikasi khususnya untuk panjang lintasan balap. Adapun panjang dari lintasan adalah 250,0007 meter dan untuk empat putaran sepanjang 1.000, 0028 meter. Berdasarkan sertifikasi awal yang ditandatangani per 30 April ini, VIJ direkomendasikan ke federasi balap sepeda dunia atau United Cycling Internasional (UCI), untuk dijadikan velodrome kategori satu, atau bisa menggelar world class. Harapannya sertifikasi dari UCI secepatnya keluar. “Terkait status sertifikasi dari UCI, kami belum tahu. Yang jelas prosesnya terus berjalan setelah tes ini. Mungkin sekitar dua pekan kedepan,” kata pria yang juga menjadi ketua penyelenggara Asian Paragames 2018 atau INAPGOC itu. Tes lintasan balap di VIJ melibatkan banyak pihak. Selain pebalap pemusatan latihan nasional (pelatnas) dan PB ISSI, pelaksanaannya dipantau langsung oleh sang arsitek velodrome, Ralph Schuurman serta dari perwakilan UCI, Erik Weispfennig. Saat ini, kata Okto pihaknya masih akan menunggu surat resmi dari UCI. Kata dia, selama tes lintasan sudah memberikan pandangan positif terhadap velodrome tertutup pertama kali di Indonesia ini. “Tantangan terbesar adalah menjaga agar kelembaban suhu selalu 50-70 persen. Selain itu harus steril dari burung maupun tikus,” kata pria yang juga promotor tinju profesional itu. Cabang balap sepeda merupakan salah satu cabang yang diharapkan mampu menyumbangkan medali emas untuk kontingen Indonesia. Selain dari disiplin trek, harapan medali juga datang dari road race, BMX, cross country dan downhill. (Adt)